Anda di halaman 1dari 39

Thokolan Urip Nyokot Project edisi April 2014

iba juga pada edisi kedua, kali ini TUN Project mencoba bermain dengan tema Tata Ruang
Kota. Suatu tema yang barangkali terdengar asing, klise, serius, utopis, atau mengawang
awang. Haha, ya barangkali memang benar juga, ketika kami mencoba untuk merespon
tema ini, tentu terbayang bakal muncul permainan wacana yang berkeliaran dari opini kawan
kawan. Dominan karya memang lahir dari opini, karena kami bukanlah pakar tata kota yang
mengambil pandangan dari pijakan pengetahuan, data, dan riset. Melalui TUN ini, kami sekadar
mencoba untuk berbagi, mengenai transformasi rupa kota, dimana kita berada dan hidup di
dalamnya. Menjadi saksi atas perubahan wajah kota yang cenderung kurang bersahabat bagi
publik kebanyakan. Perubahan inilah yang memicu terbentuknya opini, yang dominan bernada
mempertanyakan, atas apa yang berlangsung. Imaji ini muncul dari apa yang kami alami, sebagai
penghuni, yang tentu saja juga diwarnai dan dipengaruhi beragam wacana dominan. Tapi itu
tidaklah mengapa, karena kami pun sadar, tidak ada yang ideal, ideal cuma berada di alam teks
yang akan terus diupayakan. Dan disitulah kami mencoba berposisi, terus berupaya, meski
sekadar wacana, hahae.
Karena kuasa ruang dalam struktur sebuah kota berada dalam wewenang suatu pihak pemberi
hak. Maka, upaya paling sederhana (bisa dibaca:klise) ya memang bersuara, dalam arti
mengingatkan dan mewacanakan perubahan dan peruntukan ruang yang tidak sesuai fungsi dan
kebutuhan keseimbangannya. Tapi setidaknya (semoga) hal itu bisa dicatat sebagai wujud
kepedulian. Syukur jika ada kawan yang punya solusi, sangat terbuka untuk berbagi. Agar suatu
ruang tidak dipandang sebatas dari kacamata ekonomi, tapi bisa diintip dari teleskop sosial,
budaya, ekologi, atau bidang pemanfaatan lain. Berharap tetap seimbang dalam memperlakukan
ruang dan memaknai kata nyaman.

Anung P | Fitria NS | Reza Ferdiand | HD Putri | Saiful B | BS Wirawan | Bondan P | Danny Garjito |
Roni Robert | Yunanta C Buana | Daya RA | N AlRezki | Putro Setyonegoro | Prima NP

OPEN SUBMISSION

Kelompok Menggambar Minggu Sore

08995164822
userUGM@gmail.com
@kmmsUGM

1.Niat dulu,
2.Karya orisinil, berangkat dari opini pribadi mengenai sesuatu (apa saja,
terserah)
3.Tema bebas, dianjurkan yang menantang kebakuan sudut pandang &
olah logika haha
4.Wujud karya bisa berupa gambar (visual) atau kata (tulisan),
- jika gambar bisa berwujud : drawing, komik, ilustrasi, sketsa,
atau pun coretan lain yang tertoreh di bukumu (pokok e gambar).
- jika kata bisa berwujud : puisi, cerpen, esay pendek, curhatan di
binder, diary dan
sebagainya (pokok e tulisan).
5.Se ap karya diberi judul
6.Jika gambar, ukuran A5, warna hitam pu h, jika tulisan maksimal
sekitar 500 kata (1hal. A5).

Fitria NS Di Tengah Perubahan

Reza Ferdiand (JOG)JAKARTA

Reza Ferdiand Ngrusak Pandhangan

Reza Ferdiand Dahulu Vs Sekarang

Reza Ferdiand Dipangan Gedung

Dany Garjito

Ceritane Demo

Menurut saya terkadang banyak aspirasi yang sebenarnya baik disampaikan secara buruk, kasar, dan
tidak mempedulikan efek negatif bagi orang lain. Seperti dalam karya ini, terdapat seorang
demonstran yang menuntut adanya perubahan ke arah yang baik (Penataan Kota). Namun yang
keluar justru lebih banyak kata kata dan gestur tidak senonoh, padahal di depannya ada anak kecil.

FIKSI MINI

oleh:
Yunanta Chandra Buana

ke titik awal. Wajahnya kelihatan kebingungan


"Nggak ada mbak. Nomernya cuma sampai 54 di
sini. Mbaknya pasti lihat sendiri kan di ujung
sana.
Tapi ini alamat suami saya setahun lalu pak. Kalau
saya kirim surat selalu sampai kok.

Randhu
Seorang pria paruh baya turun dari bus kota,
berjalan menuju taman di dekat halte. Degan
sigapnya menuntun gadis yang seumuran yang
matanya ditutup pita merah. Pak tua mencoba
memberi kejutan di fase akhir kehidupannya.
"Kita dimana to pakne?"
"Sek sek bentar Bu, ojo dibuka dulu. Kamu di sini
saja, jangan kemanamana." Pak tua itu clingak
clinguk mendekati kolam dengan wajah
sepertnyadulutaksepertiini kemudian
melanjutkan mencari sesuatu, mendatangi orang
orang yang lewat untuk bertanya tentang hal yang
Ia cari. Setelah beberapa menit berlalu Ia
menyerah. Pak tua melepas penutup mata.
"Maaf yo Bune, Niatnya aku mau mengajakmu
nostalgia di taman ini seperti saat aku melamarmu
dulu. tapi aku sepertinya salah tempat. Atau
tempatnya memang sudah berubah. Seingatku
dulu di dekat kolam ada pepohonan rimbun. Tapi
ini, duh, kolame saja aneh begini bune."
"Lho ini kan benar tempatnya. Pakne lupa to? Pas
ulang tahun perak kan pakne merenovasi tanaman
pagarnya jadi lampion, terus pohon randu yang di
sini Pakne tebang, sebagai gantinya Pakne bangun
monumen ini. Supaya matching sama apartemen
di depan."

"Walah itu udah lama mbak. Bukan di sini itu


alamatnya. Jalan perjuangan lama pertigaan itu
masuk aja mbak." ujar abang becak menunjuk
simpang di kiri jalan. "Nomor ganjil di kiri jalan."
jelasnya.
Tergopohgopoh perempuan itu menuju jalan yang
tadi ditunjuk, sampai lupa berterima kasih.
Matanya terpaku pada deretan nomor di kiri jalan.
Lima, sebelas, dua satu, dia terus berlari menuju
masa lalunya yang dirindu. Empat tiga, lima satu,
lima sembilan, senyumnya merekah. Tiga rumah
lagi dan dia akan bertemu. Sampai. Perempau itu
buruburu mengetuk pintu rumah nomor enam
lima, rumah kelima dari ujung. Seorang pemuda
muncul.
"Mas, maaf ini benar Jl Perjuangan nomor 65? Apa
setahun lalu ada orang yang namanya Endro
ngekos di sini? Apa sekarang dia masih di sini?"
matanya berbinar penuh harap.
Eh Iya mbak rumah ini Jl Perjuangan nomor
65, tapi setahun yang lalu rumah ini nomor 48."
Lewat Mana?

Nomer 65

Ibnu pulang pagi, sekolah dipulangkan pagi karena


mendadak ada pertemuan dewan sekolah. Mbak
Tum belum datang, biasanya Ibnu memang di
jemput jam 12. Terpaksa Ibnu pulang dengan
beberapa kawannya yang searah Dio, Yoga, Eka.
Kompak berempat berjalan kaki sambil bergurau.

Seorang perempuan bercucuran keringatnya


mengamati satu per satu bangunan di sebuah
jalan. Dari ujung timur ke barat kemudian
menyeberang ke utara lalu berbalik arah kembali

"Yah, jalannya buntu." belum lima menit berjalan,


mereka dihadang toko pakaian import. Toko itu
buka kesiangan jadi etalasenya masih berantakan
di trotoar.

FIKSI MINI
"Lewat saja le, tapi jangan pegangpegang rak
bajunya. Nanti glundung." kata pemilik toko.
Mereka kemudian berlarian satusatu sambil
mendorong2 rak baju. Untuk mereka, dilarang
adalah disuruh.
"Yah, jalanya buntu lagi." Kali ini tambal ban
lengkap dengan pasiennya menghadang jalan
mereka.
"Lewat saja le, tapi satusatu. Hatihati alatnya
panas. Jam semene kok wis mulih to?"
"Gurune rapat pak. Hehehe."
Mereka terus berlarian menyusuri jalanan menuju
rumah sambil bermain narutonarutoan. Dio
melompat, ibnu melempar shuriken sisanya
merapal jurus gabungan antara naruto dan saras
008.
"Terus ini lewat mana?" didepan mereka sekarang
pedagang sayur dijejali dengan pembeli yang
hampir semuanya perempuan. Tak ada yang
mebagi perhatian dengan anakanak kecil,

semuanya sibuk belanja.


"Lewat bawah aja Nu. Mbrobos parkir motor."
Yoga menunjuk deretan motor yang berjejer tak
karuan di samping trotoar.
"Ayo, ayo, ayo" Satu per satu mereka melompat
turun, masih dengan Ibnu yang jadi naruto, Eka
yang jadi sasuke, Dio yang jadi gaara dan Yoga yang
ngeyel jadi naruto 2. mereka saling kejar sambil
pamer jurus melanjutkan perjalanan. Sebuah
motor mengerem tibatiba, pengendaranya salto
jatuh dari motor. Ibnu dan yoga jatuh karena kaget.
"BOCAH NGUAWUR, IKI JALAN MOTOR, NEK
MLAKU LEWAT TROTOAR!!!"
Mereka berlima menagis.
Layang-layang
Pelajaran terakhir hari ini adalah kesenian.
Sekelompok murid terlihat serius membuat
kerajinan tangan.
Ini harus teliti, nanti kalo nggak pas nggak bisa
terbang.

FIKSI MINI

Berarti rangkane ditipisi aja. Biar enteng.


"Timbang dulu pokoke, biat imbang. Heh kertase
jangan di potong sek."
Mereka berlima ribut sekali, melenturkan bambu,
menimbang rangka. Mereka ingin karya mereka
sempurna karena ini pertama kalinya mereka
membuat layanglayang. Meja makin berisik
ketika mereka hampir selesai membuat layang
layang.
Pak guru, Pak guru, ini udah jadi. kita coba di
lapangan ya pak?
Main layangan itu butuh tempat luas. Kamu
nggak bisa main di lapangan sekolah.
"Terus di mana pak?"Pak guru menepuk pundak
sang ketua kelompok.
Nanti ya, bapak coba ijin sama petugas stadion
dulu. layangannya di simpan dulu.
Mimpi
Jon, kamu kalo kirakira jadi bupati arep kepiye
jon?"
"Yo nyantai ae. diowahi sak perlune, sing kurang
yo ditoto pasare ora usah apikapik tapi resik. Nek
perlu ora usah ono mall mallan. Diakehi lapangan
bal, voli karo badminton men iso tarkam. Gawe
perpustakaan sing bukak 12 jam, bukubukune
dilengkapi tur ana taman gedhe ning njobone.
Sawah tetep dadi sawah, kebon men ajeg kebon,
dadi kaline resik. Sing arep investasi tak kon
ngurusi kebon karo ternak. Moh aku nek gur
nggawe apartemen karo pabrik yang bahan
bakune import.

"Halah, jon, kalo kamu pas kampanye ngomong


gitu, ra bakal kepilih dadi bupati Jon. Visimu gak
jelas jon. Nek aku yo misal jadi bupati aku bakal
mewujudkan Kota sebagaipusat Pendidikan
berkualitas, berkarakter inklusif, Pariwisata
berbasis budaya dan Pusat pelayanan jasa yang
berwawasan lingkungan dan ekonomi
kerakyatan."
"Itulah bedanya sampeyan sama aku Min, kamu
punya visi aku punya mimpi. Kita liat, mana yang
bisa konsisten."
Saat Pelajaran Adiwiyata
"Nah karena tadi sudah belajar tentang fungsi
tanaman, sekarang bapak ajak keluar untuk
mengamati tanaman di sekitar kantor."
Anakanak berhamburan keluar kelas, mengikuti
Pak guru ke halaman depan. Mereka tidak sabar
berebut tanya ke pak guru. "Nah yang tadi tanya
bentuknya sansivera, ini dia." ujar pak guru sambil
menunjuk berpotpot tanaman sansivera. "ini
contoh tanaman penyerap polusi yang baik."
"Kalau itu namanya apa pak?"
"Yang besar di pojok itu pak?"
"Itu mahoni, dia juga penyerap polusi yang baik.
Kalau yang dipojok itu trembesi, fungsinya
memberi oksigen yang lebih banyak sama
peneduh.''
"Kalau yang daunnya merah di dekat gerbang
pak?"
"itu amboyan, dia peneduh tapi juga penghias,
karena dia berbunga cantik. Yang merah itu
bunganya."
"Kalau yang ditengah jalan itu pak?"
"Itu Glodogan pecut, fungsinya ..."
harusnya pak guru bilang itu tanaman pagar dan
peredam suara, tapi ia sedang malas dicecar
pertanyaan unik lainnya.

Bondan P Musuh Ultraman

Bis si Eneng

CERPEN

Prima N.P.

Biasanya tak pakai minyak wangi


biasanya tak suka begituu begitulah sepenggal lagu
minyak wangi yang diputar tetangga dengan
volume super sukses membangunkanku di pagi
buta ini tunggu mungkin bukan si pagi yang buta
tapi mata ini yang masih terasa amat berat untuk
terbuka dengan benar. Kulirik jam dinding di
kamar ,hmmm masih jam 06...06.45!!!! Sekejap
rasa kantukku menguap hilang 10 detik
kemudian aku sudah berada di kamar mandi
melakukan ritual mandi bebek dan dalam waktu 5
menit aku sudah siap berangkat sekolah . Sekilas
aku aku bercermin di kaca, okee seragam rapi,
rambut oke, sepatu kinclong, okeee siap cuss . Aku
segera membonceng kakakku. Pagi ini seperti
pagipagi yang sudah berlalu kumulai hari dengan
bangun kesiangan (jadi jarang subuhan),
melakukan semuanya dengan terburuburu dan
sering membuat peraturan darurat yang
merugikan orang lain (seperti supir angkutan
umum yang memberhentikan kendaraannya di
sembarang tempat). Jika aku bangun pagi mungkin
aku tak perlu membonceng kakakku kasihan kak
Alvin tiap hari harus mengantarku ke sekolah
padahal jarak dari sekolah ke tempat kerjanya
lumayan jauh. Sebenarnya aku sudah memasang
alarm dan berusaha untuk tidur lebih awal tapi
kenapa itu semua ga ada efeknya ya??
Ciittttttibatiba kakakku mendadak
mengerem motornya. Loh kenapa kak kok
berhenti? tanyaku panik dalam hati aku berdoa
semoga kakak gak nabrak semut atau kehabisan
bensin.
Maaf dek barusan ada lubang galian
kabel optik kakak gatau ada lubang disitu perasaan
kemaren jalannya mulusmulus aja. Yaudah yuk
cus lagi kak telat nih hehehe. Motorpun segera

dipacu ngebut kayak mau nangkep maling karpet


masjid. Sampai di sekolah aku segera turun dari
motor kak Alvin dan tak lupa salim dulu biar dapat
uang saku hehe dilanjutkan lari maraton menuju
kelasku yang terletak di paling ujung dekat kantin
sekolah strategis kan? Cilukba...dan ternyata
gurunya sudah ada di dalam kelas pemirsah,
matematika pula dan seperti biasa seorang Melisa
Adriana menjadi langganan dihukum guru
pelajaran pertama hukumannya cukup spesial loh
kamu boleh berdiri di belakang kelas dengan
catatan tetap mendengarkan dan mencatat
pelajaran. Keren??gak! keren tuh kalo kamu ga
pernah telat en dapet nilai bagus. Pulang sekolah
aku mesti berknjung ke kantor guru menghadap
ke Bu Ratih untuk diceramahi dan dinasehati juga
ada bonus spesial aku dimintanya membuat
laporan penelitian kemacetan di kota Power
Ranger ya kotaku bernama Power Ranger seperti
yang di lmlm ya??.
Setelah semua selesai aku segera pamit
pulang dan berjalan menuju halte. Sudah 2jam aku
menunggu di halte tapi tak kunjung datang bis
nomer 3A. Tibatiba ada bis berhenti dan sopirnya
cewek?? Mari naik mbak kebetulan bis 3A
sedang diperbaiki jadi untuk hari ini silahkan naik
bus ini, bus ini lewat jalan GlagahSari kok mbak.
Segera aku menaiki bis ini semula memang tidak
ada yang aneh dengan bis ini ketika kulirik depan
belakang samping tak ada penumpang selain
aku.Mbak kok bisnya sepi amat yah padahal kan
ini jam pulang sekolah?''. Gapapa mbak mungkin
mereka uda kapok buat ngalamin perjalanan super
ngeliat kelakuan manusia yang ga manusiawi.
Loh maksud mbak apa?? mbak penculik ya??
jangan culik saya mbak saya ga punya duwit kok
mbak ini aja masih nyicil kredit hape kurang
4bulan. Tapi si mbak tetep diam aja bis melaju

makin kencang dan berhenti di pusat kota . Ini


kotamu 5 tahun ke depan lihat tak ada
pepeohonan rindang semua penuh dengan
gedunggedung , saluran air sangat sedikit
mungkin banjir jika hujan datang , kau lihat di
pojok sana supermarket, rumah makan dan pabrik
pabrik saling berdekatan padahal pabrik itu
harusnya jauh dari keramaian kota agar polusi
udara maupun limbah yangdihasilkan tak
menggangu sekitarnya, pasarpasar tradisional
makin nekat dengan berjualan makin merangsek
ke pinggir jalan selain berbahaya bagi keselamatan
konsumen itu juga berbahaya bagi dirinya
sendiri. Mbak sopir segera melajukan lagi bisnya
sepanjang perjalanan aku hanya tercenung
melihat itu semua apakah seperti itukah manusia
manusia dan kotaku tercinta 5 tahun mendatang?
pasti hanyalah orang yang berkuasa yang mampu
hidup di jaman itu. Bis berhenti di depan rumahku
si mbak sopir mempersilahkanku untuk turun .
Amel ini kenangkenangan dariku simpanlah
siapa tahu ini berguna . Katanya sembari
memberikan hiasan yang di dalamnya terdapat
miniatur kota yang sangat indah dan rapi penuh
dengan pepohonan. Di tempat seperti itulah aku
tinggal semua sangat alami meskipun teknologi
kami sudah sangat maju, dari tadi kau belum tahu
namaku ya? namaku Eneng, aku sangat senang
hari ini bisa mengajakmu jalanjalan semoga
perjalanan ini bermanfaat untukmu. Aku
tersenyum dan segera turun dari bis itu, Eneng
melambaikan salam perpisahan dan akupun
demikian saat aku berbalik menuju rumah tiba
tiba dari atas langit sebuah gajah eh meteor jatuh
ke arahku.
Suara merdu Sabrina membangunkanku
dan saat kulihat jam dinding, masih setengah lima
pagi leganya,aku mengingatingat peristiwa tadi
dan 100% itu hanya mimpi. Aku segera menuju
kamar mandi dan mengambil wudhu lalu
melaksanakan shalat subuh setelah itu mandi dan

bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah semua


selesai aku pergi menuju ruang makan untuk
sarapan. Kok masih sepi banget ya?. Selesai
makan aku segera berangkat sekolah tapi ketika di
luar motor kak Alvin ga ada. Waduh jangan
jangan dimaling orang nih. Belum habis rasa
heranku dari arah utara kak Alvin datang dengan
pakaian joggingnya??. Ngapain kamu pake
seragam ini hari Minggu kan??. Eh iya Amel
lupa habis biasanya telat sih hehe yaudah Amel ke
kamar aja ya mau beberes kamar. Cepatcepat
aku menuju kamar membereskan kerajaan
mungilku ini, saat aku melipat selimut aku melihat
benda berkilauan di atas kasurku ternyata hiasan
yang ada miniatur kota mirip kayak di mimpi?.
Jadi sebenarnya ini mimpi atau bukan?

Teka-Teki TUN (T_T)

1.

2.

1.

2.

1.

Mendatar:
1. Kepanjangan R dalam istilah RTH
2. Kepanjangan T dalam istilah RTH
Menurun :
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (disingkat)
2. Suatu keadaan menyedihkan yang dicirikan dengan terlihatnya banyak genangan.
(Ingat...terlihatnya banyak genangan bukan kenangan)
Mendatar Independen:
1. Salah satu transportasi massal yang masih perlu banyak dikritisi yakni .....
Jogja. (isilah titik-titiknya sekarang juga.Cepat.Sekarang.CEPAT DEK.CEPAAAT !!!)
jawaban dikirim ke userugm@gmail.com
sertakan biodata singkat
paling lambat 30 April 2014 pukul 23:59 WIB
1 pemenang utama akan mendapatkan bingkisan menarik

Sang Penari
HD Putri
Apakah di jaman modern ini budaya sudah terlupakan? Hal tersebut bisa dilihat dari dua sudut
pandang. Di satu sisi mungkin iya. Tapi di sisi lain orang akan mengatakan bahwa budaya masih
dipegang teguh. Penari adalah salah satu representasi dari bagian kebudayaan kita. Sampai saat ini
kebudayaan masih merupakan salah satu hal yang lekat dengan bangsa indonesia. Kita mempunyai
beratus jenis tari tarian yang masih setia diturunkan dan diajarkan kepada penerusnya. Di tengah
modernitas yang semakin menderu, masih ada sebagian orang yang mencintai dunia tari dengan terus
menarikan imajinasi mereka pada gerak yang dinamis. Mungkin juga mengikuti aturan lama,
mengontemporerkan pakem atau membuat gerakan baru yang lebih modern. Semua sah sah saja karena
manusia memang tidak akan pernah lepas dari hal bernama budaya.

(Mungkin akan) Terlupakan


HD Putri
Kemajuan zaman membuat anak anak tidak lagi memperhatikan mainan dan hal hal menyenangkan
yang dilakukan anak anak seusia mereka. Gadget sudah menjadi mainan wajib mereka yang baru. Tidak
lagi ada perosotan, bola dunia, buku gambar, boneka, mainan tradisional dan benda benda lucu masa
anak anak lagi yang memungkinkan adanya interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Mungkin juga tidak
ada interaksi yang lebih dari anak anak selain dengan gadget mereka sendiri. syukur jika mainan dan
benda benda tersebut dirawat dengan rapi. Lalu bagaimana dengan yang terlupakan. Perubahan jaman
mengubah manusia di dalamnya.

CERPEN

Gorilla Langit
BS. Wirawan

Akisah, di sebuah negeri antah berantah terdapat sebuah desa yang tenang dan
makmur
Masyarakat yang ramah dan sederhana lagi bersahaja
Rumput hijau, pohonpohon perindang, dan hewanhewan yang saling
bersahutan menjadikan
Anakanak kecil berlarian dengan riang, terlarut dalam permainan dan tawa
merekadesa tersebut terasa semakin asri dan tenang
Tidak nampak adanya kesenjangan antar masyarakat karena mereka saling
memberi dan berbagi
Yang berlebihan membantu yang kekurangan, yang mampu membantu yang
membutuhkan
Betapa makmur dan damai terasa di tiap sudutnya
Tak jauh dari sana, terdapat sebuah kota besar
Gedunggedung dan rumahrumah besar berpagar tinggi berderet sepanjang
jalan, bagaikan semut yang sedang berbaris hendak memusnahkan mangsa
mereka
Bersepuh emas dan bertahta berlian pakaian yang mereka kenakan
Kesuksesan diukur berdasarkan kepemilikikan harta yang paling melimpah di
kota tersebut
Hingga akirnya mereka menjadi makhluk yang tidak pernah merasa puas dengan
apa yang dimilikinya
Terlalu sibuk dengan kegiatan sendiri, tawa kecil beriringan dengan tatapan pada
layar kecil bercahaya, persetan dengan sekitar
Saling menjatuhkan dan berbuat licik untuk mengalahkan lawan
Serta melakukan berbagai cara untuk menjadi yang terhebat
Sungguh kota yang terasa angkuh dan menyebalkan

Akhirnya yang tertuang di atas hanyalah sebuah alkisah di negeri antah berantah
yang entah berada di mana
Entah berada di dunia nyata, fana, maya, atau sekedar imagi dan khayalan si
penulis
Selamat merasakan dan menertawakan

Nurlahari Alrezki Tragis Kini Wajahmu

Nurlahari Alrezki Menyapu Kota

Nurlahari Alrezki Nowhere To Go

Nurlahari Alrezki Berani Menolak

Nurlahari Alrezki Hilang Damba di Jendela

Daya RA Murka Keraton

Daya RA Jogja Dulu dan Kini

Kata Kota, Kami Ini Siapa?

Esai Foto

FOTO: Putro Setyo Negoro | TEKS: Roni Robert

KOTA ADALAH PERANGKAP bagi pengertian baku atas kesatuan identitas para penghuninya. Baik
oleh pemahaman dalam diri masingmasing warga yang tinggal di suatu kota, ataupun pemikiran
yang disodorkan ahli sosial perkotaan mutakhir manapun. Siapakah kami, sebuah kumpulan warga
yang menempati sepetakdua petak tanah di sinidi belakang pusat pertokoan, di sebelah gedung
kantor pemerintahan, ini? Waktu yang membersamai kehadiran kami di kota ini, kata batin mereka
suatu kali, ialah saksi bahwa kami adalah Warga Kota X. Sungguhpun jika X boleh diisi Jakarta atau
Yogyakarta, misalnya, identikasi penduduk suatu kota akan selalu melahirkan pertanyaan baru,
selaras perjalanan waktu.
Siapakah aku di dalam kerumunan yang pada suatu malam menghadap panggung hiburan di pusat
kota ini? Kali lain, aku dan mereka basah kuyup oleh cemas lantaran aliran air deras, meluap tapi
tersendat. Padahal sebulan lalu aku masih bebas memarkir kendaraan di bahu jalan seberang suatu
kantor kementerian. Tak jauh sepelemparan batu dari persimpangan terpadat di kotaku, kutangkap
bayangbayang dua petugas perlindungan masyarakat. Sungguh, tak ada siapapun yang hendak
menegurku, mereka berdua pun tidak.
Banjir besar tahun ini di ibukota barangkali masih kiriman dari kota tetangga. Tapi anakanak seakan
tak fasih memungkiri perasaan. Kami tetap ceria meski genangan air di manamana, tutur tiga
sekawan. Sebab air yang menghanyutkan segelintir barang kesayangan mereka jauh lebih kecil
nilainya dibanding tegursapa di antara teman sepermainan. Dan air di sekeliling mereka semacam
wahana untuk kebersamaan. Ya, sebelum diriku kian pekat dalam jejalan kota nan padat, setidaknya
aku bisa memperingatisebab terasa mewah untuk merayakananugerah hidup. Dan sebelum
aku tertunduk lesu suatu waktu nanti, menua berpaku pada daun pintu hati Ilahi.
Yogyakarta, 20 Februari 2014.
Foto 1: Rambu Tak Sampai, Patuh Tak Sudah
Foto 2: Den Mas Linmas
Foto 3: Throng
Foto 4: Noah Canal
Foto 5: It's Not The Sea, Just Meeting on the Puddle
Foto 6: (Bukan) Bermain
Foto 7: Bila Umurku Panjang, di Pintumu Aku Tak Dapat Berpaling
IDENTITAS PENGKARYA:
Putro Setyo Negoro, mahasiswa yang masih mencari jatidiri.
Roni Robert, mahasiswa yang belajar keaktoran dan penulisan seni.

Saiful B Ojo Ditiru

Saiful B Mbok Aku Dinehi Dalan

Saiful B Ijek Urip

Saiful B Enake Diapakne Ya?

Saiful B Beri Aku Ruang Di Kepalamu

Saiful B Aku Njaluk Idemu

Saiful B SMS

BS WirawanSemrawut

Anung P Yang Lemah Haruskah Selalu Mengalah?

Anda mungkin juga menyukai