Makalah Biokim Mineral Fix
Makalah Biokim Mineral Fix
Mineral
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Biokimia
Dosen Pengampu:
Ika Nur Cahyati, S.Farm, M.farm, Apt.
Oleh :
Nurul Faridah
112210101064
Fikriatul Hidayah
132210101010
Lisanul Ummah
132210101044
Fathimatuzzahra
132210101074
Nur Marlinah
132210101078
Mia Restu
132210101086
132210101098
132210101112
132210101123
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Mineral
juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan
biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon
berubah menjadi gas karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen
menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dan dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi
penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan.
Ketersediaan mineral dalam tubuh dapat dipenuhi melalui konsumsi buahbuahan, sayuran, daging, susu dan lain-lain. Selain melalui konsumsi makanan
alami tersebut, kebutuhan mineral juga dapat dipenuhi melalui konsumsi
suplemen dalam bentuk pil atau kapsul. Sejalan dengan perkembangan teknologi
pengolahan pangan, suplementasi mineral dapat dilakukan melalu fortifikasi
pangan, yaitu suatu langkah meningkatkan jumlah suatu komponen bahan pangan
melalui langkah enrichment (perkayaan) komponen nutrisi melalui penambahan
secara langsung nutrisi tersebut dalam bahan pangan. Selain vitamin dan
antioksidan, enrichment mineral pada bahan pangan telah secara luas dilakukan.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian mineral
2. Untuk mengetahui macam-macam mineral
3. Untuk menegetahui struktur mineral
4. Untuk mengetahui fungsi dari mineral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa mineral merupakan elemen inorganik yang dibutuhkan oleh
manusia untuk pertumbuhan dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan
hanya sedikit , keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan
kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu golongan essensial dan non essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat
pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro.
Makromineral berfungsi sebagai bagian penting dalam struktur sel dan
jaringan keseimbangan cairan dan elektrolit serta berfungsi di dalam cairan tubuh
baik interseluler maupun ekstraseluler. Mikromineral berfungsi sebagai bagian
dari struktur suatu hormon agar sebagian enzim dapat berfungsi maksimal. Fungsi
zat besi dalam tubuh:
(1) dalam Hb bertindak sebagai pembawa O2 dalam sel darah merah
(2) dalam mioglobin sebagai cadangan O2 dalam jaringan
(3) dalam sel sebagai pentransfer O2
(4) dalam enzim katalase melindungi serangan racun peroksida
(5) meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang
perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam
juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.
Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk
proses kehidupan yang normal.. Mineral adalah bahan anorganik atau bahan kimia
yang didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Mineral ada yang
larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum atau air yang dipakai untuk
mencuci sayur dan memasak. Mineral masuk ke dalam tubuh dalam bentuk garam
lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit adalah bentuk ion dari mineral
yang bermuatan positif (+) dan negatif (-), ada sebagian mineral yang dipakai sel
sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula yang dipakai untuk
menghubungkan suatu cabang ke cabang yang lain. Mineral yang masuk kedalam
tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh dinding usus. Makanan yang
masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik dan air sebesar 96 % dan sisanya
terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu,
dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar, tetapi zat anorganik
tidak terbakar, karena itu bahan anorganik disebut abu
BAB III
PEMBAHASAN
Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi
otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan
Magnesium.
Mineral mikro diperlukan tubuh dalam jumlah kecil, seperti kobalt, tembaga,
iodin, besi, mangan, selenium, dan seng. Keperluan optimum akan berbagai
mineral tersebut belum banyak diketahui dengan pasti, sedangkan mineral mikro
dapat ditemukan pada berbagai bagian tubuh walaupun dalam jumlah sedikit.
Kekurangan (defisiensi) mineral, baik pada manusia maupun hewan, dapat
menyebabkan penyakit. Sebaliknya pemberian mineral esensial yang berlebihan
dapat menimbulkan gejala keracunan. Analisis kandungan mineral dalam jaringan
biologik dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat mendiagnosis kasus
defisiensi atau keracunan mineral.
peranannya dalam menunjang kesehatan dan reproduksi. Mineral mikro atau trace
element karena kebutuhannya sangat kecil yaitu kurang daro 100 mg per hari.
Beberapa mineral yang termasuk mineral mikro yaitu besi (Fe), tembaga (Cu),
seng (Zn), Iodium (I), selenium (Se), molibden (Mo), mangan (Mn), flour (F),
krom (Cr).
a. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan mineral mikro karena keberadaannya dalam
tubuh sangat sedikit namun diperlukan dalam proses fisiologis. Di alam, Cu
ditemukan dalam bentuk senyawa sulfida (CuS). Walaupun dibutuhkan tubuh
dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau
mengakibatkan keracunan.Namun bila terjadi kekurangan Cu dalam darah dapat
menyebabkan anemia yang merupakan gejala umum, pertumbuhan terhambat,
kerusakan tulang, depigmentasi rambut dan bulu, pertumbuhan bulu abnormal,
dan gangguan gastrointestinal.
Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, tembaga berinteraksi dengan
seng, molibden, belerang, dan vitamin C. Tembaga juga diperlukan dalam proses
pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda. Bila kekurangan tembaga, sel
darah merah yang dihasilkan berkurang. Kekurangan tembaga banyak terjadi pada
bayi usia 6-9 bulan khususnya bayi yang mengalami KKP. Bayi tersebut akan
mengalami leukopenia (kurang sel darah putih) serta demineralisasi tulang.
b. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam
sistem biologi tubuh merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan
tanaman, Fe termasuk logam esensial, bersifat kurang stabil, dan secara perlahan
berubah menjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe III). Besi dalam tubuh berasal dari tiga
sumber, yaitu hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan
di dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran pencernaan. Dari ketiga
sumber tersebut, Fe hasil hemolisis merupakan sumber utama. Bentuk-bentuk
senyawa yang ada ialah senyawa heme (hemoglobin, mioglobin, enzim heme) dan
poliporfirin (tranfirin, ferritin, dan hemosiderin). Sebagian besar Fe disimpan
dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.
Pada saluran pencernaan besi mengalami proses reduksi dan bentuk feri
(Fe+)
menjadi fero (Fe++) yang mudah diserap. Proses reduksi dibantu oleh
adanya vitamin C dan asam amino. Pada penelitian dengan menggunakan besi
yang radioaktif didapat bahwa penyerapan besi meningkat menjadi tiga kali.
Sebaliknya adanya asam fitat yang terkonsumsi bersama biji-bijian atau bahan
lain akan mempersulit penyerapan besi, sebab asam fitat dengan besi membentuk
senyawa yang tidak larut. Dalam menu yang normal biasanya jumlah asam fitat
tidak cukup besar sehingga tidak mengganggu penyerapan besi.
Sumber besi yang baik adalah dari makanan hewani seperti daging, ayam
dan ikan. Sumber besi yang lainnya yaitu telur, serealia, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan beberapa jenis buah. Daya absorpsi besi berbeda untuk bahan
pangan satu dengan lainnya. Besi dan telur terserap 2 - 6%, besi dan daging ayam
terserap 11%, besi dan bayam hanya sekitar 1%, dan dan jagung hanya 3%. Orang
yang berada dalam keadaan normal dapat menyerap 5 - 10% dan orang yang
kekurangan besi menyerap 10 - 20%. Tabel 5 memperlihatkan kadar Fe pada
beberapa jenis makanan.
Mg
Bahan makanan
Mg
10
Biskuit
2.7
Jagung kuning
2.4
Roti putih
1.5
Kacang hijau
6.7
Kacang merah
1.2
Kelapa tua
Kentang
0.7
Udang segar
6.2
Hati sapi
6.6
Bayam
3.9
Daging sapi
2.8
Sawi
2.9
Telur bebek
2.8
Daun katuk
2.7
Telur ayam
2.7
Kankung
2.5
Ikan segar
Daun Singkong
Ayam
1.5
Pisang ambon
0.5
Gula kelapa
2.8
Keju
1.5
Jumlah besi yang dikeluarkan tubuh sekitar 1,0 mg per hari untuk wanita
masih ditambah 0,5 mg hilang karena menstruasi. Karena jumlah besi yang
diserap hanya sekitar 10%, maka konsumsi yang dianjurkan adalah 10 mg untuk
orang dewasa per hari, atau 18 mg untuk wanita dengan usia 11 - 50 tahun.
FAO/WHO.menganjurkan bahwa jumlah besi yang harus dikonsumsi
sebaiknya berdasarkan jumlah kehilangan besi dan dalam tubuh serta jumlah
bahan makanan hewani yang terdapat dalam menu kita. Besi yang berasal dan
hasil ternak tennyata lebih mudah diserap danipada yang dan hasil nabati. Bila 1025% dari seluruh kalon yang diperlukan berasal dari hasil ternak, maka jumlah
kebutuhan besi bagi ibu yang mengandung sekitar 29 mg dan untuk pria 6 mg.
Zat besi dalam tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia,
antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Sel ini sangat diperlukan untuk
mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat besi berperan sebagai
pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan menuju jaringan, tetapi juga
dalam jaringan atau dalam sel. Zat besi bukan hanya diperlukan dalam
pembentukan darah, tetapi juga sebagai bagian dari beberapa enzim hemoprotein).
Enzim ini memegang peran penting dalam proses oksidasi-reduksi dalam sel.
Sitokrom merupakan senyawa heme protein yang bertindak sebagai agens dalam
perpindahan elektron pada reaksi oksidasi-reduksi di dalam sel. Zat besi juga
berfungsi dalam susunan enzim dalam proses pigmentasi. Kekurangan
mengkonsumsi besi dapat menyebabkan anemia.
c. Kobalt (Co)
Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan,
dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah
menjadi vitamin B12 pada makanan hingga dicerna hewan nonruminansia
kadang-kadang disebut sebagai siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba,
dan kambing) memakan hijauan pakan, di mana tanaman menyerap kobalt dari
dalam tanah dan bakteri-bakteri yang ada di dalam lambung (rumen)
menggunakan kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap vitamin
B12 dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh. Semua bangsa hewan
membutuhkan vitamin sehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt. Ternak
babi dan unggas tidak mempunyai mikroflora dalam saluran pencernaan untuk
mengubah kobalt dalam ransum sehingga harus mendapat vitamin B12 yang
cukup dalam ransum.
d. Iodin (I)
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam
kelenjar tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid. Setiap molekul tiroksin mengandung empat atom iodine. Sebagian
besar iodin diserap melalui usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk ke
dalam saluran darah melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam
kelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam
darah. Namun bila jumlah yang sedikit ini tidak terdapat dalam bahan pakan maka
ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari setengah iodin dalam tubuh terdapat
pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian besar iodin tubuh terdapat dalam
kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan dalam kelenjar ludah, lambung, usus halus,
kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta, dan ovarium.
Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin
berperan dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan
Basal Metabolic Rate (BMR). Tiroksin juga berperan menghambat proses
fosforilasi oksidatif sehingga pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang
dan lebih banyak dihasilkan panas. Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein.
Iodin secara perlahan-lahan diserap dari dinding saluran pencernaan ke dalam
darah. Penyerapan tersebut terutama terjadi dalam usus halus, meskipun dapat
berlangsung pula dalam lambung. Dalam usus, iodin bebas atau iodat mengalami
reduksi menjadi iodide sebelum diserap tubuh. Dalam peredaran darah, iodida
menyebar ke dalam cairan ekstraseluler seperti halnya klorida. Iodida yang masuk
ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat dioksidasi dan diubah menjadi iodin organik
melalui penggabungan dengan tiroksin. Proses tersebut terjadi pula secara terbatas
dalam ovum. Tiroksin berfungsi juga dalam menghambat proses fosforilasi
oksidatif sehingga terbentuknya ATP berkurang dan lebih banyak dihasilkan
panas. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang menderita hipertiroidisme
kurus. Tiroksin juga langsung mempengaruhi sintesis protein.
Makanan-makanan dari laut, ganggang laut merupakan sumber iodium
penting. Ikan laut lebih banyak mengandung iodium daripada ikan air tawar. Daun
dan bunga tanaman lebih banyak mengandung iodium daripada bagian umbi
ataupun bagian tanaman lain. Pada umumnya biji-bijian mengandung sangat
sedikit iodium.
e. Seng (Zn)
Seng (Zn) ditemukan hampir dalam seluruh jaringan hewan. Seng lebih
banyak terakumulasi dalam tulang dibanding dalam hati yang merupakan organ
utama penyimpan mineral mikro. Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan
epidermal (kulit, rambut, dan bulu), dan sedikit dalam tulang, otot, darah, dan
enzim. Seng merupakan komponen penting dalam enzim, seperti karbonik-
anhidrase dalam sel darah merah serta karboksi peptidase dan dehidrogenase
dalam hati. Sebagai kofaktor, seng dapat meningkatkan aktivitas enzim.
Seng dalam protein nabati kurang tersedia dan lebih sulit digunakan tubuh
daripada seng dalam protein hewani (hati, kerang, daging dan telur). Hal tersebut
mungkin disebabkan adanya asam fitrat yang mampu mengikat ion-ion logam.
Angka kecukupan seng pada bayi 3-5 mg, remaja dan orang dewasa 15 mg, ibu
hamil ditambahkan 20 mg dan ibu menyusui 25 mg.
Kekurangan zink dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan
fungsi pancreas, kerusakan permukaan saluran cerna, diare, gangguan sistim
syaraf, gangguan metabolisme vitamin A dan perlambatan penyembuhan luka.
peranannya dalam tubuh dipengaruhi oleh komponen nutrisi yang lain yaitu
vitamin D.
Dalam tubuh vitamin D berperan:
a.
b.
c.
ditetapkan sebagai berikut: Bayi (300-400 mg); anak-anak 500 mg; remaja 600700 mg; dewasa 500-800 mg; dan ibu hamil menyusui kurang lebih 400 mg.
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang
baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan
sayuran hijau merupakan sumbr kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan
ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat,
fitat dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium. karena
ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita
makan makanan yang seimbang tiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan
makanan dapat dilihat pada Tabel 6. 4.
Tabel Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
Mg
Tepung susu
904
Tahu
124
Keju
777
Kacang merah
80
143
Kacang tanah
58
Yogurt
120
Oncom
96
Udang kening
1209
195
Ten kening
1200
Bayam
265
Sardines (kaleng).
354
Sawi
220
56
Daun melinjo
219
Ayam
54
Katuk
204
Daging sapi
14
Selada air
182
11
Daun singkong
165
Tetani atau
c. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan
interselular. Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan
hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat
dalam berbagai proses metabolisme. Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi,
otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya. Magnesium berperan penting dalam
system enzim dalam tubuh. Magnesium berperan sebagai katalisator dalam reaksi
biologic termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam
nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam
semua sel jaringan lunak. Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium
berlawanan dengan kalsium. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara
menahan kalsium dalam email gigi.
Kecukupan magnesium rata-rata perhari ditetapkan 4.5 mg/kg berat badan
Untuk laki-laki dewasa ditetapkan 280 mg/ hari dan untuk wanita dewasa 250
mg/hari.
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian dan
kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber
magnesium yang baik.
d. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan
intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraseluler 28: 1. Sebanyak
95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraseluler.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 8090%
kalium yang dimakan diekskresikan melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui
feses dan sedikit melalui keringat dan saluran lambung. Taraf kalium normal
darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi
kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui
mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal. Bersama natrium, kalium
memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asarn basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi
saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologik, terutama dalam merabolisme energi dan sintesis glikogen
dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalarn otot
berhubungan deagan masa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu bila otot
berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup. Tekanan
darah normal mernerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di
dalam tubuh. Karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium banyak
terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan.
Kekurangan kalium jarang terjadi. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir
sebanyak 2000 mg sehari.
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dan tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah segar, terutama buah, sayuran,
dan kacang-kacangan (lihat Tabel 6.3).
Tabel Kandungan kalium beberapa bahan makanan (mg/l00 gram)
e.
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
mg
Beras giling
241
Pepaya
221
Singkong
394
Mangga
214
Kentang
396
Durian
601
Kacang tanah
421
Anggur
111
Kacang merah
1151
Jeruk mariis
162
Kacang hijau
1132
Nenas
125
Kacang kedelai
1504
Semangka
102
Jambu monyet/biji
420
Selada
254
Kelapa
555
Bayam
461
Apokat
278
Tomat
235
Pisang
435
Wortel
245
Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1% dari berat
badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA.
Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai
fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). Fungsi fosfor yaitu
untuk Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang.
Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin
b. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer. Bagian dari ikatan tubuh
esensial yaitu rna dan dna serta atp dan fosfolipid. Mengatur keseimbangan asam
basa. kekurangan fosfor Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala rasa
lelah dan kurang nafsu makan. Menyebabkan terjadinya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal).
Angka kecukupan gizi rata-rata untuk fosfor adalah bayi: 200-250 mg; anak-anak
250-400g, remaja dan dewasa 400-500 mg dan ibu hamil menyusui yaitu 200-300
mg. Untuk memenuhi kebutuhan harian fosfor maka perlu dikonsumsi makanan
dengan kadar protein tinggi seperti daging, unggas, ikan dan telur, biji-bijian
terutama bagian lembaganya dan biji-bijian utuh (pecah kulit). Tabel 6.5
memperlihatkan sumber fosfor untuk beberapa jenis bahan pangan.
Tabel Nilai fosfor berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
Mg
Ayam
200
Kacang hijau
320
Daging sapi
170
98
Telur ayam
180
Tahu
63
Telur bebek
175
256
Tepung susu
694
221
209
Tepung terigu
106
Susu sapi
60
Rod putih
95
Keju
338
Biskuit
87
Ted kering
1500
Kentang
56
Sardin (kaleng)
434
Mie kering
47
Udang segar
170
Ketela
Ikan segar
150
(singkong)
37
585
Gula kelapa
67
Kacang merah
400
Bayam
54
335
Daun singkong
37
pohon
40
154
Wortel
28
Pisang ambon
f.
Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu
dan pancreas mengandung banyak natrium. Natrium (Na) dan klorida (Cl)
biasanya berhubungan sangat erat baik sebagai bahan makanan maupun fungsinya
dalam tubuh. Sebagian besar natrium didapat dalam plasma darah dan dalam
cairan di luar sel (ekstraseluler); beberapa diantaranya terdapat dalam tulang.
Jumlah natrium dalam badan manusia diperkirakan sekitar 100-110g. Natrium
bergabung degan klorida membentuk NaCl seperti halnya garam dapur. Klorida
banyak terdapat pada plasma darah, dalam kelenjar pencernaan lambung sebagai
asam klorida (HCl). Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk
memecah pati yang dikonsumsi. Sebagai bagian terbesar dari cairan ekstraseluler,
natrium dan klorida membantu mempeahankan tekanan osmotik, di samping juga
membantu menjaga keseimbangan asam dan basa.
Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa hambar
sehingga tidak disenangi. Konsumsi natrium bervariasi terhadap suhu dan daerah
tempat tinggal, dengan kisaran dari 2 g sampai 10 g per hari. Pengaturan
konsentrasi natrium, cairan badan, dan keseimbangan natrium dilakukan melalui
ginjal. Pada orang sehat jarang sekali ditemukan kasus kekurangan natrium.
Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan
natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh
tubuh menurun menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel,
sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan,
termasuk darah akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada
keadaan hilangnya banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena
cairan yang ada dalam usus banyak mengandung natrium. Keadaan hipertensi
mg
Bahan makanan
mg
Daging saping
93
Margarin
950
Hati sapi
110
15
Ginjal sapi
200
Roti cokelat
500
Telur bebek
191
Roti putih
530
Telur ayam
158
Kacang merah
19
59
Kacang mende
26
Sardin
131
26
Udang segar
185
Selada
14
Ten kering
885
Pisang
18
Susu sapi
36
Teh
50
Yogurt
40
Cokelat manis
33
Mentega
780
Ragi
610
. Fungsi
Natrium
yaoyu
Menjaga
keseimbangan
cairan
dalam
keluar dari darah dan masuk ke dalam sel, menjaga keseimbangan asam basa
dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam, berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot, serta berperan dalam absorbsi glukosa dan
sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium. kekurangan Sodium Menyebabkan kejang, apatis dan
kehilangan nafsu makan. Dapat terjadi pada kondisi diare, muntah, keringat yang
berlebihan; Kelebihan Dapat menyebabkan terjadinya edema dan hipertensi.
g.
Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein
yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan
disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein.
Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan
yang mengandung berprotein. Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam
amino yang mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.
Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone
insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa
metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan
dihubungkan dengan mukopolisakarida. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi
jika kekurangan protein. Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino
berlebih yang akan menghambat pertumbuhan.
a. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) telah terkenal sebagai elemen yang beracun bagi manusia.
Paparan timbal menjadi masalah yang signifikan bagi kesehatan masyarakat.
Sekitar empat sampai lima juta anak-anak (berumur kurang dari 7 tahun) dan
400.000 wanita hamil di US terkena dampak oleh timbal. Kebanyakan sumber
Timbal yang tertelan oleh manusia berasal dari debu di udara, tanah, car berbasis
Timbal, air minum dan makanan yang terkontaminasi oleh timbal.
Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan
kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik
misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan
membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan
pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb
yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira
5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan
kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui
saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran
partikel-partikelnya.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya
bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan
belajar,
memendekkan
tinggi
badan,
penurunan
fungsi
pendengaran,
b. Cadmium (Cd)
Logam kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam.
Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam yang lunak
ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya
bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan mengalami
kerusakan bila dikenai uap amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2).
Berdasarkan pada sifat kimianya, logam kadmium (Cd) didalam persenyawaan
yang dibentuknya umumnya mempunyai bilangan valensi 2+, sangat sedikit yang
mempunyai bilangan valensi 1+. Bila dimasukkan ke dalam larutan yang
mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan mengalami proses pengendapan.
Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam larutan OH biasanya dalam
bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih
Kadmium masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui
beberapa jalan, yaitu: saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit.
Di dalam tubuh hewan logam diabsorpsi darah, berikatan dengan protein darah
yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.
Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat
sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat
dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil,
hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas
kadmium (Cd) disebabkan oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein
tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam
tubuh.
Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
karena elemen ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium (Cd)
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal.
Logam kadmium (Cd) akan mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam
tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami
peningkatan (biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan
mengalami akumulasi kadmium (Cd) yang lebih banyak.
c. Aluminium (Al)
Aluminium merupakan logam yang paling banyak di dunia, ditemukan
dalam tanah, dalam air dan udara. Sekitar 8 % kerak bumi terdiri dari Aluminium.
Elemen ini adalah elemen paling berlimpah yang secara alami terdapat di udara,
tanah dan air. Perannya tidak bisa dihindari dari senyawa-senyawa aluminium
ditambahkan bukan hanya ke suplai air tapi juga kebanyakan makanan dan obat
yang diproses (Tony Sarvinder Singh,2006). Terlalu banyak asupan aluminium
dapat memberikan efek negative yang dapat merusak otak (menyebabkan
Alzheimer), menyebabkan kerusakkan DNA, disfungsi ginjal, serta diduga dapat
memicu kanker payudara. Sumber alumunium yang bisa dikhawatirkan antara lain
kandungannya di dalam obat-obatan, seperti antacids, aspirin, obat anti diarrhea,
bedak bayi dan lipstick. Selain itu agar waspada terhadap alat masak yang terbuat
dari bahan aluminium karena alat ini dapat bereaksi kimia bila terkena asam cuka,
Asam tomat, asam jawa, asam jeruk dan sebagainya.
Aluminium terakumulasi di berbagai jaringan di dalam tubuh, termasuk
otak, ginjal, hati, paru-paru, dan tiroid. Aluminium bersaing dengan kalsium
dalam proses absorpsi sehingga dapat mengakibatkan mineralisasi tulang
berkurang.
Pada bayi hal ini menghambat pertumbuhan. Hal ini juga mengganggu
penyerapan fosfor, seng dan selenium oleh tubuh. Potensi bahaya dari keracunan
Alumunium antara lain: dapat menyebabkan kerusakan otak, luka usus dan
lambung, penyakit gastrointestinal, Parkinson's Disease, masalah kulit, retardasi
mental pada bayi, gangguan belajar pada anak, penyakit hati, sakit kepala, mual
mulas, sembelit, kurangnya energy dan perut kembung
d. Arsenik (As)
Arsenik (As) merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai nomor
atom 33 dalam table periodik. Arsenik adalah bahan metalloid yang terkenal
beracun dan mempunyai tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam, dan abu-abu.
e. Merkuri (Hg)
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan
nomor atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat
jarang dalam kerak bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik
dan endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan
pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan beberapa
penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas. Dari kegiatan
penambangan tersebut menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air
tanah dan air permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak
berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara langsung pada paru-paru.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah
methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel
mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada
endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun
akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh
manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali
lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya
otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah
merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang
hidup pada perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+
dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek
pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan
menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah
bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk
dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat
daripada merkuri anorganik.
struktur
tetapi
menyerupai
didalamnya
ada
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai
penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai
struktur kristal.
Fungsi utama mineral yaitu:
a. Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun
kerangka tulang, gigi dan otot-otot.
b. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit
yang
mengatur
tekanan
osmuse
(Fluid
balance),
menegatur
DAFTAR PUSTAKA
2012.
http://kesmas-unsoed.com/2012/11/logam-berat-