Anda di halaman 1dari 19

CEKUNGAN

KALIMANTAN
1.
2.
3.
4.
5.

Oleh :
Dionisius Septian Cahyo
Frans Edward Ricardo
Fransiskus Belang Leyn
Fristo Gusfio Budiman
Keumala Widyamurti

GEOLOGI REGIONAL KALIMANTAN

Kalimantan merupakan daerah yang memiliki


tektonik yang kompleks. Adanya interaksi
konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu:
1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Pasifik
3.Lempeng Asia yang membentuk daerah
Timur Kalimantan
(Hamilton, 1979).

Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh


Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu:

Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari


continental passive margin, yang terbentuk pada zaman Kapur
Awal sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal
sebagai Sunda land. Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa interaksi
konvergen yang menghasilkan beberapa formasi akresi pada
daerah Kalimantan.

Selama zaman Eosen, daerah Sulawesi berada di bagian Timur


kontinen dataran Sunda. Pada pertengahan Eosen, terjadi interaksi
konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Asia yang
mempengaruhi makin terbukanya busur belakang samudra, Laut
Sulawesi, dan Selat Malaka. Cekungan Kutai merupakan salah satu
cekungan yang dihasilkan oleh perkembangan regangan cekungan
yang besar pada daerah Kalimantan.

Geologi Regional Cekungan Kutai


Cekungan Kutai merupakan cekungan paling
ekonomis kedua di Indonesia setelah cekungan
Dumai. Cekungan ini mengalami penurunan
selama
masa
akhir
paleosen
hingga
pertengahan Eosen Oligosen, berkaitan
dengan basement rifting. Sebagian cekungan
ini mengalami pengangkatan pada akhir
Oligosen. Kemudian pengangkatan cekungan
dan inversi dimulai sejak awal Miosen
bersamaan dengan pengendapan serangkaian
endapan aluvial dan delta yang luas.
Pengendapan endapan delta ini berlangsung

Fisiografi

Fisiografi dan tatanan regional Kalimantan Timur


(Paterson et al., 1997)

Gambar II.3 Batas-batas Cekungan Kutai (Allen dan Chambers, 1998)

Tatanan Tektonik dan Struktur Geologi Cekungan Kutai

Pola struktur yang berkembang di Cekungan Kutai didominasi oleh


serangkaian lipatan dan patahan ketat yang berarah NNE-SSW yang
paralel dengan garis pantai Timur. Pola struktur ini dikenal sebagai
Anticlinorium Mahakam Foldbelt. Sabuk lipatan ini berbentuk
rangkaian antiklin asimetris, ketat, dan dipisahkan oleh sinklin yang
lebar.

Struktur geologi Cekungan Kutai


(Allen dan Chambers, 1998)

Tektonostratigrafi Cekungan
Kutai

Stratigrafi dan kerangka tektonik Cekungan Kutai


(Satyana, et al., 1999)

Geologi Regional Delta Mahakam

Delta Mahakam merupakan daerah yang memiliki kandungan


hidrokarbon yang sangat besar mencapai lebih dari 5 milliar barrel
(Moss, et.al., 1997) yang merupakan akumulasi batupasir dari facies
deltaic bar dan channel.

Evolusi area Mahakam (Mora, et al., 2001)

Pola struktur geologi area


Mahakam

Stratigrafi Cekungan Kutai

Stratigrafi Cekungan Kutai tengah dan Cekungan Kutai bawah


(Moss dan Chamber, 1998)

Kesebandingan stratigrafi Cekungan Barito, Kutai, dan Tarakan


(Satyana, et al., 1999)

Stratigrafi regional Cekungan Kutai


(Courtney, et al., 1994 op cit. Andang B, 2004)

Stratigrafi Delta Mahakam

Sketsa stratigrafi dan pengendapan area Mahakam

Penampang stratigrafi Delta Mahakam

KESIMPULAN

Daerah ini memiliki tektonik yang kompleks.


Adanya interaksi konvergen antara 3 lempeng
utama, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng
Pasifik, dan Lempeng Asia yang membentuk
daerah Timur Kalimantan yang menghasilkan
bebarapa kerangka tektonik . Bagian Barat daya
dari
Kalimantan
merupakan
bagian
dari
continental passive margin, yang terbentuk pada
zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng
Asia Tenggara yang dikenal sebagai Sunda land.
Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa interaksi
konvergen yang menghasilkan beberapa formasi
akresi pada daerah Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai