Anda di halaman 1dari 12

Imunisasi Rutin Pada Bayi

Nur Adibah binti Zukelfali


102012488 / C3
Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran, Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, No
6, Jakarta 11510
Emel: adibahzukelfali@gmail.com
Pendahuluan
Setiap bayi yang dilahirkan adalah sangat rentan kepada infeksi karena sistem imun tubuh bayi
belum terbentuk sempurna. Oleh itu, imunisasi rutin haruslah diberikan kepada bayi supaya
dapat mencegah daripada penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian pada bayi. Ada
5 jenis imunisasi dasar yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia bayi antara lain BCG
(Bacillus Calmette-Guerin), Hepatitis B, polio, DPT dan campak. Imunisasi rutin diberikan
secara bertahap sesuai dengan usia anak. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang
berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya.
Analisis Masalah
Makalah ini ditulis adalah untuk membahaskan tentang sebuah kasus di mana seorang bayi lakilaki berusia 2 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi rutin. Bayi
tersebut lahir dari seorang ibu yang tidak memiliki komplikasi selama kehamilan dan selama ini
sehat serta aktif.

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 1

Gambar 1: Gambaran mind map untuk menganalisis imunisasi rutin pada bayi laki-laki
usia 2 bulan.
Anamnesis
Hal yang perlu ditanyakan pada pasien:
Riwayat kehamilan
Pada riwayat kehamilan, perkara yang ditanyakan antara lain adalah keadaan kesehatan ibu saat
kehamilan, pola pemeriksaan rutin kehamilan dan pola istirahat saat kehamilan. Selain itu,
ditanyakan juga bagaimanakah pola hygiene personal saat kehamilan. Ibu juga dianamnesis
apakah pernah mengkonsumsi obat-obatan atau menggunakan pil KB.

Riwayat persalinan
Pada riwayat persalinan, ditanyakan tanggal dan tempat lahir bayi. Selain itu, ibu juga
ditanyakan siapakah yang membantu persalinan. Cara persalinan apakah secara normal atau
dengan melakukan operasi Caesar juga ditanyakan. Selain itu, keluhan saat persalinan juga
ditanyakan untuk memastikan apakah persalinannya normal atau tidak.

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 2

Riwayat nutrisi
Pada riwayat nutrisi, ditanyakan bagaimanakan nutrisi ibu saat kehamilan dan saat menyusukan.
Selain itu, nutrisi bayi setelah lahir dan sepanjang proses tumbuh kembang juga ditanyakan. Pola
pemberian ASI (air susu ibu) juga ditanyakan.
Riwayat imunisasi
Pada riwayat imunisasi, ditanyakan tempat dan tanggal imunisasi diberikan pada bayi. Selain itu,
ditanyakan juga jenis imunisasi yang didapatkan dan pola imunisasi rutin pada bayi. Keadaan
dan keluhan bayi setelah mendapat imunisasi juga ditanyakan.
Riwayat tumbuh kembang
Pada riwayat tumbuh kembang, ditanyakan pada ibu apakah anaknya mengalami pertumbuhan
yang normal atau tidak. Kesehatan dan keaktifan bayi juga ditanyakan dari masa ke masa. Selain
itu, kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur juga dihitung.
Riwayat penyakit keluarga
Pada riwayat penyakit keluarga, ditanyakan pada ibu apakah ada riwayat penyakit menahun
keluarga seperti alergi, asma, tuberkulosis, penyakit sendi, penyakit syaraf, hipertensi,
penyakakit jantung, gangguan ginjal, penyakit lambung dan sebagainya.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan fisik umum dan pengukuran antropometri pada
bayi. Pada pemeriksaan fisik umum, diukur:

Tekanan darah
Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu tubuh

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 3

Pada pemeriksaan antropometri, diukur:

Panjang badan
Berat badan
Lingkar kepala

Untuk anak usia kurang dari 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan meletakkan
bayi terlentang di atas papan ukuran, tanpa sepatu atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus.
Panjang badan diukur dengan meletakkan vertex bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu
yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak
akurat hasilnya, kecuali ada pasien yang memegang kaki anak agar tidak bergerak dengan
panggul dan lutut lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya
kondisi kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan standard normal sangat
penting.
Pada pengukuran berat badan, bayi ditimbang secara langsung dengan menggunakan timbangan
khusus untuk anak. Menimbang dengan cara tidak langsung dengan cara menimbang berat ibu
dengan bayinya kemudian dikurangi berat ibunya sendiri sangat tidak akurat. Bayi ditimbang
tanpa baju atau hanya dengan popoknya saja. Berat badan yang kurang atau lebih menunjukkan
adanya masalah nutrisi akut.
Lingkar kepala harus diperiksa selama 2 tahun pertama kehidupan anak, namun pengukuran juga
dapat berguna pada setiap saat untuk mengetahui pertumbuhan kepala. Lingkar kepala pada bayi
mencerminkan pertumbuhan tengkorak dan otak. Yang diukur adalah lingkaran kepala terbesar.
Caranya dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabella pada dahi, bagian atas alis
mata, dan bagian belakang kepala bayi yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis.
Ukuran kepala yang kecil dapat disebabkan karena menutup dininya sutura atau pada keadaan
mikrosefali. Mikrosefali dapat disebabkan oleh faktor keturunan (familial) atau kelainan
kromosom, infeksi kongenital, gangguan metabolic maternal dan gangguan neurologis.
Sebaliknya ukuran kepala yang terlalu besar (lebih dari 97 persentil atau 2 SD di atas nilai ratarata) disebut makrosefali, yang mungkin disebabkan oleh hidrosefalus, hematoma subdural, atau
penyebab lain yang jarang terjadi seperti tumor otak, inherited syndrome dan familial
megaloencephaly (large head).

Penatalaksanaan
Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 4

1. Farmako
Pada tahun pertama kelahiran, vitamin dan mineral tambahan sebenarnya tidak menjadi
kebutuhan yang utama untuk bayi normal yang sehat dan pada pemberian ASI ekslusif. 1 ASI
adalah segala kebutuhan yang diperlukan oleh bayi terutama pada bayi berusia 6 bulan ke bawah.
Vitamin A
ASI merupakan sumber alami vitamin A. Mempromosikan penyusuan adalah cara terbaik untuk
melindungi bayi dari kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A jarang terjadi pada bayi yang
diberikan ASI bahkan di daerah di dunia di mana kekurangan vitamin A adalah luas.
Vitamin B1(tiamin)
Jika ibu sudah memperoleh tiamin yang cukup, maka susunya sudah cukup untuk bayi dan
suplemen tidak diperlukan. Jika ibu mengalami defisiensi tiamin, penambahan tiamin pada diet
ibu dapat meningkatkan jumlah tiamin dalam susunya ke tingkat yang diperlukan karena vitamin
ini larut dalam air.2
Vitamin B2 (riboflavin)
Supplemen B2 tidak dianjurkan untuk bayi yang mendapat ASI ekslusif karena defisiensi
riboflavin jarang terjadi di negara maju. Tingkat riboflavin dalam ASI bersifat konstan.
Vitamin B6
Jika ibu mendapatkan vitamin B6 yang cukup, maka suplemen tambahan tidak diperlukan untuk
bayi yang sehat. Jika ibu tidak mendapatkan vitamin B6 yang cukup, maka penambahan vitamin
B6 pada diet ibu akan meningkatkan kadar vitamin ini dalam ASI ke tingkat yang diperlukan.
Vitamin B12
Bayi yang lahir dari ibu yang bergizi baik dengan asupan vitamin B12 yang cukup tidak
membutuhkan suplemen B12. Ibu yang tidak makan protein hewani atau yang berisiko
kekurangan vitamin B12 dianjurkan untuk mendapatkan jumlah vitamin B12 yang cukup selama
kehamilan dan dalam tempoh pemberian ASI melalui suplemen atau makanan yang kaya dengan

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 5

vitamin B12. Jika seorang ibu memiliki stastus vitamin B12 yang memadai, maka bayinya akan
menerima jumlah vitamin B12 yang cukup melalui ASI.
Vitamin C
Bayi yang mendapat ASI tidak harus secara rutin dilengkapi dengan vitamin C, kecuali dalam
kasus- kasus yang jelas kekurangan vitamin C seperti scurvy. Persyaratan FDA (Food and Drug
administration) untuk ibu menyusui untuk vitamin ini adalah 100 mg per hari. Suplemen vitamin
C untuk ibu tidak mengubah jumlahnya dalam ASI karena vitamin C tetap konstan walau
sebanyak apa pun tingkat konsumsi vitamin C oleh ibu.
Vitamin D
Bayi jarang memerlukan suplemen vitamin D. Bayi yang membutuhkan suplemen ini adalah
bayi yang kurang sinar matahari yang cukup. Faktor yang menyebabkan bayi kekurangan
vitamin D adalah bayi sangat kurang terpapar kepada sinar matahari, kedua ibu dan bayi
memiliki kulit yang lebih gelap sehingga membutuhkan paparan sinar matahari lebih banyak
untuk menghasilkan jumlah vitamin D yang cukup dan ibu yang defisiensi vitamin D.
Vitamin K
Simpanan vitamin K bayi saat lahir sangat rendah. Vitamin K diperlukan untuk pembekuan darah
yang efisien, dan kekurangan vitamin ini mengakibatkan sindrom yang disebut penyakit
hemoragik pada bayi baru lahir. Peningkatan asupan vitamin K pada ibu dapat meningkatkan
jumlah vitamin K dalam susunya.
Seng
Bayi sehat yang mendapat ASI ekslusif tidak membutuhkan seng tambahan setelah apa yang
mereka dapatkan dari ASI dan (setelah 6-8 bulan) dari makanan pelengkap. Sumber yang baik
dari seng adalah daging (terutama daging merah) dan yogurt. Tanda-tanda kekurangan seng
ringan meliputi nafsu makan berkurang, fungsi kekebalan tubuh yang menurun, aktivitas yang
terbatas dan pertumbuhan yang tidak memuaskan. Berat badan lahir rendah dan bayi prematur
beresiko menderita defisiensi seng.
2. Non-Farmako
Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 6

Pemberian edukasi harus diberikan kepada ibu untuk memastikan tumbuh kembang anak dapat
terjadi secara normal. Edukasi yang penting untuk ibu termasuklah pemberian nutrisi dan
imunisasi kepada bayi sesuai dengan usianya.
2.1 Nutrisi
Nutrisi merupakan keperluan yang sangat dibutuhkan oleh bayi karena golongan ini mempunyai
proses tumbuh kembang yang cepat. Oleh itu, ibu harus diberikan edukasi tentang pemberian
nutrisi yang tepat kepada anaknya. Pada bayi di bawah usia 6 bulan, ibu dianjurkan memberikan
ASI ekslusif. Satu-satunya makanan sekaligus minuman sebagai sumber zat gizi yang paling
sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan adalah ASI (Air Susu Ibu).3 ASI mengandung zat gizi yang
sangat lengkap, antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serta zat-zat gizi lain.
Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya. Seluruh zat gizi
ini berguna untuk memenuhi pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi bayi.
ASI mengandung zat-zat gizi penting sebagai berikut. ASI mengandung nutrien yang sangat
penting untuk pertumbuhan bayi antara lain adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.

Karbohidrat utama dari ASI adalah laktosa (gula susu) yang sesuai dengan kondisi biologis atau
sistem pencernaan bayi. Laktosa berperan penting sebagai sumber energi. Laktosa mudah diurai
menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa
saluran cerna bayi sejak lahir. Glukosa dan galaktosa berperan dalam perkembangan sistem
syaraf dan pertumbuhan otak, mielinisasi dan pematangan otak agar otak tumbuh optimal. Selain
itu, zat gizi ini juga membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
Bahkan, membantu pertumbuhan bakteri usus yang baik dan menghambat pertumbuhan bakteri
berbahaya.

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 7

Kandungan protein ASI seimbang dengan kebutuhan bayi. Pada ASI, jenis proteinnya
adalah whey yang memiliki ukuran molekul lebih kecil. Protein jenis whey ini mempunyai sifat
mudah dicerna. Komponen dasar dari protein adala h asam amino yang berfungsi sebagai
pembentuk struktur otak. Protein berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem
kekebalan tubuh dan untuk pertumbuhan otak serta menyempurnakan fungsi pencernaan. Protein
juga memberi lapisan pada dinding usus bayi baru lahir yang masih permeabel terhadap protein,
serta berperan sebagai proteksi terhadap berbagai risiko infeksi bakteri atau virus yang dapat
masuk melalui pencernaan. Protein dalam ASI dapat membantu menghancurkan bakteri dan
melindungi bayi dari infeksi.

Kandungan zat gizi terbesar di dalam ASI adalah lemak. Lemak merupakan sumber kalori atau
energi utama yang terdapat dalam ASI. Kadar lemak ASI berubah-ubah secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi dari hari ke hari. Lemak dapat diolah, dicerna dan diserap baik
karena dalam ASI sekaligus terdapat enzim lipase yang bertugas membantu proses metabolisme
lemak. Ada sekitar 200 jenis asam lemak, yakni 80 persen asam lemak tak jenuh ganda, antara
lain asam linolenat omega 3, EPA dan DHA serta asam linoleat omega-6 ARA yang berperan
penting dalam tumbuh-kembang otak, pertumbuhan sel-sel otak, mielinisasi jaringan saraf, serta
ketajaman penglihatan. Lemak rantai panjang atau long chain poly unsaturated fatty acid (LCPUFA) merupakan jenis lemak yang sangat diperlukan dalam perkembangan otak bayi.

ASI mengandung vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan bayi. Zat gizi mikro penting
adalah vitamin A, vitamin C, vitamin D, zat besi, tiamin, riboflavin, kalsium, fosfor, fluor.
Vitamin D membantu bayi menggunakan kalsium dari ASI untuk tumbuh-kembang tulang.
Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah
yang cukup dan mudah diserap. Zat besi pula dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin,
bagian dari sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, zat besi juga esensial
untuk tumbuh-kembang otak bayi. Zat besi yang terkandung dalam ASI juga mudah diserap.
Selain itu, fluor di dalam ASI pula membantu untuk membentuk gigi yang kuat dan mencegah
gigi berlubang di kelak.4
Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 8

2.2 Imunisasi
Imunisasi rutin telah berjaya mengurangkan angka kematian dari pelbagai penyakit menular dan
menjadi aspek yang penting kepada penjagaan dan pencegahan dalam pediatrik. 5 Imunisasi
adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak- anak karena sistem kekebalan tubuh
mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan bertahap dan
lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri,
tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc dan sebagainya.
Ada 5 jenis imunisasi dasar yang diberikan antara lain BCG (Bacillus Calmette-Guerin),
Hepatitis B, polio, DPT dan campak. Vaksin BCG merupakan vaksin berbentuk beku kering
yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no
1173.P2 (Vademecum Bio Farma, 2002). Vaksin BCG memberikan kekebalan secara aktif
terhadap tuberculosis (TBC). Tuberculososis adalah suatu penyakit langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC ini dapat menyerang semua
golongan umur dan di Indonesia, TBC masih merupakan penyakit rakyat yang sangat mudah
menular. BCG tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sakit TBC dan panas
tinggi.
Vaksin jerap DTP (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid, difteri dan
tetanus yang dimumikan serta bakteri pertussis yang telah diinaktivasi dan teradsorbsi ke dalam
Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 9

3 mg/ml aluminium fosfat. Vaksin DTP memberikan kekebalan secara simultan terhadap difteri,
tetanus dan batuk rejan. Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheria. Penyakit ini merangsang saluran pernafasan terutama terjadi pada
balita. Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Bordotella
pertussis pada saluran pernafasan. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi
usia dini dan tidak jarang menimbulkan kematian. Tetanus pula merupakan salah satu penyakit
infeksi disebabkan oleh Clostridium tetani. DTP tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah,
panas tinggi dan kejang.
Vaksin Oral Polio adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspense virus poliomyelitis tipe
1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan. Vaksin polio memberikan kekebalan aktif
terhadap poliomyelitis. Poliomyelitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Telah
dikenal 3 jenis virus polio yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak bagian anterior
susunan saraf pusat tulang belakang. Polio tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat noninfectious. Vaksin ini memberikan kekebalan aktif terhadap hepatitis B. Penyakit hepatitis B
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B.6, 7
Cara pemberian imunisasi dasar berbeda bagi setiap vaksin:
Vaksin

Cara dan tempat pemberiaan

BCG

Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus kanan

DTP

Intramuskular

Polio

Diteteskan ke mulut

Campak

Subkutan, biasanya lengan kiri atas

Hepatitis B

Intramuskular pada paha bagian luar

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 10

Tabel 1: Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di


Indonesia, DepKes 2000)8

Imunisasi rutin diberikan secara bertahap sesuai dengan usia bayi:

Tabel 2: Jadwal pemberian imunisasi menurut IDAI9

Kesimpulan
Imunisasi rutin merupakan perkara yang sangat penting untuk diberikan kepada bayi. Imunisasi
ini haruslah diberikan secara bertahap sesuai dengan usia bayi untuk memberikan proteksi
terhadap pelbagai penyakit menular dan berbahaya.10 Terdapat 5 jenis imunisasi dasar antara lain
BCG (Bacillus Calmette-Guerin), Hepatitis B, polio, DTP dan campak. Pada usia bayi 2 bulan
Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 11

dan ke bawah, jenis imunisasi yang diberikan adalah BCG, Hepatitis B, polio dan DTP manakala
imunisasi campak diberikan saat bayi berusia 9 bulan.

Daftar Pustaka
1

American academy of pediatrics. Diunduh dari http://www2.aap.org/breastfeeding/ tanggal

14 Disember 2013
Kellymom parenting breastfeeding. Diunduh dari

http://kellymom.com/nutrition/vitamins/vitamins/ tanggal 15 Disember 2013


Westcott J. Zinc and breastfed infants if and when is there a risk of deficiency. United States:

Adv Exp Med Biol; 2002. h. 69-75


Mengenal kandungan gizi air susu ibu. Diunduh dari
http://health.kompas.com/read/2013/08/14/0739297/Mengenal.Kandungan.Gizi.Air.Susu.Ib

5
6
7
8
9

u. tanggal 16 Disember 203


Rudolph A. Rudolphs pediatrics. United States: Appleton & Lange; 1996. h. 29-31
Imunisasi rutin. Diunduh dari http://www.lontar.ui.ac.id/ tanggal 16 Disember 2013
Feder L. Childhood vaccination. USA: Hatherleigh Press; 2007. h. 70
Alimul H. Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009. h. 98
Jadwal Imunisasi 2011-2012. Diunduh dari www.kesehatananakku.com tanggal 16

Disember 2013
10 Immunization. Diunduh dari http://www.who.int/topics/immunization/en/ tanggal 16
Disember 2013

Nur Adibah binti Zukelfali. C3.

Page 12

Anda mungkin juga menyukai