Anda di halaman 1dari 8

RGPIGNQNCCP"RGTKQRGTCVKH"UVTQMG"JGOQTCIKM"

"
PERIOPERATIVE MANAGEMENT OF HEMORRHAGIC STROKE
"
"

Fgyk"[wnkcpvk"Dkutk."Vcvcpi"Dkutk"
Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RS. Dr. Hasan Sadikin-Bandung

Abstract
Hemorrhagic stroke is devastating disease and only 30% patients survive in 6 months after event. The
common cause of intracranial hemorrhage are subarachnoid hemorrhage (SAH) from aneurysm,
bleeding from arteriovenous malformation (AVM) or intracerebral hemorrhage. Intracerebral
hemorrhage common correlation with hypertension, anticoagulant therapy, or other coagulopathi, drug
and alcohol addict, neoplasm, or amyloid angiopathi. Mortality in 30 days is 50%. Outcome for
hemorrhagic stroke worst than ischemic stroke with mortality arround 10-30%.
Hemorrhagic stroke typically presents with headache, nausea, and vomiting as well as seizure and
focal neurological deficits. Neurological dysfunction variated between headache untill coma. Early
treatment focused on: 1) hemodynamic and cardiac, 2) airway and ventilation, 3) neurological function
evaluation and the needed intracranial pressure monitoring or ventricular drainage or both.

Key word: intracranial hemorrhage, stroke hemorrhagic.

JNI 2012; 1 (1):59-66


"

Cduvtcm"
Stroke hemoragik merupakan penyakit yang mengerikan dan hanya 30% pasien bertahan hidup
dalam 6 bulan setelah kejadian. Penyebab umum dari perdarahan intrakranial adalah subarachnoid
hemorrhage (SAH) dari aneurisma, perdarahan dari arteriovenous malformation (AVM), atau
perdarahan intraserebral. Perdarahan intraserebral sering dihubungkan dengan hipertensi, terapi
antikoagulan atau koagulopati lainnya, kecanduan obat dan alkohol, neoplasma, atau angiopati
amiloid. Mortalitas dalam 30 hari sebesar 50%. Outcome untuk stroke hemoragik lebih buruk bila
dibandingkan dengan stroke iskemik dimana mortalitas hanya sekitar 10-30%.
Stroke hemoragik khas dengan adanya sakit kepala, mual, muntah, kejang dan defisit neurologik fokal
yang lebih besar. Hematoma dapat menyebabkan letargi, stupor dan koma. Disfungsi neurologik
dapat terjadi dari rentang sakit kepala sampai koma. Pengelolaan dini difokuskan pada : 1)
pengelolaan hemodinamik dan jantung, 2) jalan nafas dan ventilasi, 3) evaluasi fungsi neurologik dan
kebutuhan pemantauan tekanan intrakranial atau drainase ventrikel atau keduanya.

Kata kunci: perdarahan intrakranial, stroke perdarahan.

LPK"4234="3"*3+<7;/88"

I. Pendahuluan care mortalitasnya lebih rendah daripada yang


dikelola di ICU umum/General ICU.1,2
Stroke Hemoragik/Stroke Perdarahan atau
Intracranial Hemorrhage (ICH) adalah perdarahan Stroke Hemoragik non trauma merupakan kondisi
spontan non trauma kedalam parenkhim otak. yang mengerikan dengan mortalitas 30 hari sekitar
Setiap tahunnya kira-kira 65.000 orang di USA 35-52%. Pada tahun 2007 American Heart
menderita ICH dan merupakan 10-30% dari seluruh Association/ American Stroke Association, menye-
stroke yang berasal dari semua kelompok etnik. butkan tidak ada terapi tunggal untuk ICH yang
Stroke Hemoragik merupakan stroke yang paling menunjukkan efektif dengan bukti kelas A. Sampai
fatal dan sedikit dapat diterapi serta menyebabkan patofisiologi kondisi ini dimengerti dengan lebih
disabilitas berat bagi yang bisa hidup. Pasien baik, tidak mungkin untuk mengembangkan terapi
dengan ICH semuanya memerlukan penanganan di yang efektif. 3
ICU dan pasien yang dikelola di neurointensive

59
60 Jurnal Neuroanestesia Indonesia

Walaupun, seperti dibandingkan dengan stroke penelitian klinis dan eksperimental yang lebih baru,
iskemik dan perdarahan subarachnoid, kemajuan gagal untuk menunjukkan konsistensi adanya
pengelolaan ICH sangat lambat, hasil dari iskemi neuron pada jaringan di perifer hematoma.
penelitian klinis dari recombinant factor VIIa Untuk alasan ini, mekanisme non-iskemik dari
(fVIIa) pada ICH akut telah menimbulkan gairah cedera neuron setelah ICH, seperti neurotoksisitas
baru.4 trombin dan inflamasi sekarang sedang diteliti.7
Stroke Hemoragik merupakan tipe stroke yang Stroke Hemoragik spontan merupakan salah satu
mematikan. Mortalitas mencapai 50% dan untuk komplikasi paling berat dari hipertensi kronis, yang
yang hidup sering terjadi disabilitas. Terapi yang dapat dikurangi secara drastis dengan pemberian
efektif hanya dapat dikembangkan bila rangkaian obat antihipertensi. Terdapat kontroversi dalam hal
kejadian patologik yang dimulai dengan perdarahan terapi optimal ICH, yaitu terapi bedah atau non-
diketahui. Pada bulan November 2003, workshop bedah dan pengendalian tekanan darah menjadi
oleh National Institutes of Neurological Disorders sulit apabila telah terjadi ICH. Sebagai contoh,
and Stroke (NINDS) yang dilakukan di Washington tingginya tekanan darah dapat menyebabkan
untuk mendiskusikan prioritas penelitian tentang penambahan besar dari ICH karena bertambahnya
ICH dan telah difokuskan pada ICH non trauma.5 hematoma, dan penurunan tekanan darah secara
dini dapat mengurangi proses ini. Namun,
Penyebab umum dari perdarahan intrakranial penurunan tekanan darah yang terlalau drastis dapat
adalah subarachnoid hemorrhage (SAH) dari menimbulkan hipoperfusi terutama pada daerah
aneurisma, perdarahan dari arteriovenous yang berbatasan dengan perdarahan yang akan
malformation (AVM), atau perdarahan intra- memperburuk luaran.
serebral. Perdarahan intraserebral sering dihubung-
kan dengan hipertensi, terapi antikoagulan atau Penurunan kritis aliran darah otak (cerebral blood
koagulopati lainnya, kecanduan obat dan alkohol, flow/CBF) selama penurunan tekanan perfusi otak
neoplasma, atau angiopati amiloid. 1 (cerebral perfusion pressure/CPP) dapat dicegah
dengan oleh keberadaan fungsi autoregulasi. Hanya
Stroke hemoragik primernya disebabkan karena beberapa penelitian klinis ICH menekankan konsep
penyakit hipertensi serebrovaskuler, dan umumnya autoregulasi statik sebagai mekanisme proteksi otak
terjadi di daerah subkortikal. Cortical ICH kadang- intrinsik. Pada pasien dengan stroke iskemik,
kadang akibat dari amyloid angiopathi, yang mekanisme autoregulasi memburuk pada hari
kejadiannya meningkat dengan bertambahnya usia. pertama, terutama pada pasien dengan satus klinis
Stroke perdarahan merupakan penyakit yang yang buruk, perdarahan ventrikel, tekanan perfusi
mengerikan dan hanya 30% pasien bertahan hidup otak yang rendah, serta luaran klinis yang buruk.8
dalam 6 bulan setelah kejadian. Efek massa dari
hematoma pasca ICH diperkirakan memegang II. Patofisiologi
peran utama pada patofisiologi ICH. Penelitian
hewan coba menunjukkan proses patofisiologik Pada banyak penelitian hewan model ICH akut,
yang paling penting adalah diseksi dari hematoma telah ditunjukkan penurunan aliran darah otak
diikuti dengan neurotoksisitas dan edema serebral secara global dan sekitar bekuan. Penyebab
dari protein darah dan produknya. Pembesaran penurunan aliran darah otak tidak diketahui, namun
hematoma terjadi pada 40% pasien ICH dan secara dipostulatkan bahwa terjadi iskemi serebral akibat
nyata memperburuk prognosis.6 kompresi mekanik pada mikrovaskulatur sekitar
hematoma. Akan tetapi, tidak semua data eks-
Pasien ICH lebih rentan terjadi kematian dan perimen menyokong teori ini. Daerah hipoperfusi
disabilitas fungsional jangka panjang dibandingkan yang sama sekeliling hematoma telah ditunjukkan
dengan stroke iskemik, walaupun volume cedera pada pasien dengan ICH akut. 9
jaringan sarafnya relatif hampir sama. Luaran yang
buruk tersebut disebabkan berbagai faktor antara Berdasarkan patologi dari pembuluh darah yang
lain bertambahnya perdarahan, peningkatan tekanan ruptur yang menimbulkan perdarahan, maka ICH
intrakranial dengan akibat selanjutnya berupa diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder.
herniasi otak, atau kemungkinan terjadinya Kebanyakan dari ICH primer akibat dari ruptur
kerusakan seluler yang berlangsung dalam beberapa pembuluh darah sebagai konsekuensi dari cedera
jam atau hari (cedera sekunder) setelah terjadinya kronis pada pembuluh darah kecil oleh hipertensi
cedera primer) di jaringan perihematoma. yang menetap (hipertensi vaskulopati) atau deposisi
protein yang abnormal (cerebral amyloid
Walaupun penelitian hewan menunjukkan adanya angiopathy). Penyebab sekunder dari ICH termasuk
iskemik penumbra sekeliling hematoma, tapi malformasi vaskuler, ruptur saccus aneurisma,
Jurnal Neuroanestesia Indonesia Pengelolaan Perioperatif Stroke Hemoragik 61

gangguan koagulasi, penggunaan antikoagulan dan Cedera Sekunder


obat trombolitik, perdarahan kedalam daerah infark,
tumor otak, fokus infeksi, dan kecanduan obat Hipertensi kronis merupakan faktor risiko yang
(Tabel 1).4 poten untuk ICH dan hipertensi menimbulkan
rebleeding, akan tetapi ada ketakutan bahwa terapi
Tabel 1: Penyebab dari ICH sekunder hipertensi akan menimbulkan terjadinya iskemia.
Aneurisma Satu penelitian retrospektif menunjukkan luaran
Arteriovenous malformation (AVM) lebih baik bila tekanan darah rata-rata kurang dari
Penggunaan anticoagulan dan trombolitik 125 mmHg. Akan tetapi, penurunan tekanan darah
Angioma cavernosa yang cepat (sampai 60 mmHg) dalam 24 jam
Gangguan koagulasi menyebabkan memburuknya luaran. Satu penelitian
Vaskulitis Susunan Saraf Pusat dengan menggunakan positron-emission tomo-
Kokain graphy (PET) menemukan aliran darah otak
Fistula dural arteriovenosa perihematoma stabil selama penurunan tekanan
Dural sinus thrombosis arteri rata-rata 15-20% pada pasien yang hipertensi
Infeksi neoplasma intrakranial (tekanan arteri rata-rata >120 mmHg) dengan
Konversi hemorrhagik dari stroke iskemik perdarahan yang kecil sampai sedang. Satu
Dikutip dari: Rost N 4 penelitian single photon emission CT (SPECT)
menunjukkan bahwa aliran darah otak menurun
Efek perusak dari ICH dapat dibagi dalam cedera bila penurunan tekanan darah > 20%. 5
primer dan cedera sekunder. Cedera primer adalah
efek segera yaitu bertambahnya perdarahan dan Pembentukan edema otak setelah ICH dapat
peningkatan tekanan intrakranial, sedangkan cedera menimbulkan terjadinya herniasi yang berhubungan
sekunder merupakan efek lanjutan yang dapat dengan kematian serta defisit neurologik berat.
segera terjadi setelah ICH, misalnya edema yang Walaupun mekanisme pembentukan edema setelah
terjadi sampai 2 minggu kemudian.5 ICH tidak sepenuhnya dapat dipahami, penelitian
pendahuluan menunjukkan bahwa lisisnya eritrosit
Cedera Primer dan toksisitas hemoglobin berperan terhadap
Sejauh ini, ICH telah diketahui mempunyai ciri-ciri kejadian edema yang berlangsung kemudian. Jadi,
khas. Telah terbukti bahwa pertambahan hematoma suatu suntikan Pack red cell (PRC) intraserebral
yang dini adalah sering terjadi pada pasien dengan pada nukleus caudatus pada tikus menyebabkan
fungsi koagulasi yang normal. Perdarahan yang pembentukan edema otak 3 hari kemudian, bila sel-
masih terus berlangsung dapat ditunjukkan dengan sel sudah lisis. Bila eritrosit sudah lisis sebelum
CT kontras dan MRI. Pembesaran hematoma disuntikan, edema otak terjadi dalam 24 jam.10
dihubungkan dengan luaran yang buruk. Berda-
sarkan pada penelitian prospektif, pertambahan Hemolisat dari lisis eritrosit setelah perdarahan
hematoma terjadi dalam beberapa jam pertama dari subarachnoid berperan pada terjadinya vasospasme
onset perdarahan (sampai 40% terjadi dalam 3 jam serebral dan iskemia. Akan tetapi, apakah hemolisat
pertama) dan jarang setelah 24 jam. Prediktor yang menyebabkan vasospasme dan iskemia
penambahan perdarahan adalah volume darah saat serebral setelah ICH belum diketahui. Tentu saja,
kejadian pertama, bentuknya yang ireguler, apakah iskemia berperanan terhadap pembentukan
penyakit hati, hipertensi, hiperglikemia, peminum edema otak masih kontroversi. Sebagai contoh,
alkohol, dan hipofibrinogenemia.6 ditemukan bahwa tempat terjadi-nya hematoma
Intervensi untuk mencegah pembesaran hematoma dapat menentukan apakah aliran darah otak
difokuskan pada pemberian obat untuk mengurangi dipengaruhi atau tidak.10
perdarahan. Anjuran penggunaan antifibrinolitik
(aminocaproic dan asam tranexamic) semakin Hemoglobin dan degradasi produknya (oxyhemo-
berkurang disebabkan adanya efek menghambat globin, deoxyhemoglobin, atau methemoglobin)
pemecahan trombus namun tidak merangsang dapat mempunyai efek buruk pada otak.
pembentukan bekuan darah. Selain dari itu, dari Oxyhemoglobin adalah suatu spasminogen setelah
data yang tidak dipublikasikan memperlihatkan perdarahan subarachnoid. Satu suntikan intra-
bahwapenggunaan antifibrinolitik tidak ada kortikal dari hemoglobin menyebabkan aktivitas
menguntungkan. Penelitian lain tentang epsilon- spike fokal kronis dan gliosis pada tempat suntikan.
aminocaproic acid telah dihentikan karena tidak ada Hemoglobin mengaktipkan lipid peroksidase dan
manfaatnya dan penelitinya menyimpulkan bahwa membunuh sel neuron pada kultur. Sebagai
dibutuhkan terapi segera dengan dosis lebih besar.5 tambahan, oxyhemoglobin dapat merangsang apop-
tosis pada kultur sel endotel, dan adanya apoptosis
telah ditemukan pada ICH. 10
62 Jurnal Neuroanestesia Indonesia

Walaupun infus hemolisat eritrosit ke intraserebral serebral, aktivasi proses apoptosis dan efek toksik
menimbulkan edema berat, aliran darah otak dari komponen hematoma.
disekitarnya masih normal. Daripada akibat karena
kerusakan iskemik, keadaan itu menggambarkan Peranan iskemia sebagai penyebab cedera sekunder
bahwa pembentukan edema berhubungan dengan telah diteliti dengan PET, disekitar hematoma
kerusakan sawar darah otak berat akibat dari efek sebagai daerah berkurangnya aliran darah otak,
toksik eritrosit yang telah lisis. Kerusakan terjadi CMRO2, dan oxygen extraction fraction (OEF).
setelah eritrosit yang lisis baik secara buatan Penemuan OEF sangat penting karena hal itu
ataupun alamiah. Apakah iskemia berperan pada menunjukkan bahwa keadaan ini disebabkan oleh
pembentukan edema otak setelah ICH masih penurunan metabolisme dibandingkan dengan
kontroversial. Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan aliran darah otak seperti yang terlihat
aliran darah otak menurun pada daerah yang pada iskemia. Bila hal ini primernya akibat
berbatasan dengan hematoma. Aliran darah otak penurunan metabolisme, maka penurunan aliran
perihematoma menurun dibawah 25 ml/100 gr darah otak adalah akibat penurunan kebutuhan
jaringan/menit, tapi penurunan berakhir < 10 menit bukan penurunan pasokan. Oxygen extraction
dan kembali ke nilai normal dalam waktu 3 jam. fraction adalah esensial dalam membedakan dua
Penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa keadaan; pada iskemia ada pengurangan pasokan
terjadi penurunan aliran darah otak sampai 50% oksigen bukan kebutuhan dan OEF tinggi, bila
terjadi sekitar hematoma hanya dalam jam pertama kebutuhan berkurang, seperti pada disfungsi
dan kembali ke level normal dalam 4 jam. Secara mitokhondria, OEF akan normal atau berkurang.
umum dikatakan bahwa ambang aliran darah otak Sebagai tambahan, autoregulasi serebral masih
untuk cedera iskemik adalah 15-20 mL/100 g intact sekeli-ling hematoma pada ICH akut, yang
jaringan/menit. Hasil ini menunjukkan bahwa level mendukung argumen bahwa iskemia bukan
kritis dan lama hipoperfusi tidak terjadi setelah ICH merupakan mekanisme dari cedera sekunder.11,15-17
eksperimental dan bahwa edema otak peri-
Keadaan hemodinamik serebrovaskuler dan
hematoma tidak dihubungkan dengan iskemia
metabolik yang sama, yang terdiri dari aliran darah
serebral, setidaknya dengan ukuran hematoma pada
otak, CMRO2, dan OEF yang rendah terlihat pada
penelitian tersebut. Baru-baru ini, satu penelitian
cedera otak traumatika. Bukti dari gangguan fungsi
dengan mengukur ATP dan phosphocreatine pada
respirasi mitokondria telah dilaporkan pada
daerah edema perihematoma pada 1, 3, 5 dan 8 jam
jaringan otak pasien dengan cedera otak traumatika
setelah ICH. Walaupun edema berat terjadi pada
akut yang menjalani tindakan pembedahan.11,18
semua waktu, tapi level ATP masih dalam batas
normal dan phosphocreatine otak meningkat, Prognosis perdarahan intrakranial
menunjukkan bahwa tidak terjadi defisit energi Mortalitas dalam 30 hari sebesar 50%. Outcome
sekeliling hematoma. Yang menarik, penelitian lain untuk stroke hemoragik lebih buruk bila
pada canine dengan ICH menunjukkan bahwa dibandingkan dengan stroke iskemik dimana
iskemi penumbra tidak terjadi sekeliling bekuan.11- mortalitas hanya sekitar 10-30%.
14
Prognosis berhubungan dengan besarnya hemato-
ma. Kalkulasi volume hamatoma adalah berdasar-
Pada manusia, dilakukan penelitian aliran darah
kan rumus : 4/3Л (A/2)(B/2)(C/2) atau yang lebih
otak perihematoma dengan menggunakan SPECT.
sederhana dengan rumus ABC/2 (cm3). Buruk bila
Daerah yang mengalami hipoperfusi dini ditemukan
ukurannya volume > 60 cm3 dan GCS < 9 (91%
sekitar hematoma, yang resolusi dalam 48 jam.
meninggal dalam 30 hari), bila volume > 30 cm3
Disebabkan karena daerah aliran darah otak yang
hanya 1/70 yang selamat pada 30 hari. Adanya
rendah berkorelasi dengan lingkaran edema
darah intraventrikuler memperburuk prognosis. Bila
perihematoma, mereka menduga bahwa cedera
volume < 30 cm3 dan GCS 9 atau lebih tinggi
reperfusi mungkin berperanan pada pembentukan
keadaan lebih baik dan mortalitas pada 30 hari
edema.10
hanya 19%.
Disfungsi mitokondria dan bukan iskemia yang
Sampai 50% kasus, perdarahan akan meluas
menyebabkan metabolisme oksigen pada ICH
berkurang.11,12 kedalam ventrikel (intraventricular hemorrhage)
dan dihubungkan dengan terjadinya hidrosefalus
Patofisiologi ICH belum jelas dimengerti. Terdapat obstruktif dan memperburuk prognosis. Informasi
konsensus bahwa pembentukan massa intra- penting tentang pronosis bergantung pada volume
parenkhim akut (hematoma) menyebabkan perdarahan, keadaan klinis, dan pelebaran ventrikel.
kerusakan dan pergeseran jaringan. Sejumlah Indikator lain yang memperburuk prognosis adalah
proses patofisiologik sekunder telah disangkutkan usia > 79 tahun, suhu tubuh meningkat, ada hidro-
sebagai penyebab cedera termasuk adanya iskemia sefalus, pupil non reaktif, adanya spot sign.
sekeliling hematoma dan berkembangnya edema
Jurnal Neuroanestesia Indonesia Pengelolaan Perioperatif Stroke Hemoragik 63

III. Penemuan Klinis dan Diagnosa Abnormalitas jantung setelah perdarahan


subarakhnoid dapat dibagi kedalam abnormalitas
Pasien dengan ICH khas dengan adanya nyeri EKG, aritmi jantung, cedera miokardium, dan
kepala yang tiba-tiba disertai dengan mual, muntah, disfungsi ventrikel. Semua pasien dengan
kekakuan leher, photophobia, kadang-kadang perdarahan subarakhnoid harus diperiksa EKG 12
disertai dengan hilangnya kesadaran. Pada pemerik-
saan, pasien mengalami penurunan kesadaran, lead tanpa memandang usia pasien saat masuk
meningismus, defisit neurologik fokal, atau rumahsakit.1
perdarahan retina. Pasien umumnya dalam keadaan
hipertensi dan mungkin disertai disritmi dan Abnormalitas EKG
abnormalitas EKG. Empatpuluh persen sampai 70% pasien perdarahan
Pertama kali pasien harus di CT-scan, kemudian subarakhnoid menunjukkan abnormalitas EKG, dan
lakukan lumbal puncture bila dengan CT-scan tidak yang paling banyak (70%) adalah pemanjangan QT,
terdiagnosa. Bila CT-scan atau lumbal puncture diikuti dengan gelombang T yang inverted atau flat
mendukung kearah ICH, lakukan angiografi (55%), perubahan segmen ST (28%) dan
serebral atau CT angiografi. 1 gelombang U baru (15%). Perubahan EKG tidak
memerlukan terapi spesifik. Pemantauan
Tabel 2. Skor ICH. 4 kardiovaskuler dan pemeriksaan yang tepat harus
dilakukan untuk dapat mengidentifikasi penyebab
Penjumlahan Nilai atau kontributor tambahan pada perdarahan
Komponen Skor dari setiap subarakhnoid.1
Nilai
ICH Komponen
Scoring Aritmia Jantung
Skor GCS
3-4 2 0 Aritmia Jantung berkontribusi pada kematian, dan
5-12 1 1 paling banyak terjadi dalam minggu pertama.
13-15 0 2 Terlihat pada 35-100% pasien berupa bradikardi,
Volume ICH 3 supraventrikular takikardi, atrial flutter, atrial
(cm3) 4 fibrilasi, ectopic beat, ventricular takikardi,
>30 1 5 ventricular fibrilasi. Sampai 5% mengalami aritmi
<30 0 ventrikel yang mengancam nyawa. Aritmi harus
IVH ditangani dengan cepat berdasarkan panduan
ya 1 ACLS. Hipokalemia, hipomagnesemia, dan asidosis
Tidak 0 harus dikoreksi. Obat yang memperpanjang QT
Lokasi ICH interval harus dihentikan.1
infratentorial
ya 1 Cedera dan Disfungsi Miokardium
tidak 0
Umur Perdarahan subarakhnoid dapat menimbulkan
>80 1 cedera neurokardiogenik. Katekholamine dapat
<80 0 menyebabkan lesi subendokardial.1

ICH: Intracerebral Hemorrhage; Skor GCS: saat IV. Penanganan


pertama kali diperiksa; Volume ICH: volume
hematoma saat pertama kali di CT; IVH adanya Terapinya adalah penilaian yang cepat untuk
intraventricular hemorrhage; mendeteksi kondisi-kondisi yang dapat diterapi
Dikutip dari: Rost N 4 yang menyerupai stroke hemoragik, bantuan jalan
nafas, pernafasan, dan sirkulasi, kendalikan kejang,
Tabel 2. Hubungan Skor ICH dan Mortalitas 30 hari
CT-scan kepala tanpa kontras, terapi koagulopati,
Penjumlahan Nilai dari setiap Mortalitas 30 hari pertimbangkan pemberian recombinant activated
Komponen Scoring (%) factor VII (rFVIIa), dan rawat di neuro ICU.
0 0
1 13 a) Terapi kondisi yang menyerupai ICH:
2 26 1) Hipoglikemi dan abnormalitas metabolik
3 72 lainnya, temasuk kelainan homeostasis
4 97 sodium dan kalsium. Terapi hipoglikemi
5 100 dengan memberikan 25g glukosa intra-
Dikutip dari: Rost N 4 vena.
64 Jurnal Neuroanestesia Indonesia

2) Meningitis, ensefalitis, sepsis, perdarahan tomi untuk evakuasi ICH. Indikasi operasi
subarakhnoid, syok. adalah bila: 1) hematoma serebeler > 3 cm2
3) Kecanduan opiat. Terapi dengan naloxon 1 atau dihubungkan dengan perburukan neuro-
mg intravena dan tiamine 100 mg logik, 2) hematoma kortikal besar yang mudah
intravena. dicapai (<1 cm dari permukaan korteks), dan
b) Bantu airway, breathing, sirkulasi (ABC) perburukan neurologik. Pasien yang lebih
c) Koagulopati koreksi secepat mungkin dengan muda lebih menguntungkan untuk dilakukan
memberikan fresh frozen plasma (FFP) 15 operasi daripada pasien tua.
mL/kg intravena. Disebabkan karena k) Lakukan terapi nutrisi dan untuk mencegah
memerlukan infus 1 L atau lebih FFP, status stress ulcer.
volume harus betul-betul dipantau. Koreksi l) Kontraindikasi pemberian steroid.
koagulopati jangka panjang dapat dilakukan m) Tindakan critical care: mempertahankan
dengan memberikan vitamin K 5 mg perhari tekanan perfusi otak, terapi peningkatan
intramuskuler atau intravena selama 3 hari. tekanan intrakranial, terapi barbiturat, terapi
Koreksi intravena lebih cepat akan tetapi ada komplikasi medikal.6
risiko anapilaksis.
d) Kejang diterapi dengan lorazepam 2 mg Pengelolaan Dini
intravena, fenitoin dengan dosis bolus 15 mg
intravena yang diberikan > 20 menit dan Ruptur aneurisma menyebabkan darah masuk ke
dilanjutkan dengan infus 5-7 mg/kg/hari ruang subarakhnoid dengan sequele multipel yang
selama 1 bulan. terjadi dengan cepat. Perdarahan subarakhnoid
e) Pertahankan euvolemi dengan larutan isotonik. menyebabkan pelepasan katekholamine dengan
Cairan hipotonik dapat mengeksa-serbasi akibat terjadi hipertensi, disritmia, dan kemung-
edema serebral, dan cairan yang mengandung kinan kerusakan jantung. Perdarahan dapat menim-
glukosa jangan diberikan dengan pengecualian bulkan peningkatan tekanan intrakranial akibat
pasien yang hipoglikemi. volume darah itu sendiri, edema sekelilingnya, atau
f) Terapi dengan menaikkan tekanan darah tidak gangguan drainase ventrikel. Disfungsi neurologik
bermanfaat. Pertimbangan tentang eksaserbasi dapat terjadi dari rentang sakit kepala sampai koma.
perdarahan harus diimbangi dengan Pengelolaan dini difokuskan pada : 1) pengelolaan
kemungkinan terjadinya iskemia karena obat hemodinamik dan jantung, 2) jalan nafas dan
antihipertensi menurunkan aliran darah otak ventilasi, 3) evaluasi fungsi neurologik dan kebutu-
dan memperburuk iskemia. Sama seperti han pemantauan tekanan intrakranial atau drainase
pasien dengan stroke iskemik, pasien dengan ventrikel atau keduanya.1,2
stroke hemoragik terjadi peru-bahan Pengendalian Hemodinamik
autoregulasi dan memerlukan tekanan darah
yang lebih tinggi untuk mempertahankan aliran Kebanyakan pasien dengan ICH mengalami
darah otak yang adekuat. Pada umum-nya, bila hipertensi. Disebabkan hipertensi dapat berperan
tekanan arteri rata-rata 130 mmHg harus sudah dalam terjadinya re-bleeding, tekanan darah harus
diberikan antihipertensi, dan dapat digunakan dipertahankan dalam rentang normotensi (ESA
labetalol atau enalapril untuk menurunkan 2011, sistolik 135 mmHg) sampai aneurisma atau
tekanan darah sebesar 10-15%. AVM diterapi. Normotensi adalah tekanan darah
g) Satu penelitian Randomized Controlled Trial asal dari pasien tersebut, tapi pada umumnya adalah
(RCT), yang membandingkan dengan plasebo, tekanan arteri rata-rata < 100 mmHg. Walaupun
menunjukkan bahwa pemberian rFVIIa, 80- tekanan darah yang lebih tinggi dapat dipertim-
160 mcg/kg intravena, dalam 4 jam setelah bangkan pada pasien dengan peningkatan tekanan
timbul gejala stroke hemoragik menghambat intrakranial dan vasospasme, risiko rebleeding dan
pembesaran ICH dan menurunkan kejadian keuntungannya dari hipertensi relatif harus
kematian dan disabilitas berat dalam 3 bulan. dipertimbangkan dari individu ke individu lainnya.1
Kontraindikasi pemberian rFVIIa adalah
penyakit thrombotik dan vaso-oklusif. Beberapa pasien mengalami hipotensi yang
h) Pertahankan normotermi. mungkin disebabkan disfungsi miokardium, yang
i) Indikasi untuk pemasangan kateter intra- umumnya disebabkan karena perdarahan sub-
ventrikel untuk pemantauan ICP dan terapi arachnoid. Infark miokard sekunder dari penyakit
drainase cairan serebrospinal untuk perdarahan jantung koroner sebagai tambahan dari adanya
intraventrikular dan hidrosefalus. iskemia endokardium akibat meningkatnya katek-
j) Penelitian multipel pada pasien diatas 45 tahun holamin setelah perdarahan subarakhnoid harus
gagal menunjukkan keuntungan dari kranio- dipertimbangkan.1
Jurnal Neuroanestesia Indonesia Pengelolaan Perioperatif Stroke Hemoragik 65

Rekomendasi dari American Heart Association/ IV. Simpulan


American Stroke Association untuk pengelolaan
Tekanan darah pada ICH Spontan adalah: • ICH adalah penyakit yang dinamis dan
memerlukan pemilaian yang berulang dan
1). Bila tekanan sistolik > 200 mmHg atau dilakukan tindakan untuk mengurangi volume
tekanan arteri rata-rata > 150 mmHg, lakukan hematoma atau mencegah penambahan
penurunan tekanan darah secara agresif volume.
dengan infus kontinu, dan ukur tekanan darah
setiap 5 menit. • Penyebab morbiditas dan mortalitas: neuro-
2). Bila tekanan sistolik > 180 mmHg atau logik (iskemia akibat vasospasme dan pening-
tekanan arteri rata-rata > 130 dan ada bukti katan tekanan intrakranial), Kardio-pulmonal
atau suspek peningkatan tekanan intrakranial, (aritmia, cedera miokardium, edema paru), dan
gangguan elektrolit (hipomagnesemia, hipoka-
pertimbangkan monitor tekanan intrakranial
lemia, dan hiponatremia).
dan penurunan tekanan darah menggunakan
pemberian intermiten atau kontinu intravena • Pasien dengan ICH memerlukan perawatan
untuk mempertahankan tekanan perfusi otak > ICU melalui kerjasama antara personil di
60-80 mmHg. emergensi, neurologist, bedah saraf, anestesi,
3). Bila tekanan sistolik > 180 mmHg atau intensivist.
tekanan arteri rata-rata > 130 mmHg dan tidak
ada bukti atau suspek peningkatan tekanan • Sedasi dan managemen nyeri konsisten dengan
intrakranial, kemudian pertimbangkan penu- status neurologik dan monitoring adalah kom-
runan tekanan darah sedang (misalnya tekanan ponen kunci untuk kenyamanan, memperbaiki
arteri rata-rata 110 mmHg atau target tekanan tekanan intrakranial dan hipertensi, dan kalau
diintubasi, sinkron dengan ventilator.
darah 160/90 mmHg) menggunakan pem-
berian intermiten atau kontinu intravena untuk
mengendalikan tekanan darah, dan periksa Daftar Pustaka
setiap 15 menit.
1. Ryan S, Kopelnik A, Zaroff J. Intracranial
Tabel 3. Pengelolaan Tekanan Darah pada ICH hemorrhage: Intensive care management.
Dalam: Gupta AK, Gelb AW, eds. Essentials
(pemberian intravena)
of Neuroanesthesia and Neurointensive Care.
Labetalol sampai 100 mg/jam dengan bolus Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008, 229-36.
intermiten 5-20 mg atau kontinu 2. Qureshi A, Tuhrim S, Broderick JP, Batjer HH,
(2-8 mg/menit, maksimal 300 Hondo H, Hanley DF. Spontaneus intracerebral
mg/hari). hemorrhage. N Engl J Med
Esmolol 250 ug/kg bolus, kemudian 2001,344(19):1450-58.
kontinu infus 25-300
ug/kg/menit. 3. Powers WJ. Intracerebral hemorrhage and head
Nitroprusside 0,1-10 ug/kg/menit (infus trauma. Common effect and common
kontinu saja) mechanism of injury. Stroke 2010;41(suppl
Nicardipin 5 mg/jam, dinaikkan 2,5 mg/jam 1):S107-S110.
setiap 15 menit untuk maksimal 4. Rost N, Rosand J. Intracerebral Hemorrhage.
15 mg/jam (infus kontinu) Dalam: Torbey MT, ed. Neuro Critical Care.
Hydralazine 5-20mg q30 menit sebagai bolus New York: Cambridge University
atau 1,5-5,0 ug/kg/menit kontinu Press;2010;143-56.
Enalapril 1,25-5 mg intravena bolus q 6
jam (test dose pertama 0,625 mg 5. NINDS ICH Workshop Participant. Priorities
untuk menghindari risiko for clinical research in intracerebral
penurunan tekanan darah yang hemorrhage. Report from a national institute of
curam) neurological disorder and stroke workshop.
Dikutip dari: Rost N 4 Stroke 2005;36:e23-e41.

Pengelolaan Hipotensi 6. Manoach S, Charchaflieh JG. Traumatic brain


1). Phenylephrine 2-10 ug/kg/menit injury, stroke, and brain death. Dalam:
Newfield P, Cottrell JE, eds. Handbook of
2). Dopamine 2-20 ug/kg/menit
Neuroanesthesia, edisi-4, Philadelphia;
3). Norepinephrine 0,05-0,2 ug/kg/menit Lippincott Williams & Wilkins;2007,414-38.
66 Jurnal Neuroanestesia Indonesia

7. Carhuapoma JR, Wang PY, Beauchamp NJ, 13. Belayev L, Saul I, Curbelo K, Busto R,
Keyl PM, Hanley DF, Barker PB. Diffusion- Belayev A, Zhang Y, et al. Experimental
weighted MRI and proton MR spectroscopic intracerebral hemorrhage in the mouse.
imaging in the study of secondary neuronal Histological, behavioral, and hemodynamic
injury after intracerebral hemorrhage. Stroke characterization of a double-injection model.
2000;31:726-32. Stroke 2003;34:2221-27.
8. Reinhard M, Neunhoeffer F, Gerds TA, 14. Mayer SA, Lignelli A, Fink ME, Kessler D,
Niessen WD, Buttler KJ, Timmer J, et al. Thomas CE, Swarup R, et al. Perilesional
Secondary decline of cerebral autoregulation is
blood flow and edema formation in acute
associated with worse outcome after
intracerebral hemorrhage. A SPECT study.
intracerebral hemorrhage. Intensive Care Med
DOI 10.1007/s00134-00901698-7. Stroke 1998;29:1791-98.

9. Zazulia AR, Videen TO, Powers WJ. Transient 15. Schellinger PD, Fiebach JB, Hoffmann K,
focal increase in perihematomal glucose Becker K, Orakcioglu B, Kollmar R, et al.
metabolism after acute human intracerebral Stroke MRI in intracerebral hemorrhage, Is
hematoma. Stroke 2009;40:1638-43. there a perihemorrhagic penumbra? Stroke
2003;34:1674-80.
10. Xi G, Hua Y, Basin RR, Ennis SR, Keep RF,
Hoff JT. Mechanism of edema formation after 16. Kidwell CS, Saver JL, Mattielo J, Warach S,
intracerebral hemorrhage. Effect of Liebeskind DS, Starkman S, et al. Diffusion-
extravasated red blood cells on blood flow and perfusion MR evaluation of perihematomal
blood-brain barriere integrity. Stroke injury in hyperacute intracerebral hemorrhage.
2001;32:2932-38. Neurology 2001;57:1611-17.
11. Kim-Han JS, Kopp SJ, Dugan LL, Diringer 17. Wagner KR, Xi G, Hua Y, Kleinholz M, de
MN. Perihematomal mitochondrial dysfunction Courten-Myers G, Myers RE, et al. Lobar
after intracerebral hemorrhage. Stroke intracerebral hemorrhage models in pigs. Rapid
2006;37:2457-62. edema development in perihematomal white
12. Thiex R, Tsirka SE. Brain edema after matters. Stroke 1996;27:490-97.
intracerebral hemorrhage: mechanism, 18. Zazulia AR, Diringer MN, Videen TO, Adams
treatment options, management strategies, and RE, Yundt K, Aiyagari V, et al. Hypoperfusion
operative indications. Neurosurg Focus
without ischemia surrounding acute
2007;22(5):E6.
intracerebral hemorrhage. Journal of Cerebral
Blood Flow and Metabolism 2001;21:804-1.

Anda mungkin juga menyukai