Kadmium Asetat
Kadmium Asetat
CADMIUM ACETATE
1. N a m a
Golongan
Garam logam.
Sinonim / Nama Dagang
Cadmium (II) acetate; Cadmium diacetate; Bis (acetoxyl) cadmium; Acetic acid
cadmium salt dehydrate, Cadmium diacetate dehydrate.
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS
Nomor RTECS
Nomor EC (EINECS)
: 208-853-2
: 048-001-00-5 (4,5,6,8)
Nomor UN
: 2570
Nomor ICSC
: 1075
Deskripsi
Serbuk kristal putih; memiliki aroma yang mirip dengan aroma asam asetat; berat
molekul 230,50; titik lebur 256oC; gravitasi khusus (air = 1) 2,341; densitas uap:
8,0; larut dalam air dan alkohol.
Kebakaran 0
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC:
Xn
= Berbahaya
R20/21/22
R50/53
S2
S60
S 61
3. Penggunaan
Sebagai bahan pelapis pada industri keramik dan gerabah, pada penyepuhan,
pewarna tekstil, reagen analitik terutama untuk selenium, sulfur dan tellurium.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: dapat menyebabkan gangguan pada paruparu dan ginjal. Berbahaya menyebabkan kanker. Dapat menyebabkan iritasi.
Organ sasaran: ginjal, paru-paru, struktur tulang, prostat, SSP dan sistem
reproduksi.
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Bila bahan ini dalam bentuk serbuk, dapat segera terbentuk suatu partikel
airborne yang memiliki konsentrasi yang berbahaya.
Kontak dengan kulit
Dapat menyebabkan iritasi.
Tancampurkan
Bahaya dekomposisi
Polimerisasi
: Tidak dilaporkan
6. Penyimpanan
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan :
LD50 oral-tikus (rat) 225 mg/kg. (12) LD50 oral-tikus (rat): 360 mg/kg.
Karsinogenik
ACGIH : A2 dicurigai sebagai karsinogen pada manusia.
Mutagenik
Bersifat mutagen terhadap sel germinal (grup 3A).
Data Reproduksi
Bersifat toksik terhadap sistem reproduksi.
Data Tambahan
Bahan ini terdekomposisi pada pemanasan, menghasilkan uap beracun kadmium
oksida.
Informasi Ekologi
Sangat toksik terhadap kehidupan organisme perairan. Bioakumulasi dari bahan
kimia ini adapat ditemukan pada tanaman dan seafood.
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Iritasi, mual, muntah, sakit perut, dada sakit, mengantuk, kongesti paru,
kerusakan ginjal.
Kontak dengan kulit
Sama seperti pada keracunan akut terhirup, iritasi. Dapat bersifat sebagai
permeator terhadap kulit.
Kontak dengan mata
Sama seperti pada keracunan akut terhirup, iritasi.
Tertelan
Sangat berbahaya bila tertelan.
Keracunan kronik
Terhirup
Paparan lama dan berulang dapat menyebabkan kanker.
Kontak dengan kulit
Sama seperti pada keracunan akut.
Kontak dengan mata
Sama seperti pada keracunan akut.
Tertelan
Sangat berbahaya bila tertelan.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Berhatihatilah terutama saat membersihkan area lipatan dan genitalia. Penolong dapat
menggunakan air dingin. Lindungi area yang terpapar menggunakan emolien.
Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (4, 12)
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Tertelan
Bersihkan dan cucilah mulut korban, berikan satu atau dua gelas air putih untuk
diminum. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi
pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih
rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan,
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
-
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
Media pemadaman: untuk kebakaran kecil gunakan bahan kimia kering, karbin
dioksida, semprotan air, atau busa tahan alkohol.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------