Anda di halaman 1dari 8

Kesalahan Manusia

Manusia adalah makhluk bersalah, inilah konsep dasar semua agama sehingga
agama agama itu selalu menafikan manusia. Tetapi jangan lupa dalam Islam
dikatakan bila Tuhan juga telah mengampuni Adam leluhur manusia.
Dalam bahasan primordial keislaman Adam secara hukum lahiriyah memang
salah, tetapi rencana penciptaan Tuhan atas Adam dengan peristiwa
kesalahannya itu menjadi terlaksanakan dengan turunnya Adam ke alam materi
(dunia) sebagai khalifah,atau pengatur alam materi. Hal-hal kesalahan tadi bagi
agama agama sangatlah sensitif sehingga menjadi dasar penilaian citra
kemanusiaan yang mengharuskan bila manusia itu salah dalam padangan hukum
agama. Karena inilah kenapa agama itu selalu menyalahkan manusia, dan ini
juga terjadi pada skala pikir dan pemikiran hingga zaman sekarang ini. Seolah
hukum agama atau syariah itu musuh bagi nilai-nilai kemanusiaan (yang wajar).
Kalau kita cermati kisah primordial manusia dalam Al Qur'an, Tuhan telah
memberikan akal sebagai spesifikasi khusus manusia sehingga dengan akalnya
manusia bisa menjawab perintah Tuhan untuk menerangkan nama nama yang
dimaksud oleh Tuhan dimana malaikat tidaklah mengetahui hal itu.

Dalam jagad peradaban kemanusiaan yang demikian tadi adalah logika dan
filsafat, dan bukan agama. Kenapa saya katakan bukan agama?, sebab, agama
itu berintikan moral yang dalam pelaksanaannya mentaati aturan Tuhan dan
membangun nilai harmoni dalam jagad kemanusiaan. Sedangkan filsafat adalah
bahasa kosmologis sehingga manusia memahami mekanisme alam ini, dan itu
berkenaan dengan teknis.
Sebenarnya filsafat bisa menjembatani antar ide, atau filsafat sebenarnya
sebagai transformator dialog antar rumusan dimensi. Dan ini bukanlah kesesatan
seperti yang dipercaya sebagian orang Islam, sebab, pandangan mereka itu
sebenarnya hanyalah hal hal yang politis meski mereka sendiri tidak menyadari,
atau memang belum tau hal itu, dikarenakan pandangan-pandangan hidup yang
sempit karena doktrin agama yang sangat membatasi dan mengikat dengan
tujuan tujuan kepatuhan pada doktrin itu sendiri.
Ajaran esoteris agama seperti tasawuf misalnya, sangat dekat dengan filsafat,
tentu yang demikian membuahkan kritis dalam beragama mengarah pada
pelaksanaan ajaran agama secara totalitas hingga nilai ruhaniahnya juga, bukan
sekedar hukum lahiriyah yang biasa disebut dengan syariah. Dan karena ini
jugalah kenapa ahlisyariah itu menganggap bila ajaran tasawuf itu sesat, karena
ahli syariahmemang tidak menjangkau sisi esoteris agama itu sendiri bahkan
pada zaman ini syariah seolah olah makna dan peristilahannya akan terkonversi
menjadi terorisme dananti kemanusiaan. Kenapa bisa sampai seperti itu?, hal hal
politik adalah jawabnya.
Kembalipada soal kemanusiaan. Nah, apakah manusia itu baik atau buruk?.
Maka jawaban akan mengikuti karakter sipenjawab. Bila dikatakan manusia itu
baik, tentu karena dia melihat dari sisi kebaikan manusia, dan itu juga ada dalam
dirinya sebagai orang baik meski tak di ungkapkan dengan kata kata melalui
lisannya sendiri. Dan bila dijawab manusia itu jahat, tentu dia melihat dari nilai
keburukan atau kejahatan manusia, dan itu terjadi juga dalam dirinya sehingga
dia patut mencurigai nilai nilai kemanusiaan yang membangkang perintah Tuhan
melanggar aturan-Nya.

Kita lihat akhir akhir ini dimana orang orang yang koar-koar syariah ...! syariah
...! malah melakukan tindak kebiadaban, bukankah itu sebenarnya melanggar
aturan Tuhan itu sendiri meski mereka menyatakan sebagai pembela Tuhan.
Artinya, keberagamaan mereka tidak menyentuh sisi esoterisnya, hanya
mengikuti gerak politik yang terjadi secara global dimana itu memang hal yang
rumit. Tetapi manusia bodoh memang tidak suka berpikir kritis dan mendalam,
terlebih sudah di doktrin bila pikiran itu jahat dan mendurhakai Tuhan. Padahal
dalam Al Qur'an selalu dianjurkan untuk menggunakan akal. Sungguh ironi.
Saya sendiri sangat percaya bila syariah itu baik, tetapi penafsiran syariah itu
adalah boleh dipertanyakan dikarenakan hal hal yang metodologis dikarenakan
syariah itu memang muncul dengan citra menurut penafsirnya. Lalu, masihkah
milyaran manusia ini harus diperbodoh oleh segelintir orang saja. Karena inilah
ahlus syariah itu sangat menentang filsafat dikarenakan mereka merasa sangat
terancam dengan ide ide filsafat.
Standart ganda yang selalu digunakan kalangan agamawan syariah konon
beralibikan bilaTuhan itu adalah satu sehingga hanya menerima yang satu, yaitu
hal hal yang baik, positif. Lalu dari sini mereka berlaku seolah olah menjadi
Tuhan yang bisa berbuat sewenang wenang atas pikir dan pemikiran pihak lain.
Nah, apakah perilaku yang seperti itu baik?, bukankah mereka itu berlaku
destruktif, lalu dimana kebaikannya?. Bahkan kekejian mereka sungguh sangat
besar dengan menafsirkan bila Tuhan kemampuannya hanyalah marah,
mengazab, menuntut, menyiksa, melaknat, minta kontribusi, dan bentuk bentuk
ego lainnya, padahal itu karakter mereka sendiri. Maha Suci Allah dari yang
mereka sifatkan.
Bila dualitas adalah realita kemakhlukan maka sebenarnya bisa menumbuhkan
nilai bijaksana. Tetapi orang bodoh menjadikan dualitas tadi sebagai alasan
berbuat nifaq yang selalu ingin menghakimi orang lain dan tidak memperhatikan
kekejian dalam diri sendiri.
Kembali ke soal awal bahasan. Mempersalahkan kemanusiaan sama artinya
mempersalahkandiri sendiri. Meskipun itu mungkin secara filosofis agama adalah

benar, tetapi janganlah lupa bila Allah sedia mengampuni manusia bagi yang
hendak bertaubat dan meminta pengampunan sebagaimana dasarnya Allah
telah mengampuni Adam dan isterinya.
Semua yang demikian adalah geseran geseran perspektif. Kenapa perspektif
harus digeser?. jawabnya adalah :"Itu bagian dari metode ilmiah untuk
menemukan esensi dikarenakan kita percaya bila manusia punya bibit ilmu
pengetahuan yang semuanya, ketika dihadapkan dengan realita kita perlu
mengolah perspektif tadi agar obyek bisa di amati dengan jelas hingga
membuahkan karya dalam kosmos ini"
Agama dan filsafat memang berbeda. Kita tidak usah membandingkan mana
yang lebih utama. Keduanya bisa melengkapi kemanusiaan kita yang diciptakan
dengan kekhususan bahkan Allah sendiri sampai menyatakan sebagai Raja
Manusia meski Dia bukan manusia.
Agama adalah ego Tuhan, karena inilah Dia berkehendak untuk ditaati yang
ketaatan tadi dikebalikan sebagai penghargaan bagi manusia dalam dimensi
pasca kehidupan dunia. Tetapi adalah salah bila sampai ada anggapan bila
keberadaanTuhan hanya dalam agama saja, sebab, yang demikian pastilah hasil
produk pemikiran tertentu yang sangat picik.
Alam adalah maujudnya sifat Tuhan dalam kesadaran kita. Dan alam bisa kita
pelajari mekanismenya dan itu dengan hal hal yanng basiknya disebut filsafat
yang kemudian menjadi sains, dan dari sains tadi menjadi teknis yang biasa
diistilahkan dengan teknologi. Dan teknologi akan selalu menjadi keidentikan
penilaian peradaban manusia dalam kurun periode zaman peradaban
dikarenakan teknologi adalah hal yang zahiriyah dan manusia juga makhluk
materi. Maka demikian adalah penilaian yang umum. Agama mengajak pada
harmoni, dan itu berkenaan dengan nilai moral, dan nilai moral akan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi.
Bila cerdas dan bodoh akan selalu ada, sebaik baik orang bodoh adalah yang
sedia untuk belajar. Dan seburuk buruk orang cerdas adalah yang bisa diperalat

oleh orang bodoh karena faktor faktor tertentu seperti politik, hirarki, atau
kekuasaan-kekuasaan.
Apakah akal itu dinilai jahat atau baik karena sebagai karunia khusus Tuhan bagi
manusia tentu hal seperti ini berkenaan dengan moral dan pembahasannya.
Tetapi bahasan akal bukan pada moral saja, bisa hadir juga dalam kosmologi, dan
itu maujud dalam ilmu matematika dan fisika dengan bagian bagiannya. Dan
orang berakal bisa membedakan bahasan bahasan yang dimaksud, sedangkan
orang bodoh adalah orang yang picik cara pandang pikirnya.
Lalu bila ada yang bertanya :"Bagaimana dengan hati atau qalbu, kamu tidak
membahasnya". Maka saya menjawab :"Kali ini memang sedang tidak
membahas hal qalbu. Tetapi qalbu sebenarnya sepadan dengan akal meski
sebagian orang mengutamakan qalbu dan menghina akal".
Baiklah, soal qalbu. Sebenarnya qalbu adalah bagian-bagian bahasan esoteris,
yaitu berkenaan dengan entitas tak terlihat yang hadir dalam tubuh jasmani
manusia yang biasa disebut nyawa atau ruh.
Ruh dan nyawa bisa terjadi pembahasan semantik yang bisa diuraikan secara
detail dan mendalam hingga ratusan atau ribuan tumpukan kitab. Sebab,
bahasan ruh itu sudah ada sejak zaman yang sangat kuno dan mulai ditemukan
para ahli sejarah sejak periode zaman mesir kuno yang sudah berusia puluhan
ribu tahun yang lalu. Pembahasan ruh semestinya sudah ada semenjak manusia
generasi awal itu mengenal kematian.
Ruh dan qalbu dua hal yang berkaitan, ruh adalah entitasnya entah itu berupa
tekanan udara atau medan elektromagnetik yang bercahaya seperti yang biasa
diilustrasikan. Sedangkan qalbu adalah core atau intinya sebagaimana jantung
yang bertanggung jawab atas hidupnya tubuh jasmani.
Pembahasan qalbu berkenaan dengan moral, dan itu pasti. Karena inti bahasan
agama adalah moral, tentu semakin baik keagamaan seseorang semakin dia
memiliki qalbu yang suci, sebagaimana di ilustrasikan dalam Al Qur'an akan nabi
Ibrahim a.s. yang disebut Tuhan sebagai pemilik hati yang selamat. Demikian

juga kisah Rasulullah dibersihkan qalbunya oleh Jibril a.s. sewaktu masih kecil
sehingga beliau disebut sebagai Al Amin, manusia yang sangat terpercaya, jauh
dari nilai nilai kejahatan yang muncul dari qalbu yang keji.
Dari hal sangat ringkas ini kita tau bila agama itu bertautan dengan hal qalbu,
tetapi manusia manusia zalim mengkonversi agama menjadi politik bahkan
mencacimaki keshalihan dan para pengamalnya seperti yang telah di doktrinkan
olehTaqiyuddin Nahbani dan di dukung anak buah mereka sebagai gerakan
HizbutTahrir. Apa mereka hendak merasa lebih utama dibading Al Amin yang di
nashkan oleh Tuhan semesta alam. Dan beliau s.a.w. menyatakan misinya
sebagai memperbaiki moral bukan hendak menguasai dunia ini. Gerakan seperti
milik Taqiyuddin Nahbani itu sekarang semakin marak bahkan berkembang
dipelosok perkampungan di Indonesia mempengaruhi umat awam dan mengadu
domba bukan hanya antar golongan umat tetapi mengacaukan terma keilmuan.
Sungguh yang seperti itu kezaliman yang luar biasa tak terukur meski mereka
selalu menyatakan diri sebagai pembebas umat Islam. Tetapi mereka sebenarnya
telah membebaskan umat Islam dari keislaman yang benar sebagai ajaran
Rasulullah s.a.w. dengan multidimensionalnya, mengkonversi ajaran Tuhan yang
asli demi kebusukan ambisi-ambisi dan terbukti menebar terror baik fisik dan
psikologis pada umat sehingga nilai keislaman itu berubah. Gerakan konversi
agama menjadi politik sedang marak sekarang ini, ada beberapa kelompok kuat
yang mereka sebenarnya sebagai perpanjangan tangan musuh-musuh Tuhan
untuk memadamkan ajaran yang asli dari Tuhan pencipta alam semesta ini. Dan
mereka akan selalu didukung oleh orang orang awam atau bodoh, atau tertipu
karena cara pikirnya yang mudah diprofokasi.
Kembali ke soal hati atau qalbu. Qalbu itu bagai suatu penghubung dimensi fisik
dan nonfisik. Qalbu yang aslinya selalu musyahadah atau melihat pribadi Tuhan
(zikir/ingat) kemudian memancar sebagai perbuatan amal shalih dan karya
membangun dalam jagad kemanusiaan. Sepertihalnya tubuh jasmani ini yang
tertenagai dari nyawa, dan nyawa yang tertenagai dari ruh suci, dan ruh suci yang
selalu melihat pribadi Tuhan Dia Yang Maha Hidup. Demikianlah ilustrasinya
yang tentu bahasan lengkap hal itu ada dalam terma esoteris atau biasa di

istilahkan dengan tasawuf dalam ajaran agama Islam, atau mungkin ada istilah
dalam ajaran agama lain, bisa saja pencerahan atau yang lainnya, akan tetapi
memiliki indikasi yang sejenis.
Demikianlah jawaban singkat saya tentang qalbu. Tetapi entah qalbu maupun
akal, keduanya butuh di stimulasi, dan itu punya tekniknya masing masing
tersendiri sehingga dua realita tadi semakin jernih dan menyatakan fungsinya
dengan aktual. Akal dan qalbu keduanya ada penalarannya masing masing
dikarenakan rumusan dari dua hal itu berbeda. Tetapi orang bodoh selalu hendak
mengingkari salah satu dari dua karunia Tuhan tadi karena alasan alasan yang
mengada-ada yang sebenarnya doktrin seperti itu masih sangat bisa diteliti
ulang. Karena doktrin itu sebenarnya bukanlah kemutlakan. Hanya orang bodoh
yang memutlakkan doktrin, atau dia rela diperbodoh orang lain. Doktrin
seharusnya dijadikan referensi saja, dan sama sekali bukan dijadikan realita
hidup.
Jadi, kesimpulannya adalah. Ilmu pengetahuan itu sangat penting, bahkan paling
penting dalam hidup ini. Tetapi orang bodoh bisa ditakut takuti bila ilmu itu
adalah sumber kebingungan. Orang yang bingung dengan ilmu yang telah
dipelajari pastilah dia tidak menggunakan ilmunya dengan benar. Demikian juga
bila orang menggunakan ilmu dengan tujuan tujuan kezaliman akan berbuah
petaka dalam hidup. Ilmu adalah citra yang istimewa, karena itulah berinteraksi
dengan ilmu juga harus menjadi pribadi yang berkeutamaan baik pada sisi
lahiriyah dan batiniyah, karena memang dengan ilmu tadi orang bisa bertransisi
atau bertransformasi menuju hal hal yang lebih baik, karena alam semesta ini
memang selalu berkembang, dan penciptaan tak akan pernah berhenti
dikarenakan keberadaan Tuhan yang selalu mencipta.
Karena itu, dalam ungkapan bahasa yang di persempit bisa dikatakan
:"Pengalaman digunakan sebagai bahan untuk bergerak maju, tetapi akan sangat
salah bila pengalaman dijadikan batasan". Pengalaman akan selalu hadir hingga
setiap detik sekalipun, maka beruntunglah orang yang menghargai pengalaman,
baik diri sendiri maupun dari orang lain. Dan tidak ada yang buruk dari

pengalaman meski itu hal yang negatif sekalipun, pengalaman akan selalu
berguna, apapun itu.

Oleh : Kang Arya


https://www.facebook.com/kang.arya.1800
Kunjungi posting kami yang lain di Blogger The Journey
http://singularination.blogspot.com/
Kategori : Antropologi

Anda mungkin juga menyukai