Anda di halaman 1dari 4

DAILY JOURNAL

PRAKTIK PROFESI PEMINATAN KLINIK CVCU

Hari / Tanggal

: Senin, 17 November 2014

Waktu

: 11.00 Wita

Tempat

: Poliklinik jantung RSWS

Aktivitas

: Diskusi jurnal yang berjudul Nilai Prediktif Distorsi


QRS pada Infark Miokard Akut Anterior
(Jurnal Kardiologi Indonesia. 2007; 28:203-210)

Gambaran EKG pada STEMI khususnya infark miokard akut (IMA)


anterior, dapat disertai distorsi terminal komplek QRS positif dan tanpa distorsi
QRS. Distorsi terminal komplek QRS adalah emergence J point = 50% dari
gelombang R pada sandapan dengan konfigurasi qR (I, aVL, V4-V6) atau tidak
munculnya gelombang S pada sandapan dengan konfigurasi Rs (V1-V3) pada 2
sandapan berdekatan. Ternyata, pasien STEMI dengan distorsi QRS mempunyai
infark yang luas, angka kematian yang tinggi, fraksi ejeksi yang rendah, serta
perawatan yang lama dan berulang.
Distorsi komplek QRS selama iskemia miokardial disebabkan oleh
perubahan kecepatan konduksi gelombang aktifasi pada serabut Purkinye yang
iskemik. Perlambatan konduksi menurunkan derajat cancellation, sehingga
meningkatkan amplitudo gelombang R pada sadapan dengan konfigurasi
gelombang R terminal, dan menyebabkan hilangnya gelombang S. Serabut
Purkinye kurang sensitif terhadap iskemia dibanding sel kontraktil miokard.
Terjadinya perubahan pada bagian terminal kompleks QRS hanya pada iskemia
derajat berat yang menimbulkan cidera pada sistim Purkinye

Evaluasi

: Menambah pengetahuan tentang kejadian IMA dimana


dibuktikan secara statistik terbukti bahwa pada pasien
yang mengalami IMA anterior dengan distorsi QRS lebih
sering mengalami kejadian aritmia, fraksi ejeksi yang
rendah dan seringnya perawatan ulangan akibat gagal
jantung kongestif, dibandingkan dengan kelompok tanpa
distorsi QRS.

Rencana tindak lanjut : Belajar untuk menganalisis hasil perekaman EKG


dengan melihat ada atau tidaknya distorsi QRS pada
pasien dengan IMA anterior.

DAILY JOURNAL
PRAKTIK PROFESI PEMINATAN KLINIK CVCU

Hari / Tanggal

: Kamis, 20 November 2014

Waktu

: 11.00 Wita

Tempat

: Poliklinik jantung RSWS

Aktivitas

: Membahas lebih lanjut tentang pembacaan hasil EKG


pada pasien IMA anterior dengan melihat ada tidaknya
distorsi QRS.

Evaluasi

: Masih belum terlalu bisa membedakan ada tidaknya


distorsi QRS pada IMA anterior, sehingga mahasiswa
masih memerlukan pembimbingan.

Rencana tindak lanjut : Belajar untuk menganalisis hasil perekaman EKG


dengan melihat ada atau tidaknya distorsi QRS pada
pasien dengan IMA anterior.

DAILY JOURNAL
PRAKTIK PROFESI PEMINATAN KLINIK CVCU

Hari / Tanggal

: Jumat, 21 November 2014

Waktu

: 11.00 Wita

Tempat

: Poliklinik jantung RSWS

Aktivitas

: Diskusi jurnal yang berjudul Ekokardiografi pada


Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan
Intensif dan atau Unit Gawat Darurat, Seri I :
Hipovolemia dan Syok
(Jurnal Kardiologi Indonesia 2011;32:61-65)

Indikasi utama dilakukannya pemeriksaan ekokardiografi di UGD maupun


ICU : (1) Hemodinamika yang tidak stabil meliputi kegagalan fungsi ventrikel,
hipovolemi, emboli paru, disfungsi katup akut, tamponade jantung, komplikasi
setelah tindakan pembedahan jantung; (2) Endokarditis infektif; (3) Diseksi aorta
dan ruptur, (4) Hipoksemia, (5) Mencari sumber emboli.
Pada pasien yang mengalami syok, gambaran ekokardiografinya
menunjukkan adanya penurunan fungsi ventrikel kiri dan isi sekuncup/ stroke
volume (SV). Sedangkan untuk hipovolemia, gambaran ekokardiografinya
menunjukkan tanda-tanda (1) Volume ventrikel kiri di bawah normal, (2)
Obliterasi sistolik ventrikel, (3) Kolaps vena cava inferior

Evaluasi

: Menambah

pengetahuan

tentang

pemeriksaan

ekokardiografi dalam menilai hemodinamik sirkulasi.


Rencana tindak lanjut : Mencari sumber literatur lain yang menjelaskan tentang
indikasi lain dari pemeriksaan ekokardiografi.

Anda mungkin juga menyukai