Anda di halaman 1dari 4

1.

Anamnesis
Anamnesa adalah wawancara dokter terhadap pasien (autoanamnesa) atau terhadap keluarga/orang yang mengetahui keadaan pasien (alloanamnesa) untuk mengetahui atau memperoleh data mengenai g/
penyakit pasien.
Anamnesa terdiri dari :
Keterangan umum : mengenai hal yang berhubungan dg pasien (identitas pasien) seperti nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, alamat, suku bangsa
Keluhan utama : keluhan yang membawa pasien datang ke instalasi kesehatan
Anamnesa khusus : melengkapi keluhan utama untuk meninyingkirkan DD/. Yang meliputi
Gejala-gejala yang menyertai KU
Faktor-faktor yang mencetuskan keluhan
Riwayat etiologi
Riwayat penyekit sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat keluarga
Riwayat th/
Keterangan tambahan
Review sistem organ

2. Etiologi dan DD/ kuning
a. Prehepatik (hemolisis eritrosit)
Defek eritrosit : Familial hemolisis, anemia sickle sel, anemia hemolitik
Penyakit infeksi : malaria, typhoid, welchi
Toksin endogen : rx transfusi, eritroblastosis feotalis
Toksin eksogen : obat-obatan dan zat kimia
g/ penyakit lain : hodskin
b. Hepatik (kelaianan faal hepar)
Infeksi : virus (hepatitis, CMV), bakteri (S.typhi)
Drug induced hepatitis
Ca hepar
Sirosis hepatis
Zat kimia : arsen, fosfor
Penyakit lain : hemokromatosis, hipertyroid
c. Posthepatik (obstruksi saluran empedu)
Choleletiasis
Ca pankreas
Cholestasis intrahepatal
Cholestasis ekstrahepatik
3. Pemeriksaan hepar dan pembesarannya
4. Linea pada thorax
5. Perbedaan atrial fibrilasi dan extrasistol
6. Os datang dengan muntah daraha dan BAB darah. Apa diagnosisnya?
7. Bradikardi relatif
8. Pemeriksaan fisik pasien sirosis hepatis dengan kegagalan faal hepar dan hipertensi portal
9. Hematemesis disebabkan oleh :
10. Patofisiologi dan g/ klinis decom cordis kanan dan kiri
11. Pemeriksaan pada efusi pleura
12. Kurva suhu/ macam-macam febris
Febris ada beberapa macam :
Febris continyu : demam terus menerus dengan fluktuasi < 1
o
C (ex : Typhus abdominalis, pneumonia)
Feris remitten : fluktuasi >1
o
C tapi tidak pernah mencapai normal (ex: TBC)
Febris intermitten : fluktuasi >1oC penah mencapai normal (ex : malaria, edocarditis bacterialis)
Tifus infersus : (pagi demam, sore dan malam hari tidak)

13. Pemeriksaan fisik RHD (Reumatic Heart Disease)
Mitral facies : sedikit sianosis , pada pipi terdapat bercak keunguan
Atrial pulse kecil : pulsus defisit
Pre sistolik murmur di apex
Low pitch diastolik murmur
Thrill sistolik
Opening snap
M1 mengeras
P2 mengeras
Adanya Friction Rub

14. Cara kerja pemeriksaan lab.
a. LED
1,6 ml darah vena dengan antikoagulan + 0,4 Na sitrat. Dikocok dan dipanaskan pada penangas 100
o
C selama 5 menit
b. Urin
Urin rutin
Makroskopis : warna (N: kuning jernih), bau (N: aseton), pH (asam), BJ, kekeruhan
Mikroskopis
10-15 ml urin disentrifugasi dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit. Supernatannya dibuang sedangkan sedimennya dimasukan dalam objek glass lalu tutup dg cover glass.
Lihat dibawah mikroskop.
100x (epitel, silinder, kristal)
400x (kristal, eritrosit, leukosit)
Kimia
Bang (protein) : 5 ml urin + 0,5 ml reagen bang. Dikocok+panaskan dalam penangas 100
o
C selama 5 menit.
Benedict (glukosa urin) : 5 ml benedict + 8 tts urin. Dikocok+panaskan dalam penangas 100
o
C selama 5 menit.

Urin indikasi
Urobilinogen urine (wallace diamond) : 5 ml urin + 1 ml reagen erlich. Kocok.
Urobilin urin (sclenssinger) : 5 ml urin + 7,5 ml reagen sclenssinger + 2 tts lugol. Kocok. Saring dengan kertas saring. Lihat pada latar gelap. (terlihat berwarna kehijauan)
Bilirubin urin (Harrison/Hawkinson)
Harrison : 5 ml urin + 5 ml BaCL2 10%. Saring . Teteskan 2-3 tts fouchet pada kertas saring (terlihat berwarna kuning kehijauan)
Hawkinson : teteskan urin pada kertas saring yang mengandung BaCl2 10%
Darah samar
Tabung 1 : berisi urin 2 ml
Tabung 2 : as.asetat glasial 1 ml + bubuk benzidin
Campurkan. Dikocok+panaskan dalam penangas 100
o
C selama 5 menit.
Benda keton
Rotera : 5 ml urin + 1 gram rotera. Tambahkan 1-2 ml NH4OH pada dinding tabung (terbentuk cincin ungu (+))
Gerhard : urin + 1 tts FeCl3 10%. Kocok.
c. Feses
Makroskopis : bau, warna, konsistensi, darah, lendir, parasit
Mikroskopis:
Tanpa pewarnaan
Basah : suspensi feses disimpan pada objek glass tutup dg cover glass.
Kering : feses + 1 tts parafin cair
Dengan pewarnaan
KH : feses + 1 tts lugol. Panaskan. Tutup dg coverglass.
Lemak : feses + 1 tts sudan 3 + as.asetat glasial.
Eritrosit, leukosit, parasit : feses + 1 tts eosin.
Metode konsentrasi
Suspensi feses + NaCl jenuh. Simpan cover glass diatasnya jam. Ambil. Simpan diatas objek glass.
Kimia
Darah samar = urin
Stercobilin (schmidt) : feses + sublimat jenuh. Panaskan, biarkan. Baca hasilnya.
d. Darah
Hb
Talqvist : teteskan darah pada kertas talqvist lalu bandingkan dg skalanya.
Sahli : HCl 0,1 N masukan ke dalam tabung sahli sampai angka 2. Masukan 20 mikroliter darah. Diamkan 4 menit sampai berwarna kehitaman. Encerkan dengan aquades sampai warnanya
sama dg skala sahli.
Hmt
Gunakan pipet kapiler (dg antikoagulan/tidak) masukan darah kapiler pada pipet kapiler yang dg antikoagulan. Sampai nya. Sentrifugasi dg kecepatan 1500 rpm. Selama 5 menit. Baca.
LED
Hitung jumlah sel
Eritrosit : hisap darah sampai angka 0,5. Hisap lar. Hayem sampai angka 101. Kocok membentuk angka 8. Buang beberapa tetes. Masukan ke dalam bilik hitung. Hitung pada 5 bidang
sedang.
Leukosit : hisap darah sampai angka 1. Hisap turk encer sampai angka 11. Kocok membentuk angka 8. Buang beberapa tetes. Masukan ke dalam bilik hitung. Hitung pada 4 bidang
besar.
Trombosit : hisap darah sampai angka 1. Hisap amonium oksalat sampai angka 101. Kocok membentuk angka 8. Buang beberapa tetes. Masukan ke dalam bilik hitung. Hitung pada 25
bidang sedang.
Hitung jenis sel (SADT)
Teteskan darah pada objek glass. Letakan penghapus 30-40o dari objek glass. Tarik kebelakang, Tunggu sampai darah menyebar. Dorong 3-4 cm. Keringkan. Fiksasi dengan methanol 96% lalu
tetesi dg manitol sampai 2-3 menit + giemsa 20-30 menit. Alirkan dibawah air mengalir.Lihat dibawah mikroskop pada daerah ekor.

15. Perbedaan efusi pleura dan Schwarte
Efusi pleura Schwarte
Inspeksi
Dinding dada cembung
Pergerakan thorax pada sisi sakit tertinggal
Sela iga melebar
Pergerakan nafas terbatas

Cekung
Dinding thorax bersatu
Sela iga menyempit
Pergerakan nafas terbatas
Palpasi
Trachea deviasi ke sisi sehat
Sela iga melebar
VF melemah

Trachea deviasi ke sisi sakit
Sela iga menyempit
VF melemah
Perkusi : redup

redup
Auskultasi : VBS melemah s/d hilang VBS tidak ada

16. Perbedaan hematemesis dengan hemaptoe
Hematemesis Hemaptoe
Prodormal Mual, muntah Batuk
Penyakit dulu Gastritis TBC, COPD, Cardiopulmonal, decom cordis kiri
penampilan Tidak berbusa Berbusa
Warna Coklat sampai hitam Merah segar
tercampur Sekret gaster, sisa makanan Dahak
g/ nausea Sesak nafas

17. Penatalaksanaan hematemesis dan melena
Keadaan umum
Beri infus RL 1,5L/jam, guyur. Lalu infus RL 3 jam/24 jam
Lakukan transfusi bila diperlukan
Puasakan pasien, pasang NGT
Bilas dengan air es setiap 6 jam
Th/ :
Cymetidin 4x1 ampul IV (beta blocker)
Antasid 4x1 cth lewat NGT
Vitamin K 3x1 ampul (1 ampul 10 mg), untuk mengatasi perdarahan
Dulcolax 3x1 cth, lewat NGT. Untuk menghilangkan bau kotoran
Inventment (melena)
Bilas dengan NaCl hangat (Untuk mensterilkan dan mengeksresikan feses) tiap 12 jam atau dapat juga dengan air hangat.
18. Pemeriksaan jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
19. Katup jantung
Mitral : ICS 4-5 linea Midclavicularis kiri
Trikuspid : ICS 4-5 linea parasternalis kiri
Aorta : ICS 2 Linea parasternalis kanan
Pulmonal : ICS 2 linea parasternalis kiri

Bising diastolik :
Stenosis : Mitral dan trikuspid
Regurgitasi : aorta dan pulmonal
Bising sistolik :
Stenosis : aorta dan pulmonal
Regurgitasi : mitral dan trikuspid

20. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan NYHA
Class 1 : aktifitas fisik tidak terganggu, aktifitas sehari-hari tidak menimbulkan keluhan
Class 2 : aktifitas fisik sedikit terganggu, aktifitas sehari-hari yang berat menimbulkan keluhan
Class 3 : aktifitas fisik sedikit sangat terganggu, aktifitas sehari-hari yang ringan menimbulkan keluhan
Class 4: saat istirahan aktifitas fisik terganggu

21. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC 7 (2003)
Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Nomal < 120 < 80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
Grade 1
Grade 2

140-159
160

90-99
100

22. Insufisiensi/regurgitasi katup aorta
Adanya kebocoran setelah sistol
Pada saat sistol normalnya ventrikel kiri akan memompakan darah ke seluruh tubuh. Pada saat terjadi diastol katup aorta tertutup agar terjadi pengisian ventrikel kiri dari atrium kiri. Namun pada
keadaan insufisiensi aorta, katup aorta tidak menutup sempurna akibatnya terjadi aliran turbulensi.
Terdengar bunyi diastolik murmur pada daerah ICS 2 kanan dan ICS 2 kiri tepi sternum karena darah.
Mempunyai frekuensi tinggi tapi amplitudonya rendah
G/ celler dan magnus. Pasiennya mengangguk-angguk
Auscultasi : pistol shoot sound seperti suara tembakan

23. Mitral stenosis
Adanya kerusakan katup mitral (katup tidak dapat membuka secara sempurna) sehingga terjadi bising diastol (akibat adanya aliran turbulensi )
Hal ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat tekanan di vena pulmonalis meningkat tek. Hidrostatik meningkat edem paru hipertensi pulmonal hipertropi ventrikel kanan dilatasi
ventrikel kanan.

24. RHD (reumatik Heart Disease)
RHD merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat sembuh sendiri dan secara berangsur-angsur menyebabkan terajadinya kerusakan katup jantung . RHD diawali dg adanya faringitis yang disebabkan
streptococcus beta hemolitikus A Ab dalam serum antibiotik bereaksi dengan co-protein dalam otot jantung carditis dan menyebabkan kerusakan katup jantung.
Klasifikasi Ricket Jones
Kriteria mayor (5)
1. Artritis
2. Carditis
3. Chorea sydenham
4. Nodul subcutan
5. Palmar marginatum (eritema marginatum)
Kriteria minor (8)
1. Atralgia
2. Demam 2-3 minggu karena faringitis
3. Riwayat demam rematik
4. PR interval memanjang pada EKG
5. Leukositosis
6. C reaktif protein (+)
7. LED meningkat
8. SBHA (+) pada sediaan apus darah tepi
25. Pemeriksaan ginjal
Palpasi (Ballotement)
Tangan kiri berada di bawah di costa 11-12, sedangkan tangan kanan di atas untuk menahan pada daerah lateral dari M. Rectus Abdominalis.
Suruh Os bernafas saat inspirasi tangan kanan menekan dan tangan kiri mendorong ke anterior.
Bandingkan saat ekspirasi
Tentukan ukuran, bentuk, tepi, dan konsistensi ginjal.

26. Nefrotik syndrome
Ialah kumpulan atau manifestasi gejala dari kelainan glomerolus yang ditandai dengan kenaikan protein urin masif > 3,5 mg/24 jam/1,73 m2 luas permukaan tubuh, disertai hipoalbuminemia < 3 mg/dl,
hiperkolesterolemia, hiperlipidemia dan edema.
Untuk menentukan D/ NF :
Anamnesa
Pem.Fisik : kelopak mata sembab, sembab seluruh tubuh, pitting edem, sesak nafas, dyspneu, kaki terasa berat dan dingin.
Lab : kolesterol > 300mg, Hb menurun, albumin < 3 mg/dl, proteiuria >3,5 mg/dl/hari, lipiduria
Bengkak diseluruh tubuh disebabkan karena adanya ekstravasasi cairan ke interstitial akibat hipoalbuminemia.

27. Klasifikasi Derajat DHF berdasarkan WHO
I : demam + gejala lain + rumple lead (+)
II : derajat I + perdarahan spontan atau tersembunyi
III : derajat II + shock ringan (kegagalan sirkulasi, nadi cepat,kecil, Tensi turun)
IV: derajat II + shock berat ( tensi turun dan nadi tidak teraba)

28. Klasifikasi astma berdasarkan beratnya asma
Asma intermiten Asma persisten ringan Asma persisten sedang Asma persisten berat
Gejala < 1x/mgg

g/ nocturnal<2x/bulan
> 1x/mgg tp <1x/hari

>2x/bulan
Setiap hari

< 1x/mgg
Berkepanjangan

Sering
Eksaserbasi pendek (tidak mengganggu
aktifitas tidur)
Mengganggu aktifitas tidur Mengganggu aktifitas tidur Aktifitas terganggu
VEP/APE 80% nilai prediksi > 80% nilai prediksi 60-80% nilai prediksi 60% nilai prediksi
Valibilitas < 20% 20-30% >30% >30%

29. Tujuh dimensi pada keluhan medik
1) Lokasi
2) Kualitas
3) Kuantitas
4) Urutan-urutan terjadi, dan perubahannya : dimana mulainya, apakah menetap, meningkat atau menurun, kapan terakhir.
5) Faktor-faktor yang memperberat keluhan
6) Keluhan terjadi saat apa
7) Hal-hal yang berkaitan dengan keluhan

30. Etiologi panas badan
1) infeksi : bakteri (typhoid, meningitis, ISK, pneumonis), virus (flu, DHF, hepatitis virus), parasit (malaria, abses amoeba)
2) endokrin : hyperthyroid, pheocromocytoma
3) imunologi : SLE, RA, Reumatic fever, poliartritis nodosa, sarcoiditis
4) SSP : trauma kapitis, tumor otak
5) CV : MI, carebral infark, tromboemboli, emboli paru
6) Darah : Anemia hemolotik, leukemia
7) Tumor ganas : Ca pankreas, hepatoma, hypemeproma
8) Rangsangan fisik : heat stroke
9) Zat kimia : rx anafilaksis
10) Ggn kesimbangan cairan
11) Psycogenic stress

31. Perbedaan malaria dan demam typhoid
Malaria Typhoid
Peroidisitas panas :
Menggigil (rigoris), berkeringat (sudoris), panas menurun acme
Tipe demam : intermitten


Panas tinggi pada malam hari

Continyu
Malaise, sakit kepala, muntah, kadang diare, letargi, coma Bradikardi relatif (kenaikan suhu tidak disertai dengan kenaikan frekuensi nadi)
Typoid tongue : lidah kotor, tremor, perifer kemerahan

32. Sindrom basiler : infeksi radang kolon yang disebabkan oleh genus shigela

33. Os BAB darah
Lakukan Rectal Toucher
Darah hitam seperti ter : PSCBA (penyekit sal.cerna bag. Atas)
Hematosezia (darah merah) : PSCBB

34. Aspirin dapat menyebabkan gastritis erosiva
Aspirin bekerja menghambat pembentukan prostaglandin yang berperan sebagai proteksi dan menurunkan produksi HCl. Apabila prostaglandin menurun maka akan terjadi penurunan proteksi lambung dan
peningkatan HCl sehingga mengakibatkan gastritis erosiva.

35. Pemeriksaan limfa
Palpasi :
letakan tangan kanan di bawah arcus costa. Suruh Os untuk inspirasi dalam. Apabila terjadi pembesaran maka limfa akan teraba.
Ukur pembesaran limfa dengan cara tangan kanan tetap di bawah arcus costa sedangkan tangan kiri ke pinggang kiri. Tarik garis dari SIAS kanan ke arcus costa kiri dan bagi 8. (Schuffner 4 di
umbilikus, schuffner 8 di SIAS).
Bila lien tidak teraba periksa ruang traube
Percusi :
Di LAA sinestra (ruang traube) (N : Timpani dan Pembesaran : Redup)
Batas R.traube : lateral : LMA kiri
Bawah : arcus costa
Atas : Diafragma

36. Pernafasan (PAPDI)
Suara pernafasan pokok
Vesikuler : inspirasi lebih panjang daripada ekspirasi.
Suara dari alveoli yang lembut dan rendah.
N : Terdapat pada seluruh paru.
Bronchovesiculer : inspirasi = ekspirasi.
Intensitas dan frekunsisnya sedang.
N : ICS I dan II dinding anterior dan daerah interscapula
Bronchial : inspirasi lebih pendek dari ekspirasi, tapi inspirasi kasar
N : terdapat di manubrium sterni
Tracheal : inspirasi = ekspirasi, kasar
N : di daerah trachea
Amforik
Suara nafas tambahan
Ronki basah
o Kasar : di bronkus
o Sedang : bronchiolus
o Halus : di alveoli
Ronki kering
Krepitasi : akibat terbukanya alveoli saat inspirasi (ex : fibrosis paru)
Pleural friction rub

37. Oedem paru : paling banyak karena kegagalan jantung kiri oleh karena kontraksi jantung kiri tidak maksimal sehingga menyebabkan pembesaran otot jantung. Akibatnya katup mitral ikut teregang shg terjadi
bising mitral di awal terjadi peningkatan tek. Ventrikel kiri menyebar atrium kiri dan vena vena pulmonalis.
Patofisologi edem : penimbunan cairan di interstitital karena terjadi penurunan tek. Onkotik plasma disebabkan oleh hipoalbuminemia.
Patofisiologi asites : albumin dibentuk di hepar, bila hepar terganggu maka pembentukan albumin juga terganggu dan kadarnya menurun sehingga terjadi penurunan tek.onkotik plasma. Bila kadar albumin <
3% maka akan terjadi asites.
Patofisiologi hipertensi portal : apabila terjadi suatu kegagalan hati maka tek. vena portal meningkat shg terjadi kolateralisasi pada percabangan pembuluh darah ke vena umbilikalis (caput meduse), vena
lienalis (splenomegali), vena coronaria maka kan terjadi venektasi caput medusa dan menyebabkan varises oesofagus.

38. Perbedaan emfisema dan pneumothorax
Emfisema Pneumothorax
Definisi : pembesaran abnormal ruang udara sehingga menyebabkan destruksi dinding
alveoli
Masuknya udara ke dalam rongga pleura sehingga menyebabkan paru-paru menjadi
kolaps
INSPEKSI
Nafas pendek
Bentuk dada Barrel chest
Sela iga melebar
Nafas dg bantuan otot pernafasan

Gerakan dada asimetris saat bernafas
Dada bagian yang sakit cembung
Sela iga melebar
Inspirasi terbatas
PALPASI
VF menurun, sela iga melebar

VF menurun, sela iga melebar
PERKUSI
hipersonor

hipersonor
AUSKULTASI
VBS melemah

VBS melemah

Anda mungkin juga menyukai