Anda di halaman 1dari 9

TUGAS DIETETIKA LANJUT

KASUS AUTISME
Oleh:
Kelompok 4 / 3A
1. Masqur Andriani

1203000033

2. Dwi Wahyuni

1203000035

3. Windi Ari Hardianti

1203000042

4. Yeni Afinda Sari

1203000047

5. Mery Ramadhani

1203000052

6. Rina Alfiani

1203000062

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PRODI DIII GIZI
2014

Kasus 4 Autism Spectrum Disorder


Dita, anak perempuan 7 tahun, TB 112 cm BB 23 kg, adalah seorang pasien dengan gangguan
kemampuan bahasa terbatas. Dia bisa menyanyi dalam kalimat lengkap (echolalic) tetapi
dikomunikasikan dengan menggunakan satu atau dua frase kata. Dia berkomunikasi dengan
menunjuk jarinya atau gerak kepala dan mata. Ketika dia berbicara, ucapan-nya adalah
pendek-pendek kecuali ketika dia marah kata-katanya menjadi lebih panjang dan jelas. Dia
menunjukkan perilaku self-stimulasi dalam bentuk goyang-goyang badan, tangan-balik, dan
tangan melambai-lambai. Keterampilan motorik kasar nya berada di bawah normal dan dia
mengenakan penyangga kaki. Keterampilan motorik halusnya juga terbatas dan ia tidak
mampu mengikat tali sepatunya. Tidurnya cukup nyenyak walaupun kadang-kadang tidak
dapat tenang pada waktu tidur. Dia tidak menunjukkan minat pada anak-anak lain dan sering
tidak melalukan kontak mata. Sejak usia 2 tahun hingga sekarang, beberapa kali mengalami
kejang. Dokter memberikan obat anti kejang yang diminum setiap 10 hari sekali. Setelah lima
minggu dilakukan terapi penanganan pasien secara intensif (program REI), ibunya
melaporkan bahwa ia menunjukkan lebih peduli terhadap orang lain dan kontak mata
membaik secara signifikan. Dia mulai meniru anak-anak lain (berbicara dan ekspresi wajah)
dan bermain lebih interaktif dengan orang lain. Dia terasa lebih tenang dan memiliki tantrum
lebih sedikit. Hasil terapi dalam bentuk pidatonya terlihat bahwa ia mampu berbicara lebih
jelas dan bahwa ia mulai menggunakan 2-3 frase kata. Rentang perhatian membaik dan ia
lebih bisa duduk manis saat belajar. Dia mendengarkan rekaman pada waktu tidur dan
menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk menenangkan dirinya dan membuat transisi
untuk tidur. Dia sering tertidur setengah jalan. Setelah 12 minggu, Guru sekolah dan kepala
sekolah melihat perbaikan dalam keterampilan bahasa, responsif, memori, dan tingkat
pemahamannya. Dia tidak lagi mengalami kejang selama empat minggu sebelumnya,
sehingga obat anti kejang tidak diberikan pada pasien. Kemampuan bahasa dan kosakata
terus membaik, bersama dengan keterampilan sosialnya.

Identitas Pasien :
Nama

:Dita

Usia

: 7 th

TB

: 112 cm

BB

: 23 kg

Fisik Klinis
Bisa menyanyi dalam kalimat lengkap tetapi dikomunikasikan dengan menggunakan
satu atau dua frase kata.
Berkomunikasi dengan menunjuk jarinya atau gerak kepala dan mata.
Berbicara, ucapannya adalah pendek-pendek kecuali ketika dia marah kata-katanya
menjadi lebih panjang dan jelas.
Menunjukkan self stimulasi dalam bentuk goyang-goyang badan, tangan balik, dan
tangan melambai-lambai.
Keterampilan motoric kasarnya berada dibawah normal dan dia mengenakan
penyangga kaki.
Keterampilan motoric halusnya juga terbatas dan ia tidak mampu mengikat tali
sepatunya.
Sejak usia 2 tahun hingga sekarang, beberapa kali mengalami kejang.
Perhitungan status gizi
BB

=23 kg

TB

=112 cm

Berdasarkan CDC Grow Chart 2-20 years :Girl


BBI 21 kg
Perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi (sumber: buku RSSA)
BEE

= 70 kkal/kg
= 70 kkal/kg x 23 kg
=1610 kkaln

Faktor stress = 50% x 1610


= 805

TEE

= BEE + FS
= 1610 + 805
=2415 kkal

Protein

= 1 g/kg
= 1 g/kg x 23 kg
= 23 g
= 92 kkal

Lemak

= 20 % x 2415
= 483 kkal
= 120,75 gr

Karbohidrat

= energy total ( lemak + protein)


= 2415 (483 + 92)
= 1840 kkal
= 460 gr

Jenis Diet

: Diet GFCF ( Gluten Free dan Casein Free)

Bentuk makanan

: makanan biasa

Frekuensi Pemberian

: Makanan diet bebas gluten dan kasein diberikan minimal 3


bulan.

RENCANA INTERVENSI
Tujuan Diet

Memberikan makanan yang dapat memperbaiki gangguan pencernaan

Mengurangi gejala atau tingkah laku autism anak.

Prinsip Diet

Bebas Gluten dan Kasein

Hindari makanan yang mengandung ragi

Hindari makanan yang difermentasi dan gula.

Energy, lemak, karbohidrat cukup.

Syarat Diet
Bahan makanan yang dianjurkan

Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten, misalnya beras,
singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun, dan
sebagainya.

Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein, misalnya susu
kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, cumi,
tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang kapri dan
kacang-kacangan lainnya.

Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung, tomat,
wortel, timun, dan sebagainya.

Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu, jeruk,
semangka, dan sebagainya

Bahan makanan yang tidak dianjurkan

Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang dibuat
dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue, cake, biscuit, kue kering,
pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan sebagainya.

Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus tomat dan saus
lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai bahan
campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada kemasannya.

Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim, keju,
mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu.

Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet, nugget,
hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan
terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur karena pembuatan tempe
menggunakan fermentasi ragi.

Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.

2. INTERVENSI EDUKASI/KONSELING
a. Tujuan
Memberikan edukasi tentang autism
Memberikan informasi tenatang makanan dan gizi yang terkait dengan autism.
b. Metode
Ceramah
Tanya jawab
c. Waktu
45 menit
e. Sasaran
Individu
keluarga
d. Materi
Diet GFCF
Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Assesment
Data Dasar

(Normal)
b. Biokimia

C. Fisik Klinis
Gangguan

Masalah
-

NC

1.4

gastrointestinal

gangguan
yang

fungsi RC 1.3 Kolaborasi rujukan ke BE.

disebabkan tenaga kesehatan lain

kelainan metabolism di usus pada

terbatas.
Berkomunikasi

anak autis yang ditandai dengan

jari

menunjuk
atau

Monitoring dan
Evaluasi

kemampuan

dengn

Intervensi

Identifikasi

a. Antropometri
TB = 112 cm
BB = 23 kg
BBI = 20 kg
Status gizi = 109%

Diagnosis Masalah

gerak

kepala dan mata.


Perilaku
self

1.15

dampak

yang diharpkan

gangguan kemampuan terbatas.


NB 2.3 Ketidakmampuan mengurus NC 2.5 dukungan social untuk
diri sendiri yang disebabkan oleh mempercepat proses penyembuhan BE 2.10.1

stimulasi , dalam

autis yang ditandai dengan Perilaku autisme

kemampuan

bentuk

goyang-

self

mengelola sikap

goang

badan,

stimulasi

dalam

bentuk

goyang-goang badan, tangan-balik,

merespon stimulus

tangan-balik, dan

dan tangan melambai-lambai.

tangan melambai

lambai.
Keterampilan

NI 1.2

motoric kasar di

metabolisme

bawah normal.
Keterampilan

dengan

motoric

penurunan kebutuhan zat ND 1.2 modifikasi distribusi zat

gizi yang disebabkan oleh gangguan gizi, jenis makanan, jenis zat gizi,
gangguan

gizi

ditandai dalam makanan (diet GFCF)

kemampuan

Melakuakan
pemeriksaan asupan

terbatas.

halus

terbatas.
Kejang
D. Dietary history

zat

makan secara rutin

Anda mungkin juga menyukai