Anda di halaman 1dari 4

Antidepresan

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)


Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) merupakan grup kimia antidepresan baru
yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin secara spesifik. Berbeda dengan antidepresan
trisiklik yang menghambat tanpa seleksi ambilan-ambilan norepinefrin, serotonin, reseptor
muskarinik, H1-histaminik dan 1-adrenergik. Dibanding dengan antidepresan trisiklik, SSRI
menyebabkan efek antikolinergik lebih kecil dan kardiotoksisitas lebih rendah. Namun demikian,
inhibitor ambilan kembali serotonin yang baru harus digunakan secara seksama sampai nanti
setelah efek iangka panjang diketahui.1 SSRI yang ada di Indonesia yaitu fluoxelin, paroxetin,
fluvoxamin dan sertralin. SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan
beberapa jenis gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif komulsif, gangguan panik dan fobia
sosial). SSRI juga efektif digunakan pada komorbiditas depresi dengan gangguan fisik, misalnya
penyakit jantung. Kejang dan trauma kepala, stroke, demensia, penyakit parkinson,
asma, glaukoma dan kanker. SSRI diserap baik dengan pemberian oral, level puncak dalam
darah setelah 6 jam. Penyerapan SSRI di usus tidak dipengaruhi oleh makanan. Pusat kerja SSRI
secara selektif menghambat ambilan kembali serotonin dan dapat menyebabkan efek samping
saluran cerna dan penundaan orgasme, obat ini relatif aman pada overdosis. 2
Golongan antidepresan antagonis 5-HT2 (nefazodone), SNRI (venlafaxine), NARI
(reboxetine) dan NaSSA (mirtazapine) juga menyebabkan efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan antidepresan trisiklik, dan juga relatif aman pada overdosis, dizzines sementara,
mengantuk, tremor, berkeringat, sakit kepala, mulut kering, diare, mual, muntah, penurunan
berat badan sementara, dan disfungsi seksual. SSRI kadang-kadang juga memyebabkan efek
samping cemas dan insomnia (fluoxetin), somnolen atau mengantuk berat (paroxetin), diare
(sertralin). Pada minggu pertama terapi dengan SSRI, sering menimbulkan gejala cemas, gelisah,
insomnis, dan gangguan pada pencernaan. Apabila tidak dijelaskan kepada pasien bahwa gejala
tersebut akan menghilang dengan berlalunya waktu, pasien sering kali menghentikan obat. SSRI
lebih aman dibandingkan dengan antidepresan trisiklik bila terjadi overdosis. Penghentian obat
secara mendadak dapat menimbulkan gejala yang bersifat sementara, misalnya lemas, anggota
gerak kesemutan, dizziness dan lain-lain. Fluoxetin dapat menyebabkan hipoglikemia oleh
karena itu pada pasien yang mendapat terapi insulin harus ada penyesuaian dosis.3
Fluoksetin

Efek
Fluoksetin merupakan contoh antidepresan yang selektif menghambat ambilan serotonin.
Fluoksetin sama manfaatnya dengan antidepresan trisiklik dalam pengobatan depresi major. Obat
ini bebas dari efek samping antidepresan trisiklik, termasuk efek antikolinergik, hipotensi
ortostatik dan peningkatan berat badan.1
Penggunaan dalam terapi
Indikasi utama fluoksetin yang lebih unggul daripada antidepresan trisiklik adalah depresi.
Fluoksetin digunakan pula untuk mengobati bulimia nervosa dan gangguan obsesi kompulsif.
Untuk berbagai indikasi lain termasuk anoreksia nervosa, gangguan panik, nyeri neuropati
diabetik dan sindrom premenstrual fluoksetin banyak digunakan.1
Farmakokinetik
Fluoksetin dalam terapi terdapat sebagai campuran R dan enantiomer S yang lebih aktif. Kedua
senyawa mengalami demetilasi menjadi metabolit aktif, norfluoksetin. Fluoksetin dan
norfluoksetin dikeluarkan secara lambat dari tubuh dengan waktu paruh 1 sampai 10 hari untuk
senyawa asli dan 3 sampai 30 hari untuk metabolit aktif. Dosis terapi fluoksetin diberikan oral
dengan dosis kecil yang ditingkatkan secara bertahap 2-3 minggu. Reaksi optimal didapat setelah
4-6 minggu dan konsentrasi plasma yang mantap tercapai setelah beberapa minggu pengobatan.
Fluoksetin merupakan inhibitor kuat untuk isoenzim sitokrom P-450 hati yang berfungsi untuk
eliminasi obat antidepresan trisiklik, obat neuroleptika dan beberapa obat antiaritmia dan
antagonis -adrenergik.1,4
Efek samping
Efek samping yang sering diakibatkan fluoksetin seperti cemas, dan insomnia. Efek samping lain
seperti hilang libido, ejakulasi terhambat dan anorgasme barangkali sedikit dilaporkan sebagai
efek samping yang sering ditemukan dokter dan tidak ditonjolkan dalam daftar standar efek
samping. Fluoksetin tidak menyebabkan aritmia jantung tetapi dapat menimbulkan kejang.1

Monoamin Oksidase Inhibitors (MAO)


