Anda di halaman 1dari 14

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH SULAWESI SELATAN


RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN

NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 1 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

DIBUAT OLEH

DIPERIKSA OLEH

DISAHKAN OLEH

KAURBIN OPS

KASAT RESKRIM

KAPOLRES MAROS

MAX D. PALILINGAN, SH
IPTU NRP. 58050278

IMRAN, SE
AKP NRP. 65110375

C.F. HOTMAN SIRAIT, SIK, SH


AKBP NRP. 68030558

1.

Tujuan
Untuk digunakan sebagai pedoman bagi petugas Polri dan
masyarakat dalam prosedur pemeriksaan perkara tindak pidana secara
transparan dan akuntabel.

2.

Pedoman/Acuan

2.1
2.2
2.3
2.4
3.

Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP.


Undang-undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor :
14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan.
Juklak dan juknis administrasi penyidikan No. Pol :
SKEP/1205/IX/2000 Tanggal 11 September 2000.

Pengertian
3.1

Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan,


kejelasan dan keidentikan dari tersangka, saksi, ahli tentang
barang
bukti
maupun
unsur
unsur tindak pidana yang telah terjadi sehingga kedudukan atau
peranan seseorang maupun barang bukti didalam tindak pidana
tersebut menjadi jelas dan dituangkan didalam Berita Acara
Pemeriksaan.
/_ 3.2 Pemeriksa ..

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 2 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

3.2

Pemeriksa adalah pejabat yang mempunyai kewenangan untuk


melakukan pemeriksaan baik sebagai penyidik maupun penyidik
pembantu.

3.3

Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia


yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan
penyelidikan

3.4

Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia


atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan
penyidikan.

3.5

Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik


Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat
melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam undang-undang ini.

3.6

Interogasi adalah salah satu teknik pemeriksaan tersangka atau


saksi dalam rangka penyidikan tindak pidana dengan cara
mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tertulis kepada
tersangka
atau
saksi
guna
mendapatkan
keterangan, petunjuk - petunjuk lainnya serta kebenaran
keterlibatan tersangka, dalam rangka pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan/Interogasi.

3.7

Konfrontasi adalah salah satu teknik pemeriksaan dalam rangka


penyidikan dengan cara mempertemukan satu dengan lainnya
(antara: tersangka dengan saksi, saksi dengan saksi, tersangka
dengan tersangka lainnya) untuk menguji kebenaran dan
persesuaian keterangan masing - masing serta dituangkan
didalam Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi.

3.8

Rekonstruksi adalah salah satu teknik pemeriksaan dalam rangka


penyidikan, dengan jalan memperagakan kembali cara
tersangka melakukan tindak pidana atau pengetahuan saksi,
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang terjadinya tindak pidana tersebut dan untuk menguji
kebenaran keterangan tersangka atau saksi sehingga
dengan demikian dapat diketahui benar tidaknya tersangka
tersebut sebagai pelaku dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan rekonstruksi.
/_ 3.9 . Saksi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 3 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

3.9

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna


kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang
suatu perkara pidana yang didengar, dilihat dan dialami sendiri.

3.10

Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau


keadaannya berdasarkan bukti permulaan yang patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana.

3.11

Ahli adalah orang yang dapat memberikan keterangan ahli guna


kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu
perkara pidana yang ia ketahui berdasarkan keahlian khusus yang
dimilikinya.

3.12

Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh


seseorang yang mempunyai keahlian khusus yang membuat
terang suatu tindak pidana guna kepentingan pemeriksaan.

3.13

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)


tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

3.14

Keterangan Anak adalah keterangan yang diberikan oleh


seorang anak tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan
dalam
hal
menurut
cara
yang
diatur
dalam
KUHAP.

3.15

Berita acara pemeriksaan tersangka, saksi dan ahli adalah


catatan atau tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk
tertentu oleh penyidik/ penyidik pembantu atas kekuatan
sumpah
jabatan,
diberi
tanggal
dan
ditandatangani oleh penyidik/ penyidik pembantu dan tersangka
serta ahli yang diperiksa, memuat uraian tindak pidana yang
dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat dan keadaan
pada waktu pidana dilakukan, identitas penyidik / penyidik
pembantu dan yang diperiksa, keterangan yang diperiksa.

3.16

Penasihat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang


ditentukan oleh atau berdasarkan undang-undang untuk memberi
bantuan hukum
/_ 4. Alat .

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 4 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

4.

Alat
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6

5.

Komputer
Printer
Alat Tulis
Meja dan kursi sesuai kebutuhan
Tape Recorder dan alat-alat elektronik
pendukung pemeriksaan (bila diperlukan)
Kelengkapan Administrasi Penyidikan

sebagai

sarana

Prosedur Pemeriksaan
5.1

Tahap Persiapan
a. Penyidik/penyidik pembantu menyiapkan daftar pertanyaan
yang dapat memenuhi
unsur-unsur
pasal
yang
dipersangkakan. Daftar tersebut mengacu pada Tabel
Pemenuhan Unsur Pasal dengan tujuan agar Pertanyaan
dapat disampaikan secara sistematis, fokus dan tepat
sasaran.
b. Daftar pertanyaan yang telah dibuat kemudian dituangkan
dalam Berita Acara
Pemeriksaan
jauh
sebelum
pemeriksaan
itu
sendiri
dimulai, dengan tujuan
mengefektifkan waktu pemeriksaan.
c. Penyidik
menyiapkan
ruangan
pemeriksaan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.

dan

d. Apabila pada hari yang sama penyidik / penyidik pembantu


melakukan pemeriksaan lebih dari dari satu orang maka
penyidik
harus
dapat
mengatur pembagian waktu agar yang diperiksa tidak sampai
menunggu.
Untuk mengantisipasi panggilan yang pertama tidak datang
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam surat panggilan
maka penyidik / penyidik pembantu mempersiapkan penyidik /
penyidik pembantu yang lain untuk membantu pemeriksaan
untuk panggilan yang kedua
e. Penyidik / penyidik pembantu berpakaian rapi.
/_ 5.2 Tahap Pelaksanaan .

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 5 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

5.2

Tahap Pelaksanaan
a. Pemeriksaan saksi
1) Saksi diperiksa tidak disumpah, kecuali cukup alasan
untuk diduga bahwa ia tidak akan dapat hadir dalam
pemeriksaan dipengadilan, maka pemeriksaan terhadap
saksi dilakukan diatas sumpah dalam hal ini disaksikan
atau didampingi rohaniawan (vide Pasal 116 ayat 1
KUHAP).
2) Dalam hal saksi didampingi oleh penasihat hukum,
maka penasihat hukum tersebut wajib menghadirkan
Surat Kuasa asli dari Kliennya yang berisi kuasa
pendampingan. Foto Copy Surat Kuasa
tersebut
kemudian diserahkan kepada Penyidik untuk diarsipkan.
3) Sebelum dilakukan pendampingan oleh penasihat hukum,
kepada yang bersangkutan dijelaskan tata cara dan
batasan-batasan pendampingan selama pemeriksaan,yaitu
sbb :
a)
b)
c)

Penasihat hukum dilarang menjawab pertanyaan


penyidik yang seharusnya disampaikan oleh saksi.
Penasihat
hukum
dilarang
mengarahkan
jawaban yang dilontarkan oleh kliennya.
Penasihat hukum dilarang mengganggu konsentrasi
penyidik selama
pemeriksaan,
seperti
menyampaikan humor, mengalihkan pembicaraan,
memberi informasi-informasi di luar perkara, ataupun
memancing emosi penyidik.

4) Saksi diperiksa secara sendiri - sendiri namun boleh


juga dipertemukan satu dengan yang lain (konfrontasi)
dan mereka wajib memberikan keterangan yang
sebenarnya (vide Pasal 116 ayat (2) KUHAP)
/_ 5) Saksi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 6 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

5) Saksi dalam memberikan keterangan kepada penyidik /


penyidik pembantu tidak boleh dalam tekanan dari
siapapun dan atau dalam bentuk apapun (vide Pasal 117
ayat (1) KUHAP).
6) Saksi dapat menolak memberikan kesaksian karena
ada hubungan keluarga dengan tersangka sampai derajat
ke 3 (tiga) karena berdasarkan hubungan darah/ keluarga
atau karena akibat perkawinan maupun karena situasi
tertentu, mereka itu adalah :
a) Karena ada hubungan darah atau keluarga
b) Karena akibat perkawinan
7) Keterangan saksi wajib ditulis secara teliti dalam berita
acara pemeriksaan dan setelah selesai diberikan
kesempatan untuk membaca kembali hasil berita acara
pemeriksaan dan apabila setuju, saksi diminta untuk
membutuhkan paraf dan tanda tangan pada berita acara
pemeriksaan tersebut.
8) Penyidik / penyidik pembantu bersikap ramah dan santun
selama pemeriksaan dilaksanakan
9) Pada saat pemeriksaan diberikan kesempatan untuk
makan dan beribadah bila tiba waktunya
b. Pemeriksaan tersangka
1) Tersangka dapat diperiksa dengan didahului oleh
proses pemanggilan atau perintah membawa atau
penangkapan. Kecuali terhadap tersangka yang telah
dilakukan penahanan maka dapat langsung dilakukan
pemeriksaan.
2) Sebelum
mengajukan
pertanyaan,
penyidik atau
penyidik pembantu
wajib
memberitahukan kepada
tersangka
tentang haknya
mendapatkan
bantuan
hukum atau bahwa ia dalam perkaranya tersebut
wajib didampingi oleh penasehat hukum (Pasal 54 s/d
Pasal 56 KUHAP).

/_ 3) Dalam Hal .

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 7 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

3) Dalam hal saksi didampingi oleh penasihat hukum,


maka penasihat hukum tersebut wajib menghadirkan
Surat Kuasa asli dari Kliennya yang berisi kuasa
pendampingan. Foto Copy Surat Kuasa
tersebut
kemudian diserahkan kepada Penyidik untuk diarsipkan.
4) Sebelum dilakukan pendampingan oleh penasihat hukum,
kepada yang bersangkutan dijelaskan tata cara dan
batasan-batasan pendampingan selama pemeriksaan, yaitu
sbb :
a) Penasihat hukum dilarang menjawab pertanyaan
penyidik yang seharusnya disampaikan oleh saksi
b) Penasihat hukum dilarang mengarahkan jawaban
yang dilontarkan oleh kliennya
c) Penasihat hukum dilarang mengganggu konsentrasi
penyidik selama
pemeriksaan,
seperti
menyampaikan
humor, mengalihkan pembicaraan,
memberi informasi-informasi di luar perkara, ataupun
memancing emosi penyidik
5) Tersangka berhak diberitahukan dengan jelas dalam bahasa
yang mudah dimengerti tentang apa yang dipersangkakan
kepadanya sebelum pemeriksaan dimulai.
6) Dalam hal tersangka ditahan dalam waktu 1 (satu) hari
setelah perintah penahanan itu dijalankan, tersangka mulai
diperiksa oleh penyidik/ penyidik pembantu.
7) Dalam hal tersangka agak sulit/ kurang lancar dalam
memberikan keterangan maka penyidik / penyidik
pembantu menyampaikan bukti bukti yang telah didapat
penyidik
sehingga tersangka
dapat
memberikan
keterangan tentang jalannya tindak pidana secara
lengkap sistematis dan berurutan.
/_ 8) Tersangka .

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 8 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

8)

Tersangka memiliki hak untuk bebas menjawab


pertanyaan yang diajukan atau tidak menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penyidik. Dalam hal
ini penyidik / penyidik pembantu harus menjelaskan
kepadatersangka bahwa keterangan tersangka sangat
dibutuhkan oleh tersangka sendiri sebagai pembelaan
atas persangkaan pasal yang diterapkan dalam tindak
pidana tersebut. Dalam hal tersangka menolak untuk
menandatangani berita acara penolakan maka penyidik
menyiapkan berita acara penolakan tanda tangan BAP.

9)

Pemeriksaan tersangka tidak boleh dihadiri oleh orang


yang tidak berkepentingan dengan pemeriksaan
tersebut. Keterangan tersangka wajib ditulis secara teliti
dan dilengkapi dalam berita acara pemeriksaan dan
setelah selesai diberikan kepada tersangka untuk
membaca kembali hasil Berita Acara

10) Pemeriksaan dan apabila setuju, tersangka diminta


untuk membubuhkan paraf dan tanda tangan pada
Berita Acara Pemeriksaan tersebut.
11) Tersangka berhak mengajukan saksi atau seseorang
yang memiliki keahlian khusus yang dapat
menguntungkan baginya dalam pemeriksaan (vide
pasal 116 ayat (3) dan (4) dan pasal 65 KUHAP).
12) Jika seorang tersangka yang dipanggil memberi alasan
yang patut dan wajar bahwa ia tidak dapat datang
kepada penyidik yang melakukan
pemeriksaan,
penyidik
itu
datang
ketempat kediamannya (vide
Pasal 113 KUHAP).
13) Penyidik / penyidik pembantu bersikap ramah dan santun
selama pemeriksaan dilaksanakan.
14) Pada saat pemeriksaan diberikan kesempatan untuk
makan dan beribadah bila tiba waktunya.
/_ c. Pemeriksaan Ahli ..

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 9 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

c. Pemeriksaan Ahli
1) Apabila dalam pemeriksaan suatu tindak pidana terhadap hal hal tertentu,
(misal: bila ada pengaduan bahwa
suatusurat/tulisan palsu/dipalsukan/ diduga palsu) atau barangbarang (misal : emas, berlian) atau dalam menangani
seorang korban (luka / keracunan / mati karena peristiwa
yang diduga tindak pidana), yang hanya dapat diterangkan
atau dijelaskan oleh orang ahli atau orang yang memiliki
keahlian khusus dalam bidang tertentu, maka maka
penyidik/ penyidik pembantu dapat meminta pendapat kepada
orang ahli yang memiliki keahlian khusus. (vide pasal 120 ayat
(1) KUHAP) .
2) Pemeriksaan
ahli
dilaksanakan
setelah
penyidik /
penyidik pembantu mendapatkan bukti bukti yang dapat
dianalisa oleh ahli sesuai dengan keahliannya, dengan jalan
mengajukan permintaan tertulis keterangan keahlian atau
dengan jalan memanggil orang ahli/yang memiliki keahlian
khusus.
3) Sebelum
memberikan
keterangan berdasarkan
keahliannya
seorang
ahli
terlebih
dahulu
disumpah/mengucapkan janji dihadapan penyidik/ penyidik
pembantu bahwa ia akan memberikan
keterangan
menurut pengetahuannya dan keahliannya
4) Untuk memberikan keterangan itu, ahli mengangkat sumpah
atau mengucapkan janji dihadapan penyidik, kecuali bila
disebabkan karena harkat dan martabat, pekerjaan atau
jabatannya orang mewajibkan menyimpan rahasia, dapat
menolak untuk memberikan keterangan yang diminta (Vide
pasal 120 ayat (2) KUHAP)
5) Penyidik / penyidik pembantu memberikan penjelasan kepada
ahli tentang kronologis perkara berdasarkan alat bukti dan
bukti-bukti yang telah didapat oleh penyidik, setelah
itu
ahli
akan memberikan keterangannya berdasarkan
keahliannya.

/_ 6) Penyidik ..

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 10 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

6) Penyidik/ Penyidik Pembantu menuangkan keterangan


yang diberikan oleh ahli tersebut dalam Berita Acara
Pemeriksaan Ahli. 7) Penyidik/ penyidik pembantu dapat
pula meminta pendapat kepada orang ahli/ yang memiliki
keahlian khusus sesuai dengan perundang - undangan yang
berlaku dalam bentuk surat berupa keterangan ahli yang
telah tertuang dalam Visum et Repertum atau Berita Acara
Pemeriksaan Ahli dari Laboratorium Forensik.
7) Orang ahli/yang memiliki keahlian khusus, misalnya
pemeriksaan tulisan/surat palsu/dipalsukan/diduga palsu
atau pemeriksaan keahlian
terhadap
masalah
luka/keracunan/mati,
maka penyidik/.penyidik pembantu
mengirimkan barang-barang bukti / surat-surat atau korban
tersebut kepada orang ahli yang bersangkutan, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,
guna
mendapatkan
keterangan
atau
keterangan ahli (Visum et Repertum) atau acara hasil
pemeriksaan oleh ahli.
8) Dalam hal saksi ahli bersedia hadir untuk memberikan
keterangan tanpa surat panggilan, surat panggilan dapat
dibuat dan ditandatangani oleh penyidik dan saksi ahli,
sesaat sebelum pemeriksaan dilakukan.
9) Penyidik / penyidik pembantu bersikap ramah dan santun
selama pemeriksaan dilaksanakan.
10) Pada saat pemeriksaan diberikan kesempatan untuk makan
dan beribadah bila tiba waktunya.
d. Konfrontasi
1) Maksud diadakannya konfrontasi adalah untuk mencari
persesuaian dari beberapa keterangan yang berasal baik dari
tersangka maupun saksi dengan tujuan untuk mendapatkan
kepastian manakah diantara keterangan
saksi
tersebut
yang benar atau paling mendekati kebenaran.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 11 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

2) Cara melakukan konfrontasi


a)

Langsung
Tersangka atau para tersangka dan atau saksi atau
para saksi yang keterangannya saling tidak ada
kecocokan atau tidak terdapat persesuaian satu sama
lain, dipertemukan satu sama lain dihadapan pemeriksa
guna diuji manakah diantara keterangan-keterangan
tersebut
yang
benar
atau
paling mendekati
kebenaran.

b)

Tidak langsung
Tersangka atau orang yang dicari dicampur dengan
beberapa orang (3 orang atau lebih) yang belum
dikenal oleh saksi, berdiri atau duduk berjajar dan
masing-masing diberi nomor, ditempatkan di dalam
suatu ruangan yang dapat dilihat saksi. Sedangkan saksi
bersama pemeriksa berada di luar ruang tersebut,
dapat melihat orang-orang tersebut.Manakah yang
dimaksudkan dalam keterangan tersebut cara ini biasa
disebut dengan link up

3) Hasil konfrontasi
Konfrontasi.

f.

agar

dituangkan

dalam

Berita

Acara

Rekonstruksi
1) Maksud
diadakannya
rekonstruksi
ialah
untuk
memberikan gambaran tentang terjadinya suatu tindak
pidana dengan jalan memperagakan kembali cara tersangka
melakukan tindak pidana dengan tujuan untuk lebih
meyakinkan kepada pemeriksa tentang kebenaran keterangan
tersangka atau saksi.
2) Rekonstruksi dapat dilakukan di tempat kejadian perkara
atau tempat lain bila situasi tidak memungkinkan.
3) Setiap peragaan perlu diambil foto-fotonya dan jalannya
peragaan dituangkan dalam berita acara.
/_ 5.3 Tahap .

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 12 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

5.3

Tahap Penutup

a.

Setelah pemeriksaan selesai maka pemeriksa memperlihatkan


isi BeritaAcara Pemeriksaan kepada terperiksa agar terperiksa
dapat membaca dan meneliti ulang apa yang telah disampaikan
kepada pemeriksa yang tertuang dalam Berita Acara
Pemeriksaan.

b.

Pemeriksa dan terperiksa membubuhkan tanda tangan pada


lembar terakhir Berita Acara Pemeriksaan.

c.

Pada setiap lembar berita acara pemeriksaan saksi/


tersangka dibubuhkan paraf oleh terperiksa sehingga
pemeriksa tidak dapat merubah isi pada setiap lembar
pemeriksaan.

d.

Salinan Berita Acara Pemeriksaan yang dapat diberikan


kepada yang diperiksa hanya Berita Acara Pemeriksaan
tersangka sedangkan untuk Berita Acara Pemeriksaan saksi
tidak dapat diberikan kepada saksi atau pihak lain untuk menjaga
kerahasiaan. Tersangka atau kuasa hukumnya dapat meminta
turunan dari Berita Acara Pemeriksaan yang telah dibuat oleh
penyidik/ penyidik pembantu (Pasal 72 KUHAP).

/_ 6. Mekanisme Pemeriksaan.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
NO. DOKUMEN
SOP-RESKRIM MAROS-009

NO. REVISI
009

HALAMAN
Halaman 13 dari 13

TANGGAL TERBIT : Juli 2013

6. Mekanisme Pemeriksaan

TERPERIKSA DATANG SESUAI DENGAN


WAKTU DALAM SURAT PANGGILAN

PEMERIKSA/PENYIDIK

PEMERIKSAAN/PENYIDIK

PEMERIKSA/PENYIDIK
MEMBUAT RENCANA
PERTANYAAN YANG AKAN
DITANYAKAN KEPADA
TERPERIKSA

MEMPERSIAPKAN
RUANG PEMERIKSAAN
DENGAN RAPI

SETELAH SELESAI
MEMERIKSA
PEMERIKSA/PENYIDIK
MEMPERLIHATKAN ISI
BERITA ACARA
PEMERIKSAAN KEPADA
TERPERIKSA

PEMERIKSA / PENYIDIK
MENGUASAI PERSOALAN
YANG DISIDIK

PEMERIKSA / PENYIDIK
DAN TERPERIKSA
MENANDA TANGANI
BERITA ACARA YANG
TELAH DIBUAT

MELAKSANAKAN
PEMERIKSAAN SESUAI
DENGAN WAKTU
DALAM SURAT
PANGGILAN

BERSIKAP RAMAH DAN


SOPAN SERTA
BERPAKAIAN RAPI PADA
WAKTU MEMERIKSA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN
RESORT MAROS

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


NO. DOKUMEN : SOP RESKRIM 009 / VII / 2013
TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN
SAT RESRIM POLRES MAROS

Maros, 03 Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai