Anda di halaman 1dari 8

Tiga Puluh Kesalahan dalam Shalat

Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari
kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalan
ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu. (HR. An
Nasai : 463)
Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa membuat amalan shalatnya
tidak sempurna.
1. Menundanunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan
Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah SWT
Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi
orang-orang beriman. (QS. An-Nisa : 103)
2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki
Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mendengar panggilan (adzan)
kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali
uzur yang dibenarkan. (HR. Ibnu Majah Shahih)
Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. Lalu aku bangkit (setelah shalat
dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah,
kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah.
3. Tidak tumaminah dalam shalat
Makna tumaminah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang)
dalam ruku., itidal, sujud dan duduk di antara dua sujud. Dia harus ada pada
posisi tersebut, di mana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya
yang sesuai. Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai
dia seleasi tumaninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi SAW bersabda
kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan
tuma'ninah dengan benar, Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan
shalat. (HR. Bukhari)
4. Tidak khusu dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di
dalamnya.

Rasulallah SAW bersabda, Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah


mengerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya
sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam,
seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. (HR. Abu Dawud,
Shahih)
Mereka tidak mendapat pahala shalatnya dengan sempurna disebabkan tidak
adanya kekhusyuan dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang
melalaikan dalam shalat.
5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.
Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu
kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa
mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat.
Rasulallah SAW bersabda,
Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir
maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia
ruku maka rukulah dan jangan ruku sampai imam ruku. (HR. Bukhari)
6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan
tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan Rasulallah SAW
bersabda, Jangan mendahuluiku dalam ruku, sujud dan jangan pergi dari shalat
(Al-Insiraf). Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir.
Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam
menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan
melengkapi rakaat yang tertinggal.
7. Melafadzkan niat.
Tidak ada keterangan dari nabi SAW maupun dari para sahabat bahwa meraka
pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam ZadulMaad Ketika Nabi SAW berdiri untuk shalat beliau mengucapkan Allahu Akbar,
dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau (Nabi SAW) juga tidak melafalkan
niatnya dengan keras.
8. Membaca Al-Quran dalam ruku atau selama sujud.
Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi

SAW bersabda, saya telah dilarang untuk membaca Al-Quran selama ruku atau
dalam sujud. (HR. Muslim)
9. Memandang ke atas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa
alasan tertentu.
Rasulallah SAW bersabda, Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat
pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi. (HR.
Muslim)
10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.
Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa ia berkata, Aku berkata kepada Rasulallah
SAW tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Nabi SAW menjawab, Itu adalah
curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya. (HR. Bukhari)
11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.
Sabda Rasulallah SAW. Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah mencapai
usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar). (HR. Ahmad)
12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya
itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di
antara orang selama khutbah shalat Jumat.
Rasulullah SAW bersabda, Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang
shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan
lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan
didepan orang shalat itu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu
diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas ra : Saya datang
dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh.
Rasulallah SAW sedang shalat bersama orang orang Mina menghadap
kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan
keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang
mengingkari perbuatan saya. (HR. Al-Jamaah).
Ibnu Abdil Barr berkata,

Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Said yang berbunyi
Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat
didepannya. (Fathul Bari: 1/572)
13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik
ketika imam sedang duduk atau sujud.
Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera
mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang
lainnya.
14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.
Hal ini mengurangi kekhusyuan. Rasulallah SAW, melarang mengusap krikil
selama shalat, karna dapat merusak kekhusyuan, Nabi SAW bersabda, Jika
salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil
sehingga ampunan datang padanya. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)
15. Menutup mata tanpa alasan.
Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah,
Menutup mata buka dari sunnah Rasulullah SAW. Yang terbaik adalah, jika
membuka mata tidak merusak kekhusyuan shalat, maka lebih baik
melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dan sebagainya disekitar orang
yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka
dipoerbolehkan menutup mata.
Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab)
pada kasus ini.
Wallahu Alam.
16. Makan atau minum atau tertawa.
Para ulama berkesimpulan orang yang shalat dilarang makan dan minum. Juga
ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan
sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.
17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Ibnu Taimuiyah menyatakan, Siapapun yang membaca Al-Quran dan orang lain
sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan
suara keras karena akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi SAW pernah
meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika mereka shalat ashar dan Beliau (Nabi
SAW) bersabda, Hai manusia, setiap kalian mencari pertolongan dari Robb
kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan
kalian.
18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.
Perbuatan ini terlarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak
menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia
melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak
mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada
jamaah shalat Jumat, hal ini betul-betul dilarang. Nabi SAW bersabda tentang
mereka yang melintasi batas shalat, Duduklah! Kamu mengganggu dan
terlambat datang.
19. Tidak meluruskan shaf.
Nabi SAW bersabda, Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah
bagian dari mendirikan shalat yang benar. (HR. Bukhari dan Muslim).
20. Mengangkat kaki dalam sujud.
Hal ini bertentangan dengan yang diperintahkan sebagaimana diriwayatkan
dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas ra.
Nabi SAW telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak
mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut,
dan dua telapak kaki.
Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki
menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadap kiblat. Tiap bagian
kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak
benar. Sepanjang dia lakukan itu dalam sujud.
21. Meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.
Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi Saw meletakkan tangan kanan di
atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari

beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling


menguatkan di antara satu dengan lainnya.
22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh (seperti
dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak
kaki).
Rasulallah SAW bersabda, Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh
harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua
kaki. (HR. Muslim)
23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.
Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad
sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shubah budak Ibnu Abbas yang
berkata, Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan
persedianku. Selesai shalat di berkata, Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!
karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!.
24. Membunyikan dan mempermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan
sebelum shalat.
Rasulallah SAW bersabda, Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi
kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia
sudah termasuk waktu shalat. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang
lain yang lebih berhak. Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus
memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Quran dengan
benar. Sebagaimana sabda Nabi SAW Imam bagi manusia adalah yang paling
baik membaca Al-Quran. (HR. Muslim)
26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harumharuman. Nabi SAW bersabda, Jangan biarkan perempuan yang berbau harum
menghadiri shalat isya bersama kita. (HR. Muslim)
27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.
Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak
konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil (melebihi mata kaki).
Banyak hadits rasulallah SAW yang meyebutkan larangan berbuat isbal di
antaranya :
A. Rasulallah SAW bersabda : "sesungguhnya Allah tidak menerima shalat
seseorang lelaki yang memakai sarung dengan cara musbil. (HR. Abu Dawud
(1/172 no. 638)
B. Rasulallah SAW bersabda : Allah SWT tidak (akan) melihat shalat seseorang
yang mengeluarkan sarungnya sampai ke bawah (musbil) dengan perasaan
sombong. (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)
C. Rasulallah SAW bersabda :
Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka.
(HR.Bukhari : 5887)
29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.
Rasulallah SAW bersabda, Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid.
Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu. (HR. Muslim
: 532)
30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).
Nabi SAW melarang perbuatan tersebut seraya bersabda :
Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia
mendekati sutrahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih
Al-Jami : 650)
Inilah contoh perbuatan beliau(Nabi SAW)
Apabila beliau (Nabi SAW) shalat di tempat terbuka yang tidak ada seorangpun
yang menutupinya, maka beliau menancapkan tombak di depannya, lalu shalat
menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya.
Beliau (Nabi SAW) tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya
dan sutrah tersebut. Sifat Shalat Nabi SAW.
*****
Karya Al-Albani (hal : 55) -berjamaah.com

Dirangkum dari 40 Kesalahan Shalat oleh Syaikh Muhammad Jibrin dan Al-Qaulu
Mubin fi Akhthail Mushallin, Syaikh Mansyhur Hasan Salman.
=====
Follow twitter: @kutipanhikmah
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share'
dan undang teman-temanmu gabung dengan klik Suggest To Friends.

Anda mungkin juga menyukai