Anda di halaman 1dari 3

Ibarhim a.s.

Nabi Filsafat

Bagi saya yang Nabi paling keren adalah Ibrahim a.s. kalau kita membaca ulang
kisah kisah para nabi semua diawali dari persoalan moral, tetapi berbeda dengan
Ibrahim Khalilullah, beliau memulai kesadaran dari seputar pertanyaan dan
pernyataan seputar hal filsafat, seperti bagaimana belia memasang kapak pada
berhala raksasa untuk mementahkan kebodohan nalar penyembah berhala, juga
bagaimana tentang beliau mengamati gejala astronomi, dan pertanyaan beliau
kepada Tuhan tentang kebangkitan.
Bagi saya itu menggambarkan betapa hal filsafat tidak perlu dikhawatirkan akan
dianggap lebih unggul dari pada wahyu, sebab sebagian ulama Muslim termasuk
Imam Ghazali mengkhawatirkan bila filsafat akan mengalahkan Al Qur'an dalam
hal epistemologi. Seperti ini memang bukan bahasan yang ringkas, sebab orang
harus banyak mengabil korelasi dari banyak cabang ilmu pengetahuan sehingga
membuktikan bila akal manusia dibimbing oleh wahyu dari Tuhan, sedangkan
filsafat bisa menjabarkan dengan metodologi cabang cabang ilmu pengetahuan

dimana sebenarnya itu disinari dari wahyu Ilahi meski terkadang nash ayat ayat
Kitab Suci tidak terekspos lagi sebagaimana yang biasa digunakan dalam
literatur keagamaan.
Al Qur'an sering menyatakan hal seperti itu sehingga sains membuktikan
kebenaran wahyu yang sudah ada sejak zaman dimana sains belum berkembang
pesat seperti zaman modern ini.
Saya sangat percaya bila filsafat adalah ilmu pendukung dan penjembatani antar
cabang ilmu pengetahuan termasuk dengan wahyu. Tetapi memang dialektika
seperti ini memerlukan waktu yang sangat panjang, mungkin bisa ratusan
bahkan ribuan tahun sehingga kebenaranya dipahami secara gamblang dan
menjadi realita, bahkan menjadi alat transformasi evolusi kemanusiaan menjadi
lebih bernilai tinggi.
Dengan wacana ini saya hendak menyatakan suatu opini bila hal filsafat itu
ditolak karena alasan ketakutan akan terlemahkanya wahyu, maka itu
sebenarnya kurang tepat, sebab Al Qur'an sendiri juga banyak memberi ilustrasi
dari awal hingga akhir tentang hal hal filsafat, bahkan kalimat sederhana laa
ilaaha illa llah itu sendiri sangat filsafati. Maka saya sangat sangat sangat yakin
bila filsafat tidak haram hukumnya. Tetapi memang orang bisa tergelincir karena
filsafat, yaitu ketika tidak bisa menempatkan persoalannya pada bagian yang
seharusnya. Filsafat memang bagai link antar rumus dan dimensi, sehingga ada
karya dalam kemanusiaan, tetapi karya kemanusiaan tadi juga harus tetap pada
petunjuk wahyu Allah, kemaslahatan, dan kewajaran.

Oleh : Kang Arya


https://www.facebook.com/kang.arya.1800
Kunjungi posting kami yang lain di Blogger The Journey

http://singularination.blogspot.com/
Kategori : Keberumatan umat Islam

Anda mungkin juga menyukai