Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI PADA USIA LANJUT

Oleh:
Indraji Dwi Mulyawan
Pembimbing
dr. Fatichati B, SpPD
1

Jumlah penduduk 2010 mengalami kenaikan


sebesar 400%
Usia lanjut morbiditas dan mortalitas berbagai
penyakit kardiovaskular meningkat
TDS (tekanan darah sistolik) meningkat sesuai
dengan peningkatan usia, akan tetapi TDD (tekanan
darah diastolik) meningkat seiring dengan TDS
sampai sekitar usia 55 tahun, yang kemudian
menurun oleh karena terjadinya proses kekakuan
arteri akibat aterosklerosis.
2

60 tahun 2/3 hipertensi sistolik terisolasi


(HST),
di atas 75 tahun 3/4 pasien hipertensi
mempunyai hipertensi sistolik.

Negara maju TDS <140, TDD <90 mmHg)


hanya pada 20% pasien hipertensi.

Usia lanjut prevalensi gagal jantung &


stroke tinggi keduanya merupakan
komplikasi hipertensi.
3

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Rekomendasi Canadian Hypertension Education
Program (CHEP, 2009) pengukuran minimal 3
kali pada posisi duduk dengan jarak
pemeriksaan minimal 1 menit. Pengukuran
pertama diabaikan, kemudian diambil nilai ratarata dari dua pengukuran selanjutnya.
Usia lanjut dilakukan juga pada posisi berdiri.

DEFlNlSl HlPERTENSl PADA


USIA LANJUT
JNC-7 2003, WHO-ISH 1999, ESH/ESC
definisi hipertensi sama untuk semua golongan
umur. Pengobatan didasarkan bukan atas umur
akan tetapi pada tingkat tekanan darah dan
adanya risiko kardiovaskular
HlPERTENSl SlSTOLlK TERlSOLASl (HST)
didefinisikan sebagai TDS >140 mmHg, TDD <
90 mmHg. akibat dari kehilangan elastisitas
arteri pada usia lanjut
5

MANFAAT PENGOBATAN
studi Syst-EUR membandingkan pengobatan
antara golongan antagonis kalsium (nifedipin)
dengan plasebo pada hipertensi sistolik terisolasi.
penurunan strok (41%) dan keseluruhan
komplikasi kardiovaskular (fatal dan nonfatal 31%).
Penurunan tekanan darah menurunkan risiko
morbiditas maupun mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskular.

PENGARUH HlPERTENSl TERHADAP


MORBIDITAS SELAIN KARDIOVASKULAR
Diabetes Melitus resiko kardiovaskuler lebih
besar. Pengobatan diuretik dan Kalsium
antagonis memiliki efek penurunan tekanan
darah yang sama. Hal ini penting mengingat
anggapan bahwa ACEI atau ARB yang
direkomendasikan
IMT penggunaan diuretik menghasilkan
parameter survival, & kejadian klinik lebih baik
pada obesitas di banding IMT normal
7

Fungsi Kognitif dan Demensia


Penurunan fungsi kognitif & demensia pada usia lanjut pada
hipertensi kronik
Akibat penyempitan dan sklerosis artri kecil di subkortikal
hipoperfusi, kehilangan autoregulasi, penurunan sawar otak,
demyelinisasi white matter subkortikal, mikroinfark, &
penurunan kognitif
TD optimal untuk menceah proses ini TDS 135-150 mmHg,
TDD 70-79 mmHg
Penghambat reseptor beta tidak menunjukkan perbaikan
kognitif dibanding ARB
Pemberian OAH tidak meningkatkan resiko demensia,
8
maupun penurunan fungsi kognitif

PENGELOLAAN HlPERTENSl USIA LANJUT


Rekomendasi TD < 140/90 mmHg
Penurunan BB & asupan garam sangat penting
Dianjurkan aktivitas fisik secara teratur
Menghentikan konsumsi alkohol
NICE/BHS, 2006 medikamentosa bila TD >
160/100 mmHg, HST (TDS>160 mmHg), TD
>140mmHg disertai resiko kardiovaskuler (+), atau
resiko kardiovaskuler dalam 10 tahun minimal 20%
Diuretik dianjurkan sebagai obat pertama pada HST
DM TD < 130/85 mmHg,
9

HlPOTENSl ORTOSTATIK
Sering pada pasien DM
hipotensi ortostatik perbedaan TD pada posisi berbaring
dengan posisi berdiri >20 mmHg sistolik atau >10 mmHg
diastolik.
Penyebab hipotensi ortostatik kurangnya cairan tubuh,
disfungsi barorefleks, insufisiensi saraf otonom, obat
antihipertensi tertentu seperti penghambat reseptor alfa atau
penghambat beta.
Penggunaan diuretik dan obat golongan nitrat memacu
terjadinya hipotensi ortostatik.
Gejala hipotensi ortostatik seperti rasa tidak stabil, riwayat
terjatuh, rasa oleng atau pernah pingsan, pengukuran
tekanan darah pada posisi berbaring, duduk dan berdiri atau
tegak.
Diperlukan penyesuaian obat dan dosis
10

MASALAH KHUSUS PADA USlA LANJUT


1. Mendapat banyak obat kemungkinan interaksi harus selalu

dipikirkan..
2. Pendengaran dan penglihatan yang menurun kesulitan

dalam memahami intruksi dokter.


3. Adanya demensia atau gangguan fungsi kognitif

pertimbangan untuk menentukan pilihan obat.


4. Kemasan dan tempat obat yang diberikan apotik. Kesulitan

membuka tutup, mengeluarkan obat mengakibatkan


kepatuhan minum obat terganggu.
5. kesulitan keuangan, sehingga dalam pemilihan obat,

pemeriksaan penunjang harus dipertimbangkan.


6. Komunikasi dengan pasien.

11

Terima kasih

12

Anda mungkin juga menyukai