Materi (Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Tasauf)
Materi (Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Tasauf)
minyak wangi, akan memakai wool kasar, akan meninggalkan dunia, akan
mengembara di muka bumi.1
B. Sejarah Gerakan Zuhud
Zuhud berarti , artinya tidak tertarik terhadap sesuatu
dan meninggalkannya. , berarti mengosongkan diri dari kesenangan
dunia untuk ibadah.2
Menurut Ignaz Goldziher yang dikutip Abu al-Wafa al-Ghanimi alTaftazani menyatakan bahwa tasawuf mempunyai dua aliran. Pertama,
asketisme (zuhud), dan ini mendekati semangat Islam serta Ahlus Sunnah,
sekalipun tampak pula terkena dampak asketisme Masehi.Kedua. tasawuf
dalam pengertiannya yang luas maupun segala ucapanya yang berkaitan
dengan pengenalan terhadap Allah, yang kedua ini menurutnya terkena
dampak Neoplatonisme dan ajaran Budha atau Hindu.3
Kemudian Harun Nasution dalam Falsafah dan Mistisisme dalam
Islam, menjabarkan penyebab munculnya zuhud yakni: Pertama,Pengaruh
Kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam
biara-biara. Kedua, pengaruh ajaran Pythagoras untuk meninggalkan dunia
dan pergi berkontemplasi. Ketiga, pengaruh ajaran Plotinus yang menyatakan
dalam rangka pensucian ruh yang telah kotor untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan ialah dengan meninggalkan dunia. Keempat, pengaruh ajaran Budha
yang menyatakan bahwa untuk mencapai nirwana, orang harus meninggalkan
dunia dan berkontemplasi. Kelima, pengaruh Hinduisme yang mendorong
manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati Tuhan untuk mencapai
persatuan Atman dan Brahman.4
Sedangkan menurut R.A. Nicholson yang dikutip Asmaraman, lahirnya
gerakan zuhud disebabkan oleh dua faktor, yaitu dampak ajaran Islam itu
11. Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 89
2. Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),
hlm.1.
3. Ahmad Rofi Utsmani , Sufi dari Zaman Kezaman (Suatu Pengantar Tentang
Tasawuf), (Bandung : Pustaka, 1985 ), hlm. 54.
4 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang:
1995, hlm. 62
kedalam
sebuah
ajaran
esoteris
Islam
yang
lebih
Al-Quran
dan
Hadits,
serta
mengaitkan ahwal
ganjil
(Syathahiyat)
pernyataan
tentang
serta
bertolak
terjadinya
dari
penyatuan
(ittihad atauhulul).7
3. Masa Konsolidasi
Tasawuf pada abad V Hijriyah mengadakan konsolidasi. Pada masa
ini ditandai kompetisi dan pertarungan antara tasawuf semi falsafidengan
tasawuf sunni, yang dimenangkan oleh tasawuf sunni, dan berkembang
sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafitenggelam dan akan
muncul kembali pada abad VI Hijriyah dalam bentuk yang lain.
Kemenangan tasawuf sunni dikarenakan menangnya teologi Ahl Sunnnah
wa al-Jamaah yang dipolopori oleh Abu al-Hasan al-Asyary (324 H)
yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Abu Yazid al-Busthamy dan
al-Hallaj, yang dianggap bertentangan dengan kaidah dan akidah Islam.
Oleh karena tasawuf pada abad tersebut cendrung mengadakan
pembaharuan, atau menurut Annamarie Schimmel yang dikutip Amin
Syukur, menyebutnya sebagai periode konsolidasi. Yakni periode yang
ditandai pemantapan dan pengembalian tasawuf kelandasannya, al-Quran
dan Hadits.
7 Ibid, h.104
yang
berbeda
denganfana nya
sufi semi
falsafi.
kepada-Nya.
Dia
menganggap
aneh),
orang
hatinya
yang
tidak
suka
bisa
pendidikan
moral.
Dia
menilai
negatif
bercampur
dengan
ajaran
filsafat.
Dikatakan
sebagai
dilain
pihak
pendekatan
terhadap
Tuhan
memakai
: Pertama, Ibnu
Araby
dengan
masa
ajaran wahdat
ini
al-
wujudnya yang menyatakan bahwa wujud (yang ada) itu hanya satu,
wujudnya mahluk adalah ain ujudnya Khalik dan pada hakikatnya tidak
ada perbedaan diantara keduanya. Kedua, Suhrawardi al-Maqtul dengan
ajaran israqiyahnya yang menyatakan tujuan segala-galanya, baik
pertapaan, ahli hikmah, ahli filosof, hanyalah satu jua yaitu menuntut
cahaya kebenaran dari cahayanya segala cahaya yaitu Allah. Ketiga, Ibn
Sabiin dengan teoriittihad tentang bersatunya manusia dengan Tuhan atas
dasar cinta.
Pada abad VI ini tasawuf memiliki karakter yang lebih condong
kepada ajaran-ajaran filsafat yang memiliki objek-objek tertentu di mana
menurut Ibn Khaldun seperti yang dikutip Amin Syukur, menyatakan
bahwa tasawuf falsafi memiliki empat objek utama yaitu : Pertama,
latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta introspeksi yang timbul
darinya. Kedua, Illuminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam
ghaib.Ketiga pristiwa-pristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh
terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan. Keempat,
Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar.
Kemudian abad VI ini dilanjutkan pada abad VII Hijriyah, yang
memunculkan cikal-bakal orde-orde (thariqah) sufi kenamaan. Hingga
dewasa ini, pondok-pondok tersebut merupakan oase oase ditengah gurun
pasir kehidupan duniawi.
Berawal dari thariqah tersebut, tasawuf pada akhirnya menjadi
sebuah organisasi kesufian yang terorganisir secara rapi dan muncul
falsafi dalam
bentuk
yang
lebih
ekstrim
yakni
tanda-tanda
keruntuhan
kian
jelas
yang
dikutip
Amin
Syukur,
Ibn
Taimiyah
masa
di
mana
tasawuf
yang
berkembang
dengan
mengalami
al-Quran serta prilaku Nabi Muhammad saw yang cukup sederhana dan
mudah dipraktekan, kemudian zuhud muncul dalam bentuk tasawuf
dengan berbagai corak ajaran yang bercampur dengan teori-teori filsafat
dan cendrung sulit dicerna akal sampai pada masa pemunculan thariqah
yang merupakan organisasi sufisme ekslusif diwarnaimistik (hal-hal gaib)
seperti azimat, pengkultusan guru-guru tasawuf, makam dan para wali dan
kemudian memunculkan tokoh-tokoh pembaharu pada masanya seperti
Ibn Taimiyah. Ia berusaha mengembalikan ajaran Islam kesumber aslinya
yakni al-Quran dan Sunnah Nabi.
10