Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

Pengamatan Sedap Malam dalam berbagai jenis larutan berbeda


Dosen

: Annisa

Mata Kuliah

: Hortikultura

Disusun Oleh :
LINDA OCTAVIANI
14104001
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
2014

BAB I
PENDAHULUHAN
I.I Latar Belakang
Jenis bunga potong yang beredar di pasaran ada banyak sekali jumlahnya.
Berdasarkan jumlah kuntum dalam satu tangkai, bunga potong dibedakan menjadi macammacam yaitu bunga tunggal (mawar, lili, dan lain sebagainya) dan bunga majemuk (sedap
malam, krisan, dan lain sebagainya). Bunga potong berdasarkan tempat tumbuhnya dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu bunga potong dataran tinggi dan bunga potong dataran
rendah. Bunga potong yang tumbuh di dataran tinggi antara lain mawar, gladiol, krisan, dsb.
Bunga potong yang tumbuh di dataran rendah antara lain sedap malam, anggrek, dsb.
Berbagai tipe bunga potong tersebut memiliki kriteria panen dan penanganan pas$a panen
yang berbeda-beda. Kesegaran bunga potong memerlukan beberapa faktor penunjang seperti
saat pemotongan yang tepat, kecepatan pengiriman, sistem pengepakan yang baik, suasana di
tempat penjualan, dan sifat ketahanan selama pengiriman. Dewasa ini, kendala penanganan
pasca panen bunga potong yang sering dialami produsen atau penjual bunga potong adalah
mempertahankan kesegaran bunga potong. Umumnya bunga potong hanya dapat bertahan
beberapa hari sebelum layu atau rontok. Padahal kesegaran bunga potong menjadi syarat
mutlak yang harus dipertahankan terutama saat pengangkutan. Pada praktikum kali ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai cara mempertahankan kesegaran bunga potong melalui
modifikasi larutan perendamnya.
I.II Tujuan
Tujuan Praktikum Penanganan Pasca Panen Bunga Potong adalah untuk mengetahui
berapa lama vase life bunga sedap malam menggunakan larutan garam (NaCl).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gugur atau rontoknya bunga dan organ-organ hias lainnya merupakan stadia terakhir
daripada senesen. Berkaitan dengan gugurnya organ-organ tersebut, proses pembentukan
lapisan absisi pada bunga terjadi. Hal ini sama halnya dengan apa yang terjadi pada daun dan
buah. Akan tetapi, pembelahan sebelumumnya tidak merangsang rontoknya petal, karena
lapisan absisi yang terbentuk tidak tegas. Rontoknya petal disebabkan oleh melunaknya
lamella tengah sel(Santoso,2002).
Perlakuan yang dapat dilakukan adalah perendaman dalam larutan kimia. Larutan
kimia yang digunakan mengandung sunber energi, mineral, anti mikroorganisme, asam
organik dan garam, anti oksidan, inhibitor etilen, dan pengatur tumbuh. Perlakuan ini
dimaksudkan untuk memberikan tambahan cadangan energi, menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, menghambat produksi etilen, proses oksidasi dan membantu pada proses
pembukaan kuncup bunga (Soekartawi,1996).
Telah diketahui sejak lama bahwa gas etilen bersifat beracun terhadap bunga, yaitu
antara lain dapat melayukan dan menggugurkan bunga. Karena itu bunga potong yang akan
disimpan harus mempunyai mutu tinggi, yaitu tidak luka, tidak tergores, terlipan atau patah
karena keadaan ini akan merangsang produksi etilen walaupun dalam suasana suhu rendah.
(Tirtosoekotjo, 1996).
Konsentrasi gula yang digunakan dalam zat pengawet berbeda tergantung dari jenis
perlakuan dan jenis bunganya. Secara umum pada jenis bunga tertentu, semakin lama
perendaman maka konsentrasi yang digunakan lebih rendah. Oleh sebab itu, konsentrasi yang
tinggi digunakan untuk pulsing (perendam), konsentrasi sedang untuk pembukaan kuncup,
dan konsentrasi rendah untuk holding solution. Sukrosa sebagai gula banyak digunakan
dalan zat pengawet, tetapi bentuk metabolit lainnya seperti glukosa dan fruktosa sama
efektifnya (Amiarsih.,et all 1999).
Sukrosa merupakan sumber energi sehingga sukrosa dalam larutan perendam dapat
memperpanjang kesegaran bunga. Penggunaan larutan perendam yang lengkap yang terdiri
atas gula, fungisida, dan bakterisida lebih baik dibandingkan dengan larutan perendam yang
tidak lengkap komposisinya (Muhajir dan Dondy, 1999).
Garam netral NaCl terdiri atas unsur natrium (Na) dan klor (Cl). Kedua unsur ini
dinilai essensial bagi pertumbuhan dan produksi tanaman, tetapi tidak semua tanaman
membutuhkannya. Bila tanaman mengalami keurangan Na dan Cl, pertumbuhan tanaman
tersebut dapat tertekan dan produksi berkurang( Tiedale dan Nelson, 1975).Dilain pihak
karena hanya dibutuhkan sedikit (keduanya termasuk dalam kategori unsur mikro),
akumulasi Na dan Cl yang berlebihan juga akan menekan pertumbuhan dan mengurangi
prodyksi (Soepardi, 1979).

BAB III
METODOLOGI
III.1 Waktu dan Tempat Pengamatan
Tanggal

: 16 25 Oktober 2014

Waktu

: 14:00 s/d 15:00 WIB

Tempat

: Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Bioindustri Universitas


Trilogi.

III.2 Alat dan Bahan


Alat

: Sembilan botol plastik berukuran 600 ml, ember, pengaduk,


timbangan.

Bahan

: Sembilan tangkai bunga potong sedap malam, garam (NaCl),


aquadest 4,5 L @500ml/botol.

III.3 Cara Kerja


1. Menyediakan aquadest 4,5 L dalam ember dan larutkan dengan NaCl sebesar 10
g/L
2. Masukkan larutan tersebut ke dalam semblan botol @500 ml
3. Masukkan sembilan tangkai bunga sedap malam tersebut ke dalam sembilan botol
@satu tangkai

BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel Pengamatan Bunga Sedap Malam terhadap larutan garam NaCl 10 gr/L
Tanggal

Hari ke

16 okt 2014 1

Jam

14:00

Tanaman Ulangan
ke

17 okt 2014 2

15:00

18 okt 2014 3

15:00

19 okt 2014 4

15:00

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

Fisik
Awal
kuncup
dan
%Bunga
mekar
36 - 0%
27 - 0%
36 0%
42 0%
32 0%
18 0%
43 0%
28 0%
32 0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%

Parameter
Fisiologi
Kelayuan

Kimia
larutan
yang
diserap

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 ml
10 ml
0
10 ml
10 ml
0
0
0
20 ml
0
10 ml
0
0
0
0
0
0
0

20 okt 2014 5

15:00

21 okt 2014 6

15:00

22 okt 2014 7

15:00

23 okt 2014 8

15:00

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

0%
0%
2,7%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Natrium diabsopsi dalam bentuk Na+ dan khlor di absopsi dalam bentuk Cl-. Peranan
keduanya dalam proses fisiologis tanaman secara terperinci belum banyak diketahui. Menurut
Tisdale dan Nelson (1975) hal yang telah lama diketahui natrium dapat meningkatkan
produksi tanaman. Natrium juga dapat mempengaruhi pengikatan air oleh tanaman dan
menyebabkan tanaman itu tahan kekeringan. Prawiranata, Hharan dan Tjondronegoro (1981)
menyatakan bahwa natrium ikut berperan dalam mempengaruhi permeabilitas membran
sitoplasma, yaitu dengan menaikkan permeabilitas dan menyangga kemasaman cairan sel
tanaman.

Natrium dan khlorida termasuk unsur-unsur yang dapat mempengaruhi potensial air
suatu larutan. Menurut Prawiranata, et al (1981), pelarutan garam mineral seperti NaCl ini
akan menurunkan potensial air dalam larutan. Semakn tinggi konsentrasi NaCl, semakin
rendah potensial air larutannya.
Sedap malam dengan perlakuan larutan garam 20 gr/L lebih cepat bunga mekar dan
lebih cepat mengering kuncupnya dan batangnya pun menjadi layu dan berwarna coklat,
sedangkan yang konsenterasi 10 gr/L lebih lama mekar dan lebih lama kuncupnya
mengering.
Berdasarkan data yang didapat, diketahui bahwa penanganan pasca panen bunga
potong Sedap malam dengan perlakuan perendaman pada larutan gula 10 gr/L mempunyai
umur simpan paling singkat, sedangkan pada perlakuan perendaman pada larutan gula 20
gr/L mempunyai umur simpan yang paling lama. Diakhir pengamatan jumlah bunga mekar
yang terbanyak pada perlakuan perendaman dalam larutan gula 20 gr/L sedangkan pada
perlakuan perendaman dalam larutan gula 10 % jumlah bunga yang mekar diawal banyak
namun pada akhir pengamatan hamper semua bunga tidak ada yang mekar, 0 jumlah bunga
yang mekar lebih sedikit, karena semakin banyak energi atau glukosa yang didapatkan maka
akan semakin cepat juga proses transpirasi dan metabolisme.

Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
A. Pemberian larutan gula berfungsi untuk menambah kemampuan bunga potong
dalam memepertahankan kesegarannya. Tetapi semakin sedikit konsentrasinya
semakin singkat daya tahan dan kesegarannya.
B. Perlakuan pemberian larutan gula pada bunga Sedap malam dan irisan
berpengaruh terhadap jumlah kuncup, jumlah bunga mekar, dan umur simpan
bunga potong. Bunga potong sedap malam dengan perlakuan perendaman pada
larutan gula 10 gr/L mempunyai umur simpan paling singkat sedangkan
perlakuan perendaman pada larutan gula 20 gr/Lmempunyai umur simpan yang
paling lama.
C. Perlakuan pemberian larutan garam NaCl dengan konsentrasi tinggi akan lebih
cepat fase seneses dan salinitasnya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai