Anda di halaman 1dari 3

Peran Perawat Dalam Ibadah Pasien

Hai guys
Ini pertama kalinya saya ngeblog
Ini juga karena dapat tugas dari bapak dosen #upsss maaf bapak dosen :P
Oke jadi maaf bila tulisannya masih jelek :D

Karena saya calon perawat ( kuliah dikeperawatan ) kali ini saya akan membahas peran perawat pada pasien saat pasien berada di
rumah sakit (khususnya pasien beragama islam).
Yupss.. mari kita bahas
Pertama-tama kita harus tahu dulu dong apa itu ibadah ?
Secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain
adalah:
1.

Ibadah adalah taat kepada Tuhan (Allah) dengan melaksanakan perintah-Nya yang telah diturunkan kepada rosul untuk
disebar luaskan

2.

Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.

3.

Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau
perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Lalu apa syarat diterimanya ibadah ?


Peribadatan seseorang akan diterima jika telah memenuhi dua syarat utama berikut ini, yaitu :
1. IKHLAS (

Ikhlas merupakan salah satu makna dari syahadat (

) bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah

yaitu agar menjadikan ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata.
Allah berfirman :




Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama. [QS. Al Bayyinah : 5]



Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya. [QS. Az Zumar : 2]
Kemudian Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharap ridho Allah. [HR. Abu
Dawud dan Nasai]
Lawan daripada ikhlas adalah syirik (menjadikan bagi Allah tandingan/sekutu di dalam beribadah, atau beribadah kepada Allah
tetapi juga kepada selain-Nya). Contohnya : riya (memperlihatkan amalan pada orang lain), sumah(memperdengarkan suatu
amalan pada orang lain), ataupun ujub (berbangga diri dengan amalannya). Kesemuanya itu adalah syirik yang harus dijauhi oleh
seorang hamba agar ibadahnya itu diterima oleh Allah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:



Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik kecil, para sahabat bertanya : Wahai
Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah menjawab : Riya. [HR. Ahmad]
Kemudian firman Allah tentang larangan syirik ialah,

Janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui. [QS. Al-Baqoroh :22]
Orang yang rajin beribadah kepada Allah namun dalam waktu yang bersamaan ia belum bertaubat dari perbuatan syirik dengan
berbagai bentuknya, maka semua amal ibadah yang telah dikerjakannya menjadi terhapus dan ia menjadi orang yang merugi di
akhirat kelak, sebagaimana firman Allah Taala:


Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [QS. AlAnaam: 88]
Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. [QS. Az-Zumar: 65]
2. AL-ITTIBA (

Al-Ittiba (Mengikuti Tuntunan Nabi Muhammad) merupakan salah satu dari makna syahadat bahwa Muhammad adalah utusan
Allah

), yaitu agar di dalam beribadah harus sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Allah telah

memerintahkan kepada kita semua untuk senantiasa mengikuti tuntunan Nabi Muhammad dalam segala hal, dengan firman-Nya
:


Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah.[QS. Al Hasyr : 7]
Dan Allah Taala berfirman:




Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. [QS. Al-Ahzaab: 21]
Dan Rasulullah juga telah memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada contoh atau tuntunannya
dari beliau, sebagaimana sabda beliau:


Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak. [HR. Muslim]
Itulah tadi dua syarat yang menjadikan ibadah seseorang diterima dan diberi pahala oleh Allah, sebagaimana firman-Nya :


Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. [QS. Al Kahfi : 110]
Kita telah mengetahui bahwa ibadah itu wajib.. lalu bagaimana jika pasien di rumah sakit ingin beribadah ? Nah disini
peran perawat sebagai orang terdekat dengan pasien selama di rumah sakit (selain keluarga tentunya) harus
memfasilitasi pasien untuk beribadah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan perawat kepada pasien untuk beribadah :
Peran perawat dalam membimbing pasien praktek ibadah antara lain :
1. Membimbing pasien untuk berwudhu atau bertayamum (thaharah)
Dalam beberapa kasus tak jarang pasien mengalami kesulitan beribadah karena tidak bisa bersuci. Perawat dapat membimbing
pasien untuk berwudhu atau bertayamum. Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan sunah. Allah Taala berfirman
(yang artinya), Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan
kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki. (Al-Maidah: 6)

Anda mungkin juga menyukai