Anda di halaman 1dari 14

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Skenario I
Pertanyaan A
1. Contoh pemeriksaan atau uji yang dapat digunakan untuk mencurigai
adanya kejadian wabah avian influenza adalah uji serologik (Uji HA, Uji
HI), agar gel Immunodifussion (AGID), Real-time PCR, ELISA, dan
isolasi virus.
Pertanyaan B
1. Adanya gejala klinis seperti lesu, batuk-batuk, bernafas dengan mulut
terbuka, dan kotoran pada hidung, belum bisa digunakan untuk
mendefinisikan kasus avian influenza (AI).
2. Iya, diperlukan pengumpulan sampel biologis dari unggas di setiap
peternakan. Karena gejala klinis yang disebutkan di atas bisa muncul pada
penyakit respiratori yang lain, tidak spesifik hanya pada AI saja. Dengan
demikian perlu dilakukan pengambilan sampel biologis yang selanjutnya
akan diperiksa dengan uji-uji laboratorium tertentu untuk mempertegas
diagnosa.
3. Tidak, cara tersebut belum bisa diterima untuk mengklasifikasi sebuah
peternakan tersebut sebagai terinfeksi. Karena data yang disajikan belum
bisa mewakili seluruh keadaan peternakan sehingga belum bisa digunakan
untuk menjawab bahwa peternakan terinfeksi.
4. Dalam menentukan suatu peternakan terinfeksi Avian influenza perlu
ditentukan kriterianya, yaitu sampel unggas menunjukkan gejala klinis
avian influenza (unggas ditemukan mati mendadak, produksi telur
menurun, gejala syaraf, depresi, anoreksia, pial dan jengger bengkak,
sianosis, conjunctivitis, hemoragi ptechie, dan gejala pernapasan) serta
hasil yang positif (AI) pada uji real-time PCR ataupun uji lainnya terhadap
sampel biologis. Selain itu,

sampel yang diambil harus representatif

(diambil dengan metode yang tepat).

Definisi kasus yang terjadi di peternakan tersebut kemungkinan avian


influenza bila memenuhi kriteria di atas.
Pertanyaan C
1. Hitunglah proporsi peternakan yang diklasifikasikan terinfeksi . Apakah
ini merupakan alat pengukur kejadian penyakit yang berguna ? informasi
apa yang dapat anda peroleh ?
Jawaban :
Diketahui :
jumlah peternakan yang terinfeksi

= 45

terinfeksi karena kontak dengan unggas liar

= 30

terinfeksi karena biosekuriti yang tidak baik

=5

terinfeksi karena divaksinasi dengan vaksin illegal

=2

Ditanya : proporsi peternakan terinfeksi ?


Jawab :
Proporsi terinfeksi karena kontak dengan unggas liar

Proporsi terinfeksi karena biosekuriti yang tidak baik

Proporsi terinfeksi karena divaksinasi dengan vaksin ilegal

Ya. Perhitungan proporsi dapat digunakan sebagai alat pengukur kejadian


yang berguna untuk mengetahui seberapa besar kejadian penyakit yang
disebabkan oleh masing-masing faktor resiko dan dapat diketahui
kemungkinan sumber infeksi sehingga kita dapat menyusun program
pencegahan.
2. Dengan menghitung attack rate untuk masing-masing factor risiko, serta
nilai attributable rate dan risiko relative tentukan factor apa yang paling
berpengaruh terhadap kejadian AI ?

Jawaban :
AR =
RR = AR1/AR2
Attributable rate = AR1-AR2
Terpapar faktor
Tdk terpapar faktor
Tot Skt Sht AR1 To Skt Sh AR1

Attributa

Relative

ble rate

Risk

Kontak

45

30

15

0.66

t
37

25

t
9

0.67

-9 X 10-3

0.099

unggas liar
Biosekuriti

40

35

7
0.12

42

37

6
0.11

6 X 10-3

1.050

7 X 10-3

1.084

yg tidak
baik
Vaksinasi

5
22

20

0.09

9
60

55

0.08

ilegal
3
Faktor yang paling dominan berdasar table adalah kontak unggas liar dan
vaksinasi illegal. Kontak unggas liar dilihat dari nilai AR yang paling tinggi, dan
vaksinasi illegal dilihat dari Attributable rate dan RR yang paling tinggi.

Skenario II
Pertanyaan A
1. Pertanyaan umum dalam melakukan penyelidikan terhadap wabah AI :
Bab 1.
1) Siapakah nama pemilik ?
2) Apakah Anda mempunyai hewan peliharaan berupa unggas ?
3) Jenis unggas tersebut apa saja ? dan masing-masing berapa ekor ?
4) Apa alasan anda memelihara unggas ?
5) Dimana unggas-unggas tersebut dikandangkan ?
6) Bagamana keadaan lingkungan kandang ?

7) Bagaimana cara Anda berhubungan dengan unggas Anda ?


8) Kemana dan bagaimana Anda mengelola kotoran ternak unggas hewan
Anda ?
9) Jika kotoranya hanya dibuang, dimana Anda membuangnya dan
bagaimana perlakuannya ?
Bab 2.
1) Dari mana Anda memperoleh hewan ternak Anda ?
2) Apakah ada persyaratan khusus dalam menentukan tempat Anda
memperoleh unggas tersebut ?Jika Iya, sebutkan alasannya.
3) Apakah ada persyaratan khusus dalam menentukan tiap individu
unggas ? Jika Iya,sebutkan alasannya.
4) Hasil apa dari ternak unggas yang Anda inginkan ?
5) Hasil tersebut akan Anda konsumsi sendiri apa akan dijual ?
6) Jika hasil tersebut ada yang dijual, kemana Anda akan menjualnya ?
Bab 3.
1) Apakah Anda pernah mendengar tentang AI(Avian Influenza) ?
2) Apa yang anda ketahui tentang AI ?
3) Apakah Anda mengetahui gejala unggas yang terserang AI ?
4) Jika Iya, dari mana anda mengetahui informasi itu ?
5) Jika anda mengetahui ada unggas yang menunjukkan gejala AI, apa
yang akan anda lakukan ?
6) Jika Anda memelihara unggas, usaha apa yang telah anda lakukan
untuk mencegah ternak unggas anda terserang AI ?
7) Sedangkan untuk Anda dan keluaraga, apa yang telah Anda lakukan
untuk menghindari serangan AI ?

Bab 4.
1) Apakah Anda pernah melihat langsung unggas yang menunjukkan
gejala AI ?
2) Apakah di lingkungan Anda pernah terjadi kematian unggas yang
mendadak dengan gejala mirip AI ?
3) Apakah ada perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah dalam upaya
pencegahan AI di daerah anda ?
4) Jika ada, tindakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah ?
5) Apakah menurut Anda tindakan itu efektif ?

2. Formulir penyelidikan wabah AI :


Nama pemilik hewan: ................................................
Jenis unggas yang dipelihara dan jumlahnya:
a. Ayam kampung, jumlah :......
b. Ayam petelur, jumlah

:..

c. Ayam pedaging,jumlah

:..

d. Bebek, jumlah

:..

e. Burung, jumlah

:..

f. Lainnya, jumlah

:..

Jumlah kematian hewan dan tanggal kejadian:


a. Ayam kampung, jumlah :,tanggal.
:,tanggal.
:,tanggal.
b. Ayam petelur, jumlah

:,tanggal.
:,tanggal.

:,tanggal.
:,tanggal.
c. Ayam pedaging,jumlah

:,tanggal.
:,tanggal.
:,tanggal.

d. Bebek, jumlah

:,tanggal
:,tanggal.
:,tanggal.

e. Burung, jumlah

:.,tanggal...
:.,tanggal...
:.,tanggal...

f. Lainnya, jumlah

:.,tanggal.
:.,tanggal.
:.,tanggal.

Gambaran patologis hewan yang telah mati :


a. Ayam kampung,

:.....
:...
:...

b. Ayam petelur

:...
:...
:..
:..

c. Ayam pedaging

:..
:..
:..

d. Bebek

:..
:...

:...
e. Burung

:...
:.....
:.....

f. Lainnya

:...
:...
:...

Jumlah hewan yang menunjukkan gejala klinis terserang AI :


a. Ayam kampung, jumlah :
b. Ayam petelur, jumlah

c. Ayam pedaging,jumlah

d. Bebek, jumlah

:..

e. Burung, jumlah

:..

f. Lainnya, jumlah

:..

Hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel hawan yang dicurigai:


a. Ayam kampung,

:.....
:...
:...

b. Ayam petelur

:...
:...
:..
:..

c. Ayam pedaging

:..
:..
:..

d. Bebek

:..

:...
:...
e. Burung

:...
:.....
:.....

f. Lainnya

:...
:...
:...

Pertanyaan B
3. Informasi penting untuk dicatat adalah
Asal unggas
Jenis unggas yang dipelihara yang rentan AI
Tabel AR:
Terpapar factor
21
14
7
37
31
6

unggas asal pasar


Jenis unggas yang rentan AI

4. Proporsi ayam dalam kelompok ini =

Proporsi bebek =

Tidak terpapar factor


25
20
5
9
3
6

= 0.804

= 0.196

5. MR dan CFR
Ayam:
MR =

= 0.54

CFR =

= 0.65

Bebek:
MR =

= = 0.22

CFR =

= = 0.67

Interpretasi :
Dari hasil dapat diketahui bahwa tingkat kefatalan kasus (CFR) pada
bebek tinggi, tapi tingkat kematian (MR) rendah.
6. Pada ayam nilai CFR lebih rendah dari bebek, sedangkan MR pada ayam
lebih tinggi dari bebek. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kefatalan pada
bebek lebih tinggi namun tingkat kematian paling tinggi pada ayam.
7. AR =

= 0.739

AR yang digunakan adalah AR untuk keseluruhan unggas dalam


peternakan.
8. Pola yang digunakan adalah pola hewan
AR berdasarkan factor
Terpapar

AR

unggas asal pasar

factor
21 14 7

Jenis unggas yang

37

31

rentan AI
9. Hipotesis: TP=TTP

Tidak terpapar

AR

14/21 =

factor
25
20

20/25 =

0.67
31/37 =

0.8
3/9 =

0.84

0.33

TP = terpapar factor; TTP= tidak terpapar factor


Tingkat serangan pada kelompok yang terpapar factor dan yang tidak
terpapar factor tidak berbeda
10. Informasi penting yang tidak diperoleh:
Jarak antar kandang

Penanganan bangkai unggas


Biosecurity yang diterapkan
Vaksinasi yang telah dilakukan
11. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan masalah dan
mencegah penularannya:
Mengubur bangkai
Disinfeksi kandang
Vaksinasi
Penerapan biosecurity

Pertanyaan C
12. Hasil uji AI dapat dilihat pada Tabel 2
Nomor Unggas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Hasil Tes AI
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif

Jenis Hewan
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam

Kandang
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Unggas belian
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur

10

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Negatif

Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Ayam
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek

Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Petelur
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek
Bebek

13. Proporsi unggas yang teruji positif AI adalah :

14. Proporsi unggas yang teruji positif AI pada kelompok ayam adalah :

Proporsi unggas yang terinfeksi positif AI pada kelompok bebek adalah :

Dari proporsi unggas yang terinfeksi AI pada kelompok ayam adalah


89.47% dan kelompok bebek adalah 12.5 %, apabila dihubungkan dengan
tingkat serangan yang diperoleh pada kelompok ayam petelur 80 %,
kelompok ayam belian 91 %, dan bebek 33.3 % dapat disimpulkan bahwa
tingkat infeksi AI pada kelompok ayam lebih tinggi daripada kelompok
bebek.
15. Proporsi unggas yang terinfeksi AI pada kelompok unggas yang dibeli di
pasar adalah :

11

Proporsi unggas yang terinfeksi AI pada kelompok ayam petelur adalah :

Proporsi unggas yang teruji positif AI dalam kelompok unggas yang di


beli di pasar lebih tinggi daripada dalam kelompok ayam petelur, hal ini
dapat disebabkan karena biosekuriti di pasar sangat buruk sehingga
penularan melalui feses hewan yang terinfeksi, dari transportasi, dan
hewan yang positif AI lebih mudah terjadi.
16. Rute utama penularan antara kelompok yang terinfeksi kepada kelompok
yang di sekitarnya adalah melalui udara (droplet/eksudat). Kondisi
kandang yang padat memiliki peran yang besar dalam penularan penyakit
AI. Selain itu, biosekuriti dan biosafety yang buruk juga memiliki efek
yang signifikan seperti tidak adanya pengawasan terhadap pengiriman
unggas yang positif, hewan carrier/reservoir, dan transportasi yang buruk.
Menyelidiki teori dengan cara menelusuri asal hewan, kondisi hewan
dikandang, kepadatan kandang, jumlah unggas yang positif AI di setiap
kandang, dan mengevaluasi penerapan biosekuriti.
17. Biosekuriti

yang

dapat

disarankan

pada

pemilik

unggas

untuk

menghentikan penyebaran penyakit avian influenza antara lain: pengaturan


dan pengawasan terhadap lalu lintas unggas (unggas yang akan dikirim
atau dipasarkan juga unggas yang akan dibeli) karena penularan AI dapat
melalui eksudat, feses, peralatan yang terkontaminasi oleh eksudat hewan
yang terinfeksi. Selain itu, perlu dilakukan tindakan isolasi termasuk
membatasi kandang dan tidak membiarkan sembarang orang masuk,
vaksinasi pada unggas, pemisahan unggas yang sakit dengan unggas yang
sehat, penanganan segera bangkai unggas yang mati, dan rutin
membersihkan serta desinfeksi kandang.

PERTANYAAN D

12

18. Setelah melihat banyak kasus yang mempunyai gejala mirip AI, maka
diputuskan mencari pola penyebaran penyakit.
19. Jenis pola yang akan kami cari adalah Pola Hewan. Pola ini disebabkan
oleh adanya kerentanan atau ketahanan pada sekelompok hewan baik
terjadi secara alamiah maupun buatan. Pada saat terjadi wabah, biasanya
beberapa resistensi buatan dapat memproteksi hewan yang sehat.
Misalnya; hewan tidak terpapar suatu penyakit karena terletak pada
kandang yang terpisah.
Cara kami akan memperoleh informasi tersebut ada beberapa tahapan
yaitu:
a) Melihat asal hewan, gejala klinis, jenis, lokasi dan sanitasi
b) Setelah mengidentifikasi pola penyebaran, kemudian dilanjutkan
dengan melakukan analisis data yaitu menghitung attack rate dan
membuat tabel attack rate dari perbandingan beberapa kelompok
tersebut (ayam petelur, bebek, dan unggas yang berasal dari pasar).
c) Membuat hipotesis sehingga dapat merekomendasikan tindakan
korektif kepada pemilik unggas tersebut.
d) Tindak lanjut intensif; Pengamatan secara mikroskopis (histopatologi)
dan uji serologis (PCR).
20. Pertanyaan yang akan kami ajukan diantaranya:
1) Apakah pasar yang merupakan asal dari unggas mempunyai standar
sanitasi yang baik?
2) Bagaimana perbandingan antara ukuran kandang dengan jumlah unggas
(tingkat kepadatan)?
3) Jenis ayam petelur apa yang diternakkan?
4) Setelah adanya kejadian tersebut, tindakan (preventive maupun
curative) apa yang pemilik lakukan pada masing-masing kelompok?

13

5) Setelah pengambilan data terakhir, apakah ada penambahan hewan yang


menunjukkan gejala sakit mirip AI pada masing-masing kelompok?
6) Setelah pengambilan data terakhir, apakah ada penambahan hewan yang
mati mendadak pada masing-masing kelompok?

14

Anda mungkin juga menyukai