Anda di halaman 1dari 15

Bab.

3
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR KOTA
DAIK

3.1

KONDISI SUNGAI

Pertambahan penduduk dan kebutuhan perumahan diwilayah Pulau Lingga, telah


mendorong penembangan hutan dan diperbagai tempat sehingga akan meningkatkan
volume aliran permukaan. Perubahan tata guna lahan dari rural menjadi urban juga
akan menyebabkan debit limpasan permukaan yang semakin besar. Secara teknis,
perubahan tataguna lahan tersebut akan mempengaruhi besarnya koefisien limpasan
permukaan dan waktu konsentrasi aliran. Penebangan hutan tersebut berpengaruh
langsung terhadap bencana alam banjir dan tanah longsor sangat erat kaitannya
dengan kerusakan bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Pulau Lingga,
seperti DAS Daik, DAS Nerekeh, DAS Pangak, DAS Tanda, DAS Keton dan DAS
Pinang, sehingga pada musim hujan terjadi aliran permukaan yang cukup tinggi, dan
pada akhirnya secara mengakibatkan banjir yang menyebabkan kerusakan terhadap
harta benda milik pribadi dan fasilitas urnurn.
Sungai Daik Mempunyai luas Catchment area kuranglebih 26.11 km2. Bagian hulunya
merupakan sebelah barat Gunung Lingga dan Gunung Sepincan, kondisi hutan
lindung tersebut saat mi masih relatif bai. Catcment area sungai Daik seperti
ditunjukkan pada gambar berikut : Sungai Daik memiliki lebar sekitar 10-15 meter, air
sungai yang relatif jernih (sedikit mengadung sedimen layang). Pasang surut masih
berpengaruh sampai kurang lebih 4.5 km dari muara sungai. Disebelah kanan kiri alur
sungai merupakan kawasan pemukiman, sehingga bantaran sungai sebagaian besar
difungsikan sebagai kawasan pemukiaman. Pada alur sungai tidak dijumpai tumbuhan
yang dapat menganggu aliran, sedang pada bantaran sungai umumnya ditumbuhi
semak tidak dijumpai bangunan dapat menganggu aliran. Bantaran, tebing dan dasar
sungai umumnya berupa pasir berkerikil dan di beberapa tempat terlihat tebing sungai
yang tererosi aliran.

LAPORAN AKHIR

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Gambar 4-1. Catchemnt Area Sungai Daik

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Gambar 4-2. Kondisi Sungai Daik disebelah kanan kiri bantaran sungai
merupakan pemukiman

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Gambar 4-3 Jembatan di seberang jalan Merdeka, dengan jarak


antar abutment yang cukup sempit, menghalangi aliran
sungai daik
3.2

PENYEBAB BANJIR SUNGAI

Banjir yang dominant terjadi di lokasi pekerjaan dapat digolongkan sebagai Banjir Luapan,
yaitu banjir akibat kapasitas sungai yang tidak mampu untuk menampung air yang masuk
sehingga air menjadi meluap keluar sungai tersebut. Masalah luapan ini diperparah bila
pada saat banjir di sungai terjadi bersamaan dengan pasang tinggi (spring tide) di laut. Jika
banjir di sungai melimpah ke bantaran, maka air banjir mengenangi areal permukiman yang
terletak di hilir sungai Daik. Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk disekitar
sungai Daik, banjir sungai Daik hampir terjadi setiap tahun dengan ketinggain kurang
lebih 1 meter diatas permukaan jalan Merdeka. Walaupun demikian sampai saat ini
banjir tidak menimbulkan kerugian yang berarti karena relatif berlangsung singkat.
Pada tahun 1986 banjir yang cukup besar terjadi di Pulau Lingga. Banjir tersebut
terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan jatuh hampir merata di seluruh Pulau lingga
telah mengakibatkan meluapnya berbagai sungai-sungai yang ada. Bencana banjir
tersebut sangat terasa dampaknya khususnya pada wilayah dimana terdapat
permukiman penduduk yang padat atau pada wilayah dengan aktivitas perekonomian
yang tinggi. Meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, banjir tersebut telah
menimbulkan kerugian yang nyata bagi masyarakat dan telah mengganggu berbagai
kegiatan sosial/perekonomian masyarakat.
Jika dilihat dari kondisi hutan, khususnya yang berada di sisi barat Gunung Lingga dan
Gunung Sepincang, kondisi hutan lindung saat ini masih relatif baik. Seperti halnya
banjir pada tahun 1986, pada saat mana kondisi hutan Pulau Lingga masih sangat
baik, banjir ternyata tetap terjadi dan akan tetap terjadi secara periodik dimasa datang,
karena banjir diwilayah ini adalah siklus alam tidak bisa dihindarkan. Dengan demikian,
banjir yang terjadi khususnya yang menggenangi wilayah pemukiman disekitar Kota
Daik bukan terjadi akibat kerusakan hutan, namun merupakan peristiwa yang terjadi
secara alamiah yang merupakan akibat dari curah hujan yang tinggi, topografi lahan
yang relatif landai dan drainase lahan yang buruk serta pengaruh pasang surut di laut.
Gambaran kondis Kota Daik saat terjadi banjir ditunjukan pada Gambar 8 -4.
3.3

PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN BANJIR

Secara umum ada 3 (tiga) prinsip dasar yang biasa digunakan dalam perencanaan
penanggulangan masalah banjir yaitu:
1)

Prinsip menjauhkan air dari manusia (get water away from people). Hal ini
diwujudkan dengan membangun prasarana dan sarana pengendalian banjir yang
bersifat struktural, misalnya tanggul, sudetan, waduk, normalisasi sungai dan
sebagainya. Upaya ini memerlukan biaya yang besar baik untuk konstruksi
maupun pembebasan tanah.

2)

Prinsip "menjauhkan manusia dari air" (get people away from water). Hal ini
dilakukan dengan pemindahan penduduk atau resettlement, pengaturan dataran
LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

banjir dan sebagainya. Upaya ini memerlukan biaya besar untuk konpensasi
pemindahan penduduk dan dapat menimbulkan masalah-masalah yang bersifat
sosial sehingga diperlukan dialog dan perundingan untuk mencapai kesepakatan.

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Gambar 8-4 : Foto Kondisi Kota Daik saat Banjir


3)

3.4

Prinsip "hidup secara harmoni dengan air (living in harmony with water). Hal ini
diwujudkan melalui penataan lingkungan makro yang melihat banjir sebagai
kenyataan yang tak bisa dihindari, kemudian secara proporsional diatasi
dengan perencanaan prasarana yang mengantisipasi elevasi ketinggian banjir
(sebagai contoh rumah panggung tradisional suku Melayu yang tahan
banjir), system drainase lahan yang memadai. Upaya ini memerlukan biaya yang
relatif lebih kecil dari pada dua prinsip yang telah disebutkan sebelumnya
METODA PENGENDALIAN BANJIR

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian banjir tersebut diatas, sistem


pengendalian banjir, berdasarkan metode pengendaliannya, dapat digolongkan atas
metode pengendalian banjir dengan bangunan (structural methods) dan metode
dengan pengaturan (non structural methods).
3.4.1 Pengendalian Banjir dengan Bangunan (Structural Methods)

Penanganan banjir dengan bangunan (structural methods) pada prinsipnya dilakukan


dengan cara membangun struktur/bangunan air yang dapat meningkatkan kapasitas
pengaliran penampang sungai atau mengurangi/ menahan debit banjir yang mengalir.
Secara umum hal ini dapat dilakukan dengan cara sbb.
1)

Menambah kapasitas sungai


LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Menambah kapasitas sungai dan saluran ke tingkat yang memenuhi persyaratan


sehingga bebas dari luapan debit banjir sampai dengan kala ulang yang
diinginkan. Beberapa metoda pengendalian banjir yang termasuk kategori ini
adalah.
a) Tanggul Penahan Banjir
Tanggul banjir adalah penghalang yang didesain untuk menahan air banjir di
palung sungai untuk melindungi daerah di sekitarnya. Penambahan kapasitas
sungai dapat dicapai dengan perbaikan saluran, dengan pelurusan arah atau
pembangunan tanggul, penambahan penampang melintang saluran,
melakukan sudetan, penambahan kemiringan, dan kapasitas debit dengan
meningkatkan kecepatan aliran. Pemeliharaan tanggul diperlukan, karena
tanpa pemeliharaan tanggul rusak.
b) Membangun sudetan (Saluran bypass)
Cara ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pengaliran sungai
dengan cara memperbesar kecepatan dan debit pengaliran akibat
meningkatnya kemiringan dasar sungai. Akibat berkurangnya panjang sungai,
jarak yang ditempuh aliran banjir menjadi semakin pendek, sehingga air banjir
lebih cepat melewati alur sungai. Selain itu sudetan di lokasi sungai tertentu
dapat dibangun dengan tujuan terutama untuk memindahkan aliran air
sehingga tidak terjadi erosi yang mengakibatkan kerusakan badan jalan
ataupun perumahan penduduk.
c) Normalisasi alur sungai
Sistem Pengerukan atau normalisasi saluran adalah bertujuan memperbesar
kapasitas tampung sungai dan memperlancar aliran. Analisis yang harus
diperhitungkan adalah analisis hidrologi, hidraulika dan analisis sedimentasi.
Analisis perhitungan perlu dilakukan dengan cermat mengingat kemungkinan
kembalinya sungai ke bentuk semula sangat besar. Normalisasi diantaranya
kegiatan-kegiatan melebarkan sungai, mengarahkan alur sungai dan
memperdalam sungai (pengerukan). Untuk mengarahkan sungai dan
melebarkan penampangnya sering terjadi diperlukan pembebasan tanah. Oleh
karena itu dalam kajiannya harus juga memperhitungkan aspek ekonomi (ganti
rugi) dan aspek sosial terutama bagi masyarakat atau stakeholders lainnya
yang merasa dirugikan akibat lahannya berkurang.
d) Mengurangi aliran puncak
Mengurangi aliran puncak dengan bendungan atau kolam retensi yang
dibangun dibagian hulu daerah yang akan dilindungi, hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi debit banjir dengan cara menahan volume banjir didaerah
tampungan banjir. Meskipun jumlah volume banjir tidak mengalami perubahan,
debit puncak mengalir dapat berkurang karena banjir ditampung dan
dikeluarkan dalam waktu yang lebih panjang (effek rentensi). Tingkat

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

pengurangan banjir tergantung pada karakteristik hidograf banjir, volume


kolam dan dinamika beberapa bangunan outlet.

B1

a)

Pembangunan Tanggul Tanggul (A dan R bertambah Arah Horizontal


danVertikal).
H1

b)

H2

Pengerukan dan Pelebaran Sungai (A dan R Bertambah Arah


Horisontal dan Vertikal)

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

S1
H

S2 > S1
H
L2 <

c)

L1

Membangun Sudetan (Lo Berkurang, So Bertambah)


Pelimpah
Kolam Retensi

Q1

Q1
Q2

d)

Lo
ka
si
Pe
ke
rja
an

V1 = V2

Q2 < Q1

Membangun Bendungan/Kolam retensi (Qmax berkurang)


Gambar 8-5 : Metoda Pengendalian Banjir Secara Strukutral.

3.4.2 Penanganan Secara Non-struktural

Penanganan masalah banjir non-struktural atau dengan pengaturan pada umumnya


tidak memerlukan aktivitas yang merubah kondisi/regime sungai yang ada. Hal ini
dikarenakan pengendalian banjir secara non-struktural, dicapai dengan kegiatan
manajemen DAS yang dilakukan dengan cara-cara berikutLo
:
ka
1) Pengelolaan DPS melalui upaya-upaya konservasi
tanah. (pendekatan
si
vegetatif). Pilihan ini secara ekonomis maupun fisikPe
akan lebih menarik karena
Aliran sungai menjadi tidak berfluktuasi besar, menyajikan
peluang yang lebih
ke
banyak untuk ketersediaan air. Kegiatan penggunaan
lahan
dimaksudkan untk
rja
menghemat dan menyimpan air dan konservasi tanah.
an
2)

Pengendalian pengembangan daerah bantaran banjir, termasuk peraturan


zona tata guna lahan dan pengendalian bangunan, perlindungan banjir/flood
proofing, peringatan dan peramalan banjir, pedoman-pedoman pengelolaan banjir,
peta-peta operasional, pembuatan model-model analitis, pengupayaan sistem
peringatan dan rambu-rambu maupun upaya-upaya penelitian dan
pengembangan.
LAPORAN AKHIR

Lo
ka
si
Pe
ke

an

LAPORAN PENDAHULUAN

3)

4)

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Pengendalian Pemanfaatan Derah Genangan, maksud dari pengendalian


daerah genangan adalah untuk membatasi atau menentukan tipe pengembangan
dengan mempertimbangkan resiko dan kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir.
Faktor ekonomi, sosial dan lingkungan harus pulaLoikut dipertimbangkan agar
diperoleh suatu pengembangan yang bijaksana.
ka
si
Bangunan Tahan Banjir : Antisipasi perlindungan
Pe banjir diadakan dengan
menggunakan tahap pendekatan berikut :
ke
Tahap I, Semua bangunan baru di daerah rawan
rjabanjir harus direncanakan
tahan banjir
an

Tahap II, Perbaikan bangunan yang ada di daerah tepian banjir harus tahan
banjir

5) Peramalan dan Peringatan Bahaya banjir/Gawat banjir :


6)

3.5

Untuk operamalan banjir diperlukan metode yang diandalkan untuk


memperkirakan debit banjir. Tempat pemantauan diletakkan pada lokasi yang
strategis, sehingga dapat memberikan informasi peringatan yang cepat didapat,
lebih lanjut tindakan dini dapat segera dilakukan Metoda yang dapat digunakan
adalah :
Lo
Metode langsung yaitu dengan menempatkan peralatan pemantauan pada
ka
stasiun-stasiun hidrometri, sehingga diperoleh hubungan yang dapat
dirumuskan dengan baik antara elevasi muka airsisungai dengan debit yang
Pe
ada.
ke
Metode tidak langsung yaitu dengan cara analisis
rja curah hujan yang disertai
dengan memperhitungkan kondisi sungai dan DPSanyang bersangkutan
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR KOTA DAIK

Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengendalian banjir dan metoda


pengendalian banjir seperti dijelaskan sebelumnya, untuk menanggulangI banjir Kota
Daik, maka konsep yang perlu dikaji adalah kombinasi antara prinsip pertama dan
ketiga yang diwujudkan dalam bentuk alternative sbb :
1)

Alternatif Pertama
Komponen pokok dari alternative ini adalah dengan membangun kolam
Lo
penampung banjir (detension pond) yang terletak diutara
kota Daik. Banjir dari
ka ini dan akan dikeluarkan
hulu sungai Daik akan ditampung di kolam tampung
sesuai dengan kapasitas pengaliran ruas sungai Daik si
disekitar kota Daik. Alternatif
ini pada hakekatnya tidak menghilangkan banjir tetapi
Pe
memindahkan banjir
dari lokasi padat permukiman di kota Daik ke lokasi
lain
yang tidak dihuni.
ke
Seperti halnya banjir di Kota Daik, bajir yang dipindahkan
kelokasi
kolam tampung
rja
hanya akan tergenang dalam beberapa jam atau hari.anPada saat tidak terjadi bajir
kolam penampung banjir akan kering dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk pertanian asalkan tanaman yang dibudidayakan harus dipilih yang tahan
terhadap banjir (lihat Gambar-1)
LAPORAN AKHIR

10

Lo

LAPORAN PENDAHULUAN

2)

si
Pe
ke
rja
an

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Alternatif Kedua

Komponen pokok dari alternative ini adalah dengan membangun jalan banjir (flood
way) berupa saluran/sudetan yang menghubungkan sungai Daik dengan sungai
Tanda dan Merawang. yang terletak diutara kota Daik. Banjir dari hulu sungai Daik
dibagi kesungai Tanda dan Merawang sesuai dengan kapasitas pengaliran
masing-masing ruas sungai yang dijadikan flood way. Alternatif ini pada
hakekatnya tidak menghilangkan banjir tetapi membagi banjir dari sungai
daik sehingga tidak seluruhnya melewati ruasLo
sungai Daik yang padat
penduduk. Pada alternative ini kemungkinan besarka
perlu dilakukan normalisasi
dan peningkatan kapsitas pengaliran sungai Tando. si
Hal ini relative lebih mudah
dilakukan karena kedua alur sungai ini tidak padat permukiman
(lihat Gambar-2).
Pe
ke
Alternatif mana yang akan dipilih sangat bergantung tergatung kepada pertimbangan
rja
biaya dan masalah sosial dan lingkungan yang mungkin timbul. Karena kondisi
topografi lahan yang sangat datar dengan drainase lahan an
yang buruk, banjir genangan
diwilayah ini sulit dihindarkan (kecuali jika dibangun sistem drainase lahan yang cukup
rapat dengan biaya mahal). Oleh karena itu prinsip"hidup secara harmoni dengan air
harus tetap dilakukan dengan membangun rumah yang memiliki lantai agak tinggi
sehingga lebih tahan terhadap banjir genangan.
Untuk membangun rumah yang tahan banjir antara lain dilakukan dengan mengadopsi
konsep dasar rumah panggung tradisional suku Melayu. Yang berbeda adalah pada
ketinggian lantai panggung yang lebih rendah karena ketingigian banjir yang datang
dari sungai telah dikurangi dengan salah satu dari dua alternative diatas (yaitu
memindahkan bajir kehulu atau membagi debit banjir agar tidak melewati satu ruas
sungai).

LAPORAN AKHIR

11

Gambar 8-6 : Alternatif Penanggulangan Banjir Kota Daik

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Air Terjun Daik

Sempitan

Mading

Sungai Daik

Alternatif-1
(Tampungan Banjir)

Sungaipanggak
Sudetan S. Daik

DAIK

Merawang
Putis

500 m

LAPORAN AKHIR

12

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

Gambar 8-7 : Foto Lokasi Flood Way Sungai Tanda


LAPORAN AKHIR

13

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

BAB. 3.............................................................................................................3-1
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR KOTA DAIK..........................................3-1
3.1

Kondisi Sungai.............................................................................................................................3-1

3.2

Penyebab Banjir Sungai.............................................................................................................3-4

3.3

Prinsip-Prinsip Pengendalian Banjir........................................................................................3-4

3.4
Metoda Pengendalian Banjir......................................................................................................3-6
3.4.1
Pengendalian Banjir dengan Bangunan (Structural Methods).............................................3-6
3.4.2
Penanganan Secara Non-struktural.......................................................................................3-9
3.5

Konsep Pengendalian Banjir Kota Daik................................................................................3-10

Gambar 4-1. Catchemnt Area Sungai Daik..............................................................3-2


Gambar 4-2. Kondisi Sungai Daik disebelah kanan kiri bantaran sungai merupakan
pemukiman................................................................................................................. 3-3
Gambar 4-3 Jembatan di seberang jalan Merdeka, dengan jarak antar abutment
yang cukup sempit, menghalangi aliran sungai daik............................................3-3
Gambar 8-48 : Foto Kondisi Kota Daik saat Banjir.................................................3-5
Gambar 8-47 : Metoda Pengendalian Banjir Secara Strukutral.............................3-8
Gambar 8-49 : Alternatif Penanggulangan Banjir Kota Daik........................3-11
Gambar 8-50 : Foto Lokasi Flood Way Sungai Tanda..........................................3-12

Error! No table of figures entries found.

LAPORAN AKHIR

14

LAPORAN PENDAHULUAN

Studi Penganggulangan Masalah


Banjir

LAPORAN AKHIR

15

Anda mungkin juga menyukai