Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KESENIAN

“ALIRAN POINTILISME”

Disusun Oleh:

Nama: Nurmaini Sari Lumbantobing

Kelas: XII MIA 1

Mata Pelajaran: Kesenian

Guru Pembimbing: Alex Dhedy Silalahi


A. Pengertian Aliran Pointilisme

Pointillisme adalah salah satu teknik dalam lukisan yang memanipulasi


ketidaksensitifan mata dalam meneliti detail kumpulan titik hingga mampu memberikan
kesan keberadaan bidang atau warna baru. Biasanya warna-warna yang bukan
merupakan warna primer dibentuk secara visual dengan mendekatkan beberapa warna
primer. Metode ini disebut Divisionisme. Tetapi pointillisme bisa pula mengacu kepada
lukisan satu warna atau hitam putih saja. Efek dari perbedaan kerapatan titik bisa
menciptakan halusinasi gradasi warna.

Pointilisme ini adalah aliran seni dari aliran impressionisme. Sesuai dengan
namanya, lukisan beraliran pointilisme ini dibuat dengan dengan cara membuat titik-
titik kecil dengan menggunakan cat minyak atau akrilik di atas sebuah pola untuk
membentuk sebuah gambar.

Ketika melihat lukisan pointillism Anda akan melihat pemandangan warna-warni


yang merupakan paduan berbagai macam warna-warna cerah. Saat melihat dekat, Anda
akan melihat bahwa warna cerah ini tersusun dari banyak titik-titik kecil berwarna
kuning, hijau, dan biru. Dengan mengubah kombinasi titik-titik warna primer, pelukis
pointilisme menciptakan ilusi bahwa mereka menggunakan banyak warna. Kumpulan
titik-titik warna primer ini akan menghasilkan warna lebih cerah dibandingkan saat
pelukis mencampur warna pada palet untuk kemudian digunakan melukis. Kanvas putih
di antara titik-titik dapat meningkatkan efek ini.

Namun tahukah Anda gambar pada majalah dan surat kabar dicetak dengan metode
yang mirip pointilisme. Titik-titik kecil dari hanya tiga atau empat warna menciptakan
ilusi sebuah gambar memiliki berbagai warna lain. Selain itu, layar elektronik seperti
TV menggunakan teknik yang sama. Layar menampilkan titik atau piksel merah, biru,
dan hijau atau yg dikenal dengan sebutan RGB ini akan menghasiklan perpaduan dalam
intensitas yang berbeda.
B. Sejarah Aliran Pointilisme

Pada tahun 1880-an, Seurat adalah salah satu pelopor pointilisme.Paul Signac
adalah seorang pelopor lainnya. Seniman terkemuka lain yang menggunakan teknik
serupa termasuk Vincent van Gogh, Henri-Edmond Cross, John Roy, dan Henri
Delavallee.

Pointilisme pertama kali disebut ‘divisionisme’. ‘Pointilisme’ merupakan nama


yang diberikan kemudian yang dimaksudkan untuk mengejek gaya tersebut.

Sekarang ini, pointilisme merupakan aliran yang diterima luas dan tidak lagi
memiliki konotasi negatif. Sebagian orang masih menggunakan istilah ‘divisionisme’
untuk merujuk lukisan yang mirip dengan pointilisme. Sementara pointilisme
menggunakan titik-titik kecil untuk menciptakan bentuk dan struktur, divisionisme
menciptakan kesan warna yang unik dengan menyandingkan titik-titik warna yang
berbeda sesuai dengan prinsip-prinsip warna.

C. Karakteristik Pointilisme

 Dalam sebuah lukisan pointilisme, Anda mungkin melihat pemandangan warna-


warni yang merupakan paduan berbagai macam warna-warna cerah.

 Saat melihat dekat, Anda akan melihat bahwa warna cerah ini tersusun dari
banyak titik-titik kecil berwarna kuning, hijau, dan biru.

 Dengan mengubah kombinasi titik-titik warna primer, pelukis pointilisme


menciptakan ilusi bahwa mereka menggunakan banyak warna.

 Kumpulan titik-titik warna primer ini akan menghasilkan warna lebih cerah
dibandingkan saat pelukis mencampur warna pada palet untuk kemudian
digunakan melukis. Kanvas putih di antara titik-titik dapat meningkatkan efek
ini.
D. Tokoh Aliran Pointilisme
George Seurat

Georges-Pierre Seurat, merupakan pelukis yang dikenal menggunakan teknik


kumpulan titik (dot) untuk membentuk gambaran suatu objek. Seurat merupakan
salah satu pelukis paling dikenal dari aliran Neo-impresionisme. Neo-impresionis
merupakan sekelompok pelukis yang tertarik pada penerapan prinsip-prinsip ilmiah
pada seni. Mereka berpikir bahwa presisi ilmiah dan aturan khusus akan
meningkatkan kualitas seni tanpa harus membunuh spontanitas. Para pelukis ini
menghabiskan banyak waktu untuk membuat satu lukisan besar menggunakan
teknik pointillisme dan divisionisme.
Awal Hidup
Georges-Pierre Seurat lahir pada tanggal 2 Desember 1859 di Paris.Orang
tuanya sangat kaya dan menyokong minat Seurat pada seni dengan memberikan
dukungan finansial.Ayahnya, Antoine-Chrisostome, merupakan seorang penyendiri
sehingga tidak banyak menghabiskan waktu dengan keluarganya sendiri.Seurat dan
saudara-saudaranya terutama dibesarkan oleh ibunya, Faivre Ernestine.Kepribadian
Seurat cenderung pendiam dan tertutup sehingga teman dekatnya tidak banyak tahu
tentang kehidupan pribadinya dan metode kerjanya.
Belajar Seni
Setelah mendapatkan pengajaran privat dari pematung Justin Lequien, Seurat
mendaftar di Ecole des Beaux-Arts pada tahun 1878.Dia hanya belajar dua tahun
untuk kemudian menjalani wajib militer selama setahun di pelabuhan Brest di
Brittany. Meskipun nampak santun, Seurat memiliki karakter keras dan disiplin
sehingga kehidupan militer tampaknya tidak terlalu mengganggunya. Selesai
menjalani wajib militer, Seurat kembali ke Paris dengan membawa ide-ide artistik
yang berbeda dari ajaran tradisional Ecole des Beaux-Arts.
Pada awalnya, dia berbagi sebuah studio bersama dengan beberapa teman
namun kemudian bisa memperoleh studio sendiri untuk mengembangkan
tekniknya. Seurat dikenal memiliki dedikasi besar dan rela menghabiskan dua tahun
untuk memperdalam teknik warna hitam dan putih. Kesabaran seperti itulah yang
kelak diperlukannya saat menekuni pointilisme. Presisi ilmiah dan metode logis
memberikan daya tarik bagi Seurat. Semua lukisannya dipetakan dengan hati-hati
sebelumnya. Sebelum mengerjakan karya sesungguhnya, dia membuat banyak
sketsa yang kemudian digunakan sebagai rujukan. Ide di balik menggunakan titik-
titik kontras warna primer dalam lukisannya adalah untuk mempertahankan
kemurnian dan kejernihan warna sehingga menghasilkan perpaduan sempurna di
mata penonton.
Beberapa Karya George Seurat

Study for La Grand Jatte, 1884

Figures assises, 1884


A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte

Nakedness, 1888

Paul Signac (1863-1935)


Biografi

Paul Victor Jules Signac lahir di Paris pada 11 November 1863. Ia mengikuti kursus
pelatihan arsitektur sebelum memutuskan menjalani karir sebagai pelukis pada usia 18
tahun setelah menghadiri sebuah pameran dari karya Monet. Ia berlayar ke sekitaran
pesisir Eropa, melukis lanskap-lanskap yang ia lewati. Ia juga menulis serangkaian
lukisan warna cair dari kota-kota pelabuhan Perancis pada tahun-tahun berikutnya.

Pelukis Pasca-Impresionis, Paul Signac mengambil alih kepemimpinan gerakan seni


Neo-Impresionisme setelah kematian Georges Seurat (1859-1891). Signac berfokus
terutama pada lukisan lanskap dan pemandangan laut dengan warna-warna cerah yang
cerah. Dia diperkenalkan dengan teori kolourisme tentang Divisiisme dan Pointillisme
melalui Seurat, namun terus mengembangkan gaya lebih jauh. Seorang ahli teori
terkemuka yang mempelajari warna dalam lukisan , eksperimennya dengan cara yang
berbeda dalam menerapkan cat mempengaruhi sejumlah sekolah seni, terutama Fauvism

Impresionisme

Paul Signac yang lahir pada tahun 1863. Dia awalnya merencanakan untuk belajar
arsitektur , namun saat berhubungan dengan Impresionisme , ia memutuskan untuk
menjadi seorang seniman. Ketika dia berasal dari keluarga kelas menengah yang
sejahtera, dia memiliki sarana untuk mengukir kebebasan yang dia butuhkan untuk
berlatih dan mempelajari perdagangannya. Awalnya ia melukis dengan temannya dan
sesama artis Armand Guillaumin (1841-1927). Guillaumin berada di pinggiran
kelompok impresionis, tapi bersahabat dengan Paul Cezanne (1839-1906) dan Camille
Pissarro (1830-1903). Signac bereksperimen dengan metode lukisan impresionis
tradisional termasuk goresan cat tebal dan singkat untuk menangkap cahaya dengan
cepat. Dia menerapkan pigmen warna berdampingan untuk memungkinkan
pencampuran optik, dan bukan pra-pencampuran. Dia mengaplikasikan cat basah ke
basah, tanpa menunggu lapisan mengering, ini menghasilkan tepi yang lebih lembut dan
bercampurnya warna. Lukisan Signac dari periode awal ini meliputi: Jalan Menuju
Gennevilliers (1883, Musee d'Orsay, Paris); Masih Hidup dengan Buku (1883,
Gemaldegalerie, Berlin); dan Rue Caulaincourt: Mills on Montmarte (1884, Musee
Carnavalet, Paris).

, dan Les Nabis , dan khususnya karya Henri Matisse (1869-1954) dan Andre Derain (
1880-1954). Signac bereksperimen dengan berbagai media termasuk minyak, cat air,
etchings dan litograf. Pengaruh penting pada Divisiisme Italia , kontribusi yang paling
dikenalnya terhadap lukisan Pasca-Impresionis meliputi: Istana Papal, Avignon (1900,
Musee d'Orsay) dan Pelabuhan Marseilles (1905, Metropolitan Museum of Art, New
York). Dia adalah salah satu pelukis Post-Impressionist yang hebat .

Georges Seurat dan Neo-Impresionisme

Pada tahun 1884 Signac diperkenalkan kepada Claude Monet (1840-1926) dan Georges
Seurat (1859-1891). Signac sangat terpukul oleh teori dan metode ilmiah yang dipekerjakan
oleh Seurat dalam bidang seninya, dan dia menjadi pendukung yang setia. Seurat sudah
memikirkan era Pasca-Impresionisme . Ketika dia bertemu Signac, dia baru saja mulai
melukis karyanya yang paling terkenal - A Sunday Afternoon di Pulau La Grande Jatte
(1884-86, Art Institute of Chicago). Lukisan ini kemudian mengubah arah seni modern
dengan memperkenalkan Neo-Impresionisme (sebuah istilah yang ditemukan oleh Felix
Feneon ), dan sekarang dipandang sebagai salah satu lukisan paling ikonik abad ke-19.
Seurat sedang bereksperimen dan menulis makalah tentang warna, efek optik dan persepsi.
Dia percaya bahwa pelukis bisa menggunakan warna untuk menciptakan efek emosional
pada pemirsa, dan dia bisa melakukan ini dengan memanipulasi intensitas warna,
menyandingkan warna bebas serta menggunakan kekuatan garis horizontal dan vertikal.
Seurat menyebut bahasa kromoluminarisme ini . Misalnya, kesedihan, menurutnya, bisa
diraih dengan menggunakan warna gelap, dingin dan dengan menunjuk garis ke bawah.
Signac tak kenal lelah dalam upayanya untuk mengubah artis lain menjadi metode Seurat,
dan saat bertemu Camille Pissarro , dia berhasil meyakinkan Impresionis untuk juga
mengadopsi teknik Seurat.