Monoamin oksidase (MAO) adalah suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam
jaringan saraf dan jaringan lain, seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO berfungsi sebagai
"katup penyelamat", memberikan deaminasi okidatif dan meng-nonaktifkan setiap molekul

neurotransmiter (norepinefrin,dopamin, dan serotonin) yang berlebihan dan bocor keluar vesikel
sinaptik ketikaneuron istirahat. inhibitor MAO dapat meng-nonaktifkan enzim secara ireversibel
atau reversibel, sehingga molekul neurotransmiter tidak mengalami degradasi dan karenanya
keduanya menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke ruang sinaptik. Hal ini
menyebabkan aktivasi reseptor norepine dan serotonin, dan menyebabkan aktivasi antidepresi
obat, Tiga inhibitor MAO yang ada untuk pengobatan depresi sekarang sokarboksazid dan
tranilsipromin tidak ada satu obat-pun sebagai prototip. Penggunaan inhibitor MAO sekarang
terbatas karena pembatasan diet yang dibutuhkan pasien pengguna inhibitor MAO.
MAOI secara ireversibel menghambat degradasi metabolik monoamine dengan berikatan
secara ireversibel dengan MAO tipe A dan B, sehingga dapat menyebabkan krisis hipertensi
yang dapat mematikan (cheese reaction) akibat penghambatan metabolisme perifer amin
penekan: makanan yang kaya akantiramin, amin simpatomimetik yang bekerja tidak langsung,
L-dopa dan pethidine harus dihindari pada pasien yang menggunakan MAOI. MAOI dapat
mematikan pada overdosis.
Cara kerja
Sebagian besar inhibitor MAO, seperti isokarboksazid membentuk senyawa kompleks yang
stabil dengan enzim, menyebabkan inaktivasi yang ireversibel. Ini mengakibatkan peningkatan depot
norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam neuron dan difusi selanjutnya sebagai
neurotransmiter yang berlebih ke dalam ruang sinaptik. Obat ini menghambat bukan hanya
MAO dalam obat, tetapi oksidase yang mengkatalisis deaminasi oksidatif obat dan substansi
yang mungkin toksik seperti tiramin yang ditemukan pada makanan terlentu karena itu, inhibitor
MAO banyak berinteraksi dengan obat ataupun obat-makanan. Meskipun MAO dihambat setelah
beberapa hari pengobatan, kerja antidepresan MAO inhibitor seperti TCA terlambat beberapa
minggu.Fenelzin dan tranilsipromin mempunyai efek stimulan ringan seperti amfetamin.
Pengguna dalam terapi
MAOI digunakan untuk pasien depresi yang tidak responsif atau alergi dengan antidepresan
trisiklik atau yang menderita ansietas hebat. Pasien dengan aktivitas psikomotor lemah dapat
memperoleh keuntungan dari sifat stimulasi MAOI ini. Obat ini juga digunakan dalam
pengobatan fobia. Demikian pula subkategori depresi yang disebut depresi atipikal. Depresi

atipikal ditandai dengan pikiran yang labil, menolak kebenaran dan ganguan nafsu makan.
Contoh obat ini adalah Moclobemide Tab 150 mg 300-600 mg/ hari
Farmakokinetik
Obat-obat ini mudah diabsorsi pada pemberian oral tetapi efek antidepresan memerlukan
2-4 minggu pengobatan. Regenerasi enzim jika dinonaktifkan secara ireversibel, berbeda tapi
biasanya terjadi beberapa minggu setelah penghentian pengobatan. Dengan demikian jika
merubah obat antidepresan, mesti disediakan waktu minimum 2 minggu setelah penghentian
terapi MAOI. Obat ini dimetabolisme dan diekskresikan dengan cepat dalam urin
Efek samping
Efek samping yang hebat dan sering tidak diramalkan membatasi penggunaan MAOI.
Misalnya, tiramin, terdapat dalam makanan tertentu, seperti keju tua, hati ayam, bir dan anggur
merah biasanya diinaktifkan oleh MAO dalam usus. Orang-orang yang menerima MAOI tidak
dapat menguraikan tiramin yang diperoleh dalam makanan ini. Tiramin menyebabkan lepasnya
katekolamin dalam jumlah besar, yang tersimpan di ujung terminal syaraf, sehingga terjadi sakit
kepala, takikardia, mual, hipertensi, aritmia jantung dan stroke. Karena itu, pasien harus di
beritahu menghindarkan makanan yang mengandung tiramin.Fentolamin atau prazosin berguna
dalam pengobatan hiperensi akibat tiramin. [catatan:Pengobatan dengan MAOI dapat berbahaya
terutama pasien depresi dengan tendensi bunuh diri. Ada kemungkinan pasien tersebut
menggunakan makanan yang mengandung tiramin secara sengaja]. Efek samping lain dalam
pengobatan MAOI termasuk mengantuk, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur, mulut
kering,disuria dan konatipasi. MAOI dan SSRI jangan diberikan bersamaan karena
bahaya sindrom serotinin yang dapat mematikan. Kedua obat memerlukan periode pencucian 6
minggu sebelum memberikan obat lain.

Anda mungkin juga menyukai