TINJAUAN PUSTAKA
I.1.
Definisi
Penyakit kulit kronik yang ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel
Epidemiologi
Psoriasis mempengaruhi kedua jenis kelamin sama dan dapat terjadi pada
semua usia, meskipun paling sering muncul untuk pertama kalinya antara usia 15
dan 25 tahun. Onset sebelum usia 40 biasanya menunjukkan kerentanan genetik
yang lebih besar dan tentunya lebih parah atau berulang psoriasis.
I.3.
Etiologi
Penyebab Psoriasis hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga
Faktor predisposisi
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
Faktor Provokatif
Faktor trauma.
Gesekan dan tekanan pada kulit sering dapat menimbulkan lesi psoriasis
pada tempat trauma dan ini disebut fenomena Koebner.
Faktor infeksi
Infeksi Streptokokus di laring dapat merupakan faktor pencetus pada
penderita dengan predisposisi psoriasis. Apabila infeksi tenggorokan
c.
d.
antihipertensi betabloker.
Stress Psikologis
Dapat menghambat pertumbuhan sel-sel epidermis, tetapi bila penderita
sensitive terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan
bertambah hebat karena reaksi isomorfik. Reaksi isomorfik yaitu timbul
e.
I.4.
Awalnya, psoriasis ditandai dengan bercak merah, kadang gatal, berbatas jelas
yang tiba-tiba muncul di kulit, terutama di siku, lutut, daerah tulang ekor
2
3.
4.
5.
I.5.
Klasifikasi
Klasifikasi didasarkan pada pola-pola klinis, Pada psoriasis didapatkan
beberapa pola-pola klinis berikut ini menurut Brown & Burns (2005):
a. Psoriasis plak klasik
Ini merupakan pola yang paling sering dijumpai.Bisa berupa plak merah
tunggal atau multipel, dengan diameter yang bervariasi mulai dari beberapa
milimeter sampai beberapa centimeter, dan dengan permukaan yang berskuama.
Bila dikerok dengan hati hati maka skuama akan terlihat seperti memantulkan
cahaya, memberi efek seperti perak (akibat terjadinya parakeratosis pada stratum
korneum). Gosokan yang lebih keras akan menyebabkan timbulnya pendarahan
bintik pada kapiler.
Plak plak ini dapat timbul dibagian tubuh manapun, tetapi psoriasis
mempunyai tempat predileksi pada permukaan ekstensor : lutut, siku, dan dasar
tulang belakang. Lesi seringkali benar benar simetris. Relatif jarang didapatkan
pada wajah. Kulit kepala dan kuku sering terkena dan atropati bisa juga terjadi.
Plak-plak cenderung menjadi kronis dan stabil dengan sedikit perubahan dari
hari ke hari. Akan tetapi, plak-plak tersebut perlahan-lahan bisa meluas dan
bersatu dengan daerah yang berdekatan. Dapat juga hilang dengan cara spontan.
Kadang-kadang psoriasis juga ditemukan pada tempat terjadinya trauma atau
pembentukan jaringan parut, keadaan ini dikenal sebagai fenomena kobner atau
isomorfik, yang merupaka suatu gambaran yang khas tetapi tidak patognomonik.
Paparan dengan radiasi UV atau sinar matahari alama sering kali memperbaiki
psoriasis.
Walaupun sering dikatakan bahwa psoriasis itu tidak gatal tetapi menurut
pengalaman kami banyak pasien mengeluh rasa gatal yang hebat dan kebanyakan
pasien mengalami rasa gatal pada waktu-waktu tertentu. Bahkan sebenarnya
dalam bahsa yunani spora berarti gatal. Beberapa bentuk psoriasis (misalnya,
gutata, fleksural) lebih cenderung menyebabkan iritasi.
b. Psoriasis kulit kepala
Psoriasis pada kulit kepala sering ditemukan : pada kenyataannya kulit kepala
mungkin merupakan satu-satunya yang terkena. Kadang-kadang sulit untuk dapat
membedakan antara psoriasis pada kulit kepala dengan dermatitis seboroik berat,
tetapi psoriasis umunya lebih tebal.Sebagai pegangan utama, apabila kita dapat
merasakan lesi yang terdapat pada kulit kepala sekaligus melihatnya, maka
kelainan itu kemungkinan adalah psoriasis.
Lesi-lesi bervariasis dari hanya satu atau dua plak sampai berupa suatu
lembaran skuama yang tebal dan menutupi seluruh permukaan kulit kepala.
Kadang-kadang skuama bisa menjadi sangat tebal dan tertancap dalam gumpalan
besar yang menempel pada rambut. Keadaan ini disebut dengan pitiriasis
amiantasea. Bisa terjadi kerontokan rambut temporer pada psoriasis kulit kepala
yang parah.(Sumber: Brown & Burns, 2005)
c. Psoriasis kuku
Kelainan pada kuku sering didapatkan, dan merupakan petunjuk diagnosis
yang penting apabila lesi pada kulit hanya ada beberapa, atau tidak khas.
Perubahan pada kuku hampir selalu terjadi pada psoriasis atropatik.
Terdapat dua kelainan yang dapat terjadi bersama-sama maupun sendirisendiri, yaitu lekukan (pitting) dan onikolisis. Cekungan kuku pada psoriasis
relatif besar dan tidak teratur, berbeda dengan yang terdapat pada alopesia areata.
Onikolisis pada awalnya menimbulkan daerah kemerahan yang gelap yang
dikelilingi bagian yang berwarna merah muda seperti warna ikan salmon, tetapi
kemudian warna kuku berubah menjadi ciklat atau kuning. Kadang-kadang terasa
sakit. Kelainan kuku ini terutama onikolisis dapat juga timbul tanpa ditemukannya
tanda lain (psoriasis).
Kadang-kadang perubahan pustular terjadi pada ujung jari dan kuku (kadang
disebut dengan akrodermatitis kontinua) perubahan yang serupa dapat menyertai
pustulosis palmo plantar kronis pada psoriasis bentuk eritrodermik atau pustular,
keseluruhan kuku bisa menjadi kasar dan berubah warna.
d. Psoriasis gutata
Psoriasis gutata sering timbul mendadak, dan dapat menyertai suatu infeksi,
terutama infeksi streptokokus pada tenggorokan. Hal tersebut merupakan cara
umum timbulnya psoriasis, terutama pada usia dewasa muda.
Gutata (guttate) dalam bahasa latin berarti tetesan. Kebanyakan lesi
berukuran sekitar satu sentimeter dan biasanya warna lebih pucat bila
dibandingkan dengan bercak psoriasis yang telah mantap, setidaknya pada fase
awal. Diagnosis banding yang utama adalah pitriasis rosea, paling mudah
dibedakan dengan adanya skuama parakeratosis pada psoriasis, dan bentuk lesinya
(bulat pada psoriasis gutata, oval pada pitriasis rosea). Pada psoriasis gutata dapat
timbul rasa gatal.
Lesi-lesi pada psoriasis gutata sering cepat hilang, tetapi pada beberapa pasien
bisa membesar dan menjadi plak yang menetap.
e. Psoriasis fleksural (inversa)
Psoriasis fleksural dapat menyertai lesi plak yang khas, namun juga dapat
terlihat tersendiri, atau berkaitan dengan kelainan-kelainan pada kulit kepala dan
kuku. Lesi bisa ditemukan pada daerah lipat paha, celah pada bayi sumbing (natal
cleft), aksila, umbilikus dan lipatan dibawah payudara. Selalu didapatkan adanya
maserasi, dan skuama pada permukaan kulit sering hilang, meninggalkan
penampakan erimatosa yang seperti daging. Kelainan ini sulit dibedakan dengan
dermatitis seboroik fleksural, sehingga carilah kelainan pada kuku atau tanda
psoriasis ditempat lain. Beberapa dermatologi percaya terdapat satu fase dimana
kedua kelainan saling tumpang tindih, yang kemudian disebut dengan kelainan
sebo-psoriasis.
Pasien mengalami panas tinggi yang naik turun, kelihatan parah dan merasa
tidak sehat, serta didapatkan leukositosis. Apabila pasien tidak segera diobati,
maka penyakitnya akan bertambah parah dan mungkin bisa meninggal, seringkali
akibat terjadinya infeksi sekunder.
I.6.
sel epidermis adalah sekitar 28-30 hari. Pada psoriasis, epidermis di bagian yang
terkena diganti setiap 3-4 hari.
Psoriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit dengan proses
diferensiasi yang reaktif terhadap epidermis secara abnormal dan hiperproliferasi.
Kondisi ini memberikan manifestasi pertukaran sel epidermis menjadi sangat
cepat. Pertukaran sel cepat ini menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan
peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut.
Peningkatan aliran pembuluh darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan
proliferasi yang cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang
matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan
sehingga epidermis menebal dan terbentuklah plak.
Psoriasis biasanya muncul pada usia akhir dekade kedua. Perjalanan
alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Misalnya, sinar matahari, istirahat dan
musim panas biasanya baik untuk penderita psoriasis.Infeksi saluran napas bagian
atas dapat memacu kekambuhan psoriasis akut dengan manifestasi erupsi pustula
kecil mutipel tubuh generalisata yang ditandai oleh pustula multipel disertai plak
radang dikenal sebagai psoriasis pustularis.
Pada tahap lanjut, kondisi penyakit ini akan memberikan komplikasi pada
terjadinya sepsis atau suatu artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid,
disebut artritis psoriatika, timbul pada sekitar 5% pasien psoriasis. (sari,2011)
I.7.
Komplikasi
Menurut Corwin (2009) komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah :
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis
psoriasis
perlu
dilakukan,
seperti
pemeriksaan
darah
rutin,
Penatalaksanaan
Mengingat bahwa hingga kini belum dapat diberikan pengobatan kausal
a.
Pengobatan topikal (obat luar: salep, krim, pasta, larutan) merupakan pilihan
utama untuk pengobatan psoriasis. Obat-obat yang lazim digunakan, antara lain:
Kortikosteroid
(misalnya:
triamsinolon
asetonid,
fluosinolon
asetonid,
BAB II
LAPORAN KASUS
PSORIASIS
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
: An. V
Umur
: 13 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal Masuk
: 28 April 2014
Status pasien
: Lama
Anamnesa
A. Keluhan Utama
Gatal gatal di kepala dan selangkangan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan yang lalu pasien merasakan gatal-gatal di kepala disertai ketombe
yang berlapis-lapis dan rambut menjadi berminyak dan mudah rontok. Gatal
dirasakan terus menerus dan ditambah terasa gatal saat berkeringat. Pasien
juga mengeluh gatal didaerah selangkangannya berwarna kemerahan di
10
kedua selangkangannya dan terasa perih dan bersisik. Pasien mengaku ada
kesulitan dalam proses belajarnya sehingga sering merasa pusing.
Sebelumnya pasien mengeluh ada demam. Riwayat trauma di sangkal.
Pemeriksaan Fisik
A. Status generalisata
1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Tanda Vital
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 80x/menit
11
Respirasi
: 22x/menit
Suhu
: 37oC
4. Kepala
dicabut
5. Mata
6. Hidung
7. Mulut
pembesaran tonsil(-)
8. Telinga
Superior
<2/<2
+
t.d.l
t.d.l
Inferior
<2/2
+
t.d.l
t.d.l
B. Status venerologis
Lokasi
UKK 1
UKK 2
12
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laoratorium
Hemoglobin : 13,2
Lekosit
: 6,1
Eritrosit
: 4,40
Hematokrit : 37,8
Trombosit
: 268
MCV
: 85,9
MCH
: 30
MCHC
: 34,9
Limfosit%
: 24,8%
Monosit%
: 6,0
Eusinofil % : 10%
Basofil %
: 0,2%
Netrofil %
: 68,0%
LED I
: 28
II
: 63
V.
Diagnosis Banding
Dermatitis seboroik
VI.
Diagnosis Kerja
Psoriasis scalp dan inversa
VII.
Penatalaksanaan
13
Non Farmakologi
Farmakologi
VIII.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad fungsionam
: ad bonam
Quo ad bonam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
14
BAB III
Pembahasan
Diagnosis psoriasis ditegakan pada kasus ini ditegakan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pasien anak umur 13 tahun dengan keluhan gatal di kepalanya disertai
ketombe kasar yang tebal dan berlapis-lapis, pasien juga mengeluh gatal dan
kemerahan di bagian kedua selangkangannya dan terasa nyeri disertai kulit yang
bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tersenut disebabkan karena percepatan
pertukaran sel-sel eperdermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan
dermis. Riwayat trauma di sangkal dapat menyingkirkan faktor predisposisi yang
disebabkan karena trauma, pasien mengaku mengalami kesulitan dalam belajar
dan sering merasa pusing, faktor predisposisi dikarenakan psikis karena saat
pasien mengalami situasi yang sulit timbul gejala yang berulang. Sebelumnya
pasien juga pernah mengalami sakit serupa 1 tahun yang lalu dimana pasien
mengaku keluhan timbul jika pasien banyak pikiran pada saat menjelang ujian. Di
keluarganya tidak ada yang mengalami sakit serupa kita dapat menyingkirkan
faktor predisposisi dari genetik.
Menurut kepustakaan, penyebab terjadinya psoriasis belum diketahui pasti,
namun beberapa faktor predisposisi seperti genetik, psikis dapat menyebabkan
15
timbulnya psoriasis. Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan timbul pada saat
pasien mengalami tekanan psikis.
Pada pemeriksaan fisik, lembaran skuama yang tebal berlapis-lapis dan
kasar menutupi
tertancap dalam gumpalan besar yang menempel pada rambut. Terjadi kerontokan
rambut psoriasis kulit kepala yang parah. Pada pemeriksaan laboratorium tidak di
temukan tanda-tanda infeksi atau penyakit kronik. Berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik kita dapat menyingkirkan dermatitis seboroik, karena biasa pada dermatitis
seboroik mengenai di tempat-tempat yang banyak mengandung palit, terdapat
papula-paula berbatas tegas dan skuamanya halus tidak berlapis lapis. Kadangkadang ditemukan erosi dengan krusta berwarna kekuningan
Pasien diberikan terapi Koberasol propianate cream 20, merupakan kortikosteroid.
Asam Salisilat 5 % yang berfungsi untuk memabantu pengelupasan sel kulit mati.
Cefodroxil 250 mg merupakan antibiotik berspektrum luas, Cetirizne 1x1
merupakan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal pada pasien ini.
16
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus ini an. V usia 13 tahun dengan keluhan gatal-gatal di
kepala disertai ketombe yang berlapis-lapis. Pasien juga megeluh gatal di daerah
selangkangnya berwarna kemerahan bersisik, dan terasa perih. Pasien mengaku
tidak ada riwayat trauma, di kelurganya tidak ada yang menderita sakit yang
sama. Pasien seorang pelajar, pasien mengaku kesulitan dalam proses belajar dan
sering merasa pusing. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pasien menderita
psoriasis
psoriasis
inversa. Berdasarkan
pemeriksaan
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
Jakarta.
2.
EGC: Jakarta.
3.
Djuanda, Adi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Fakultas
Aesculapius: Jakarta.
5.
Jakarta.
6.
7.
18
8.
3. EGC: Jakarta.
19