Seascapes

Pada awal 1890-an Signac menghabiskan beberapa waktu berkeliling pantai selatan Prancis,
mengunjungi Van Gogh di Arles dan akhirnya membeli sebuah rumah di St Tropez. Dia
suka berlayar, dan pada tahun 1892 dia membeli sebuah kapal kecil yang biasa dia kunjungi
ke semua pelabuhan di Prancis. Dari periode ini dan seterusnya, paletnya menjadi terang
dan dia fokus terutama pada pemandangan laut dan pelabuhan dan perahu lukisan. Dia akan
membuat sketsa dengan cat air atau pensil, menggambar dengan cepat dan kemudian
kembali ke studionya untuk menghasilkan versi minyak di atas kanvas. Titik awal
Pointillism matang menjadi kotak yang lebih besar, seperti mosaik, dengan warna yang
kaya. Lukisan yang populer saat ini meliputi Pelabuhan di Marseilles (1906, The
Hermitage, St. Petersburg), Pelabuhan La Rochelle (1921, Musee d'Orsay, Paris);
Pelabuhan Marseilles (1905, Metropolitan Museum of Art, New York) dan Berkah dari
armada tuna di Groix (1923, Institut Seni Minneapolis).

Periode terakhir

Antara periode 1891 dan 1893, Signac juga secara singkat menjadi anggota kelompok Les
Vingt dari Prancis. Ini adalah sekelompok seniman yang dipamerkan bersama dan memiliki
ketertarikan pada Simbolisme . Signac mengagumi JMW Turner (1775-1851) dan seniman
Belanda Jongkind (1819-1891), tentang siapa dia menerbitkan sebuah monograf pada tahun
1927. Pada tahun 1920, gagasan tentang Pointillisme telah lama tidak berubah, namun
Signac dengan gigih mengejar pengembangan teori warna Seurat. Dia menerbitkan sebuah
buku From Delacroix to Neo-Impressionism , yang merangkum teori-teori ini, dan banyak
mempengaruhi generasi seniman modern berikutnya, yang banyak dia dorong dengan
membeli lukisan mereka - dia adalah orang pertama yang membeli lukisan oleh pewarna
Henri Matisse, pemimpin pelukis Fauvist . Signac menjadi Presiden Salon des Independants
dari tahun 1908, dan menggunakan posisinya untuk mendorong gerakan baru dengan
mengatur pameran Fauves, Nabis dan Cubists. Dia meninggal di Paris pada tahun 1935.

Lukisan karya Paul Signac dapat dilihat di banyak museum seni terbaik di seluruh dunia.

Beberapa Karya Paul Signac


Istana Papal, Avignon (1900)

Le Clipper, Asnieres (1887)


Grand Canal, Venesia (1905)

Rijaman

Rijaman merupakan salah satu pelopor aliran pointilisme di Indonesia. Rijaman Lahir
di Surabaya pada 1 Oktober 1956. Mulai menekuni gaya Pointilisme sejak 1978. Pernah
bersekolah di Pusat Pendidikan Kesenian Jawa Timur angkatan 1980. Sekarang bekerja di
Graphic Desgner mulai Januari 1982. Walau kurang mendapat tanggapan di kalangan
seniman, namun ia terus mengembangkan dan mempopulerkannya. Pada tahun 2003 silam
ia melakukan pameran yang hasil karyanya tidak lagi menggunakan jari jemarinya
melainkan kuas dengan sapuan yang lebih halus. Kemudian, pada tahun 2015 kemarin ia
melakukan pameran kembali yang membuat pengunjung terpukau dengan 43 lukisan
pointilisme karyanya.

Beberapa Karya Rijaman

Tanah Lot Di Pagi Hari

Penari Bali 4
Relief Borobudur 9

E. Keuntungan Pointilisme

Saat dilihat dari jarak tertentu, titik-titik pada lukisan pointillisme benar-benar saling
tercampur dengan titik lainnya. Untuk pencampuran warna, maka warna baru yang
dihasilkan bisa menjadi lebih jernih dan kuat dibanding pencampuran langsung pada
palet, sebab yang bergabung adalah warna, bukan pigmen.

F. Perkembangan Selanjutnya

Lukisan pointillisme menjadi inspirasi teknologi fotografi dan layar warna. Pada layar
CRT ataupun LCD, warna-warna juga tidak digabungkan langsung, tetapi dengan
mendekatkan tiga bintik merah, biru, dan hijau dengan komposisinya masing-masing
hingga dihasilkan warna baru.

Anda mungkin juga menyukai