Teori Dasar :
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional
Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan
berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi
kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari ketan hitam
maupun ketan putih, hasilnya disebut "tapai pulut" atau "tapai ketan". Dalam
proses
fermentasi
tapai,
digunakan
cerevisiae, Rhizopus
dan
lain-lain.
beberapa
Tapai
utilis, Saccharomycopsis
hasil
fermentasi
dari S.
dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut
usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi
tapai
perlu
dilakukan
secara
terkendali
dan
pembuatannya
serta
penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.
a. Alat
- Panci untuk mengukus
- Baskom
- Pengaduk
- Toples
-
b. Bahan
Ketan
Air
Ragi (Saccharomyces cereviceae)
Gula pasir
3.Langkah-langkah Kegiatan
a. Mencuci ketan hitam dengan air
f.
i.
ragi
j.
Mengaduk ketan hitam yang telah diberi ragi dan gula pasir hingga
merata
4.Hasil Kegiatan
Kita dapat menerapkan prinsip kerja bioteknologi konvensinal dalam
kehidupan sehari-hari, karena dalam proses pengerjaanya cukup mudah
untuk diaplikasikan. Seperti kita yang berhasil membuat tape ketan hitam
dengan metode fermentasi hanya memerlukan biaya dan waktu yang
efisien.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula
yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi
akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan
oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per
mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon
dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula
yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan
bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme.
Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
5.Kesimpulan
Pada proses pembuatan fermentasi ketan hitam
kita
menggunakkan Saccharomyces cereviceae yang merupakan bakteri
anaerob sehingga dalam proses fermentasinya tidak membutuhkan
oksigen dan menghasilkan etanol (alkohol). Mikroorganisme dari kelompok
kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan
memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih
sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering
dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah
sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut
dibuat, semakin kuat alkoholnya. Fermentasi dilakukan dalam jangka
waktu tertentu, bila melalui batas waktu, lebih baik tape ketan disimpan di
kulkas agar proses fermentasinya terhenti.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi
penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa
oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized)
sehingga
cenderung
dianggap
produk
sampah
(buangan).
Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi