Anda di halaman 1dari 11

Keperawatan Maternitas

Community of Nursing

MODUL
KONSEP PERSALINAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami konsep persalinan normal
2. Mengetahui konsep persalinan normal

MATERI PENDAHULUAN
A. DEFINISI
- Persalinan adalah pengeluaran buah kehamilan dari uterus dan vagina.
- Persalinan adalah pengeluaran bayi disusul dengan plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu.
- Persalinan adalah proses pengeluaran janin, plasenta dan membran dari uterus
melalui jalan lahir.
- Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah
cukup bulan, dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan
bantuan ataupun tanpa bantuan.

B. BENTUK
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, ada 3 bentuk persalinan, yaitu :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian
pitocin/ prostaglandin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff,
persalinan dengan tindakan operasi.

C. TEORI-TEORI YANG MENYATAKAN KEMUNGKINAN PROSES


PERSALINAN
1. Teori ketegangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu setelah
melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga dapat dimulai proses
persalinan.

2. Teori penurunan progesteron


a. Proses penuaan plasenta terjadi dimulai pada usia 28 minggu dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu.
b. Produksi progesteron menurun, sehingga otot rahim sensitif terhadap
oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah mengalami
tingkat penurunan progesteron dalam batas tertentu.

40
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

3. Teori oksitosin internal


a. Oksitoksin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior.
b. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi braxton hicks.
c. Oksitoksin meningkat sehingga persalinan dimulai.

4. Teori prostaglandin
a. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sebagai hasil konsepsi dikeluarkan (Prostaglandin dianggap sebagai
pemicu persalinan).

5. Teori hipotalamus, pituitari, dan glandula suprarenalis


a. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
b. Malfar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya
kehamilan kelinci berlangsung lama.
c. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin (induksi
persalinan).
d. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus
pituitari dengan mulainya persalinan.
e. Bandula supra renalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.

D. TANDA-TANDA SEBELUM PERSALINAN


2 minggu sebelumnya uterus akan tampak menurun karena kepala janin masuk
ke pintu atas panggul lightening dropping.
Ibu hamil mengeluh backache karena tertekannya sakroiliaka yang berhubungan
dengan tulang pelvis.
Nyeri akan lebih kuat, frekuensi sering, uterus berkontraksi (Braxton Hicks).
Perut akan kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.
Mukosa vagina banyak yang keluar-kecoklatan dan bercampur darah serta
lendir (Bloody Show).
Servik lebih lunak untuk jalan lahir, membran dapat ruptur spontan.

E. TANDA-TANDA INPARTU
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
Keluar lendir bercampur darah (Bloody Show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

41
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

F. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN


1. Passageway
a. Bentuk dan ukuran panggul
b. Peregangan SBR (Segmen bawah rahim), pembukaan serviks, kemampuan
meregang vagina dan introitus.

2. Passenger
Ukuran kepala janin-saat persalinan overlapping (molding) sehingga kepala
janin menyesuaikan dengan diameter pelvis ibu. Setelah kepala lahir maka
bahu atas dan bawah dibantu lahir.
Presentasi janin
- Memanjang : bagian terendah (kepala 96%, bokong 3%)
- Melintang : bahu (1%)
Bagian-bagian presentasi dapat dibaca dengan toucher (Vaginal
examination).
Posisi
Hubungan bagian presentai dengan kanan/ kiri ibu
- Cephalic presentation : Occiput
- Breech : sacrum kanan/ kiri depan
belakang melintang
- Face presentation : dagu
- Tarnverse pres : scapula
Usahakan posisi pada ibu dapat meningkatkan kenyamanan

3. Powers
Kontraksi uterus-intensitas, durasi (kekuatan)
Serviks lengkap membuka = 10 cm
Tekanan intraabdominal menyebabkan kontraksi diafragma dan otot
abdomen
Tenaga mengedan

4. Plasenta
Tempat insersi plasenta

5. Respon psikologik
Perubahan psikologi yang terjadi pada ibu

G. MEKANISME PERSALINAN
Merupakan proses adaptasi bagian kepala janin terhadap segmen panggul, proses
adaptasi tersebut meliputi :
1. Engagement

42
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

Merupakan mekanisme yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana
ubun-ubun kecil terletak di sebelah kiri depan/ di sebelah kanan depan, kiri dan
kanan berdasarkan ukuran seseorang dari PAP.

2. Descent (turunnya kepala)


Penurunan kepala ini terjadi karena 4 hal, yaitu :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus uteri
c. Kontraksi diafragma dan otot perut
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin akibat kontraksi uterus

3. Fleksi
Majunya kepala kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau
dasar panggul fleksi

4. Putaran Paksi Dalam


a. Bagian terendah memutar ke depan ke bawah simpisis
b. Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
(Terjadinya bersamaan dengan majunya kepala)
c. Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul

5. Ekstensi
a. Defleksi kepala SBR mengarah ke depan dan atas
b. Dua kekuatan pada kepala :
- Mendesak ke bawah kekuatan ke depan atas
- Tahanan dasar panggul menolak ke atas
c. Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis lahir lewat
perineum = oksiput, muka, dagu

6. Putaran Paksi Luar


a. Setelah kepala lahir kepala memutar kembali ke arah punggung anak
b. Ukuran bahu muka, bahu

7. Ekspulsi
Bahu depan di bawah simpisis lahir bahu belakang bahu depan badan

H. PROSES PERSALINAN
Terdiri dari empat kala, yaitu :
1. Kala I (Pembukaan)
Kala pembukaan adalah sampai pembukaan serviks lengkap ( primi gravida 7-8
jam).
Kala I terdiri dari dua, yaitu :
a. Fase laten, yaitu pembukaan serviks 0-3 cm, (7-8 jam).
b. Fase aktif, yaitu berlangsung selama 6 jam dibagi menjadi :
1) Periode akselerasi, berlangsung 2 jam menjadi 4-6 cm

43
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

2) Periode dilatasi maksimal, selama 2 jam menjadi 7-9 cm berlangsung


dalam waktu cepat
3) Periode akselerasi, selama 2 jam menjadi lengkap 10 cm, biasanya
terjadi pada primigravida

Tanda-tanda kala I :
a. His kuat teratur, jumlah intervalnya makin lama makin pendek
b. Pengeluaran lendir bercampur darah dari vagina
c. Sering BAK
d. Akhir kala I pada primi gravida keluar darah secara terus menerus
e. Pada pemeriksaan dalam sudah ada pembukaan

Penanganan pada Kala I


a. Anamnesa persalinan tentang kontraksi uterus tanda-tanda yang keluar dari
vulva, cairan ketuban, istirahat, makan serta keluhan-keluhan lain.
b. Pemeriksaan meliputi :
1) Pemeriksaan yang menentukan apakah penderita akan mulai persalinan
2) Pemeriksaan umum seperti melihat bentuk tubuh, melihat keadaan vulva
dan kulit penderita, periksa adanya edema/ tidak pada kaki dan
pemeriksaan urine
3) Pemeriksaan perut dengan inspeksi, palpasi, dan auskutasi
4) Pemeriksaan vulva
5) Pemeriksaan dalam
c. Bimbingan dan persalinan mental ibu yang akan melahirkan
d. Usaha-usaha untuk mengurangi rasa sakit
2. Kala II (Pengeluaran)
Merupakan masa sejak pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Lamanya pada
primigravida sampai 60 90 menit. Pada multigravida antara 20-30 menit.
Tanda-tanda kala II :
a. His lebih teratut, lebih kuat, interval makin pendek antara 2-3 menit
b. Adanya perasaan ingin mengedan
c. Anus serta vulva membuka, perineum menonjol
d. Presentasi (bagian kepala) akan terlihat
e. ketuban akan menonjol
f. Dengan pemeriksaan dalam pembukaan lengkap

Penanganan kala II adalah :


Perawatan dan penanganan lebih efektif, klien tidak boleh ditinggalkan
sendirian, penolong yang ada di dekat klien harus lebih dari satu orang.
Penolong harus dalam keadaan steril, klien diberi minuman yang mengadung
gula untuk menambah energi.
Perhatikan kandung kemih, apabila akhir kala 1 pembukaan air kemih tidak
dapat dikeluarkan, maka perlu dilakukan pemasangan kateter. Bila kantong

44
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

ketuban belum pecah, maka perlu dilakukan pemecahan ketuban untuk


mempermudah turunnya kepala dan bayi ke dasar panggul dengan lebih cepat.

3. Kala III (Kala Uri)


Yaitu dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Setelah anak lahir his
berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul lagi. His ini disebut
dengan his pelepasan uri yang melepaskan uri sehingga terletak pada segmen
bawah rahim atau bagian atas vagina.

Setelah anak lahir uterus teraba sebagai tumor yang keras, segmen atas lebar
karena mengandung plasenta, fundus uteri teraba sedikit di bawah pusat. Jika
plasenta telah lepas bentuknya akan menjadi bundar dan tetap bundar hingga
perubahan bentuk ini dapat diambil sebagai tanda pelepasan plasenta.

Jika dibiarkan, maka setelah plasenta lepas fundus uteri naik sedikit sehingga
setinggi pusat/ lebih dan bagian tali pusat di luar vulva menjadi lebih panjang.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jauh dalam segmen bawah
rahim atau bagian atas vagina dan dengan demikian mengangkat uterus yang
berkontraksi. Dengan lepasnya plasenta bagian tali plasenta menjadi lebih
panjang.

Pada kala III, plasenta akan lahir secara spontan 15-30 menit. Cara lepas
plasenta :
1. Scultze : Lepasnya seperti menutup payung/ tengah duluan
2. Duncan : Dari pinggir (darah dahulu baru uri)
3. Serempak
Plasenta yang sudah lepas oleh kontraksi-kontraksi rahim akan didorong keluar
oleh rahim (benda asing). Perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta dapat
dengan cara :
1. Kustner
tali pusat diregangkan, bagian lain menekan diatas simpisis pubis, akan
terlihat bila tali pusat masuk berarti plasenta belum lepas dan bila keluar
berarti plasenta telah lepas.
2. Klein
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim ke atas dan dengan tangan yang
lain meregangkan tali pusat.
3. Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketuk fundus, bila tali pusat :
- Bergetar artinya belum lepas
- Tidak bergetar berarti sudah lepas

Tanda dari kala uri dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu tingkat palpasi
plasenta :
a. TFU naik, disebabkan oleh plasenta yang lepas dari dinding rahim dan jarak
ke dalam segmen bawah rahim

45
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

b. Bagian tali pusat yang lahir lebih panjang


c. Bentuk rahim lebih bundar dan lebih ke atas
d. Pengeluaran darah dengan tiba-tiba

Yang harus diperhatikan pada kala III adalah :


a. Ruptur
Jika terjadi ruptur dilakukan penjahitan
b. Keadaan umum ibu
1) Warna muka
- Pucat : pendarahan
- Biru : gangguan pernapasan dan gangguan jantung
2) Keadaan suhu dan detak nadi
Merupakan petunjuk yang baik untuk menentukan keadaan umum ibu.
3) Keadaan kulit
Dingin dan diaporesis pingsan dan shock
4) TD plasenta setelah lahir
TD menurun (sistol kurang dari 100) adanya lelah dan pendarahan
5) Keluhan ibu
Ibu pusing kepala dan selalu muntah, merasa kedinginan, keluar banyak
darah tanda awal pingsan/ shock.

Yang harus diperhatikan dari plasenta dan selaput ketuban adalah :


- Lengkap atau tidak lengkapnya kotiledon dan selaput ketuban
- Permukaan maternal terdiri dari 15-20 kotiledon

4. Kala IV (Pengawasan)
Mulai lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir.
Tanda kala IV adalah :
- Banyak darah yang keluar 200-500 ml
Hal yang perlu diawasi :
a. Pendarahan
b. Tanda verbal klien
c. TFU
d. Kontraksi
e. TTV

46
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

MODUL
ASUHAN KEPERAWATAN IBU MELAHIRKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memberikan asuhan keperawatan pada ibu melahirkan dengan persalinan normal
2. Memberikan rencana tindakan keperawatan pada ibu melahirkan dengan persalinan
normal
3. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan pada ibu melairkan dengan
persalinan normal

MATERI PENDAHULUAN
A. ASKEP KALA I
Pengkajian
1. Benar inpartu
2. Berapa jauh kemajuannya
3. Keadaan ketuban -/+
4. Komplikasi/ resti
5. Respon psikologis
6. Kemajuan persalinan partogram

Pembukaan
Penurunan presentasi
Moulage
7. Kontraksi
8. Posisi ibu :
- Awal kala I : jalan-jalan
- Pembukaan 6-7 cm : tidur miring ke kiri duduk
9. Makan dan minum
- Akhir kala I dibatasi
- Dianjurkan BAK 2-3 jam sekali
10. Lingkungan tenang dan nyaman
11. Penjelasan, sikap empati, hangat
Masalah
1. Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum mengenal
lingkungan rumah sakit

47
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

2. Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan pembatasan intake cairan


3. Cemas sehubungan dengan masih asing dengan proses persalinan
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan hiperventilasi
5. Perubahan dalam nutrisi sehubungan dengan persalinan yang berlangsung lama
6. Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan :
Kelelahan
Kurang tidur
Sesuatu yang tidak diharapkan
7. Perubahan eliminasi sehubungan dengan bed rest
Rencana tindakan keperawatan
1. Mencegah Fetal distress
a. Merubah posisi ibu
b. Meningkatkan kaki mengurangi hipotensi
c. Menghentikan rangsangan O2
d. Beri O2
2. Meningkatkan kenyamanan
a. Membantu partisipasi ibu
b. Temukan tujuan ibu
c. Membantu management energi
d. Mengatasi ketidaknyamanan ibu :
Ambulasi
Posisi
Massage
Pernapasan
Relaksasi
3. Penggosokan kandung kencing
4. Suasana dan lingkungan kamar
5. Support, empati
6. Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi keluarga
7. Monitor :
- Detak jantung janin
- Pengeluaran cairan
- Pembukaan kala II

B. ASKEP KALA II
Pengkajian
1. Melanjutkan monitor :
a. Detak jantung janin 15/5/sesudah his
b. His = respon janin
c. Perdarahan
d. Air ketuban
2. Tanda dan gejala fisik serta perilaku
3. Meneran dengan benar/ tidak
4. Mekanisme penyesuaian

48
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

5. Support person
Masalah
1. Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan :
a. Kelelahan
b. Panik
c. Amnesia
2. Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran yang
kuat
3. Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu tidak tepat
4. Perubahan konsep diri (pada suami) sehubungan dengan tidak mampu
mensupport istri

Rencana tindakan keperawatan


1. Cara meneran
2. Dorongan psikososial
3. Persiapan pertolongan persalinan
4. Asepsis dan antisepsis
5. Posisi
6. Mengikat tali pusat
7. Faktor psikososial
8. Pertolongan persalinan

C. ASKEP KALA III


Pengkajian
1. Timbul kontraksi uterus
2. Uterus tampak membundar
3. Tali pusat lebih menjulur
4. Terlihat massa introitus
5. Perdarahan tiba-tiba dengan warna gelap
a. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
b. Pengkajian jalan lahir
c. Mengkaji faktor yang berkaitan dengan atonia
d. Pemberian utero tonika (K/P)

Masalah
1. Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang informasi
tentang kejadian kala III
2. Perdarahan pervaginam sehubungan dengan kontraksi uterus yang kurang adekuat
3. Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandung kemih penuh
4. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomi

Rencana tindakan keperawatan


1. Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2. Observasi keadaan plasenta
3. Kaji TFU

49
Keperawatan Maternitas
Community of Nursing

4. Catat waktu lahir plasenta


5. Upayakan kontak ibu dan bayi

D. ASKEP KALA IV
Pengkajian
1. Kaji status fisiologis ibu
2. Kaji posisi dan tonus uteri
3. Kaji adanya perdarahan pervaginam
4. Kaji kondisi perineum

Masalah
1. Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan perdarahan
2. Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi regional
3. Defisit volume cairan dan eliminasi sehubungan dengan kurangnya intake oral,
atonia, uteri, laserasi
4. Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5. Fatigue sehubungan dengan proses persalinan
Rencana tindakan keperawatan
1. Cegah perdarahan
2. Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4. Mencegah penekanan kandung kemih
5. Membantu ibu mengenal pengalamannya
6. Mencatat/ melaporkan adanya kelainan
7. Bonding
8. Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
9. Luka epis tidak ada hematom
10. Ibu dan bayi baik

50

Anda mungkin juga menyukai