2,3
Abstrak
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia,
dimana sekitar 1,3 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan hal tersebut membuktikan bahwa begitu pentingnya tindakan BHD harus dimiliki
oleh semua perawat. Karena keterlambatan serta kesalahan dalam BHD dapat menimbulkan
efek yang sangat fatal kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan
perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada pasien kegawatan kecelakaan lalu lintas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Sampel pada penelitian ini adalah perawat IGD RSUD Dr.Soehadi Prijonegoro
Sragen yang diambil dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Didapatkan
sebanyak 4 sampel/informan setelah data tersaturasi. Cara pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknik analisis data menggunakan metode
Collaizi
Penelitian ini memperoleh 7 tema, yaitu pengetahuan tentang definisi BHD, tujuan
BHD, tindakan kontrol jalan nafas, pemberian bantuan pernafasan, menghentikan perdarahan,
merangsang kesadaran, dan mengontrol kondisi tubuh pasien.
Kata Kunci
Ayu Wulandari
Nurses Knowledge of Basic Life Support (BLS) of the Traffic Accident Emergency
Patients at DR Soehadi Prijonegoro Local General Hospital of Sragen
ABSTRACT
Traffic accident is one of the biggest causes of death in the world, about 1.3 million
people die every year due to the traffic accident. Therefore, all nurses must have the knowledge
of Basic Life Support (BLS). It is because the delay or error in the application of the BLS can
cause fatal effect on the patients. The objective of this research is to investigate the nurses
knowledge of the BLS of the traffic accident emergency patients.
This research used the qualitative method with phenomenological approach. The
samples of research were 4 nurses of Emergency Installation of Dr.Soehadi Prijonegoro Local
General Hospital of Sragen and were taken by using the sampling purposive technique. The
data of research were collected through interview, observation, and document analysis and were
analyzed by using the Collaizis method.
The result of this research shows that there were 7 themes; knowledge about the
definition of the BLS, objective of the BLS, airway control measure, respiratory assistance,
cessation of bleeding, awareness stimulation, and patients body condition control.
Keywords
References
: 27 (2003-2014)
PENDAHULUAN
Kejadian
gawat
biasanya
Dan
yang
membutuhkan
kegawatan
mengancam
darurat
adalah
jiwa
yang
keadaan
tetapi
kecacatan
Penyebab
akibat
(Magfuri,
kecelakaan
2014).
lalulintas,
kurangnya
kurang
pertolongan
memadainya
dan
peralatan,
sikap
dalam
akan
meningkat
di
negara-negara
2008).
Fenomena lakalantas seperti ini belum
mendapat
perhatian
penyebab
kematian
masyarakat
yang
cukup
sebagai
besar.
laporan
khusus
sehubungan
(Disability
(Rudi, 2007).
Adjusted
Life
Years/DALYs)
diajarkan
Berdasarkan
membuktikan
bahwa
fenomena
begitu
di
atas,
pentingnya
yang
terancam
jiwanya
teknik
dasar
bagaimana
cara
cacat)
bila
tidak
mendapat
darurat
adalah
melakukan
triage,
Penelitian
terkait
tentang
BHD
bahwa
kumaat,
menjelaskan bahwa
tentang BHD
pengetahuan
dan
yang
Franly
baik
Onibala
juga
(2014),
pendidikan kesehatan
Utara.
yaitu
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
perawat
di
IGD
RSUD
Soehadi
Soehadi
Prijonegoro
Sragen,
pelatihan
BTCLS,
empunyai
kecelakaan
lalu
lintas
dengan
catatan,
pengumpulan
Collaizi.
untuk
mengetahui
lebih
lanjut
tape
recorder,
data
camera
melalui
dengan
wawancara,
tentang
METODELOGI
kualitatif
fenomenologi
yang
dengan
pendekatan
bertujuan
untuk
mengalami
kecelakaan
lalu
lintas
keadaan
nyawa.
dengan
adalah
yang
yang
mengancam
tindakan
darurat
untuk
kekuatan
sendiri
dapat
secara
membantu
mempertahankan
untuk
perawat
bantuan
Beberapa
cara
adalah
memberikan
dengan
cepat
kehidupan
mempertahankan
seseorang
bagi
sementara.
hidup
mempertahankan
kehidupan
tindakan
perawat
untuk
kategori
adalah
membuka
pasien,
melihat/inspeksi
mulut
adanya
penelitian
tersebut
pada
tahap
breathing
diperoleh
tema
tindakan
perawat
dengan
adalah
membuka
jalan
napas.
empat
kategori
pengembangan
jalan
napas
Sumbatan
oleh
benda
asing.
berupa
cairan
dapat
dada,
yaitu
Hasil
menghitung
penelitian
mendukung
pernyataan
ini
dari
masalah
dapat
dengan
yang
maka
dikeluarkan
menggunakan
Fathoni
jari
telunjuk
pada
dilakukan
pasien
perhitungan
menyatkan
benda
dari pasien.
cair
denganterdengar
berupa
(2014)
pernapasan
yang
ditandai
suara
tambahan
gargling,
maka
harus
dilakukan pengisapan(suctioning).
Tindakan
pemberian
diperoleh
perawat
bantuan
kategori
dalam
pernafasan
bahwa
pasien
pernyataan
dari
Kusnanto
Tindakan
menghentikan
dalam
perdarahan
adalah
dengan
oksigen.
5. Tindakan
perawat
dalam
menghentikan perdarahan
Hasil penelitian dalam tahap
circulation
tema
dan
bleedingdihasilkan
tindakan
menghentikan
perawat
dalam
perdarahan
dengan
melakukan
bahwa
penghentian
penanganan
dilakukan
dengan
perdarahan
secara
perdarahan
cara
menekan
langsung
atau
perdarahan
agar
lebih
perdarahan
dan
mengatur
posisi
dihentikan
perawat
dalam
perdarahan
dimulai
pasien.Tindakan
menghentikan
dramatis
atau
dan
ditangani
potensial
maka
kematian
Tindakan
perawat
dalam
perdarahan
adalah
menghentikan
Tindakan
menghentikan
perawat
dalam
perdarahan
adalah
dan
breathing
dan
circulation
obatan.
tanda-tanda
Hasil
ini
sesuai
dengan
perbaikan.
Posisi
posisi miring.
perawat
mengkaji GCS.
Tindakan
mengkaji
perawat
GCS
untuk
sesuai
dengan
derajat
keparahan
(2011)
bahwa
tahap
pemeriksaan
penelitian
seluruh
pada
penderita
seluruh
pada
penderita
hal
ini
sesuai
dengan
ada
kaitannya
dengan
Pertahankan
atau
tahap
bahwa
pemeriksaan
penelitian
kesadaran pasien.
Hasil
Hasil
expose
maka
pemeriksaan
penelitian
seluruh
pada
penderita
yaitu
jejas, luka
melihat
ataupun
trauma
yang
mendengarkan
nafas,
pengembangan
menghitung
diberikan
untuk
suara
dada,
respiration
oksigen.
rate
Pada
dan
tahap
untuk
tema
menghindarkan
pasien
dari
hipotermi.
tindakan
menghentikan
perawat
dalam
perdarahan
dengan
SIMPULANDAN SARAN
1. KESIMPULAN
perdarahan
pasien.
dilakukan
merangsang
kesadaran,
mengontrol
dan
mengatur
posisi
Tahap
disability
yang
perawat
dalam
oleh
environment
mempertahankan
hidup
kehidupan
pasien
dasar
perawat
pada
melakukan
pasien dengan
tubuh
dan
kategori
adalah
tubuh.
pasien,
melihat/inspeksi
membuka
mulut
penderita
melakukan
dengan
beberapa
inspeksi
posterior
adanya
2. SARAN
Pada tahap
Rumah
sakit
meningkatkan
kegawatdaruratan
diharapkan
dapat
pelatihan
kepada
perawat
rumah
sakit
guna
meningkatkan
hendaknya
pengetahuan
pelatihan
menambah
dengan
mengikuti
kegawatdaruratan
dan
Penyakit
Diabetes
Melitius.Jakarta
Departemen
Kesehatan.
Bantuan
Hidup
Dasar
Dephub
RI.
(2012).
72
persen
c. Bagi Peneliti
http://www.dephub.go.id/read/ber
Penelitian
ini
pengetahuan
dapat
menambah
peneliti
penanganan
tentang
ita/direktorat-jenderalperhubungan-darat/13119
kegawatdaruratan
rumah sakit.
support.
Peneliti
Mosby.
selanjutnya
melakukan
hendaknya
penelitian
metode
penelitian
dengan
menggunakan
ini
yang
(5th
ed).
Missouri;
dengan
berbeda
Hutapea,
EL.
(2012).Gambaran
kuantitatif
terhadap
tindakan
BHD
yang
Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri,
JBS.
(2007).
Resusitasi
gawat
Darurat.
http://eprints.undip.ac.id. Diakses
tahun 2012.
Keperawatan
2012.http://fkm.unsri.ac.id/index.
Medika.
php?option=com_content&view=
article&id=44:presentasicase-
Praktik
study-simulasi&catid=8:informasi
Keperawatan
Jakarta:
Bagian
Maret
29,
2012.
http://apps.who.int/ghodata/?vid=
Magfuri,
A.
(2014).
Keterampilan
Buku
Dasar
Saku
P3K
5120
&
Widyawati,
Dasar
S.N.
(2012).
Konsep
Keperawatan.
Jakarta:
Yogyakarta:
Nuha
Medikal.
Buku
Dan
Panduan
Mengatasi
http://digilib.its.ac.id.
10