Anda di halaman 1dari 3

A.

2. Gliseraldehida 3 Phosphat adalah hasil perombakan senyawa Fruktosa-1,6 difosfat. Proses


ini berlangsung pada tahap glikolisis.
3. Senyawa Asetil KoA didapat pada saat proses Dekarboksilasi Oksidasi (DO), pada
organisme eukariotik bertempat di matriks mitokondria, sedangkan pada organisme
prokariotik bertempat di sitosol. Fungsi dari Asetil KoA adalah sebagai bahan baku dalam
siklus kreb untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat, protein,
maupun lemak.
4. Persamaan reaksi yang menghubungkan gliserol, asam lemak, dan lemak :
Lemak + Air Asam lemak + Gliserol
5. Deaminasi : proses pembuangan gugus amino dari asam amino
Transaminasi : proses perubahan asam amino menjadi asam keto
Dipeptida : molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida dari dua asam amino
Tripeptida : molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida dari tiga asam amino
Polipeptida : polimer yang dibentuk oleh sejumlah besar asam amino melalui ikatan
peptida membentuk rantai polimer

B.
2. Zat makanan yang mengandung kalori terbanyak per satuan gram adalah lemak.
Dalam pembakaran lemak, misalnya untuk palminat
Reaksinya : 2(C51H58O6) + 145O2 102CO2 + 98H2O
Dari hasil pengukuran dengan kalorimeter ternyata untuk pembakaran 1.612 gram
palminat menghasilkan 15.233,4 kkal. Jadi, 1 gram ekuivalen dengan 9,4 kkal, atau 1 gram
lemak menghasilkan 9,4 kkal.
3. Zat makanan yang paling cepat menghasilkan energi bila dimetabolisme adalah
karbohidrat. Karena untuk metabolisme karbohidrat, zat yang digunakan adalah glukosa
atau zat tepung. Zat tepung inilah yang paling mudah dibakar oleh oksigen (O2) sehingga
paling cepat menghasilkan energi.
4. Bila kita menkonsumsi makanan yang mengandung lemak tidak mudah lapar karena lemak
tersebut dipecah menjadi asam lemak + gliserol, kemudian asam lemak tersebut diubah
lagi menjadi lemak oleh enzim yang dihasilkan oleh hati agar dapat disimpan dibawah
kulit untuk digunakan sebagai bahan cadangan makanan sehingga kita tidak mudah lapar.
5. Unsur penyusun yang sama dari ketiga zat makanan tersebut adalah C, H, dan O.
Hubungannya dengan timbunan zat makanan pada tubuh manusia apabila kelebihan
konsumsi zat makanan tertentu adalah kita akan mengalami gangguan pada sistem organ
dalam tubuh.

C.
1. Artikel yang bersumber dari internet mengenai Teknologi makanan :
a) Cairan infus
Cairan infus adalah cairam steril yang dimasukkan melalui bawah pembuluh vena.
Cairan yang dimasukkan biasanya larutan garam fisiologis, glukosa, obat, atau plasma
darah. Cairan infus yang diberikan bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh sehingga metabolisme tubuh dapat kembali berjalan normal.
b) Makanan suplemen
Vitamin, mineral, tumbuhan, bahan tumbuhan, asam amino, konsentrat, atau bahan
lainnya digunakan sebagai bahan untuk membuat makanan suplemen. Makanan
suplemen bisa berbentuk cair atau tablet. Makanan suplemen tidak ditujukan untuk
mencegah atau mengobati suatu penyakit, tetapi sebagai usaha untuk pemeliharaan
kesehatan. Makanan suplemen tidak diperlukan lagi apabila makanan yang dikonsumsi
setiap hari mengandung gizi yang seimbang. Penggunaan makanan suplemen
dianjurkan pada orang yang baru sembuh dari sakit. Saat sakit, organ-organ tubuh
terganggu sehingga mereka memerlukan makanan suplemen dan vitamin selama masa
penyembuhan untuk mendukung metabolisme tubuh.
c) Makanan berkadar gula rendah
Makanan dengan kadar gula rendah bahkan tidak memiliki nilai kalori sama sekali
berupa pemanis buatan
Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan dengan tingkat kemanisan 500 kali lebih manis
daripada gula pasir. Sakarin berbentuk kristal putih. Dosis yang diperbolehkan bagi
penggunaan sakarin adalah kurang dari 1 gram per hari. Sakarin tidak dapat
dimetabolisme tubuh. Sakarin dibuang melalui air seni.
Sukralosa
Sukralosa dikenal juga sebagai trichlorogalactosucrose, merupakan pemanis buatan
dengan tingkat kemanisan sangat tinggi mencapai 600 kali dibanding sukrosa (gula
meja). Sukrosa tidak memberikan kontribusi energi tambahan pada produk yang
mempergunakannya. Sukrosa tidak bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker),
gangguan reproduksi (kesuburan) ataupun resiko-resiko neurologik (saraf). Dosis
yang diperbolehkan untuk menkonsumsi suklarosa 0-15 mg/kg berat badan. Produk
suklarosa dikenal juga sebagai trichlorogalactosucrose.
Aspartam
Aspartam merupakan pemanis buatan berbentuk serbuk berwarna putih, tidak
berbau, dan bersifat higroskopis. Aspartam memiliki tingkat kemanisan kira-kira 200
kali lebih manis daripada gula pasir. Dosis yang dierbolehkan bagi pengguna
aspartam adalah 40mg per hari. Setiap gram aspartam menghasilkan 4 kalori.
Diantara semua pemanis tidak berkalori, hanya aspartam yang mengalami
metabolisme. Tetapi proses pencernaan aspartam juga seperti proses pencernaan
protein lain.
Asesulfam Potasium
Asesulfam potasuim memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dibandungkan
sukrosa (gula meja). Asesulfam potasium tidak memiliki kontribusi kalori dan juga
tidak dimetabolisme oleh tubuh sehingga dikeluarkan melalui urin tanpa mengalami
perubahan. Asesulfam dapat menigkatkan derajat kemanisan makanan bila dicampur
dengan pemanis lain.

d) Fermentasi Pangan Nabati


Pengolahan pangan nabati secara fermentasi merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang masa simpan, menghilangkan bau langu dan zat antinutrisi serta
penganekaragaman produk. Pengolahan pangan secara fermentasi terhadap bahan
nabati dapat dilakukan dengan penambahan inokulum dan tanpa penambahan
inokulum (sayuran dan buah-buahan). Jenis-jenis mikroorganisme yang berbeda-beda
pada inokulum suatu produk yang sama, misalnya tempe akan berpengaruh hasil
akhir. Untuk memperoleh produk fermentasi pangan nabati yang aman untuk
dikonsumsi maka selain menggunakan cara pengolahan yang benar juga perlu
diperhatikan efek sanitasi dan faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme (suhu, kelembaban, pH dan sebagainya). Selama fermentasi
berlangsung akan terjadi pemecahan komponen-komponen kompleks dari bahan
mentah menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana dan mudah dicerna.
e) Fermentasi Pangan Hewani
Pembuatan produk fermentasi pangan hewani dapat dilakukan dengan penambahan
bakteri asam laktat (BAL), campuran BAL dan khamir atau tanpa penambahan
inokum/starter, misalnya pada pembuatan produk pangan hewani ikan (fermentasi
spontan). Faktor sanitasi pada pembuatan produk fermentasi harus diperhatikan karena
apabila tidak maka akan dapat menyebabkan terbentuknya komponen beracun,
misalnya pada peda terbentuk senyawa biogenik amino (histamin) yang dapat
menyebabkan alergi. Penggaraman pada ikan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara
basah (ikan dengan kandungan lemak tinggi) dan cara kering (kandungan lemak
rendah) dan kandungan lemak berpengaruh terhadap rasa dan tekstur peda. Keuntungan
pengawetan ikan dengan cara penggaraman adalah :
1. Dapat memperpanjang masa simpan
2. Mudah, murah, dan dapat diterima oleh semua orang.
Penambahan garam pada proses fermentasi ikan selain dapat menigkatkan rasa,
membentuk tekstur dan mengontrol pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan,
juga dapat menghambat mikroorganisme yang tidak diinginkan (pembusuk dan
patogen). Kegagalan dalam pembuatan produk fermentasi susu disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Aktivitas starter atau kultur mikroorganisme menurun
2. Kontaminasi bakteriophage
3. Bahan baku yang digunakan mutunya rendah
4. Adanya antibiotik dan desinfektan
2. Tanggapan terhadap teknologi makanan diatas :
Teknogi makanan sangat bagus untuk digunakan di kehidupan kita sehari-hari. Sejalan
dengan terus berkembangnya teknologi di dunia ini, teknologi makanan dapat membantu
pengolahan makanan manusia. Namun disamping itu, bila kita salah mengelolanya akan
terjadi hal yang tidak diinginkan (hal buruk), misalnya timbulnya berbagai macam
penyakit yang akhirnya merugikan manusia bukan menguntungkan. Teknologi makanan
juga sebaiknya terus dikembangkan agar kita dapat terus menciptakan sesuatu hal yang
baru yang dapat menguntungkan manusia.

Anda mungkin juga menyukai