Anda di halaman 1dari 2

Trick Art merupakan seni lukis dua dimensi dengan menggunakan ilusi virtual sehingga terlihat seperti

nyata. Seni rupa Trick Art dapat dikategorikan sebagai seni yang memanfaatkan manipulasi daya
pandang manusia yang sering disebut optical illusion. Dengan perpaduan warna, perspektif, serta teknik
pencahayaan yang detail terciptalah efek 3D mencengangkanyang terbentuk oleh rangkaian lukisan
pada objek datar.

Trick Art memanfaatkan tiga unsur utama dalam penciltaan ilusi penglihatan. Ilusi geometri yang
mengacu pada konsep struktur benda. Ilusi psychological yang merupakan proses antara otak dan mata
serta ilusi yang mengedepankan rasa dan alasan yaitu ilusi psikologi. Konfilk antara tiga ilusi ini
menciptakan sudut pandang, perasaan, dan akhirnya timbul apresiasi baru dan mengejutkan dalam
melihat sebuah karya dalam objek datar.

Trick Art sebagai wadah edutainment yang menyenangkan, mengundang partisipasi penuh para
pengunjung untuk menyentuh dan memotret diri dwngan karya-karya tersebut. Untuk dapat menikmati
lukisan tiga dimensi, penikmat tidak hanya melihat, namun juga harus menyentuhnya, memotret, dan
melihatnya dari sudut pandang tertentu, pengunjung perlu mengambil jarak tertentu dengan lukisan,
maka gambar akan terlihat tiga dimensi. Bila jarak tidak mencukupi, pengunjung dapat melihat dengan
sebelah mata atau melalui lensa kamera.

Sejarah Trick Art:

Lukisan aliran Trick Art pertama dibuat pada 1984 oleh seniman Jepang, Kazumune Kenju dengan lukisan
mural dinding. Lukisan itu akhirnya dapat dinikmati masyarakat luas dan pada 1991 di Museum Trick Art
yang berdiri untuk pertama kalinya di dunia.

Sebagai pencinta karya seni lukisan dari era Renaissance, pria asal Yamagata, Jepang bernama
Kazumune Kenju memiliki impian yang besar terhadap apresiasi seni lukis. Setelah mendirikan SD
Corporation pada tahun 1987 yang menaungi para seniman, ia berhasil mempopulerkan seni lukis dan
menarik banyak orang hingga saat ini, sekitar 20 juta orang telah menikmati karya seni kumpulan SD
Corporation. Pameran Trick Art dibuma di Singapura, Hong Kong, dan bahkan smapai ke Las Vegas.

Trick Art di Indonesia pertama kali adalah sebuah pameran Trick Art yang digelar di Indonesia dengan
judul "Trick Art Japan Exhibition" yang berada di Grand Indonesia Shopping Town yang digelar selama 2
bulan, 2 Desember 2012 sampai 3 Februari 2013.
Saat ini Trick Art di dunia sudah banyak digemari dan ditekuni oleh para seniman berbakat. Trick Art
biasanya di lukis di tembok, lapangan / jalan beraspal, dan lainnya. Trick Art biasanya berupa gambar
binatang, bendabatau peristiwa yang terlihat seperti nyata. Trick Art tidak hanya gambar semata, tetapi
juga bisa seperti merasakan aslinya. Trick Art tentu saja berguna untuk memperindah suatu objek dan
tidak sia-sia untuk dilukiskan. Bangunan-banvunan di dunia sekarang juga banyak yang dilukis Trick Art
oleh para seniman ternama di dunia.

Dibandingkan Dengan Coretan-coretan Tembok Yang "Menyampah"

Coret-coretan tembok yang ada di sekitar kita terlihat "menyampah" dan tidak berguna, bahkan tidak
layak untuk dilihat. Gambar-gambar yang digambar juga kesannya aneh dan menjijikan, sementara
kalimat-kalimatnya tidak sopan dan kadang-kadang ada sifat menghina seseorang. Yang mencoretnya
paling sering adalah anak remaja, geng, dan anak punk. Coretan ini membuat kotor rumah-rumah warga
(yang seringnya di Indonesia) dan warga sering protes karrna terlalu banyak coretan yang ada di dinding
rumah mereka. Ini karena kurangnya kesadaran akan kebersihan dan mereka bertindak semaunya,
apalagi jika mereka tidak mengetahui arti seni yang benar.

Selain Trick Art, perilaku menyimpang positif dari seni adalah Graffiti. Pengertian Graffiti itu sendiri
adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk
menuliskan kata atau kalimat tertentu di atas dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng
(pilox). Walaupun dengan skill dan peralatan yang masih sederhana, konsep tulisan dan dinding menjadi
media paling aman untuk mengekspresikan pendapat secaradiam-diam pada saat itu. Graffiti bersifat
baik bila digambar tidak asal-asalan.dan mempunyai nilai estetika tersendiri jika seseorangengetahui
maksud dari Gtaffiti tersebut.

Selain Graffiti, ada juga Mural. Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding,
tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan Graffiti.yang lebih
menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka Mural tidak
demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau
pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Mural biasanya
memgansung pesan tentang kehidupan sehari-hari seperti dilarang korupsi, berkendara dengan aman,
menjaga lingkungan sekitar, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai