Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOKIMIA

Mineral
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Biokimia

Dosen Pengampu:
Ika Nur Cahyati, S.Farm, M.farm, Apt.

Oleh :

Nurul Faridah

112210101064

Fikriatul Hidayah

132210101010

Lisanul Ummah

132210101044

Fathimatuzzahra

132210101074

Nur Marlinah

132210101078

Mia Restu

132210101086

Rizki Putri Aulia

132210101098

Fatimah Indah Fikriyah

132210101112

Bagus Moch Sahid

132210101123

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Mineral
juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan
biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon
berubah menjadi gas karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen
menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dan dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi
penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan.
Ketersediaan mineral dalam tubuh dapat dipenuhi melalui konsumsi buahbuahan, sayuran, daging, susu dan lain-lain. Selain melalui konsumsi makanan
alami tersebut, kebutuhan mineral juga dapat dipenuhi melalui konsumsi
suplemen dalam bentuk pil atau kapsul. Sejalan dengan perkembangan teknologi
pengolahan pangan, suplementasi mineral dapat dilakukan melalu fortifikasi
pangan, yaitu suatu langkah meningkatkan jumlah suatu komponen bahan pangan
melalui langkah enrichment (perkayaan) komponen nutrisi melalui penambahan
secara langsung nutrisi tersebut dalam bahan pangan. Selain vitamin dan
antioksidan, enrichment mineral pada bahan pangan telah secara luas dilakukan.

Beberapa contoh enrichment mineral yaitu penambahan iodium pada garam,


penambahan kalsium pada susu, dan zat besi pada produk sereal.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan mineral?
2. Apa saja macam-macam mineral?
3. Bagaimana struktur mineral?
4. Apa saja fungsi dari mineral?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian mineral
2. Untuk mengetahui macam-macam mineral
3. Untuk menegetahui struktur mineral
4. Untuk mengetahui fungsi dari mineral

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa mineral merupakan elemen inorganik yang dibutuhkan oleh
manusia untuk pertumbuhan dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan
hanya sedikit , keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan
kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu golongan essensial dan non essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat
pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro.
Makromineral berfungsi sebagai bagian penting dalam struktur sel dan
jaringan keseimbangan cairan dan elektrolit serta berfungsi di dalam cairan tubuh
baik interseluler maupun ekstraseluler. Mikromineral berfungsi sebagai bagian
dari struktur suatu hormon agar sebagian enzim dapat berfungsi maksimal. Fungsi
zat besi dalam tubuh:
(1) dalam Hb bertindak sebagai pembawa O2 dalam sel darah merah
(2) dalam mioglobin sebagai cadangan O2 dalam jaringan
(3) dalam sel sebagai pentransfer O2
(4) dalam enzim katalase melindungi serangan racun peroksida
(5) meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang

perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam
juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.
Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk
proses kehidupan yang normal.. Mineral adalah bahan anorganik atau bahan kimia
yang didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Mineral ada yang
larut dalam air lalu masuk tubuh lewat air minum atau air yang dipakai untuk
mencuci sayur dan memasak. Mineral masuk ke dalam tubuh dalam bentuk garam
lalu digunakan dalam bentuk elektrolit. Elektrolit adalah bentuk ion dari mineral
yang bermuatan positif (+) dan negatif (-), ada sebagian mineral yang dipakai sel
sebagai poros atau inti suatu molekul, ada pula yang dipakai untuk
menghubungkan suatu cabang ke cabang yang lain. Mineral yang masuk kedalam
tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh dinding usus. Makanan yang
masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik dan air sebesar 96 % dan sisanya
terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu,
dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar, tetapi zat anorganik
tidak terbakar, karena itu bahan anorganik disebut abu

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN MINERAL


Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atomatom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu
kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita
meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang
geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk
oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia
tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari
atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom
tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom
ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada
umumnya merupakan zat anorganik.
Mineral adalah unsur kimia yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga
kesehatan. Unsur-unsur mineral dibedakan menjadi dua yaitu, mineral essensial
dan mineral non essensial. Mineral essensial sendiri dapat digolongkan menjadi
makroelemen dan mikroelemen.

3.2. FUNGSI MINERAL


Ada beberapa fungsi utama mineral yaitu:
1. Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka
tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan
pertumbuhan gigi sedang P dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein
jaringan.
2. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang
mengatur tekanan osmuse (Fluid balance), menegatur keseimbangan basa asam
dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg

3. Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzyme dan hormon.


4. Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis.
Mineral akan berkaitan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang
bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus
berlangsung. Selain itu, mineral berkaitan dengan komponen protein dan
mempengaruhi aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai
bagian dari hemoglobin pada sel darah merah.
5.

Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi.


Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa
mineral, seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan
kalsium yang memfasilitasi penyerapan vitamin B12.

6. Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.


Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan
tubuh sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh
konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi
untuk berikatan dengan ion lainnya.
7. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan
cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme
ini secara keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh
tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung.
8. Penghantar impuls saraf.
Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang
serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Kalium yang
bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan
merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter,
mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
9. Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan
dalam aktifitas otot.

Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi
otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan
Magnesium.

3.3. PENGGOLONGAN MINERAL


Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam)
dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial.
Mineral esensial diperlukan dalam proses fisiologis manusia, sehingga mineral
golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral.
Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),
klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Mineral nonesensial
adalah golongan mineral yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya
dalam tubuh manusia, sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat
menyebabkan keracunan. Mineral tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk
hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd), dan
aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam
jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah
mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat
dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I,
dan Se.

3.3.1 Mineral Esensial


Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk proses fisiologis, dan dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang
terdiri atas kalsium, klorin, magnesium, kalium, fosforus, natrium, dan sulfur.

Mineral mikro diperlukan tubuh dalam jumlah kecil, seperti kobalt, tembaga,
iodin, besi, mangan, selenium, dan seng. Keperluan optimum akan berbagai
mineral tersebut belum banyak diketahui dengan pasti, sedangkan mineral mikro
dapat ditemukan pada berbagai bagian tubuh walaupun dalam jumlah sedikit.
Kekurangan (defisiensi) mineral, baik pada manusia maupun hewan, dapat
menyebabkan penyakit. Sebaliknya pemberian mineral esensial yang berlebihan
dapat menimbulkan gejala keracunan. Analisis kandungan mineral dalam jaringan
biologik dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat mendiagnosis kasus
defisiensi atau keracunan mineral.

A. Mineral mikro essensial


Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit
dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral
mikro termasuk dalam golongan

mineral ensensial untuk kehidupan karena

peranannya dalam menunjang kesehatan dan reproduksi. Mineral mikro atau trace
element karena kebutuhannya sangat kecil yaitu kurang daro 100 mg per hari.
Beberapa mineral yang termasuk mineral mikro yaitu besi (Fe), tembaga (Cu),
seng (Zn), Iodium (I), selenium (Se), molibden (Mo), mangan (Mn), flour (F),
krom (Cr).
a. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan mineral mikro karena keberadaannya dalam
tubuh sangat sedikit namun diperlukan dalam proses fisiologis. Di alam, Cu
ditemukan dalam bentuk senyawa sulfida (CuS). Walaupun dibutuhkan tubuh
dalam jumlah sedikit, bila kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau
mengakibatkan keracunan.Namun bila terjadi kekurangan Cu dalam darah dapat
menyebabkan anemia yang merupakan gejala umum, pertumbuhan terhambat,
kerusakan tulang, depigmentasi rambut dan bulu, pertumbuhan bulu abnormal,
dan gangguan gastrointestinal.
Dalam melakukan fungsinya dalam tubuh, tembaga berinteraksi dengan
seng, molibden, belerang, dan vitamin C. Tembaga juga diperlukan dalam proses
pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda. Bila kekurangan tembaga, sel

darah merah yang dihasilkan berkurang. Kekurangan tembaga banyak terjadi pada
bayi usia 6-9 bulan khususnya bayi yang mengalami KKP. Bayi tersebut akan
mengalami leukopenia (kurang sel darah putih) serta demineralisasi tulang.
b. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam
sistem biologi tubuh merupakan mineral mikro. Pada hewan, manusia, dan
tanaman, Fe termasuk logam esensial, bersifat kurang stabil, dan secara perlahan
berubah menjadi ferro (Fe II) atau ferri (Fe III). Besi dalam tubuh berasal dari tiga
sumber, yaitu hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan
di dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran pencernaan. Dari ketiga
sumber tersebut, Fe hasil hemolisis merupakan sumber utama. Bentuk-bentuk
senyawa yang ada ialah senyawa heme (hemoglobin, mioglobin, enzim heme) dan
poliporfirin (tranfirin, ferritin, dan hemosiderin). Sebagian besar Fe disimpan
dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.
Pada saluran pencernaan besi mengalami proses reduksi dan bentuk feri
(Fe+)

menjadi fero (Fe++) yang mudah diserap. Proses reduksi dibantu oleh

adanya vitamin C dan asam amino. Pada penelitian dengan menggunakan besi
yang radioaktif didapat bahwa penyerapan besi meningkat menjadi tiga kali.
Sebaliknya adanya asam fitat yang terkonsumsi bersama biji-bijian atau bahan
lain akan mempersulit penyerapan besi, sebab asam fitat dengan besi membentuk
senyawa yang tidak larut. Dalam menu yang normal biasanya jumlah asam fitat
tidak cukup besar sehingga tidak mengganggu penyerapan besi.
Sumber besi yang baik adalah dari makanan hewani seperti daging, ayam
dan ikan. Sumber besi yang lainnya yaitu telur, serealia, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan beberapa jenis buah. Daya absorpsi besi berbeda untuk bahan
pangan satu dengan lainnya. Besi dan telur terserap 2 - 6%, besi dan daging ayam
terserap 11%, besi dan bayam hanya sekitar 1%, dan dan jagung hanya 3%. Orang
yang berada dalam keadaan normal dapat menyerap 5 - 10% dan orang yang
kekurangan besi menyerap 10 - 20%. Tabel 5 memperlihatkan kadar Fe pada
beberapa jenis makanan.

Tabel Nilai besi (Fe) berbagai bahan makanan (mg/100 gram)


Bahan Makanan

Mg

Bahan makanan

Mg

Tempe/kacang kedelai murni

10

Biskuit

2.7

Kacang kedelai kering

Jagung kuning

2.4

Roti putih

1.5

Kacang hijau

6.7

Kacang merah

Beras setengah giling

1.2

Kelapa tua

Kentang

0.7

Udang segar

Daun kacang panjang

6.2

Hati sapi

6.6

Bayam

3.9

Daging sapi

2.8

Sawi

2.9

Telur bebek

2.8

Daun katuk

2.7

Telur ayam

2.7

Kankung

2.5

Ikan segar

Daun Singkong

Ayam

1.5

Pisang ambon

0.5

Gula kelapa

2.8

Keju

1.5

Jumlah besi yang dikeluarkan tubuh sekitar 1,0 mg per hari untuk wanita
masih ditambah 0,5 mg hilang karena menstruasi. Karena jumlah besi yang
diserap hanya sekitar 10%, maka konsumsi yang dianjurkan adalah 10 mg untuk
orang dewasa per hari, atau 18 mg untuk wanita dengan usia 11 - 50 tahun.
FAO/WHO.menganjurkan bahwa jumlah besi yang harus dikonsumsi
sebaiknya berdasarkan jumlah kehilangan besi dan dalam tubuh serta jumlah
bahan makanan hewani yang terdapat dalam menu kita. Besi yang berasal dan
hasil ternak tennyata lebih mudah diserap danipada yang dan hasil nabati. Bila 1025% dari seluruh kalon yang diperlukan berasal dari hasil ternak, maka jumlah
kebutuhan besi bagi ibu yang mengandung sekitar 29 mg dan untuk pria 6 mg.
Zat besi dalam tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia,
antara lain dalam memproduksi sel darah merah. Sel ini sangat diperlukan untuk
mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat besi berperan sebagai
pembawa oksigen, bukan saja oksigen pernapasan menuju jaringan, tetapi juga
dalam jaringan atau dalam sel. Zat besi bukan hanya diperlukan dalam

pembentukan darah, tetapi juga sebagai bagian dari beberapa enzim hemoprotein).
Enzim ini memegang peran penting dalam proses oksidasi-reduksi dalam sel.
Sitokrom merupakan senyawa heme protein yang bertindak sebagai agens dalam
perpindahan elektron pada reaksi oksidasi-reduksi di dalam sel. Zat besi juga
berfungsi dalam susunan enzim dalam proses pigmentasi. Kekurangan
mengkonsumsi besi dapat menyebabkan anemia.

c. Kobalt (Co)
Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan,
dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah
menjadi vitamin B12 pada makanan hingga dicerna hewan nonruminansia
kadang-kadang disebut sebagai siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba,
dan kambing) memakan hijauan pakan, di mana tanaman menyerap kobalt dari
dalam tanah dan bakteri-bakteri yang ada di dalam lambung (rumen)
menggunakan kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap vitamin
B12 dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh. Semua bangsa hewan
membutuhkan vitamin sehingga secara tidak langsung memerlukan kobalt. Ternak
babi dan unggas tidak mempunyai mikroflora dalam saluran pencernaan untuk
mengubah kobalt dalam ransum sehingga harus mendapat vitamin B12 yang
cukup dalam ransum.
d. Iodin (I)
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam
kelenjar tiroid. Tiroksin merupakan hormone utama yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid. Setiap molekul tiroksin mengandung empat atom iodine. Sebagian
besar iodin diserap melalui usus halus, dan sebagian kecil langsung masuk ke
dalam saluran darah melalui dinding lambung. Sebagian iodin masuk ke dalam
kelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali lebih tinggi dibanding yang ada dalam
darah. Namun bila jumlah yang sedikit ini tidak terdapat dalam bahan pakan maka
ternak akan kekurangan iodin. Lebih dari setengah iodin dalam tubuh terdapat
pada kelenjar perisai (tiroid). Meskipun sebagian besar iodin tubuh terdapat dalam

kelenjar tiroid, iodin juga ditemukan dalam kelenjar ludah, lambung, usus halus,
kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta, dan ovarium.
Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin
berperan dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan
Basal Metabolic Rate (BMR). Tiroksin juga berperan menghambat proses
fosforilasi oksidatif sehingga pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang
dan lebih banyak dihasilkan panas. Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein.
Iodin secara perlahan-lahan diserap dari dinding saluran pencernaan ke dalam
darah. Penyerapan tersebut terutama terjadi dalam usus halus, meskipun dapat
berlangsung pula dalam lambung. Dalam usus, iodin bebas atau iodat mengalami
reduksi menjadi iodide sebelum diserap tubuh. Dalam peredaran darah, iodida
menyebar ke dalam cairan ekstraseluler seperti halnya klorida. Iodida yang masuk
ke dalam kelenjar tiroid dengan cepat dioksidasi dan diubah menjadi iodin organik
melalui penggabungan dengan tiroksin. Proses tersebut terjadi pula secara terbatas
dalam ovum. Tiroksin berfungsi juga dalam menghambat proses fosforilasi
oksidatif sehingga terbentuknya ATP berkurang dan lebih banyak dihasilkan
panas. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang yang menderita hipertiroidisme
kurus. Tiroksin juga langsung mempengaruhi sintesis protein.
Makanan-makanan dari laut, ganggang laut merupakan sumber iodium
penting. Ikan laut lebih banyak mengandung iodium daripada ikan air tawar. Daun
dan bunga tanaman lebih banyak mengandung iodium daripada bagian umbi
ataupun bagian tanaman lain. Pada umumnya biji-bijian mengandung sangat
sedikit iodium.

e. Seng (Zn)
Seng (Zn) ditemukan hampir dalam seluruh jaringan hewan. Seng lebih
banyak terakumulasi dalam tulang dibanding dalam hati yang merupakan organ
utama penyimpan mineral mikro. Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan
epidermal (kulit, rambut, dan bulu), dan sedikit dalam tulang, otot, darah, dan
enzim. Seng merupakan komponen penting dalam enzim, seperti karbonik-

anhidrase dalam sel darah merah serta karboksi peptidase dan dehidrogenase
dalam hati. Sebagai kofaktor, seng dapat meningkatkan aktivitas enzim.
Seng dalam protein nabati kurang tersedia dan lebih sulit digunakan tubuh
daripada seng dalam protein hewani (hati, kerang, daging dan telur). Hal tersebut
mungkin disebabkan adanya asam fitrat yang mampu mengikat ion-ion logam.
Angka kecukupan seng pada bayi 3-5 mg, remaja dan orang dewasa 15 mg, ibu
hamil ditambahkan 20 mg dan ibu menyusui 25 mg.
Kekurangan zink dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan
fungsi pancreas, kerusakan permukaan saluran cerna, diare, gangguan sistim
syaraf, gangguan metabolisme vitamin A dan perlambatan penyembuhan luka.

B. Mineral makro essensial


Mineral makro merupakan mineral yang diperlukan untuk membentuk
komponen organ di dalam tubuh. Unsur-unsur mineral ini terdapat dalam tubuh
dalam jumlah yang besar dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar
pula (lebih dari 100mg/hari). Yang termasuk dalam kelompok mineral makro ini
antara lain: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida dan Sulfur.
a. Kalisum (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,52% dan berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.
Dan jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi
terutama dalam bentuk hidroksiapatit [(3Ca3(P04)2.Ca(OH)2]. Kalsium tulang
berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang
lebih 2,252,60 mmol/I (910,4 mg/100 ml). Densitas tulang berbeda menurut
umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan menurun secara berangsur
setelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar luas di dalam tubuh. Di dalam cairan
ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur
fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf kontraksi otot, pembentukan tulang dan
gigi, penggumpalan darah dan menjaga permeabiitas membran sel. Kalsium
mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan. Kalsium dalam

peranannya dalam tubuh dipengaruhi oleh komponen nutrisi yang lain yaitu
vitamin D.
Dalam tubuh vitamin D berperan:
a.

Merangsang absorpsi kalsium oleh saluran cerna.

b.

Merangsang pelepasan kalsium dari tulang kedalam darah.

c.

Menunjang reabsorpsi kalsium dari dalam ginjal.


Meperhatikan pentingnya kalsium bagi tubuh maka kebutuhan kalsium

ditetapkan sebagai berikut: Bayi (300-400 mg); anak-anak 500 mg; remaja 600700 mg; dewasa 500-800 mg; dan ibu hamil menyusui kurang lebih 400 mg.
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang
baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe, dan
sayuran hijau merupakan sumbr kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan
ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat,
fitat dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium. karena
ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita
makan makanan yang seimbang tiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan
makanan dapat dilihat pada Tabel 6. 4.
Tabel Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan

mg

Bahan makanan

Mg

Tepung susu

904

Tahu

124

Keju

777

Kacang merah

80

Susu sapi segar

143

Kacang tanah

58

Yogurt

120

Oncom

96

Udang kening

1209

Tepung kacang kedelai

195

Ten kening

1200

Bayam

265

Sardines (kaleng).

354

Sawi

220

Telur bebek Telur ayam

56

Daun melinjo

219

Ayam

54

Katuk

204

Daging sapi

14

Selada air

182

Susu kental manis

11

Daun singkong

165

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan


gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua
orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dan tulangnya.
Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal mm dinamakan osteoporosis yang
dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-sehari. Osteoporosis lebih banyak
terjadi pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak pada orang kulit putih
dibandingkan kulit berwarna. Kelebihan Kalsium menyebabkan

Tetani atau

kejang otot, misalnya pada kaki.


b. Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas.Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor. Fungsi klor yaitu
berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan
ekstraseluler. Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL,
yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan. Membantu
pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur pembentuk asam
lainnya. Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke
dalam plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru
dan keluar dari tubuh. Mengatur system rennin angiotensin aldosteron yang
mengatur keseimbangan cairan tubuh. Kekurangan klor terjadi pada muntahmuntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Dan jika kelebihan juga bisa
membuat muntah.

c. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan
interselular. Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan
hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan. Magnesium terlibat
dalam berbagai proses metabolisme. Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi,

otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya. Magnesium berperan penting dalam
system enzim dalam tubuh. Magnesium berperan sebagai katalisator dalam reaksi
biologic termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam
nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam
semua sel jaringan lunak. Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium
berlawanan dengan kalsium. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara
menahan kalsium dalam email gigi.
Kecukupan magnesium rata-rata perhari ditetapkan 4.5 mg/kg berat badan
Untuk laki-laki dewasa ditetapkan 280 mg/ hari dan untuk wanita dewasa 250
mg/hari.
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian dan
kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber
magnesium yang baik.
d. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan
intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraseluler 28: 1. Sebanyak
95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraseluler.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 8090%
kalium yang dimakan diekskresikan melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui
feses dan sedikit melalui keringat dan saluran lambung. Taraf kalium normal
darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi
kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui
mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal. Bersama natrium, kalium
memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asarn basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi
saraf dan relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologik, terutama dalam merabolisme energi dan sintesis glikogen
dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalarn otot

berhubungan deagan masa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu bila otot
berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah cukup. Tekanan
darah normal mernerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di
dalam tubuh. Karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium banyak
terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan.
Kekurangan kalium jarang terjadi. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir
sebanyak 2000 mg sehari.
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dan tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah segar, terutama buah, sayuran,
dan kacang-kacangan (lihat Tabel 6.3).
Tabel Kandungan kalium beberapa bahan makanan (mg/l00 gram)

e.

Bahan Makanan

mg

Bahan makanan

mg

Beras giling

241

Pepaya

221

Singkong

394

Mangga

214

Kentang

396

Durian

601

Kacang tanah

421

Anggur

111

Kacang merah

1151

Jeruk mariis

162

Kacang hijau

1132

Nenas

125

Kacang kedelai

1504

Semangka

102

Jambu monyet/biji

420

Selada

254

Kelapa

555

Bayam

461

Apokat

278

Tomat

235

Pisang

435

Wortel

245

Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1% dari berat
badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan
ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA.
Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai
fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). Fungsi fosfor yaitu

untuk Kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang.
Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin
b. Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer. Bagian dari ikatan tubuh
esensial yaitu rna dan dna serta atp dan fosfolipid. Mengatur keseimbangan asam
basa. kekurangan fosfor Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala rasa
lelah dan kurang nafsu makan. Menyebabkan terjadinya proses kalsifikasi
(pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal).
Angka kecukupan gizi rata-rata untuk fosfor adalah bayi: 200-250 mg; anak-anak
250-400g, remaja dan dewasa 400-500 mg dan ibu hamil menyusui yaitu 200-300
mg. Untuk memenuhi kebutuhan harian fosfor maka perlu dikonsumsi makanan
dengan kadar protein tinggi seperti daging, unggas, ikan dan telur, biji-bijian
terutama bagian lembaganya dan biji-bijian utuh (pecah kulit). Tabel 6.5
memperlihatkan sumber fosfor untuk beberapa jenis bahan pangan.
Tabel Nilai fosfor berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan

mg

Bahan makanan

Mg

Ayam

200

Kacang hijau

320

Daging sapi

170

Kelapa tua, daging

98

Telur ayam

180

Tahu

63

Telur bebek

175

Jagung kuning, pipil

256

Tepung susu

694

Beras setengah giling

221

Susu kental manis

209

Tepung terigu

106

Susu sapi

60

Rod putih

95

Keju

338

Biskuit

87

Ted kering

1500

Kentang

56

Sardin (kaleng)

434

Mie kering

47

Udang segar

170

Ketela

Ikan segar

150

(singkong)

37

Kacang kedelai kering

585

Gula kelapa

67

Kacang merah

400

Bayam

54

Kacang tanah terkelupas

335

Daun singkong

37

pohon

40

Tempe kacang kedelai murni

154

Wortel

28

Pisang ambon

f.

Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu
dan pancreas mengandung banyak natrium. Natrium (Na) dan klorida (Cl)
biasanya berhubungan sangat erat baik sebagai bahan makanan maupun fungsinya
dalam tubuh. Sebagian besar natrium didapat dalam plasma darah dan dalam
cairan di luar sel (ekstraseluler); beberapa diantaranya terdapat dalam tulang.
Jumlah natrium dalam badan manusia diperkirakan sekitar 100-110g. Natrium
bergabung degan klorida membentuk NaCl seperti halnya garam dapur. Klorida
banyak terdapat pada plasma darah, dalam kelenjar pencernaan lambung sebagai
asam klorida (HCl). Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk
memecah pati yang dikonsumsi. Sebagai bagian terbesar dari cairan ekstraseluler,
natrium dan klorida membantu mempeahankan tekanan osmotik, di samping juga
membantu menjaga keseimbangan asam dan basa.
Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa hambar
sehingga tidak disenangi. Konsumsi natrium bervariasi terhadap suhu dan daerah
tempat tinggal, dengan kisaran dari 2 g sampai 10 g per hari. Pengaturan
konsentrasi natrium, cairan badan, dan keseimbangan natrium dilakukan melalui
ginjal. Pada orang sehat jarang sekali ditemukan kasus kekurangan natrium.
Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan
natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh
tubuh menurun menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel,
sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan,
termasuk darah akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada
keadaan hilangnya banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena
cairan yang ada dalam usus banyak mengandung natrium. Keadaan hipertensi

(tekanan darah tinggi) banyak ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi


natrium dalam jumlah besar. Natrium yang terlalu banyak ditandai dengan
pengembangan volume cairan ekstraseluler yang menyebabkan oedem. Kadar
natrium dalam darah tidak dapat digunakan sebagai indikator status natrium dalam
tubuh. Indikator yang baik bagi keseimbangan natrium adalah keadaan
kardiovaskuler, seperti pulsa (denyut) nadi dan tekanan darah, juga pengeluaran
natrium di dalam urin.
Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG),
kecap dan makanan lain yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan
yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natrium (lihat
table 6.2). Klor dalam produk pangan sering terdapat dalam bentuk garam dapur
(NaCl). Keberadaan klor dalam bahan pangan sering terkait dengan keberadaan
natrium.

Tabel Kandungan natrium dalam bahan makanan (mg/100g)


Bahan Makanan

mg

Bahan makanan

mg

Daging saping

93

Margarin

950

Hati sapi

110

Susu kacang kedelai

15

Ginjal sapi

200

Roti cokelat

500

Telur bebek

191

Roti putih

530

Telur ayam

158

Kacang merah

19

Ikan ekor kuning

59

Kacang mende

26

Sardin

131

Jambu monyet, biji

26

Udang segar

185

Selada

14

Ten kering

885

Pisang

18

Susu sapi

36

Teh

50

Yogurt

40

Cokelat manis

33

Mentega

780

Ragi

610

. Fungsi

Natrium

yaoyu

Menjaga

keseimbangan

cairan

dalam

kompartemen ekstraseluer, mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak

keluar dari darah dan masuk ke dalam sel, menjaga keseimbangan asam basa
dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam, berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot, serta berperan dalam absorbsi glukosa dan
sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium. kekurangan Sodium Menyebabkan kejang, apatis dan
kehilangan nafsu makan. Dapat terjadi pada kondisi diare, muntah, keringat yang
berlebihan; Kelebihan Dapat menyebabkan terjadinya edema dan hipertensi.
g.

Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein
yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan
disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein.
Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak
mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber sulfur adalah makanan
yang mengandung berprotein. Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam
amino yang mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting.
Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone
insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa
metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan
dihubungkan dengan mukopolisakarida. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi
jika kekurangan protein. Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino
berlebih yang akan menghambat pertumbuhan.

3.3.2. Mineral Nonesensial


Mineral nonesensial adalah golongan mineral yang tidak berguna, atau
belum diketahui kegunaannya dalam tubuh manusia, sehingga hadirnya unsur
tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Mineral tersebut
bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg),
arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).

a. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) telah terkenal sebagai elemen yang beracun bagi manusia.
Paparan timbal menjadi masalah yang signifikan bagi kesehatan masyarakat.
Sekitar empat sampai lima juta anak-anak (berumur kurang dari 7 tahun) dan
400.000 wanita hamil di US terkena dampak oleh timbal. Kebanyakan sumber
Timbal yang tertelan oleh manusia berasal dari debu di udara, tanah, car berbasis
Timbal, air minum dan makanan yang terkontaminasi oleh timbal.
Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan
kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik
misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan
membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan
pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb
yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira
5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan
kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui
saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran
partikel-partikelnya.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya
bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan
belajar,

memendekkan

tinggi

badan,

penurunan

fungsi

pendengaran,

mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti


ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan
mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi
wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan
terakumulasi dalam ASI.
Timbal dapat berinteraksi dengan sejumlah mineral lain. Mayoritas
interaksinya adalah antagonis di alam. Seperti interaksi antagonis antara besi dan
timbal. Adanya timbal menyababkan absorbsi zat besi tereduksi dengan bersaing
untuk mengikat ferritin.

b. Cadmium (Cd)
Logam kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam.
Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam yang lunak
ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya
bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan mengalami
kerusakan bila dikenai uap amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2).
Berdasarkan pada sifat kimianya, logam kadmium (Cd) didalam persenyawaan
yang dibentuknya umumnya mempunyai bilangan valensi 2+, sangat sedikit yang
mempunyai bilangan valensi 1+. Bila dimasukkan ke dalam larutan yang
mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan mengalami proses pengendapan.
Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam larutan OH biasanya dalam
bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih
Kadmium masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui
beberapa jalan, yaitu: saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit.
Di dalam tubuh hewan logam diabsorpsi darah, berikatan dengan protein darah
yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.
Kadmium (Cd) dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat
sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium (Cd) terikat
dalam gugus sufhidril (-SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil,
hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas
kadmium (Cd) disebabkan oleh interaksi antara kadmium (Cd) dan protein
tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam
tubuh.
Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
karena elemen ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium (Cd)
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal.
Logam kadmium (Cd) akan mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam
tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami

peningkatan (biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan
mengalami akumulasi kadmium (Cd) yang lebih banyak.
c. Aluminium (Al)
Aluminium merupakan logam yang paling banyak di dunia, ditemukan
dalam tanah, dalam air dan udara. Sekitar 8 % kerak bumi terdiri dari Aluminium.
Elemen ini adalah elemen paling berlimpah yang secara alami terdapat di udara,
tanah dan air. Perannya tidak bisa dihindari dari senyawa-senyawa aluminium
ditambahkan bukan hanya ke suplai air tapi juga kebanyakan makanan dan obat
yang diproses (Tony Sarvinder Singh,2006). Terlalu banyak asupan aluminium
dapat memberikan efek negative yang dapat merusak otak (menyebabkan
Alzheimer), menyebabkan kerusakkan DNA, disfungsi ginjal, serta diduga dapat
memicu kanker payudara. Sumber alumunium yang bisa dikhawatirkan antara lain
kandungannya di dalam obat-obatan, seperti antacids, aspirin, obat anti diarrhea,
bedak bayi dan lipstick. Selain itu agar waspada terhadap alat masak yang terbuat
dari bahan aluminium karena alat ini dapat bereaksi kimia bila terkena asam cuka,
Asam tomat, asam jawa, asam jeruk dan sebagainya.
Aluminium terakumulasi di berbagai jaringan di dalam tubuh, termasuk
otak, ginjal, hati, paru-paru, dan tiroid. Aluminium bersaing dengan kalsium
dalam proses absorpsi sehingga dapat mengakibatkan mineralisasi tulang
berkurang.
Pada bayi hal ini menghambat pertumbuhan. Hal ini juga mengganggu
penyerapan fosfor, seng dan selenium oleh tubuh. Potensi bahaya dari keracunan
Alumunium antara lain: dapat menyebabkan kerusakan otak, luka usus dan
lambung, penyakit gastrointestinal, Parkinson's Disease, masalah kulit, retardasi
mental pada bayi, gangguan belajar pada anak, penyakit hati, sakit kepala, mual
mulas, sembelit, kurangnya energy dan perut kembung
d. Arsenik (As)
Arsenik (As) merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai nomor
atom 33 dalam table periodik. Arsenik adalah bahan metalloid yang terkenal
beracun dan mempunyai tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam, dan abu-abu.

Dalam sejarahnya sebagai racun, arsenik telah mengalami banyak


pengalaman, salah satunya yang terkenal adalah konon arsenik pernah digunakan
untuk membunuh pemimpin Prancis, Napoleon Bonaparte, walaupun akhirnya
kematian Napoleon dipastikan bukan karena diracun. Dalam kasus lain, racun
arsenik pernah digunakan untuk membunuh Clare Booth Luce, duta besar
Amerika di Italia saat perang dunia ke-2. Yang cukup ironis, ternyata racun ini
juga yang digunakan untuk membunuh salah satu aktivis HAM, Munir pada 7
September 2004.
Bentuk yang terkenal dari arsen adalah As2O3, alias arsen trioksida atau
warangan. Arsenic beracun karena arsenik mampu menghambat produksi ATP,
yang merupakan sumber energi makhluk hidup dalam berbagai mekanisme. Di
siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis
ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel
hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan
mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.
Keracunan arsenik dapat terjadi secara akut atau kronis karena terpapar
atau mengkonsumsi arsenik secara terus menerus meski dalam kadar rendah
(misalnya karena meminum air yang terkontaminasi arsen melebihi batas ambang
aman tertinggi). Ciri-ciri keracunan arsenik ada berbagai macam, antara lain
menyebabkan serangan akut berupa rasa sangat sakit perut akibat sistem
pencernaan rusak, muntah, diare, rasa haus yang hebat, kram perut, dan akhirnya
syok, koma, dan kematian. Paparan dalam jangka waktu lama, seperti meminum
air terkontaminasi arsen, dapat menyebabkan napas berbau, keringat berlebih, otot
lunglai, perubahan warna kulit (menjadi gelap), penyakit pembuluh tepi,
parestesia tangan dan kaki (gangguan saraf), blackfoot disease dan kanker kulit.
Cara mengatasi atau melakukan pertolongan pertama dalam keracunan
akut dari arsenik dapat dilakukan dengan memberi korban ipekak untuk
merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak
dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan
untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu, sebaiknya diberi

antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali


sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.

e. Merkuri (Hg)
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan
nomor atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat
jarang dalam kerak bumi, dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik
dan endapan-endapan mineral biji dari logam-logam berat. Merkuri digunakan
pada berbagai aplikasi seperti amalgam gigi, sebagai fungisida, dan beberapa
penggunaan industri termasuk untuk proses penambangan emas. Dari kegiatan
penambangan tersebut menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air
tanah dan air permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak
berbahaya kecuali kalau menguap dan terhirup secara langsung pada paru-paru.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah
methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel
mercuric khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada
endapan dan air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun
akut. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh
manusia tetapi persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali
lebih lama merkuri berbentuk metal (logam) dan menyebabkan tidak berfungsinya
otak, gelisah/gugup, ginjal, dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi pada rantai makanan, sebagai contoh adalah
merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang
hidup pada perairan yang tercemar merkuri. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+
dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek
pada tubuh tetapi senyawa ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan
menjadi bentuk merkuri anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah
bersifat racun bagi semua bentuk kehidupan, dan bersifat lambat untuk
dikeluarkan dari tubuh manusia. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat
daripada merkuri anorganik.

3.4. STRUKTUR OPTIS MINERAL


3.4.1. Embayment Structure

Kenampakan struktur yang khas, dan


biasanya struktur ini ada pada mineral
kuarsa.

3.4.2. Sieve Structure


Kenampakan struktur seperti saringan,
biasanya kenampakan struktur ini
terdapat pada mineral plagioklas dan
staurolite.

3.4.3. Halos Structure


Kenampakan struktur menyerupai mata
burung atau lingkaran.

3.4.4. Spanlitic Structure


Kenampakan
lingkaran
serabutnya

struktur

tetapi

menyerupai

didalamnya

ada

3.4.5. Scoria Structure


Kenampakan lubang lubang gas pada
mineral, yang disebabkan pada saat
rekristalisasi.

3.4.6. Spinifex Structure


Kenampakan pada mineral yang menyerupai
jarum.

3.4.7. Mesh Structure


Kenampakan adanya perubahan mineral dari
olivine melalui bidang pecahannya dengan
bentuk yang tidak beraturan.

BAB IV
PENUTUP

4.1

KESIMPULAN

Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai
penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai
struktur kristal.
Fungsi utama mineral yaitu:
a. Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun
kerangka tulang, gigi dan otot-otot.
b. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit
yang

mengatur

tekanan

osmuse

(Fluid

balance),

menegatur

keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran.


c. Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzyme dan hormon.
Mineral terdiri dari mineral essensial dan mineral non essensial
Mineral essensial terdiri dari makromolekul dan mikromolekul
Senyawa Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar,
meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg.
Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit
dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil,
yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.

DAFTAR PUSTAKA

D.G. Miller, and M. S. Groziak. 1999. Essential and Nonessential


Interaction, Chapter 9. CRC Press LCC.
G1B008040.

2012.

http://kesmas-unsoed.com/2012/11/logam-berat-

kadmium-cd.html [November, 15. 2014]

Anda mungkin juga menyukai