Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Seto agung (2001), masalah keamanan pangan (food safety)
masih merupakan topik hangat didunia yang selalu dibicarakan pada setiap
pertemuan pangan internasional.

Laporan dari berbagai negara menunjukan

bahwa kasus keracunan dan penyakit melalui makanan masih selalu terjadi di
berbagai Negara. WHO (1993) melaporkan bahwa sekitar 70 % dari penyakit
diare yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tercemar.
Secara umum terdapat 4 masalah utama keamanan pangan di Indonesia
yaitu masih banyak ditemukan pangan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan, banyak ditemukan kasus penyakit dan keracunan pangan yang belum
dilaporkan. Masih rendahnya tanggung jawab dan kesadaran produsen serta
distributor tentang keamanan pangan yang diproduksi/diperdagangkannya dan
masih kurangnya kepedulian dan pengetahuan konsumen terhadap keamanan
pangan (Budi Cahyono dalam Food Safety).
Kurangnya kepedulian dan pengetahuan konsumen terhadap pangan,
salah satunya tentang label. Label merupakan alat marketing yang penting bagi
produsen. Di sisi lain, bagi konsumen label juga sebagai alat informasi penting.
Faktanya isi label pada umumnya lebih memihak pada kepentingan produsen dari
pada konsumen. Penyusunan label yang lebih didominasi oleh tim marketing dari
pada tim pengembang produk yang mengerti latar belakang formulasi produk
dari aspek kesehatan.
Pembuatan label mencantumkan pesan atau informasi pada label terfokus
pada hal-hal yang memiliki daya jual (selling point) lebih. Unsur-unsur yang
memberikan informasi asal-usul bahan, prosesing, dan keamanan tidak menjadi
prioritas penting. Bagi konsumen, label seharusnya memberikan informasi yang
jelas tentang isi produk sebenarnya, pembuatan, penanganan dan cara
menggunakan produk yang benar. Keinginan tim marketing untuk menyampaikan
pesan komersial seharusnya diimbangi dengan oleh tim pengembang produk
dalam kaitannya untuk memberikan informasi tentang keuntungan yang bakal
diperoleh konsumen.
Komponen label yang tidak lengkap juga merupakan masalah yang sangat
umum. Makanan yang diproduksi industri kecil sampai menengah umumnya

hanya mencantumkan nama perusahaan dan kotanya saja, tanpa alamat yang
jelas. Lebih parah lagi jika produsen tidak menuliskan komposisi atau bahanbahan penyusun produk tersebut. Sedapat mungkin hindari membeli hindari
membeli produk seperti itu.
Makanan dan minuman yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi
media yang sangat efektif dalam penularan penyakit bawaan makanan (Food
Borne Diseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut
yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal
dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan
makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau
sanitasi lingkungan.

BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai