Anda di halaman 1dari 16

HIFEMA

Pembimbing:
dr. Cisca Kuswidyati, Sp.M., M.Sc.
Presentan:
Mukti Mulianto
Floribertus A.W. Heru Cahyo
Caroline Yunita Rudyarti
Rendi Prawira
Yanty
Lasta Arshinta

2012.061.131
2012.061.132
2012.061.133
2012.061.134
2012.061.135
2012.061.136

Hifema
Akumulasi darah pada COA
Etiologi :
Traumatik (trauma tumpul)
Non-traumatik
Mikrohifema : eritrosit dalam COA tanpa adanya
lapisan darah, deteksi dgn slit lamp
Merah atau hitam (blackball, 8-ball)
Perdarahan sekunder : 3-5hari dari trauma

Trauma tumpul

Robekan mekanik pada jaringan okuler


Kerusakan sel yang menganggu aktivitas fisiologis
Kerusakan vaskuler (iskemi, edema, hemorrhage)
Gangguan saraf
Komplikasi lanjutan : glaukoma sekunder, retinal detachment,
haemopthalmitis

Hifema dan Glaukoma traumatik


TIO menurun kemudian meningkat akibat blok
trabekular oleh sel darah merah dan fibrin atau
oklusi pupil akibat pembentukan bekuan darah

Manifestasi klinis

Nyeri
Fotofobia
Penurunan penglihatan
Somnolen, terutama anak-anak

Diagnosis
Anamnesis :
mekanisme trauma (jenis trauma, laju, arah,
kekuatan)
waktu terjadinya trauma dan penurunan
penglihatan
riwayat penggunaan antikoagulan
riwayat penggunaan APD
Riwayat penyakit dahulu dan keluarga (sickle
cell anemia, koagulopati)

Pemeriksaan fisik :
Eritrosit dan debris atau lapisan bekuan darah
pada COA
Pupil ireguler dan kurang reaktif
Pengukuran TIO : bisa meningkat/menurun
Visus
Pertimbangkan CT scan orbita dan kepala (axialcoronal)
Laboratorium : skrining sickle cell anemia,
elektroforesis Hb

Tatalaksana
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien
Mencegahan perdarahan berulang
Memantau komplikasi (peningkatan TIO,
corneal blood staining)

Rawat inap bila :


Hifema mengisi 5% dari COA
Peningkatan TIO yang berat
Tidak dapat melakukan follow up
Hifema dengan sickle cell hemoglobinopathy
Anak-anak
Aktivitas terbatas, posisi duduk
Berikan pelindung pada mata yang terkena
Hindari pemakaian NSAID atau antikoagulan

Rawat jalan, pada hifema kecil/mikrohifema


Warning sign : peningkatan TIO, perdarahan
berulang, penurunan penglihatan, nyeri
memberat
Follow up harian selama 5-10 hari
Restriksi aktivitas dan pelindung mata

Prednison asetat 1% topikal 4x sehari hingga


setiap jam atau prednison oral 20 mg 2x sehari
Sikloplegia : atropin 1% 2x sehari atau
scopolamin 0,25% 2-3x sehari
Asam aminokaproat 100mg/kg setiap 4 jam
hingga maksimal 30 g/hari selama 5 hari
Analgesia : asetaminofen

Peningkatan TIO
Beta blocker : timolol atau levobunolol 2x sehari
Alfa agonis topikal : apraklonidin 0,5% atau
brimonidine 0,2% 3x sehari
Carbonic anhydrase inhibitor topikal : dorzolamid
2% atau brinzolamid 1% 3x sehari
Asetazolamid 500mg PO 2x sehari (dewasa),
20mg/kg/hari terbagi 3x sehari (anak-anak)
Mannitol 1-2 g/kg IV dalam 45 menit selama 24 jam
Hindari pemberian analog prostaglandin dan miotik
Antiemetik bila perlu

Pembedahan
Indikasi :
Corneal blood staining
Penurunan penglihatan yang signifikan
Hifema tidak membaik menjadi <50% setelah 8 hari
TIO > 60mmHg selama >48 jam dengan
pengobatan
TIO > 25mmHg dengan hifema total selama > 5 hari
TIO 24 mmHg selama > 24 jam pada sickle cell
anemia
Teknik : anterior chamber washout dengan atau
tanpa trabekulektomi

Komplikasi

Corneal blood staining


Sinekia anterior perifer
Atrofi optik
Gangguan akomodasi
Katarak
Angle recession

Daftar Pustaka
Ehlers JP, Shah CP. The Wills Eye Manual : Office and
Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye
Disease Fifth Edition. 2008. Lippincott Williams Wilkins
Pavan-Langston D. Manual of Ocular Diagnosis and
Therapy 6th Edition. 2008. Lippincott Wiliams Wilkins
Kanski JJ, Bowling B, Nischal K, Pearson A. Clinical
Opthalmology A Systematic Approach seventh Edition.
2011. Elsevier
Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asburys
General Opthalmology 17th Edition. 2007. McGraw Hill
Banta JT. Ocular Trauma.

Anda mungkin juga menyukai