Anda di halaman 1dari 12

BAHAYA BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai


industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan
keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah
larut dalam air, tetapi borakstidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa
digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat
dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika.
Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata
dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat
kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh
diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap
masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan
sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan
dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat
menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh
formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan , sukar bernafas , nafas pendek, sakit kepala, dan dapat
menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan
kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair,
kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa
perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,

kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma


dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan
sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan
sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat
berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.
Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya,
banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan
tidak memperhitungkan bahayanya.. Beberapa contoh makanan yang dalam
pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, ikan,
tahu,dan mie,.Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang
sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi
dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara
awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat
formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. lebih baik
hindari makanan yang mengandung formalin

"PAKAI formalin nggak, Mang, tahunya?" tanya seorang ibu. "Kalau mau
tahu yang bebas formalin gampang kok, Bu, pilih saja yang dilaletin," sahut
ibu yang satu lagi.
Seperti biasa, celoteh sejumlah ibu saat merubungi tukang sayur keliling
selalu menghiasi suasana pagi di suatu kompleks perumahan. Namun, sejak
Tabloid GHS memberitakan tentang pengawet mayat (formalin), boraks
(antiseptik), juga pewarna tekstil (Rhodamin B) yang dipakai untuk
mengawetkan makanan, dan kemudian dilanjutkan oleh berbagai media
massa, banyak orang menjadi lebih berhati-hati.
Selain lebih cerewet tanya ini-itu kepada penjualnya, tiap orang juga
mencari kiat mudah untuk mencirikan makanan yang aman. Seperti ibu tadi.
Menurutnya, makanan berformalin akan dijauhi lalat. Lalu, makanan seperti
bakso yang mengandung boraks, tak bakal disentuh kucing. "Binatang saja
ndak doyan, masa iya manusia mesti memakannya," ujarnya.
Sampel dan pengujian laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) akan adanya pengawet berbahaya itu awal Desember lalu memang
hanya mencakup wilayah Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang,

Yogyakarta, Surabaya, Mataram, dan Makassar. Namun, ada baiknya


seluruh rakyat Indonesia saat ini mewaspadai kenyataan itu.
Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah
digunakan sejak belasan tahun lalu. Mungkin saja bahan makanan lain yang
tidak masuk pengujian BPOM juga telah terkontaminasi zat-zat kimia itu.
Produk makanan atau sampel yang diuji meliputi tahu, mi basah, dan ikan
yang secara keseluruhan berjumlah 761 sampel.
Formalin Merusak Saraf Pusat
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh.
Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan
dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15 persen sebagai pengawet.
Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut
tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi,
kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.
Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini
masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan
pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan
memicu kanker.
Pertolongan pertama pada keracunan akut
Tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
* Sebelum ke rumah sakit: Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi
rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada
saluran cerna atas.
* Di rumah sakit: Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian
arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila
dilakukan teropong usus untuk mendiagnosis trauma esofagus dan saluran
cerna).
Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh.
Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan
berat yang mengganggu metabolisme).
Ciri makanan berformalin

Mi basah:
- Bau sedikit menyengat.
- Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10C
atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
- Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan
tidak lengket.
Tahu:
- Bentuknya sangat bagus.
- Kenyal.
- Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25C).
Pada suhu lemari es (10C) tahan lebih dari 15 hari.
- Bau agak menyengat.
- Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Bakso:
- Kenyal.
- Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan:
- Warna putih bersih.
- Kenyal.
- Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
- Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Ikan asin:
- Ikan berwarna bersih cerah.
- Tidak berbau khas ikan.
- Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25C).
- Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong:
- Berwarna putih bersih.
- Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
Boraks Bisa Mematikan
Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan
pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.
Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya
berwarna putih dan sedikit larut dalam air.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan
otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan

demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf


pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Ciri makanan berboraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan
mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas.
Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada
perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan
aman dari boraks atau tidak.
Bakso
- Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
- Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan lama atau awet beberapa hari.
- Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar
merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
- Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
- Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
- Sangat keras dan susah dibelah.
- Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Pewarna Kain di Jajanan Anak
Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM
juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat
(Rhodamin B), methanil yellow, amaranth. Pemakaian ini sangat berbahaya
karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi,
bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop
atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan
saus sambal.
Formalin
Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air
dengan kadar 36 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 15
% yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami
polimerisasi.

Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh


manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret
berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi
formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian
dalam waktu 3 jam.
Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang
tidak direndam formalin hanya bertahan 1 2 hari saja kemudian berlendir.
Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 5 hari bahkan bisa
sampai 1 bulan dalam kadar tertentu.
Boraks
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak
yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.
Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak
digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat
dengan campuran boraks.
Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar
nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa
disebut Karak atau Lempeng. Disamping itu boraks digunakan untuk
industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat,
bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat
buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam
organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan
namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh
dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat
sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing,
muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Boraks dalam bakso
Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah
diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung
boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan.
Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang
menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 0,6 %
Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut
digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan

permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO2 yaitu zat


kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang
gelap.
Zat-zat berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti
kanker bisa saja terdapat pada jajanan pasar atau jajanan anak-anak di
sekolah. Apa saja zat-zat berbahaya itu, ciri-cirinya jika terkandung dalam
makanan dan apa efeknya jika tubuh mengonsumsinya?
Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwana dan baunya sangat menusuk. Di
dalam Formalin terkandung sekitar 37 % formaldehid dalam air. Biasanya
ditambah metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Barang ini biasa
digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk
peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. Formalin juga dilerang
keras digunakan untuk pengawet makanan.
Bahaya formalin jika terhirup, mengani kulit dan tertelan, bisa menyebabkan
luka bakar, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker
pada manusia. Bila tertelan sebanyak 2 sendok makan saja atau 30 mL
formalin bisa menyebabkan kematian.
Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan maka mulut, tenggorokan dan
perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan
terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang,
tidak sadar hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati,
jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Beberapa makanan yang ditemukan mengandung formalin sebagai
pengawet di anataranya mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta
beberapa hasil laut lainnya.
Untuk mengetahui apakah beberapa makanan seperti mie, tahu dan baso
berformalin, berikut ciri-cirinya.
Ciri-ciri mie basah berformalin: tidak rusak sampai dua hari pada suhu
kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari
es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan

mie normal. Bau agak menyengat seperti bau formalin.


Ciri-ciri tahu berformalin: Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar 25
derajat Celsius dan bisa tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10
derajat celsius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat. Bau agak
menyengat.
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin: tidak rusak sampai 3 hari
pada suhu kamar (25 derajat C). Warna insang merah tua tidak cemerlang,
bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. Bau formalin atau
agak menyengat.
Ciri-ciri ikan asin berformalin: tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada
suhu 25 derajat celsius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak
dihinggapi lalat di area berlalat.
Ciri-ciri baso berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25
derajat celsius, teksturnya sangat kenyal dan bau formalin agak menyengat.
Ciri-ciri ayam berformalin: Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25
derajat Celsius, teksturnya kencang dan bau formalin tercium.
Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan
stabil pada suhu tekanan normal.
Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama
kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk
padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam
borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan
pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan
berbahaya ini Haram digunakan untuk makanan.
Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa menyebabkan
iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika
boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak bisa menyebabkan shock dan
kematian.

Efek Akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual,
nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai
muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala.
Penyelahgunaan boraks untuk makanan telah ditemukan pada mie basah,
baso, kerupuk dan jajanan lainnya.
Untuk mengetahui makanan mengandung boraks ciri-cirinya sebagai
berikut:
- Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenal, lebih mengkilat,
tidak lengket, dan tidak cepat putus.
- Ciri baso mengandung boraks: teksturnya sangat kenal, warna tidak
kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.
-Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat
kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan
meberikan rasa getir.
- Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa
menimbulkan rasa getir
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1)

Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan
pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang
tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala,
mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kematian.

2)

Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi
merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

3)

Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah,
rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila

merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan


pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4)

Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut
yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar
hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang).
1)

Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit
kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang
selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada
paru. Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan
terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid
dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut,
tenggorokan, paru dan otak.

2) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan
terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3)

Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput
mata.

4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah


dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan
rasa gatal di dada.

Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada


tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai
muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan
peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan
konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah)

yang berakhir dengan kematian. Injeksi formalin dengan dosis 100 gr dapat
mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada
Codex Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar
Perhimpunan Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan
formalin mengandung 37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung
10 persen methanol. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena
dapat menyebabkan kanker, mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan
tubuh, korosif dan iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang
membahayakan sebesar 6 gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat
pada mie basah 20 mg/kg mie.

2.

Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk

kristal lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida
serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa
digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak,
larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal
sebagai 'bleng' (berbentuk larutan atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai
pengawet misalnya pada pembuatan mie basah, lontong dan bakso.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan,
antara lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat
menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda
dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung
dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh
tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar),
sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada dosis cukup tinggi, boraks
dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan
kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau
lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika
dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai