Anda di halaman 1dari 19

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
I.1.

Definisi
Penyakit kulit kronik yang ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel

eperdermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan dermis.


Tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk pembentukan psoriasis. Faktorfaktor imun mungkin berperan karena penyakit yang parah dapat timbul pada
orang dengan gangguan kekebalan.
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak,
bersisik yang dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.
Psoriasis adalah penyakit kulit kronis dengan bentuk lesi-lesi yang khas
berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang cepat.
I.2.

Epidemiologi
Psoriasis mempengaruhi kedua jenis kelamin sama dan dapat terjadi pada

semua usia, meskipun paling sering muncul untuk pertama kalinya antara usia 15
dan 25 tahun. Onset sebelum usia 40 biasanya menunjukkan kerentanan genetik
yang lebih besar dan tentunya lebih parah atau berulang psoriasis.
I.3.

Etiologi
Penyebab Psoriasis hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga

beberapa faktor sebagai pencetus timbulnya Psoriasis, antara lain:


1.

Faktor predisposisi

a.

Faktor herediter (genetik). Disebutkan bahwa seseorang beresiko menderita


Psoriasis sekitar 34-39% jika salah satu orang tuanya menderita Psoriasis,
dan sekitar 12% jika kedua orang tuanya tidak menderita Psoriasis.

b.

Faktor psikis. Sebagian penderita diduga mengalami Psoriasis karena dipicu


oleh faktor psikis. Sedangkan stress, gelisah, cemas dan gangguan emosi
lainnya berperan menimbulkan kekambuhan. Padahal penderita Psoriasis
pada umumnya stress lantaran gemas melihat bercak di kulitnya tak kunjung
hilang

c.

Faktor infeksi fokal. Beberapa infeksi menahun (kronis) diduga berperan


pada timbulnya Psoriasis.

d.

Penyakit metabolik (misalnya diabetus melitus laten).

e.

Faktor cuaca. Pada beberapa penderita mempunyai kecenderungan membaik


saat musim panas dan kambuh pada musim hujan.

2.
a.

b.

Faktor Provokatif
Faktor trauma.
Gesekan dan tekanan pada kulit sering dapat menimbulkan lesi psoriasis
pada tempat trauma dan ini disebut fenomena Koebner.
Faktor infeksi
Infeksi Streptokokus di laring dapat merupakan faktor pencetus pada
penderita dengan predisposisi psoriasis. Apabila infeksi tenggorokan

c.

sembuh, biasanya psoriasis juga akan sembuh.


Obat-obatan
Obat kortikosteroid merupakan obat bermata dua. Pada permulaan dapat
menyembuhkan psoriasis tetapi bila obat ini dihentikan penyakit akan
kambuh lagi bahkan lebih berat. Obat lainnya yaitu klorokuin dan obat

d.

antihipertensi betabloker.
Stress Psikologis
Dapat menghambat pertumbuhan sel-sel epidermis, tetapi bila penderita
sensitive terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan
bertambah hebat karena reaksi isomorfik. Reaksi isomorfik yaitu timbul

e.

lesi-lesi yang sama dengan kelainan psoriasis akibat bekas trauma/garukan.


Kehamilan
Kadang-kadang wanita yang menderita psoriasis dapat sembuh saat hamil,
tetapi akan kambuh lagi sesudah bayinya lahir, dan penyakit ini akan kebal
terhadap pengobatan selama beberapa bulan.

I.4.

Tanda dan Gejala


Pada tahap permulaan, mirip dengan penyakit-penyakit kulit eritro papulo

skuamus dermatosa (penyakit kulit yang memberikan gambaran bercak merah


bersisik). Namun gambaran klinis akan makin jelas seiring dengan waktu lantaran
penyakit ini bersifat menahun (kronis).
Gejala-gejala Psoriasis adalah sebagai berikut:
1.

Awalnya, psoriasis ditandai dengan bercak merah, kadang gatal, berbatas jelas
yang tiba-tiba muncul di kulit, terutama di siku, lutut, daerah tulang ekor
2

(sakrum), kepala dan daerah genital. Di permukaan bercak terdapat sisik


(skuama) berwarna putih mirip mika atau putih keperakan, kering, berlapis,
2.

kasar dan transparan.


Selanjutnya, bercak merah membesar, dan beberapa bercak bergabung

3.

membentuk bercak yang lebih lebar.


Bercak pada umumnya berbentuk bulat atau oval, berukuran satu hingga

4.
5.

beberapa sentimeter dan menetap dalam waktu yang lama.


Selain di kulit, psoriasis dapat mengenai kuku dan sendi (jarang).
Berdasarkan bentuk klinis, psoriasis dibedakan menjadi beberapa macam,
yakni: psoriasis vulgaris, psoriasis pustulosa, psoriasis artritis, psoriasis
gutata, psoriasis inversa, psoriasis eritroderma.

I.5.

Klasifikasi
Klasifikasi didasarkan pada pola-pola klinis, Pada psoriasis didapatkan

beberapa pola-pola klinis berikut ini menurut Brown & Burns (2005):
a. Psoriasis plak klasik
Ini merupakan pola yang paling sering dijumpai.Bisa berupa plak merah
tunggal atau multipel, dengan diameter yang bervariasi mulai dari beberapa
milimeter sampai beberapa centimeter, dan dengan permukaan yang berskuama.
Bila dikerok dengan hati hati maka skuama akan terlihat seperti memantulkan
cahaya, memberi efek seperti perak (akibat terjadinya parakeratosis pada stratum
korneum). Gosokan yang lebih keras akan menyebabkan timbulnya pendarahan
bintik pada kapiler.
Plak plak ini dapat timbul dibagian tubuh manapun, tetapi psoriasis
mempunyai tempat predileksi pada permukaan ekstensor : lutut, siku, dan dasar
tulang belakang. Lesi seringkali benar benar simetris. Relatif jarang didapatkan
pada wajah. Kulit kepala dan kuku sering terkena dan atropati bisa juga terjadi.
Plak-plak cenderung menjadi kronis dan stabil dengan sedikit perubahan dari
hari ke hari. Akan tetapi, plak-plak tersebut perlahan-lahan bisa meluas dan
bersatu dengan daerah yang berdekatan. Dapat juga hilang dengan cara spontan.
Kadang-kadang psoriasis juga ditemukan pada tempat terjadinya trauma atau
pembentukan jaringan parut, keadaan ini dikenal sebagai fenomena kobner atau
isomorfik, yang merupaka suatu gambaran yang khas tetapi tidak patognomonik.
Paparan dengan radiasi UV atau sinar matahari alama sering kali memperbaiki
psoriasis.

Walaupun sering dikatakan bahwa psoriasis itu tidak gatal tetapi menurut
pengalaman kami banyak pasien mengeluh rasa gatal yang hebat dan kebanyakan
pasien mengalami rasa gatal pada waktu-waktu tertentu. Bahkan sebenarnya
dalam bahsa yunani spora berarti gatal. Beberapa bentuk psoriasis (misalnya,
gutata, fleksural) lebih cenderung menyebabkan iritasi.
b. Psoriasis kulit kepala
Psoriasis pada kulit kepala sering ditemukan : pada kenyataannya kulit kepala
mungkin merupakan satu-satunya yang terkena. Kadang-kadang sulit untuk dapat
membedakan antara psoriasis pada kulit kepala dengan dermatitis seboroik berat,
tetapi psoriasis umunya lebih tebal.Sebagai pegangan utama, apabila kita dapat
merasakan lesi yang terdapat pada kulit kepala sekaligus melihatnya, maka
kelainan itu kemungkinan adalah psoriasis.
Lesi-lesi bervariasis dari hanya satu atau dua plak sampai berupa suatu
lembaran skuama yang tebal dan menutupi seluruh permukaan kulit kepala.
Kadang-kadang skuama bisa menjadi sangat tebal dan tertancap dalam gumpalan
besar yang menempel pada rambut. Keadaan ini disebut dengan pitiriasis
amiantasea. Bisa terjadi kerontokan rambut temporer pada psoriasis kulit kepala
yang parah.(Sumber: Brown & Burns, 2005)

Gambar 1. Skuama yang berlapis-lapis

c. Psoriasis kuku
Kelainan pada kuku sering didapatkan, dan merupakan petunjuk diagnosis
yang penting apabila lesi pada kulit hanya ada beberapa, atau tidak khas.
Perubahan pada kuku hampir selalu terjadi pada psoriasis atropatik.
Terdapat dua kelainan yang dapat terjadi bersama-sama maupun sendirisendiri, yaitu lekukan (pitting) dan onikolisis. Cekungan kuku pada psoriasis
relatif besar dan tidak teratur, berbeda dengan yang terdapat pada alopesia areata.
Onikolisis pada awalnya menimbulkan daerah kemerahan yang gelap yang

dikelilingi bagian yang berwarna merah muda seperti warna ikan salmon, tetapi
kemudian warna kuku berubah menjadi ciklat atau kuning. Kadang-kadang terasa
sakit. Kelainan kuku ini terutama onikolisis dapat juga timbul tanpa ditemukannya
tanda lain (psoriasis).
Kadang-kadang perubahan pustular terjadi pada ujung jari dan kuku (kadang
disebut dengan akrodermatitis kontinua) perubahan yang serupa dapat menyertai
pustulosis palmo plantar kronis pada psoriasis bentuk eritrodermik atau pustular,
keseluruhan kuku bisa menjadi kasar dan berubah warna.
d. Psoriasis gutata
Psoriasis gutata sering timbul mendadak, dan dapat menyertai suatu infeksi,
terutama infeksi streptokokus pada tenggorokan. Hal tersebut merupakan cara
umum timbulnya psoriasis, terutama pada usia dewasa muda.
Gutata (guttate) dalam bahasa latin berarti tetesan. Kebanyakan lesi
berukuran sekitar satu sentimeter dan biasanya warna lebih pucat bila
dibandingkan dengan bercak psoriasis yang telah mantap, setidaknya pada fase
awal. Diagnosis banding yang utama adalah pitriasis rosea, paling mudah
dibedakan dengan adanya skuama parakeratosis pada psoriasis, dan bentuk lesinya
(bulat pada psoriasis gutata, oval pada pitriasis rosea). Pada psoriasis gutata dapat
timbul rasa gatal.
Lesi-lesi pada psoriasis gutata sering cepat hilang, tetapi pada beberapa pasien
bisa membesar dan menjadi plak yang menetap.
e. Psoriasis fleksural (inversa)
Psoriasis fleksural dapat menyertai lesi plak yang khas, namun juga dapat
terlihat tersendiri, atau berkaitan dengan kelainan-kelainan pada kulit kepala dan
kuku. Lesi bisa ditemukan pada daerah lipat paha, celah pada bayi sumbing (natal
cleft), aksila, umbilikus dan lipatan dibawah payudara. Selalu didapatkan adanya
maserasi, dan skuama pada permukaan kulit sering hilang, meninggalkan
penampakan erimatosa yang seperti daging. Kelainan ini sulit dibedakan dengan
dermatitis seboroik fleksural, sehingga carilah kelainan pada kuku atau tanda
psoriasis ditempat lain. Beberapa dermatologi percaya terdapat satu fase dimana
kedua kelainan saling tumpang tindih, yang kemudian disebut dengan kelainan
sebo-psoriasis.

Psoriasis fleksural sering terasa gatal. Berhati-hatilah terhadap kemungkinan


adanya sensitifitas kontak sekunder karena pemakaian obat-obat anti gatal yang
dijual bebas.

Gambar 2. Psoriasis fleksural

f. Brittle psoriasis (psoriasis yang rapuh)


Kadang-kadang anda akan menghadapi pasien psoriasis dimana tidak adanya
plak yang tebal dan stabil, tetapi yang ada adalah daerah berskuama tipis yang
tidak stabil. Lesi bisa timbul secara de novo atau berkembang secara mendadak
pasien psoriasis yang kelainannya stabil selama bertahun-tahun. Salah satu
penyebab keadaan seperti ini adalah terapi steroid sistemik (sering digunakan
untuk kelainan yang lain), sedangkan steroid topikal yang poten dapat juga
menyebabkan psoriasis yang stabil menjadi keras namun rapuh (brittle).
Maksud dari brittle psoriasis adalah bahwa lesi bisa menyebar ke seluruh
tubuh dengan cepat, terutama apabila diobati dengan obat-obatan yang poten dan
mengarah pada terjadinya eritroderma atau bahkan psoriasis pustular akut.
g. Psoriasis eritrodermik
Apabila plak-plak psoriasis menyatu dan mengenai sebagian besar atau
seluruh kulit, maka akan timbul eritroderma atau dermatitis eksfoliatif.
Psoriasis mungkin menjadi eritrodermik dalam proses yang berlangsung
dengan lambat dan tidak dapat dihambat, atau sangat cepat. Kadang-kadang
psoriasis erotridermik dapat timbul de novo. Obat-obat steroid sistemik atau
topikal yang poten bisa mempercepat terjadinya psoriasis eritrodermik.
h. Psoriasis pustular akut (Von Zumbusch)
Keadaan ini sangat serius. Pasien dengan atau tanpa psoriasis sebelumnya
secara tiba - tiba terserang eritema yang menyebar luas dan ditumpangi dengan
adanya pustula. Pustula ini bisa bergabung membentuk danau-danau yang berisi
pus. Pustula ini steril.
6

Pasien mengalami panas tinggi yang naik turun, kelihatan parah dan merasa
tidak sehat, serta didapatkan leukositosis. Apabila pasien tidak segera diobati,
maka penyakitnya akan bertambah parah dan mungkin bisa meninggal, seringkali
akibat terjadinya infeksi sekunder.
I.6.

Patologi dan patofisiologi penyakit


Secara fisiologis, waktu yang diperlukan untuk suatu pertukaran normal

sel epidermis adalah sekitar 28-30 hari. Pada psoriasis, epidermis di bagian yang
terkena diganti setiap 3-4 hari.
Psoriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit dengan proses
diferensiasi yang reaktif terhadap epidermis secara abnormal dan hiperproliferasi.
Kondisi ini memberikan manifestasi pertukaran sel epidermis menjadi sangat
cepat. Pertukaran sel cepat ini menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan
peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut.
Peningkatan aliran pembuluh darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan
proliferasi yang cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang
matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan
sehingga epidermis menebal dan terbentuklah plak.
Psoriasis biasanya muncul pada usia akhir dekade kedua. Perjalanan
alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Misalnya, sinar matahari, istirahat dan
musim panas biasanya baik untuk penderita psoriasis.Infeksi saluran napas bagian
atas dapat memacu kekambuhan psoriasis akut dengan manifestasi erupsi pustula
kecil mutipel tubuh generalisata yang ditandai oleh pustula multipel disertai plak
radang dikenal sebagai psoriasis pustularis.
Pada tahap lanjut, kondisi penyakit ini akan memberikan komplikasi pada
terjadinya sepsis atau suatu artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid,
disebut artritis psoriatika, timbul pada sekitar 5% pasien psoriasis. (sari,2011)
I.7.

Komplikasi
Menurut Corwin (2009) komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah :

a. Infeksi kulit yang parah dapat terjadi

b. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut artritis


psoriatika, timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. Bila berat, psoriasis dapat
menjadi penyakit yang melemahkan.
c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang menimbulkan stres
psikologis, ansietas, depresi, dan marah.
I.8.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis

psoriasis tidak banyak. Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang


menyertai

psoriasis

perlu

dilakukan,

seperti

pemeriksaan

darah

rutin,

mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit


diabetes melitus.
Pemeriksaan Histopatologi
Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah
hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis dan hilangnya stratum granulosum.
Papilomatosis ini dapat memberi beberapa variasi bentuk seperti gambaran
pemukul bola kasti atau pemukul bola golf.
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan
keratinisasi terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel
tanduk ini masih dapat ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis. Di
dalam stratum korneum dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan
sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada
puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh
sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.
I.9.

Penatalaksanaan
Mengingat bahwa hingga kini belum dapat diberikan pengobatan kausal

(menghilangkan penyebabnya), maka pengobatan yang dilakukan adalah upaya


untuk meminimalisir keluhan, yakni:
1. Menekan atau menghilangkan faktor pencetus (stress, infeksi fokal,
menghindari gesekan mekanik).
2. Mengobati bercak-bercak psoriasis.

a.

Pengobatan topikal (obat luar: salep, krim, pasta, larutan) merupakan pilihan

utama untuk pengobatan psoriasis. Obat-obat yang lazim digunakan, antara lain:
Kortikosteroid

(misalnya:

triamsinolon

asetonid,

fluosinolon

asetonid,

betamethason valerat, betamethason benzoat), Ter (misalnya, LCD 2-5%), antralin


0,1-0,8%, Kalsipotriol. Selain itu, pada beberapa penderita tertentu dilakukan
pengobatan penyinaran dengan ultraviolet.
b. Pengobatan sistemik. Cara ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan
karena adanya kemungkinan efek samping yang ditimbulkannya pada pemakaian
jangka panjang. Obat-obat yang biasa digunakan diantaranya: kortikosteroid,
metotreksat (MTX), retinoid, siklosporin. Dosis dewasa metotreksat 2,5-5 mg
setiap 12 jam selama 3 kali pemberian, kemudian seminggu diulang
c. Pengobatan kombinasi. Cara ini meliputi: kombinasi psoralen dengan
penyinaran ultraviolet (PUVA), kombinasi obat topikal dan sistemik. Pengobatan
dengan penyinaran. Sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis
sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara terbaik ialah
penyinaran secara alamiah, tetapi tidak dapat diukur dan jika berlebihan akan
memperhebat psoriasi. Karena itu, digunakan sinar ultraviolet artivisial,
diantaranya sinar A yang dikenal sebagaian UVA. Sinar tersebut dapat digunakan
secara tersendiri atau dikombinasi dengan psoralen (8-metoksipsoralen,
metoksaklen). Dan disebut PUVA atau bersama-sama dengan preparat ter yang
terkenal sebagai pengobatan cara goeckereman. PUVA juga dapat digunakan
untuk eritroderma psoriatik dan psoriasis pustulosa. Beberapa penyedilik
mengatakan, pada pemakaian yang lama mungkin terjadi kanker kulit.Pengobtan
cara goeckerman menggunakan ter yang berasal dari batu bara, misalnya likuor
karbonas detergen dalam minyak, shampo, atau losio. Ter tersebut bersifat
potosensitizer dan dioleskan 2-3x sehari, lama pengobatan 4-6 minggu,
penyembuhan terjadi setelah 3 minggu.

BAB II
LAPORAN KASUS
PSORIASIS

I.

II.

Identitas Pasien
Nama

: An. V

Umur

: 13 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Sigade, Kab. Semarang

Pekerjaan

: Pelajar

Tanggal Masuk

: 28 April 2014

Status pasien

: Lama

Anamnesa
A. Keluhan Utama
Gatal gatal di kepala dan selangkangan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan yang lalu pasien merasakan gatal-gatal di kepala disertai ketombe
yang berlapis-lapis dan rambut menjadi berminyak dan mudah rontok. Gatal
dirasakan terus menerus dan ditambah terasa gatal saat berkeringat. Pasien
juga mengeluh gatal didaerah selangkangannya berwarna kemerahan di

10

kedua selangkangannya dan terasa perih dan bersisik. Pasien mengaku ada
kesulitan dalam proses belajarnya sehingga sering merasa pusing.
Sebelumnya pasien mengeluh ada demam. Riwayat trauma di sangkal.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya 1 tahun sebelumnya.
Keluhan timbul menjelang menghadapi ujian. Tetapi sudah di obati dan
sembuh. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi makanan dan obat
obatan.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga, tidak ada yang mengalami sakit serupa. Riwayat asma (-),
riwayat alergi udang (+) obat-obatan (-).
E. Riwayat Pengobatan
Pasien belum melakukan pengobatan apapun.
F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang pelajar SMP kelas 1, pasien mengaku sering mengalami
kesulitan dalam proses belajarnya disekolahnya. Pembiayaan rumah sakit
dengan SKTM. Kesan ekonomi cukup.
III.

Pemeriksaan Fisik
A. Status generalisata
1. Keadaan umum

: Baik

2. Kesadaran

: Compos Mentis

3. Tanda Vital
Tekanan Darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 80x/menit

11

Respirasi

: 22x/menit

Suhu

: 37oC

4. Kepala

: Mesocephal, rambut hitam, panjang, lurus, mudah

dicabut
5. Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

6. Hidung

: Sekret (-), mimisan (-), nafas cuping hidung (-)

7. Mulut

: Stomatitis (-), sianosis (-), lidah kotor (-),

pembesaran tonsil(-)
8. Telinga

: Discharge (-), luka (-)

9. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-) , JVP tidak


meningkat
10. Thorak :
a. Pulmo : Sonor, vesikuler diseluruh lap. paru, suara tambahan (-)
b.

Cor : Konfigurasi kesan dalam batas normal, SI-II tunggal, bising(-)


11. Abdomen : Supel, tympani, hepar dan lien tak teraba
12. Ekstremitas :
Capilary refill
Akral dingin
Edema
Sianosis
Gerak
Refleks fisiologis
Refleks patologis

Superior
<2/<2
+
t.d.l
t.d.l

Inferior
<2/2
+
t.d.l
t.d.l

B. Status venerologis
Lokasi

: kepala dan lipatan skuama

UKK 1

: skuama yang berlapis-lapis

UKK 2

: plakat, eritema, skuama

12

Gambar 3. Skuama yang berlapis-lapis

IV.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laoratorium

Hemoglobin : 13,2
Lekosit
: 6,1
Eritrosit
: 4,40
Hematokrit : 37,8
Trombosit
: 268
MCV
: 85,9
MCH
: 30
MCHC
: 34,9
Limfosit%
: 24,8%
Monosit%
: 6,0
Eusinofil % : 10%
Basofil %
: 0,2%
Netrofil %
: 68,0%
LED I
: 28
II
: 63
V.

Diagnosis Banding
Dermatitis seboroik

VI.

Diagnosis Kerja
Psoriasis scalp dan inversa

VII.

Penatalaksanaan

13

Non Farmakologi

Memberikan informasi kepada pasien bahwa penyakitnya akibat adanya


tekenan psikis, dan meminta pasien untuk mengatasinya.

Menyarankan kepada pasien untuk mengkonsumsi dan menggunakan obat


secara teratur

Menyarankan kepada pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri dan


lingkungan.

Menyarankan kepada pasien memperbaiki status gizi dalam makanan.

Farmakologi

VIII.

Koberasol propianate cream 20


As. Salisilat 5 %
Cefodroxil 2500 mg
Cetirizne 1x1

Prognosis
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungsionam

: ad bonam

Quo ad bonam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: ad bonam

14

BAB III
Pembahasan
Diagnosis psoriasis ditegakan pada kasus ini ditegakan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pasien anak umur 13 tahun dengan keluhan gatal di kepalanya disertai
ketombe kasar yang tebal dan berlapis-lapis, pasien juga mengeluh gatal dan
kemerahan di bagian kedua selangkangannya dan terasa nyeri disertai kulit yang
bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tersenut disebabkan karena percepatan
pertukaran sel-sel eperdermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan
dermis. Riwayat trauma di sangkal dapat menyingkirkan faktor predisposisi yang
disebabkan karena trauma, pasien mengaku mengalami kesulitan dalam belajar
dan sering merasa pusing, faktor predisposisi dikarenakan psikis karena saat
pasien mengalami situasi yang sulit timbul gejala yang berulang. Sebelumnya
pasien juga pernah mengalami sakit serupa 1 tahun yang lalu dimana pasien
mengaku keluhan timbul jika pasien banyak pikiran pada saat menjelang ujian. Di
keluarganya tidak ada yang mengalami sakit serupa kita dapat menyingkirkan
faktor predisposisi dari genetik.
Menurut kepustakaan, penyebab terjadinya psoriasis belum diketahui pasti,
namun beberapa faktor predisposisi seperti genetik, psikis dapat menyebabkan
15

timbulnya psoriasis. Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan timbul pada saat
pasien mengalami tekanan psikis.
Pada pemeriksaan fisik, lembaran skuama yang tebal berlapis-lapis dan
kasar menutupi

permukaan kulit kepala. Skuama menjadi sangat tebal dan

tertancap dalam gumpalan besar yang menempel pada rambut. Terjadi kerontokan
rambut psoriasis kulit kepala yang parah. Pada pemeriksaan laboratorium tidak di
temukan tanda-tanda infeksi atau penyakit kronik. Berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik kita dapat menyingkirkan dermatitis seboroik, karena biasa pada dermatitis
seboroik mengenai di tempat-tempat yang banyak mengandung palit, terdapat
papula-paula berbatas tegas dan skuamanya halus tidak berlapis lapis. Kadangkadang ditemukan erosi dengan krusta berwarna kekuningan
Pasien diberikan terapi Koberasol propianate cream 20, merupakan kortikosteroid.
Asam Salisilat 5 % yang berfungsi untuk memabantu pengelupasan sel kulit mati.
Cefodroxil 250 mg merupakan antibiotik berspektrum luas, Cetirizne 1x1
merupakan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal pada pasien ini.

16

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus ini an. V usia 13 tahun dengan keluhan gatal-gatal di
kepala disertai ketombe yang berlapis-lapis. Pasien juga megeluh gatal di daerah
selangkangnya berwarna kemerahan bersisik, dan terasa perih. Pasien mengaku
tidak ada riwayat trauma, di kelurganya tidak ada yang menderita sakit yang
sama. Pasien seorang pelajar, pasien mengaku kesulitan dalam proses belajar dan
sering merasa pusing. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pasien menderita
psoriasis

kulit kepala dan

psoriasis

inversa. Berdasarkan

pemeriksaan

laboratorium tidak menunjukan infeksi maupun penyakit kronik. Faktor


predisposisi merupakan psikis karena saat pasien mengalami situasi yang sulit
timbul gejala yang berualang.

17

DAFTAR PUSTAKA
1.

Corwin, J, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. EGC:

Jakarta.
2.

Doengoes, E, Marilynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3.

EGC: Jakarta.
3.

Djuanda, Adi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: jakarta


4.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3. Media

Aesculapius: Jakarta.
5.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses

penyakit, Edisi 6. EGC:

Jakarta.

6.

Siregar. 2002. Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. ECG : Jakarta

7.

Smeltzer dan Bare.Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth

Vol.3.Edisi 8. EGC: Jakarta.

18

8.

Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi Untuk mahasiswa keperawatan, Edisi

3. EGC: Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • SUSUNANyutyit
    SUSUNANyutyit
    Dokumen1 halaman
    SUSUNANyutyit
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • PORTOFOLIO CKB Fiki
    PORTOFOLIO CKB Fiki
    Dokumen5 halaman
    PORTOFOLIO CKB Fiki
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Ut 6 R 5
    Ut 6 R 5
    Dokumen1 halaman
    Ut 6 R 5
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • PORTOFOLIO CKB Fiki
    PORTOFOLIO CKB Fiki
    Dokumen5 halaman
    PORTOFOLIO CKB Fiki
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen4 halaman
    Case Report
    Kenzo Adhi Wiranata
    Belum ada peringkat
  • Proposalbnvh
    Proposalbnvh
    Dokumen1 halaman
    Proposalbnvh
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Ut 6 R 5
    Ut 6 R 5
    Dokumen1 halaman
    Ut 6 R 5
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • 754 Yfg
    754 Yfg
    Dokumen5 halaman
    754 Yfg
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Dewi BKB
    Laporan Kasus Dewi BKB
    Dokumen7 halaman
    Laporan Kasus Dewi BKB
    Asiah Abdillah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Mataaa
    Laporan Kasus Mataaa
    Dokumen24 halaman
    Laporan Kasus Mataaa
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Skizofrenia: Laporan Kasus
    Skizofrenia: Laporan Kasus
    Dokumen10 halaman
    Skizofrenia: Laporan Kasus
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    hanifanirham
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus 2
    Cover Lapsus 2
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus 2
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Kulit
    Lapsus Kulit
    Dokumen19 halaman
    Lapsus Kulit
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus 1
    Cover Lapsus 1
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus 1
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurding
    Translate Jurding
    Dokumen6 halaman
    Translate Jurding
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • FUNNGI
    FUNNGI
    Dokumen28 halaman
    FUNNGI
    MartinGani
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mata Dewi
    Lapsus Mata Dewi
    Dokumen22 halaman
    Lapsus Mata Dewi
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Bab I Peritonitis
    Bab I Peritonitis
    Dokumen17 halaman
    Bab I Peritonitis
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan Lapsus PERITONITIS
    Lembar Pengesahan Lapsus PERITONITIS
    Dokumen3 halaman
    Lembar Pengesahan Lapsus PERITONITIS
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Neuro
    Lapsus Neuro
    Dokumen21 halaman
    Lapsus Neuro
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Karsinoma Sel Basal Pengobatan
    Karsinoma Sel Basal Pengobatan
    Dokumen27 halaman
    Karsinoma Sel Basal Pengobatan
    nashqonash
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Kista Ovarium Aftercare
    Lapsus Kista Ovarium Aftercare
    Dokumen24 halaman
    Lapsus Kista Ovarium Aftercare
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Vulvo, Vaginitis, Vulvovagin
    Vulvo, Vaginitis, Vulvovagin
    Dokumen59 halaman
    Vulvo, Vaginitis, Vulvovagin
    MartinGani
    Belum ada peringkat
  • Impetigo Sempal
    Impetigo Sempal
    Dokumen23 halaman
    Impetigo Sempal
    MartinGani
    Belum ada peringkat
  • Isi Jurnal
    Isi Jurnal
    Dokumen22 halaman
    Isi Jurnal
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Tabel Mann Whitney
    Tabel Mann Whitney
    Dokumen2 halaman
    Tabel Mann Whitney
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal MB
    Cover Jurnal MB
    Dokumen3 halaman
    Cover Jurnal MB
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat
  • Absensi MP
    Absensi MP
    Dokumen1 halaman
    Absensi MP
    Muhammad Fiki Fauzan
    Belum ada peringkat