Anda di halaman 1dari 8

pointilisme

Amanda Elsa
Nurkhalisah Nabila
Sabila Alfina
Pointillisme adalah salah satu teknik dalam
lukisan yang memanipulasi
ketidaksensitifan mata dalam meneliti
detail kumpulan titik hingga mampu
memberikan kesan keberadaan bidang atau
warna baru.
Pointilis mencakup aplikasi cat dalam wujud titik- titik kecil dengan corak yang murni
serta tidak tercampur. Bagi Seurat serta Signac, metode ini hendak membuat motif yang
terdapat dibaurkan oleh mata pengamat serta hasilnya hendak lebih luar biasa daripada
mengombinasikan corak terlebih dulu pada palet, semacam metode yang telah biasa
digunakan.

Dengan metode pointilis, seniman bisa mengekspresikan karya mereka secara realistis
dengan metode pemilihan corak dan peletakan titik- titik renggang atapun rapat.
Dimana dibagian titik tersebut sangat rapat, rupanya hendak semakin pekat serta
terus menjadi nampak bayangannya.
Sebaliknya ditempat yang titiknya berjauhan, corak hendak nampak lebih cerah sebab
lebih banyak bagian putih kosong.
Teknik pointilis mendeskripsikan sebuah teknik dimana ratusan bahkan ribuan titik-titik
kecil diaplikasikan pada kanvas, atau permukaan lain untuk menciptakan suatu bentuk.
Teknik ini bersandarkan pada kemampuan mata dan pikiran pengamat untuk
menggabungkan semua titik-titik menjadai rangkaian sebuah warna. Teknik pointilis
juga merupakan kebalikan dari metode tradisional yang mencampurkan warna pada
palet terlebih dahulu, kemudian mengoleskannya pada permukaan kanvas.
Tokoh dalam Teknik Pointilisme

 Seurat’s La Parade
Bapak dari pointilisme ini adalah Georges Seurat, yang melahirkan gaya melukis ini di tahun
1886. Tapi yang kemudian dianggap sebagai pelukis pointilisme paling terkenal adalah
Georges Seurat, meskipun sebenarnya masih banyak pelukis lainnya yang menggunakan aliran
ini.

Lukisan karya Georges Seurat yang paling terkenal adalah “A Sunday Afternoon on the Island
of La Grande Jatte” yang diselesaikannya selama 2 tahun pada sebuah musim panas di tahun
1884. Lukisan ini menggambarkan beberapa kelas sosial dalam masyarakat yang sedang
melakukan berbagai kegiatan di sebuah taman. Saat ini, lukisan itu menjadi koleksi permanen
dari Art Institute of Chicago.

 Vincent Van Gogh

Seorang pelukis pascaimpresionis Belanda yang menjadi salah satu tokoh paling terkenal dan
berpengaruhdalam sejarah seni di Barat. Ia menciptakan kurang lebih 2.100 karya seni,
termasuk sekitar 860 lukisan minyak yang kebanyakkan dibuat selama dua tahun terakhir
kehidupannya
Tokoh Pointilisme Indonesia
 Rijaman di Surabaya dan Keo Budi Harijanto di Malang

Rijaman sendiri mengenal aliran pointilisme secara tidak sengaja.


Semula ia menekuni seni lukis aliran naturalisme. Namun tanpa
disadari, ia menikmati ketukan kuas yang spontan ia goreskan pada
lukisannya saat menimba ilmu di Pusat Pembinaan Pendidikan
Kesenian Jawa Timur (PUSBINDIKNI) di Taman Budaya Surabaya
tahun 1979. Pria berusia 59 tahun itu mengaku jatuh cinta pada
keunikan aliran pointilisme. Sejak tahun 1982, ia sudah
berpameran tunggal sebanyak 16 kali dan pameran bersama
sebanyak 20 kali
Kesimpulan
Kesimpulan : pointilisme merupakan salah satu teknik melukis
dengan detail kumpulan titik yang dapat membentuk sebuah
bidang atau warna baru. Dengan metode ini kita dapat
mengekspresikan karya secara realistis dengan pemilihan corak
dan perletakan titik rengggang maupun rapat, semakin rapat
titik tersebut akan tampak bayangan dan menjadi lebih pekat
dan juga sebaliknya.Tokoh internasional dari teknik ini ada
Seurat's La Parade merupakan tokoh yang menciptakan teknik ini
tahun 1886. Lalu ada Vincent Van Gogh merupakan tokoh yang
terkenal akan karyanya yang berjumlah kurang lebih 2.100 karya.
Sedangkan Di Indonesia, tak banyak pelukis yang menggeluti
aliran pointilisme. Tercatat hanya dua orang, yakni Rijaman di
Surabaya dan Keo Budi Harijanto di Malang

Anda mungkin juga menyukai