Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Blok 4
Semester 1
Pembuktian Hubungan Ibu dan Bayi

Nur Adibah binti Zukelfali


10- 2012- 488
F1

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)


Alamat korespondensi : Universitas Kristen Krida Wacana,
Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510.

adibahzukelfali@gmail.com
1

Skenario
Dari televisi diberitakan tentang ditemukannya seorang bayi, diduga bayi tersebut adalah bayi
yang hilang ketika baru dilahirkan, yang dilaporkan ibunya. Pihak kepolisian ingin
membuktikan bahwa bayi itu adalah benar anak dari ibu tersebut.
Pendahuluan
Ibu dan bayi mempunyai hubungan darah yang sangat erat. Berbagai sifat boleh
diwariskan oleh ibu kepada bayi yang dikandungnya. Hubungan ibu dan bayi boleh
dibuktikan melalui berbagai macam cara. Antara cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengaplikasikan Hukum Mendel yaitu dengan melakukan tes golongan darah dan pewarisan
sifat. Selain itu, hubungan ibu dan bayi juga boleh dibuktikan melalui tes DNA. Tes DNA
atau disebut juga sebagai pemprofilan DNA merupakan tes yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan menilai informasi genetik dalam sel- sel tubuh manusia. Tes DNA
mempunyai beberapa prosedur seperti pengambilan sampel sel daripada kulit, darah dan
rambut. Kemudian, proses diteruskan dengan ekstraksi DNA daripada sampel sel dan
pemotongan bagian DNA kepada fragmen- fragmen kecil. Fragmen- fragmen DNA ini
kemudiannya dipisahkan dan divisualisasikan. Akhirnya, profil DNA yang terhasil
dibandingkan dengan yang lain. Keberhasilan tes DNA ini biasanya hampir mendekati 100%
akurat.

Analisis Masalah

Hukum
Mendel
Prosedur

Pewarisan
Genetika

Probabilitas

Pembuktian
Hubungan Ibu
dan Bayi

Tes DNA

Metode
Pembuktian

Tes
Golongan
Darah

Hipotesis
Hubungan ibu dan bayi dapat dibuktikan dengan tes DNA, tes golongan darah dan Hukum
Mendel.
Isi Pembahasan
DNA
DNA (Deoxyribonucleic acid) adalah komponen yang paling signifikan dalam
kehidupan karena ia berperan sebagai pembawa informasi genetik dari satu generasi ke
generasi yang lain. Informasi genetik ini pada dasarnya merupakan kumpulan instruksi yang
mengatur sel supaya boleh melakukan hal- hal tertentu. DNA berkaitan dengan semua
aktivitas biologis dan merupakan pusat kajian di dalam sitologi, genetik, biologi molekuler,
mikrobiologi, perkembangan biologis, biokimia dan evolusi.1

Struktur DNA
Molekul DNA tersusun atas dua rantai polinukleotida yang terdiri daripada empat
macam subunit neuklotida. Setiap nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa dan
basa nitrogen. Gugus fosfat berfungsi menghubungkan antara molekul gula yang satu dan
molekul gula yang lain. Gula pentosa pada nukleotida adalah gula deoksiribosa karena salah
satu atom C-nya kehilangan gugus OH. Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen.1 DNA
mempunyai kombinasi daripada empat macam basa nitrogen yang tersusun atas purin dan
pirimidin. Di dalam DNA, purin tersusun atas guanin (G) dan adenin (A), sedangkan
pirimidin tersusun atas timin (T) dan sitosin (C). Basa purin akan sentiasa berpasangan
dengan pirimidin. Di dalam DNA, adenin akan berpasangan dengan timin, sedangkan sitosin
akan berpasangan dengan guanin. Hasilnya, DNA double helix terbentuk. Untai ganda DNA
dihubungkan oleh ikatan hidrogen di antara pasangan basa komplementer.

Gambar 1: DNA double helix2


4

Fungsi DNA
Fungsi utama DNA adalah sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke
generasi yang selanjutnya. Selain itu, DNA juga dapat menyediakan informasi yang
diturunkan ke sel generasi yang lain dengan melakukan proses replikasi. DNA juga berfungsi
sebagai template untuk proses transkripsi informasi ke RNA. Susunan basa pada DNA juga
akan menentukan susunan polipeptida yang akhirnya membentuk protein.
Metode Pembuktian
Tes DNA
Tes DNA atau DNA Profiling (juga dikenali sebagai DNA Fingerprinting)
merupakan tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi individu melalui pola di dalam DNA.
DNA tersusun atas intron and ekson. Intron adalah bagian dari kromosom yang digunakan
untuk tes DNA. Di dalam intron, terdapat sekuen DNA pendek yang diulang berkali- kali.
Sekuen ini dikenali sebagai short tandem repets (STRs) atau satellites. STR tersusun atas 2
hingga 50 pasangan basa dan boleh diulang daripada 5 hingga beberapa ratus kali. Setiap
manusia mempunyai banyak intron.
Ekstraksi DNA dan Rantai Polimerase Reaksi (PCR)
Kita harus tahu cara bagaimana untuk membuktikan hubungan antara ibu dan bayi.
Hal ini boleh dilakukan dengan melakukan tes DNA. Tes DNA merupakan proses yang
mempunyai banyak tahap. Antaranya adalah ekstraksi DNA, PCR, dan elektroforesis.
Melalui tes ini, band- band DNA di dalam sel bayi akan dibandingkan dengan band- band
DNA yang terdapat pada sel ibu.

Untuk melakukan teknik ini, sampel DNA diambil. Sampel DNA boleh didapatkan
daripada kulit, air liur, rambut atau darah atau apa saja sel yang terdapat pada tubuh bayi.
Setelah itu, DNA dipotong menjadi fragmen-fragmen yang kecil menggunakan enzim
restriksi. Kemudian, sampel DNA tersebut melewati proses rantai polimerase reaksi (PCR)
untuk membolehkan DNA direplikasi. Dengan ini, ratusan hingga ribuan kopi DNA dapat
diperoleh untuk dijadikan profil DNA.

Gambar 2: Rantai Polimerase Reaksi (PCR)3

Gambar 3: Rantai Polimerase Reaksi (PCR)3


Elektroforesis
Elektroforesis DNA dilakukan untuk menganalisis fragmen- fragmen DNA hasil
pemotongan dengan enzim restriksi4. Fragmen- fragmen ini kemudian ditempatkan ke dalam
sumur gel yaitu gel agaros di mana gel tersebut direndam di dalam larutan buffer, dan
disambung ke elektrod yang mengalirkan arus listrik. Pemisahan fragmen ini dilakukan
dengan melihat mobilitas fragmen. Semakin panjang fragmen itu, semakin lambat ia bergerak
melewati gel. Setelah beberapa waktu, arus listrik akan dihapus.

Southern blotting digunakan untuk memindahkan fragmen ke membran nitroselulosa


yaitu dengan cara larutan ditarik melalui gel. Untai ganda DNA kemudiannya terbagi dan
melekat pada membran. Membran tersebut kemudian diletakkan di dalam kantung yang berisi
DNA probe. Untai tunggal DNA probe terikat pada sekuen komplementar fragmen. Setelah
itu, DNA divisualisasi menggunakan pewarna fluorescent. Band DNA yang divisualsi adalah
sesuai berdasarkan posisi fragmen-fragmen DNA sewaktu bergerak dalam gel agarosa.

Gambar 4: Elektroforesis3
8

Akhir sekali, analisis akan dilakukan dengan membandingkan band-band DNA


tersebut dengan DNA kontrol.3 DNA kontrol adalah fragmen DNA dari seseorang yang
dipercayai sebagai ibu kepada bayi tersebut. Dengan membandingkan, kita akan dapat
mendeteksi hubungan antara bayi dan ibu. Jika terdapat banyak persamaan di antara band
DNA bayi dengan band DNA kontrol, berkemungkinan bayi tersebut adalah anak kepada ibu
tersebut.

Gambar 5: Band- band DNA yang divisualisasi


Pewarisan Sifat: Hukum Mendel
Pewarisan sifat terkait erat dengan hukum Mendel yang mencetuskan hukum dasar
hereditas. Hereditas adalah penyebaran sifat atau karakter dari orang tua kepada
keturunannya melalui informasi yang dikodekan pada sel germinal orang tua.5 Ia menyatakan
bahwa setiap individu baru akan menerima faktor pembawa sifat yang disebut gen, masingmasing satu gen dari setiap orang tuanya, dengan demikian individu baru tersebut
mempunyai sepasang gen. Hal ini dinyatakan dalam hukum Segregasi (hukum Mendel I) dan
hukum Pemilihan Bebas (hukum Mendel II).6

Hukum Mendel memberikan dasar untuk ilmu genetik modern. Hukum Segregasi
menyatakan bahwa anggota pasangan alel akan bersegregasi atau terpisah selama proses
pembentukan gamet. Melalui distribusi acak, sebagian gamet akan berisi gen ibu asli, lainnya
berisi gen ayah asli. Dasar fisik untuk hukum ini adalah pemisaham kromosom homolog
selama pembelahan meiosis tahap anafase I.7 Hukum Pemilihan Bebas pula menyatakan
bahwa gen pada berbagai lokus akan bersegregasi dengan bebas satu sama lain, yaitu jika dua
pasangan gen atau lebih saling berhadapan, maka setiap pasangan akan berpisah dan bergerak
ke dalam gamet dengan bebas, asalkan gen tersebut tidak berada dalam kromosom yang
sama.7
Pewarisan Sifat Menurut Golongan Darah
Penggolongan darah pada manusia ditentukan juga melalui proses pewarisan sifat.
Terdapat tiga sistem penggolongan darah pada manusia, yaitu sistem ABO, MN, dan Rhesus
(Rh), namun yang akan dibahaskan di sini adalah penggolongan darah sistem ABO. Secara
genetika, golongan darah sistem ini diturunkan oleh alel ganda. Alel ganda, mengacu pada
munculnya tiga alel atau lebih (dalam bentuk gen) dalam satu lokus tunggal, walaupun tidak
ada individu yang membawa alel lebih dari dua. Contoh dari kasus ini adalah pewarisan sifat
golongan darah ABO yang juga melibatkan kodominansi. Alelnya dilambangkan dalam IA,
IB, dan ii. IA dominan terhadap ii dan IB dominan ii, tetapi alel tersebut tidak menunjukkan
dominansi satu sama lain.

Individu bergenotip IAIA atau IAIO memiliki golongan darah A.

Individu bergenotip IBIB atau IBIO memiliki golongan darah B.

Individu bergenotip ii memiliki golongan darah O.

Heterozigot dengan genotip IAIB memiliki golongan darah AB dan alel-alel


kodominan karena karakteristik fenotipnya berhubungan dengan IA dan IB.
10

Ibu
O
A
B
AB

Pewarisan golongan darah kepada bayi


Ayah
O
A
B
O
O, A
O, B
O, A
O, A
O, A, B, AB
O, B
O, A, B, AB
O, B
A, B
A, B, AB
A, B, AB

AB
A, B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB

Tabel 1: Pewarisan golongan darah kepada bayi


Tabel di atas menunjukkan probabilitas atau kemungkinan golongan darah yang akan
diwarisi oleh bayi apabila persilangan antara ibu dan ayah menurut golongan darah terjadi.
Berdasar informasi diatas dan dengan memakai hukum Mendel, situasi berikut terbukti
kebenarannya:

Individu bergolongan darah A berpasangan dengan individu bergolongan darah B


akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A, AB, B, atau O.

Golongan darah A berpasangan dengan golongan darah A juga, akan menghasilkan


keturunan yang bergolongan darah A atau O.

Golongan darah B berpasangan dengan golongan darah O juga, akan menghasilkan


keturunan yang bergolongan darah B atau O.

Golongan darah AB berpasangan dengan golongan darah O akan menghasilkan


keturunan yang bergolongan darah A atau B.

Tes Golongan Darah


Setelah memahami bagaimana pewarisan sifat menurut golongan darah terjadi, tes
golongan darah dapat dilakukan untuk membuktikan hubungan seseorang dengan yang
lainnya. Sampel darah diambil untuk dibandingkan kecocokan golongan darah. Jika terdapat

11

persamaan, kemungkinan untuk mengaitkan bahwa seseorang itu berhubungan biologis


dengan yang lainnya adalah tinggi.
Kesimpulan
Kesimpulannya, hubungan ibu dan bayi dapat dibuktikan dengan melakukan tes DNA
dan tes golongan darah. Adalah sangat penting untuk memahami bagaimana pewarisan sifat
menurut golongan darah itu terjadi supaya hubungan biologis antara ibu dan bayi boleh
dibuktikan. Walaubagaimanapun, dengan teknologi masa kini tes DNA lebih sering
digunakan berbanding tes golongan darah karena tes DNA dikatakan dapat menghasilkan
keputusan yang lebih akurat.
Daftar Pustaka
1. Ferdinand F, Ariebowo M. Prakis belajar biologi. Jakarta: Visindo Media Persada;
2007. Hal 57
2. DNA Strucure diunduh dari
http://www.mhhe.com/biosci/esp/2001_gbio/folder_structure/ge/m4/s1/index.htm
3. University of New York Science Education Group Staff, Nuffield Curriculum Centre
Staff. Salters Nuffield advanced biology A2 student book. UK: Pearson Education;
2008. Hal 77-9
4. Yuwono T. Biologi molekular. Indonesia: Penerbit Erlangga; 2008. Hal 35-6
5. Dirckx JH. Kamus ringkas kedokteran Stedman untuk profesi kesehatan. Edisi ke-4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. Hal 520.
6. Maryam A, Dwinanto D, Herlina L, Kartini SKP. Ensiklopedia tokoh biologi. Jakarta:
Balai Pustaka; 2008. Hal 25.
7. Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1995. Hal 61
12

Anda mungkin juga menyukai