Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PENUTUPAN

A. Simpulan
1. Kontrasepsi ada dua macam, yaitu permanen dan hormonal. Kontrasepsi permanen
dalam pandangan agama tidak diperbolehkan karena dianggap pengebirian,
terkecuali ada indikasi medis di mana kontrasepsi permanen merupakan satu-satunya
penyelesaian, sedangkan kontrasepsi hormonal masih bisa ditoleransi. Menurut
hokum pun, kontrasepsi tidak dilegalkan sesuai yang tercantum dalam KUHP dan
KODEKI, tetapi kontrasepsi (program KB) dianjurkan oleh pemerintah melalui
terbitnya UU RI no.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, penyelenggaraan Keluarga Berencana. Sebagian
besar masyarakat telah menyadari pentingnya KB, namun dalam pelaksanaannya
masih jauh dari yang diharapkan.
2. Sebagai seorang dokter, hal-hal yang dipertimbangkan untuk menyarankan
penggunaan kontrasepsi permanen adalah:
a. Faktor usia
b. Tingkat keberhasilan kontrasepsi
c. Biaya penggunaan kontrasepsi
d. Ekspektasi pasien
3. Bagaimanapun juga, seorang dokter harus memberikan konseling sebelum akhirnya
pasien memutuskan sendiri. Akan tetapi, ketika seorang dokter memberikan
konseling, ia harus berpedoman pada Standar Keselamatan Pasien, Langkah
Keselamatan Pasien, dan standar profesinya (KODEKI)
B. Saran
1. Seorang dokter harus memperhatikan Kaidah Dasar Bioetik (KDB) saat memberikan
konseling pada pasien.
2. Seorang dokter harus memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi pasien dalam
menyarankan suatu tindakan medis terhadap pasien.
3. Seorang dokter tidak boleh memaksakan suatu tindakan medis terhadap pasien
4. Seorang dokter dilarang menjanjikan hasil terhadap pasien, namun tetap berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik

Anda mungkin juga menyukai