Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Seni Rupa Realisme

Aliran seni rupa realisme disini bukanlah istilah untuk kemiripan atau keakuratan
gambar/lukisan pada model atau subjeknya. Aliran Realisme adalah pergerakan prinsip aliran
seni rupa yang ingin menggambarkan subjek apa adanya, tidak dramatis seperti romantisisme
atau aliran lain yang telah mapan sebelumnya. Setelah era romantisisme lama berjaya, banyak
seniman yang merasa bahwa mereka harus menggambarkan masalah politik, sosial, dan moral,
tanpa mengagungkan masa lalu atau menyajikan pandangan romantik saat itu. Para seniman
realis menyajikan adegan yang familiar terjadi ditengah-tengah masyarakat apa adanya. Tidak
mendramatisir atau melebih-lebihkan manusia. Realisme disebut sebagai gerakan seni modern
pertama, yang menolak bentuk tradisional seni, sastra, dan organisasi sosial yang dianggap sudah
tidak relevan setelah Era Pencerahan dan Revolusi Industri. Dimulai di Prancis pada tahun
1840an, Realisme merevolusi lukisan, memperluas konsepsi tentang apa yang merupakan seni.
Realisme muncul di era yang dianggap distruptif, ditandai dengan revolusi industri dan
perubahan sosial yang luas. Pelukis realis menggantikan gambaran idealistik dan keadiluhungan
seni tradisional dengan peristiwa kehidupan nyata, mengangkat masyarakat biasa untuk
mendapatkan bobot yang serupa dengan lukisan dan alegori sejarah yang sebelumnya hanya
mengangkat kasta atas. Pilihan mereka untuk membawa kehidupan sehari-hari ke dalam kanvas
mereka adalah manifestasi awal keinginan avant garde untuk menggabungkan seni dan
kehidupan.

2.2 Ciri Utama Aliran Realisme

1. Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan


2. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas dengan
lingkungan keadaan sehari-harinya
3. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan kondisi aslinya.
4. Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan (dramatis) ala
Romantisisme.
5. Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik tinggi yang
dikuasai oleh pelukisnya.
6. Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah mewah atau
pakaia
mahal seperti kaum bangsawan.
7. Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya saja yang
diperlihatkan, Misalnya: mengangkat peristiwa tragisnya perang yang hasilkan oleh
permainan politik kelas atas, melalui penggambaran pion-pion kecil dibawahnya.
2.3. Tokoh Seniman Aliran Realisme

A. Gustave Courbet
Gustave Courbet adalah salah satu pencetus munculnya aliran seni rupa Realisme di pertengahan
abad ke-19. Ia menolak gaya klasik dan dominasi Akademi Seni di Prancis. Karyanya berfokus
pada realitas fisik benda-benda yang dia amati walaupun kenyataan itu dinilai tidak indah dan
memiliki muatan yang dianggap terlalu kontras.

Courbet melihat Realisme sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-hak kaum tani dan rakyat
biasa di negaranya. Courbet juga telah lama terkenal karena tanggapannya yang berani terhadap
pergolakan politik di Prancis. Para keritikus menilai karyanya sebagai pengaruh penting dalam
memicu para seniman modern awal lainnya seperti Edouard Manet dan Claude Monet.

Sebagai contoh utama Realisme, lukisan itu berdasar kepada fakta-fakta penguburan nyata dan
menghindari konotasi spiritual yang dilebih-lebihkan. Courbet memberikan penekanan
pergantian cahaya pada lukisan untuk menekankan bahwa kehidupan itu tidak abadi (hari
berganti sore ke malam, dst). Sementara tenggelamnya matahari dapat menjadi simbol untuk
transisi besar dari ketidakabadian manusia menuju keabadian di alam sana.

Beberapa kritikus di masa lalu melihat kepatuhan terhadap fakta-fakta dari kematian sebagai
penghinaan agama. Karena pada masa itu melukiskan tema kematian lazimnya adalah dengan
menggunakan Alegori dari riwayat manusia dan kisah yang terdapat di Alkitab. Melukiskan
prosesi pemakan seperti ini masih dianggap kontroversial pada masanya.

B. Jean-Francois Millet
Jean-Francois Millet adalah seorang pelukis Prancis dan salah satu pendiri sekolah Barbizon di
pedesaan Prancis. Millet adalah sosok seniman yang memiliki sikap hidup sederhana, berbeda
dengan tipikal Seniman lain di zamannya. Dia selalu tertarik untuk menggambarkan kebajikan
dari pekerjaan fisik yang dilakukan oleh masyarakat biasa. Millet terkenal melalui peristiwa dan
adegan para petani yang sedang bekerja di perkebunan. Ia juga dikenal sering menyelipkan sub-
teks (konotasi) pesan relijius yang sering menyertai lukisannya.

Millet berkesenian di tengah iklim politik kasta yang tengah bergejolak di Prancis. Karyanya
kurang diterima oleh sebagian kaum atas namun mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat
biasa dan beberapa kritikus. Millet secara implisit merayakan ‘kebangsawan’ kelas petani dalam
karyanya yang membuatnya menjadi sorotan kaum elitis yang kurang menyukai pergerakannya.

The Potato Harvest dan Analisisnya

Millet menggambarkan para petani kentang dalam salah satu adegan keseharian mereka ketika
sedang bekerja. Lukisan ini menunjukan betapa kerasnya pekerjaan yang meraka lakukan untuk
bertahan hidup. Adengan yang diambil spesifiknya adalah ketika para petani sedang memanen
kentang. Mereka tidak berhenti bekerja hingga matahari mulai tenggelam. Millet mengangkat
harkat derajat kaum petani sebagai fondasi dari kehidupan sosial yang langsung berhubungan
dengan kebutuhan utama manusia, yaitu bahan makanan.

C. Edouard Manet
Edouard Manet adalah seorang pelukis yang berasal dari Perancis, ia adalah salah satu seniman
yang pioner melukis kehidupan modern. Manet merupakan sosok penting dalam transisi dari
Realisme ke Impresionisme. Ia bergerak dan melukis bersama para Impresionis namun menolak
menggunakan teknik yang serupa. Lahir di keluarga kelas atas dengan koneksi politik yang kuat,
Manet ‘menolak’ prospek masa depan yang cerah dari keluarganya dan memilih bergelut dengan
dunia seni.
A Bar at the Folies Bergere dan Analisisnya

Contoh karya aliran realisme: A Bar at the Folies Bergere oleh Edouard Manet

Manet menggambarkan suasana keseharian di Bar tempat ia biasa bercengkrama sambil


menggambar atau melukis dengan beberapa temannya. Ia memilih subjek sehari-hari yang
selama itu tidak pernah diangkat karena dinilai tabu. Pada lukisan ini Manet sengaja
menambahkan sosok Pria di bagian cermin Bar. Karakter tersebut seharusnya tidak tersorot jika
menggunakan perspektif yang akurat. Namun dengan menambahkan sosok tersebut karyanya
menjadi enigmatik dan memberikan pertanyaan Apakah sebetulnya sosok tersebut sebetulnya
tidak ada? dan hanya ada dipikiran model wanitanya saja? Permainan perspektif yang sengaja
sedikit dimainkan dan tidak akurat pada lukisan ini adalah salah satu alasan mengapa ia disebut-
sebut sebagai salah satu Bapak Seni Modern.

D. Basuki Abdullah

Basuki Abdullah yang lahir di surakarta jawa tengah pada tanggal 25 januari 1915, seorang
pelukis terkenal di indonesia beraliran realis serta terkenal sebagai pelukis di istana merdeka
jakarta yang karya-karya nya menghiasi istana negara dan kepresidenan indonesia.
BAsuki Abdulah lebih dominan melukis potret seperti sesosok perempuan yang di perindah
lewat lukisannya.
Jiwa seni yang dia punya turun menurun dari seorang ayah nya yang bernama Abdullah
Suriosubroto yang seorang pelukis dan penari.
semenjak kecil bakat seni nya sudah terlihat dengan melukiskan toko terkenal seperti Mahatma
Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti.
Kepandaian yang dimilikinya dia memperoleh beasiswa yang membawa nya ke belanda untuk
sekolah seni rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, dengan waktu singkat
selama 3 th. Beliau jg sempat mengajar seni lukis pada tahun 1943 di gerakan poetra atau pusat
tenaga kerja. serta aktif di Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah
Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo.
Pada tanggal 6 September 1948, Basuki Abdullah mengikuti sayembara melukis di belanda
amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana. dan memenangkan sebagai pemenang dari 87
pelukis Eropa. Pada saat itulah Basoeki Abdullah mulai terkenal dunia.

Salah satu karya Basuki Abdullah

E. Sindoesoedarsono Soedjojono

Inilah Bapak Seni Lukis Indonesia Modern Sindoesoedarsono Soedjojono atau di sebut juga S.
Sudjojono serta orng pertama yang menjadi kritikus seni rupa, Lahir di Sumatra Utara, 14
Desember 1913, Sebelum mentekadkan sebagai pelukis, dia sempat menjadi salah satu guru di
Taman siswa pada tahun 1931di banyuwangi. selama mengajar, dia mulai untuk menekuni bakat
yang ada pada dirinya sebagai pelukis.
dengan ciri khas kasar atau bertekstur yang berbeda dengan yang lain, Lantas dia mengikuti
pameran pada tahun 1937 di Kunstkring Jakarya, Jakarta. bersama peserta pelukis eropa, berawal
dari situ lah S. Sudjojono terkenal menjadi pelukis dan menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli
Gambar Indonesia (Persagi), dan awal seni lukis modern berciri Indonesia.
Karya Lukis yang terkenal dari S. Sudjojono yaitu : Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh,
Pengunso serta Seko.

Salah satu karya Sindoesoedarsono


Soedjojono

F. Barli Sasmitawinata

Bari Sasmitawinata adalah seorang seniman pelukis realis sekaligus guru di ITB (Institut
Teknologi Bandung) terkenal di indonesia yang lahir di Bandung 18 Maret 1921, dia satu-satu
nya orang pribumi yang belajar di studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang tinggal di
Bandung Pada tahu 1935 yang di suruh oleh kk ipar nya. disana dia mulai banyak belajar
melukis objek benda dan alam yang berguru ke Luigi Nobili seorang pelukis italia.dari studio
itulah Barli mengenal pelukis-pelukis lain, yaitu Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahd,
dari perkenalan itu mereka membuat kelompok yang di berinama kelompok lima.
Setelah dia menguasai teknik seni rupa, dia mulai mendirikan studio Jiwa Mukti bersama
Karnedi dan Sartono pada tahun 1948. dan ia pun mendirikan Sanggar Rangga Gempol di
kawasan Dago, Bandung pada tahun 1958.
hasil karya nya yang dia hasilkan banyak di pamerankan diluar negeri terutama di museum barli
bandung dan mendapat menghargaan dari presiden yaitu Satyalancana Kebudayaan.
Contoh Karya Barli Sasmitawinata

G. Hendra Gunawan

Hendra Gunawan yang lahir pada tanggal 11 Juni 1918 di Bandung, Jawa Barat ini bermula
masuksekolah dan belajar kepada wahdi (seorang pelukis pemandangan) banyak yang dia
pelajari dari seorang pelukis wahdi, selain itu juga Hendra gunawan bergabung pada grup
sandiwara Sunda sebagai pelukis dekor untuk mengasah kemampuan melukis nya.
Pergaulan seorang pelukis tidak jauh dengan pelukis-pelukis lainnya. hendra gunawan juga
berteman dengan pelukis indonesia yaitu Affandi yang membantu dia menginpirasi untuk
menjadi seorang pelukis.
pada tahun 1940 Hendra gunawan dengan tekad dan niat tulus membentuk Sanggar Pusaka
Sunda dan mengadakan pameran bersama. dan pada tahun 1947 bersama Affandi ,ia mendirikan
sanggar Pelukis Rakyat yang melahirkan pelukis berbakat seperti Fajar Sidik dan G. Sidharta.
seni lukis yang dia tampilan memberi semangat juang dengan warna da tema kerakyatan yang
dia lukiskan di setiap karya lukis nya. sumber pertama dia mengenal warna natural dan alami
dari ikan yang warna nya sangat cantik dan alami.
Contoh lukisan Hendra Gunawan

H. Raden Saleh

Raden shaleh sjarif boestaman atau sering kita kenal dengan raden saleh yang lahir pada tahun
1881 di semarang jawa tengah.
dengan bakat nya yang dia punya semenjak kecil dan lebih mengasah lagi dengan belajar ke
Belanda pada tahun 1829 dengan di dukung serta di biayai oleh gubenur Jenderal G.A.G.Ph. van
der Capellen .
Semenjak belajar di Belanda dia terpengaruh dengan tokoh romantisme Delacroix yang
menciptakan karya lukis romastisme nya yang begitu realis pada abad 19.
melalui karyanya ia menyindir nafsu manusia yang terus mengusik makhluk lain. Misalnya
dengan berburu singa, rusa, banteng, dll.
Berkat usaha dan reputasi karya nya Raden saleh reputasi yang ditunjukkan oleh prestasi
artistiknya, membuat nya dikenang di indonesia maupun di luar negeri.
karya-karya lukisannya pernah di pamerankan di museum akbar
seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre,Paris,
Perancis.
Pada tahun 1883 di adakan pameran di amsterdam untuk memperingati wafat nya Raden Saleh,
Lukisan yang di pamerkan yaitu Hutan Terbakar, Berburu Kerbau di Jawa, dan Penangkapan
Pangeran Diponegoro.
Raden saleh juga memdapatkan penghargaan dari tanah air nya Indonesia berupa Piagam
Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia pada tahun 1969.
Salah satu karya Raden Saleh

2.4. Perkembangan Seni Rupa Indonesia Periode 1950

Pada masa ini ditandai dengan berdirinya pendidikan pendidikan formal seperti:
ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) berdiri tanggal 18 Januari 1948 di Yogyakarta yang
diprakarsai oleh R.J. Katamsi.
Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh
Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan
lain-lain.
Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada
Institut Teknologi Bandung.
Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa
pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Universitas Negeri)
yang tersebar di Indonesia.
Pada perkembangan selanjutnya pendidikan keseniaa mulai masuk ke dalam kkurikulum Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah.
Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis akademis seperti: Widayat, Bagong
Kusudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Sunarto, Siti Rulyati,
Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta).
Popo Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, Hariadi, Kabul Suadi,
Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa, T. Sutanto. (Bandung)

Anda mungkin juga menyukai