Anda di halaman 1dari 7

Secuplik dari Buku Melipat Air

Dari sekian banyak persoalan, selesai dengan sebuah kedipan mata.

Sumbangan kedekatan unsur-unsur Tionghoa bermain dalam konteks


budaya Indonesia.
Lee Man Fong kenal akrab dengan Lim Wasim. Sebagai pelukis, Lim Wasim
berguru kepada Lee Man Fong.
Meskipun ada perbedaan jabatan antara Man Fong dan Limyaitu Man
Fong pelukis istana Presiden, sedangkan Lim sebagai asistennya.

Kaitan terpenting dalam konteks sosial-budaya masyarakat Indonesia:


Pertama, naluri berdagang orang Tionghoa yang bermekaran bahkan
sebelum Belanda datang ke Indonesia.
Kedua, terkait yang pertama, kesempatan orang-orang Tionghoa untuk
bermain di wilayah dan pasar seni rupa.
Buku ini mengundang pembaca untuk berkenalan dengan ketiga sosok
pelukis Tionghoa ini. Tionghoa ini, emm... keturunan Tionghoa atau
memang berasal dari Tionghoa/ Cina.

Pokok karakteristik ketiga pelukis:


LEE MAN FONG
Falsafah hidup: bekerja untuk seni. Sifat: pendiam atau tertutup, baik hati,
dan rendah hatitak ingin muncul ke permukaan, selain tak mau berbagi
soal melukis kepada pihak lain. Perannya penting bagi kesejarahan seni
rupa Indonesia setidaknya sejak sepertiga abad pertama abad ke-20.
Dia bukan dari keluarga yang berlatar belakang seni.
Memastikan pilihan profesi sebagai pelukis profesional saat berusia 17
tahun atau remaja.
Mengapa disebut sebagai Maestro Tiga Negara? Diklaim sebagai
seniman dari Singapura, Tiongkok, meski adalah pelukis Indonesia.
Indonesia, Belanda,
Ia ikut bergerilya bawah tanah pada zaman pendudukan Jepang. Hingga
sempat disekap setidaknya enam bulan oleh penjajah Jepang, tapi ia
masih mencipta lukisan dalam sekapan itu.
Masa akhir hidupnya tetap diisi dengan pulang kembali ke rumahnya
untuk melanjutkan aktivitas melukis di rumah.

SIAUW TIK KWIE


Kekuatannya ialah pada kelihaiannya menggambar drawing atau sketsa,
berjiwa sebagai pengajar, pendidik, atau guru.
Pelukis Indonesia yang mengikuti perkembangan pergerakan dan sejarah
bangsa Indonesia, misal dengan mengamati peran dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Komikus Sie Djin Koei. Karena loyal pada koran Star Weekly, ia berhenti
membuat komik. Dia berwatak rendah hati sehingga ia menolak
popularitas diri yang, menurutnya, membuatnya dapat dipolitisasi. Ia pun
menolak untuk berpolitik.
Seorang penganut ajaran filsafat Ki Ageng Suryomentaram yang berkaitan
dengan komik Sie Djin Koei, ciptaannya.
Dianggap sebagai penganut aliran kiri karena berasosiasi dengan identitas
Tionghoa-nya.

LIM WASIM
Keberangkatan kisah hidupnya bertonggak pendapatan yang didapat dari
usaha restoran ayahnya.
Jalan perguruannya dalam melukis bertubi-tubi, berliku, atau penuh
hambatan dan tantangan.
Berprinsip: berkesenian itu seharusnya tidak menjadi surut oleh pahampaham politik.
Wasim adalah asisten Lee Man Fong sebagai Pelukis Istana. Sejak 19661990 ia bersembunyi untuk menjauh dari kejaran terhadap orang-orang
yang dianggap komunis dan Sukarnois. Dengan menjauhi keramaian/
publik, ia mencipta dalam ke-diam-annya sambil membuka usaha roti.
Berjasa mencipta atau menyimpan koleksi lukisan istana Presiden
sehingga dapat dilihat oleh masyarakat sampai sekarang.

Buku terbaru berjudul Melipat Air, Jurus Budaya Pendekar Tionghoa: Lee
Man Fong, Siauw Tik Kwie, Lim Wasim mengupas pergulatan tiga seniman
Tionghoa dan perannya dalam kebudayaan Indonesia, khususnya di
bidang seni rupa.

LEE MAN FONG


Falsafah hidup: bekerja untuk seni. Sifat: pendiam atau tertutup, baik hati,
dan rendah hatitak ingin muncul ke permukaan, selain tak mau berbagi
soal melukis kepada pihak lain. Perannya penting bagi kesejarahan seni
rupa Indonesia setidaknya sejak sepertiga abad pertama abad ke-20.
Dia bukan dari keluarga yang berlatar belakang seni.
Memastikan pilihan profesi sebagai pelukis profesional saat berusia 17
tahun atau remaja.
Mengapa disebut sebagai Maestro Tiga Negara? Diklaim sebagai
seniman dari Singapura, Tiongkok, meski adalah pelukis Indonesia.
Ia ikut bergerilya bawah tanah pada zaman pendudukan Jepang.
Hingga sempat disekap setidaknya enam bulan oleh penjajah Jepang, tapi
ia masih mencipta lukisan dalam sekapan itu.
Masa akhir hidupnya tetap diisi dengan pulang kembali ke rumahnya
untuk melanjutkan aktivitas melukis di rumah.
DIANGGAP SEBAGAI PENGANUT ALIRAN KIRI KARENA BERASOSIASI
DENGAN IDENTITAS TIONGHOA-NYA.

SIAUW TIK KWIE


Kekuatannya ialah pada kelihaiannya menggambar drawing atau sketsa,
berjiwa sebagai pengajar, pendidik, atau guru.
Pelukis Indonesia yang mengikuti perkembangan pergerakan dan
sejarah bangsa Indonesia, misal dengan mengamati peran dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Komikus Sie Djin Koei. Karena loyal pada koran Star Weekly, ia berhenti
membuat komik. Dia berwatak rendah hati sehingga ia menolak
popularitas diri yang, menurutnya, membuatnya dapat dipolitisasi. Ia pun
menolak untuk berpolitik.
Seorang penganut ajaran filsafat Ki Ageng Suryomentaram yang senada
dengan isi dengan komik Sie Djin Koei, ciptaannya.

DIANGGAP SEBAGAI PENGANUT ALIRAN KIRI KARENA BERASOSIASI


DENGAN IDENTITAS TIONGHOA-NYA.

LIM WASIM
Keberangkatan kisah hidupnya bertonggak pendapatan yang didapat dari
usaha restoran ayahnya.
Jalan perguruannya dalam melukis bertubi-tubi, berliku, atau penuh
hambatan dan tantangan.
Berprinsip: berkesenian itu seharusnya tidak menjadi surut oleh pahampaham politik.
Wasim adalah asisten Lee Man Fong sebagai Pelukis Istana. Sejak 19661990 ia bersembunyi untuk menjauh dari kejaran terhadap orang-orang
yang dianggap komunis dan Sukarnois. Dengan menjauhi keramaian/
publik, ia mencipta dalam ke-diam-annya sambil membuka usaha roti.
Berjasa mencipta atau menyimpan koleksi lukisan istana Presiden
sehingga dapat dilihat oleh masyarakat sampai sekarang.
DIANGGAP SEBAGAI PENGANUT ALIRAN KIRI KARENA BERASOSIASI
DENGAN IDENTITAS TIONGHOA-NYA.

Dalam keberagaman budaya di Indonesia, khazanah budaya Tionghoa


masih belum dikupas mendalam sebagai elemen yang turut mewarnai
kebudayaan bangsa. Dalam buku Melipat Air, Jurus Budaya Pendekar
Tionghoa: Lee Man Fong, Siauw Tik Kwie, Lim Wasim ini, pengamat seni
rupa Agus Dermawan T. menyajikan senarai pergulatan tiga seniman
Tionghoa dan perannya dalam kebudayaan Indonesia, khususnya di
bidang seni rupa.
Jauh sebelum kolonialisme Belanda menjajah, naluri berdagang orang
Tionghoa telah mekar di Nusantara. Dengan berperan sebagai perantara
dagang, pengusaha Tionghoa menghubungkan pengusaha Indonesia
dengan pengusaha di negara lain. Mekanisme kerja usaha perantara ini,
secara ringkas dijelaskan oleh Agus demikian: ...orang Tionghoa membeli
produk dari bumiputra, dan kemudian orang Tionghoa menjual produk
tersebut kepada para grosir Belanda. Penguasa VOC (Verenigde OostIndische Compagnie) lantas mengangkat para pengusaha perantara yang
sukses sebagai Opsir Tionghoa yang kala itu dikenal menjadi Kapitan Cina
dalam denyut politik ekonomi Nusantara.

Dalam perkembangannya, geliat Kapitan Cina sebagai perantara dagang


ini turut menyentuh dunia seni di Indonesia, khususnya perdagangan
karya seni rupa. Dengan sudut pandang seni sebagai materi komoditi,
kesempatan dagang dimanfaatkan seluas-luasnya oleh orang-orang
Tionghoa untuk bermain di wilayah seni rupa.

Pertama, naluri berdagang orang Tionghoa yang bermekaran bahkan


sebelum Belanda datang ke Indonesia.
Kedua, terkait yang pertama, kesempatan orang-orang Tionghoa untuk
bermain di wilayah dan pasar seni rupa.
keberadaan seniman Tionghoa di Indonesia, buku

Para pengusaha Tionghoa itu umumnya menjadi penghubung antara pengusaha Indonesia dengan
para pengusaha di negara-negara lain
orang Tionghoa membeli produk dari bumi putra, dan kemudian orang Tionghoa menjual produk
tersebut kepada para grosir Belanda.
...kesempatan dagang adalah kunci dari tradisi orang-orang Tionghoa untuk bermain di wilayah seni
rupa. Maka mari kita hitung. Sejak memasuki boom seni rupa menjelang 1990, sekitar 90% dari 100
galeri yang lahir di Indonesia adalah milik orang-orang Tionghoa. Mereka melihat bahwa seni
(berkualitas) adalah materi komoditi. Mereka memainkan itu dengan berbagai macam gaya dan
cara. .. Harus diakui, sebagian besar upaya mereka menyenangkan dan kontributif kepada sejarah
seni di Indonesia.
Cinta bukan dicari. Cinta dibangun dalam kenyataan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai