Anda di halaman 1dari 26

BAJA KARBON

I.

STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON


Baja karbon rendah atau sangat rendah, banyak digunakan untuk proses

pembentukan logam lembaran, misalnya untuk badan dan rangka kendaraan serta
komponen-komponen otomotif lainnya. Baja jenis ini dibuat dan diaplikasikan
dengan mengeksploitasi sifat-sifat ferrite. Ferrite adalah salah satu fasa penting di
dalam baja yang bersifat lunak dan ulet. Baja karbon rendah umumnya memiliki
kadar karbon di bawah komposisi eutectoid dan memiliki struktur mikro hampir
seluruhnya ferrite. Pada lembaran baja kadar karbon sangat rendah atau ultra
rendah, jumlah atom karbon-nya bahkan masih berada dalam batas kelarutannya
pada larutan padat sehingga struktur mikronya adalah ferrite seluruhnya

Struktur Mikro Baja Karbon Ultra Rendah. Seluruhnya Ferrite.


Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan terbentuk endapan karbon dalam
bentuk hard intermetallic stoichiometric compound (Fe3C) yang dikenal sebagai
cementite atau carbide. Selain larutan padat alpha-ferrite yang dalam
kesetimbangan dapat ditemukan pada temperatur ruang terdapat fase-fase penting
lainnya, yaitu delta-ferrite dan gamma-austenite. Logam Fe bersifat
polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda pada temperatur berbeda.
Pada Fe murni, misalnya, alpha-ferrite akan berubah menjadi gamma-austenite
saat dipanaskan melewati temperature 910oC. Pada temperatur yang lebih tinggi,

21

mendekati 1400oC gamma-austenite akan kembali berubah menjadi delta-ferrite.


(Alpha dan Delta) Ferrite dalam hal ini memiliki struktur kristal BCC sedangkan
(Gamma) Austenite memiliki struktur kristal FCC.
Pada kadar karbon lebih tinggi akan mulai terbentuk endapan cementite
atau fase pearlite pada batas butirnya

Struktur Mikro Baja Karbon Rendah


Sifat cementite atau carbide yang keras dan getas berperan penting di
dalam meningkatkan sifat-sifat mekanik baja. Salah satu parameter penting yang
menunjukkan hal tersebut, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah a
mean ferrite path. A mean ferrite path menunjuk khan jarak antar cementite, baik
pada pearlite maupun sphreodite. Jarak antar carbide di dalam pearlite secara
khusus dikenal sebagai interlamellar spacing atau spasi antar lamel atau lembaran.

II.

CARA PEMBUATAN BAJA


Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat

maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa
proses pembuatan baja antara lain :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.
Sistem kerja

21

Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,

Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari volume


konvertor)

Kembali ditegakkan.

Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.

Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.

Proses konverter terdiri dari:


Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO 2), Bahan yang diolah besi
kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan
SiO2,
SiO2 + CaO

CaSiO3

Proses Thomas (basa)


Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau
dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang
diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 2 %, Mn 1 2 %
dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur
(CaO),
3 CaO + P2O5

Ca3(PO4)2 (terak cair)

2. Proses Siemens Martin


Menggunakan sistem regenerator ( 3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:

memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur

sebagai Fundamen/ landasan dapur

menghemat pemakaian tempat

bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

21

besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),


besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
3. Proses Basic Oxygen Furnace

logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)

Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan


kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kN/m2.

ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:

BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

Tidak perlu tuyer di bagian bawah

Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

Biaya operasi murah

4. Proses dapur listrik


Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi
listrik.
Keuntungan :

Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat

Temperatur dapat diatur

Efisiensi termis dapur tinggi

Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga


kualitasnya baik

Kerugian akibat penguapan sangat kecil

5. Proses dapur kopel


mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

21

Proses

pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam.

kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas


mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.

besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan.

15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu


kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:

CaCO3 CaO CO2

CO2 akan bereaksi dengan karbon:

CO2 C 2CO

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan


untuk pembangkit mesin-mesin lain.

1. Proses dapur Cawan

proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan,

kemudian dapur ditutup rapat.

kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan


dan muatan dalam cawan akan mencair.

baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.

21

Bagan proses pembuatan baja


Proses pembuatan baja dimulai dengan proses ekstraksi bijih besi. Proses
reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast furnace) di mana di
dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu gamping (limestone) yang telah
mengalami pemanggangan (sintering) diproses bersama-sama dengan kokas
(cokes) yang berasal dari batubara. Serangkaian reaksi terjadi di dalam tanur pada
waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang mereduksi bijih
besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut:
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah (molten pig
iron) dengan kandungan karbon yang cukup tinggi (4%C) beserta pengotorpengotor lain seperti silkon, mangan, sulfur, dan fosfor . Besi mentah ini belum
dapat dimanfaatkan secara langsung untuk aplikasi rekayasa karena sifat-sifat
(mekanis)-nya belum sesuai dengan yang dibutuhkan karena pengotorpengotor

21

tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya dikirim menuju
converter yang akan mengkonversinya menjadi baja
Proses pembuatan baja umumnya berlangsung di tungku oksigen-basa
(basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi mentah cair dicampur dengan
hingga 30% besi tua (scrap) yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur.
Selanjutnya, oksigen murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi
dengan Fe membentuk oksida besi FeO. Beberapa saat sebelum reaksi dengan
oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag dimasukkan dalam jumlah
tertentu.
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon di dalam
besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon lebih rendah dan gas
karbon monoksida. Reaksi penting yang terjadi di dalam tungku adalah sebagai
berikut:
FeO + C Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan kadar karbon dan
unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam jumlah yang signifikan.

III.

Klasifikasi Baja Karbon

A. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;

Baja karbon rendah (low carbon steel) machine, machinery dan mild
steel
- 0,05 % - 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
- 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
- 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

Baja karbon menengah (medium carbon steel)

21

- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.


- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
- 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.

Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel


- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % 1,50 % C
Penggunaan
- screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers,
vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools
for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine
cutters.

p = kekuatan patah, u = kekuatan tarik maksimum, y = kekuatan


luluh, ef = regangan sebelum patah, x = titik patah, YP = titik luluh

21

IV.

STANDARISASI dan PENGKODEAN DARI BAJA

KARBON
Standardisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan
menerapkan standar, dilaksanakan secara tertib dan kerjasama dengan semua
pihak. Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh instansi
teknis setelah mendapat persetujuan dari Dewan Standardisasi Nasional, dan
berlaku secara nasional di Indonesia. Struktur penomoran SNI terdiri atas
serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor
bagian dan nomor seksi, serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa
dokumen tersebut adalah Standar Nasional Indonesia. Sedangkan nomor unik
adalah identifikasi dari suatu standar tertentu yang jumlah digitnya sesuai
kebutuhan, minimal 4 digit dan diawali dengan angka 0. Nomor bagian
merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urutbagian dari suatu standar
yang mempunyai bagian. Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukan
nomor urut seksi dari suatu standar bagian tertentu.
Selain standarisasi nasional ada pula standarisasi dari Jepang yang biasa di
singkat dengan JIS( Japan Industrial Standart ) dan dari Amerika seperti ASTM
( American Society for Testing Materials ), AISI (Americal Iron and Steel
Institute) dan dari berbagai Negara lain.
Ada beberapa tipe standarisasi yang umumnya digunakan pada baja,
termasuk baja karbon, diantaranya adalah :

AISI (American Iron Steel Institute).


SAE (Society for Automotive Engineering).
JIS (Japanese Industrial Standard).
SNI (Standar Nasional Indonesia).

21

A. AISI-SAE
Standarisasi dengan sistem AISI dan juga SAE merupakan tipe
standarisasi dengan berdasarkan pada susunan atau komposisi kimia yang ada
dalam suatu baja. Ada beberapa ketentuan dalam Standarisasi baja berdasarkan
AISI atau SAE, yaitu :

3.

Dinyatakan dengan 4 atau 5 angka:


Angka pertama menunjukkan jenis baja.
Angka kedua menunjukkan:
a. Kadar unsur paduan untuk baja paduan sederhana.
b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan yang kompleks.
Dua angka atau tiga angka terakhir menunjukkan kadar karbon perseratus

4.

persen.
Bila terdapat huruf di depan angka maka huruf tersebut menunjukkan

1.
2.

proses pembuatan bajanya.


Contoh standarisasi Baja karbon dengan AISI-SAE :
SAE 1045, berarti :
Angka 1 : Baja Karbon
Angka 0 : Persentase bahan alloy (tidak ada)
Angka 45 : Kadar karbon (0.45% Karbon)

B. JIS (Japanese Industrial Standard)


Standarisasi dengan sistem JIS merupakan salah satu tipe standarisasi atas
dasar aplikasi produksi dan grade (kualifikasi untuk aplikasi tertentu). JIS
standard dikembangkan oleh Japanese Industrial Standards Comitee yang
merupakan bagian dari Kementrian Industri dan Perdagangan Internasional di
Tokyo. Sama halnya dengan standarisasi AISI-SAE, standarisasi JIS juga
mempunyai beberapa ketentuan, diantaranya :
1.

Diawali dengan SS atau G dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan

2.

kekuatan tarik minimum dalam kg/mm2


Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan

3.

komposisi kimianya.
Untuk golongan Stainless Steel biasanya menggunakan grade dari ASTM
dengan menggunakan kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai
dengan AISI atau SAE.

21

*) Contoh standarisasi baja karbon dengan JIS :

JIS G 5101 (Baja karbon cor).


JIS G 3201 (Baja karbon tempa).
JIS G 3102 (Baja karbon untuk konstruksi mesin).
JIS G 3101 (Baja karbon untuk konstruksi biasa).

C. SNI (Standar Nasional Indonesia)


Standarisasi SNI ini merupakan tipe standarisasi yang sama dengan JIS,
yaitu berdasarkan aplikasi produksi. Ada beberapa contoh standarisasi SNI pada
baja karbon yang umumnya terdapat di pasaran, diantaranya :

SNI 07-0040-2006 (Kawat baja karbon rendah).


SNI 07-0053-2006 (Batang kawat baja karbon rendah).
SNI 07-2052-2002 (Baja karbon untuk tulang beton).
SNI 07-0601-2006 (baja karbon dalam bentuk plat).

Mengenai struktur mesin baja karbon . logam campuran


Nomor
ukuran. JIS
Nama
Mengen
ai

S10C

ISO

C10

AISI
SAE

1012
C15E4C15
mesin
S15C
1015
M2
baja
S17C
1017
karbon .
1020
logam S20C
an

S22C
S25C

C25C25E4

DIN

CK10
1010 040A10045A1
C10
0045M10

struktur S12C

campur

BS

1023

1025
C25M2
S28C
1029
S30C C30C30E4 1030

040A12
055M15

CK15

NF

OCT

XC10

XC12

C15
XC18XC18S
CK22
070M20
C22
CK22
C22
CK25
070M26
XC25
C25
080A30080M3 CK30
-

25T
30T

21

C30M2

0
C30
060A32080A3
S33C
2
C35C35E4 1035. 080A35080M3 CK35
S35C
C35M2
1037
6
C35
S38C
S40C
S43C
S45C

1038

080A37

C40C40E4 1039. 060A40080A4 CK40


C40M2
-

1040
1042.

0080M40

C40

080A42

1043
C45C45E4 1045. 060A45080M4 CK45

XC32

30T

35T

XC38XC38H1
XC38H2
XC42H1XC42
H2

35T
40T
40T

XC45
45T
6
C45
060A47080A4
XC48XC48H1
S48C
45T
7
XD48H2
C50C50E4
CK50
S50C
1049
080M50
XC50
50T
C50M2
C50
1050.
S53C
080M52
XC54
50T
1053
C55C55E4
CK55 XC55H1XC55
S55C
1055
070M55
C55M2
C55
H2
C60C60E4
060A57080A5 CK60
S58C
1060
XC60
60T
C60M2
7
C60
S09C
045A10045M1
CK10
XC10
K
0
S15C
CK15
C12
K
S20C
CK22
XC18
K
JIS SCM
G4105 415
baja SCM 18CrMo418
18CD4
20XM
chrome 418 CrMoS4
molybd SCM
708M20
20XM
enum 420
SCM
421
SCM
30XM30
4130
708A30
30CD4
430
XMA
SCM
432
SCM 34CrMo434 4135. 708A37709A3 34Cr
34CD438CD4 35XM
435 CrMoS4 4137
7
Mo4
SCM 42CrMo442 4140. 708A40708M4 42Cr
42CD4
440 CrMoS4 4142
0709M40
Mo4
C45M2

1046

21

708A42709A4
2
SCM
445
SCM
822

V.

4145.
4147

708A47

Penggunaan Baja Karbon

1. Baja karbon rendah/ low carbon steel/ mild stell :


Kandungan C = 0.1 0.2%
Penggunaan untuk bahan konstruksi, seperti :

Besi plat

Besi strip

21

Besi siku

Besi beton

21

Kandungan C = 0.2 -0.3%


Digunakan untuk bahan pembuatan :

Mur

Baut

21

Paku keling

Baja tempa

21

2. Baja karbon sedang/ medium steel :


Kandungan C = 0.3 0.5%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Pipa

Kawat

21

Baja tempa

Kandungan C = 0.5 0.7%


Digunakan untuk bahan pembuatan :

Per (pegas)

21

Tambang baja

Kepala martil

3. Baja karbon tinggi/ high carbon steel :


Kandungan C = 0.7 0.9%
Digunakan untuk bahan pembuatan :

21

Per (pegas)

Mata pahat kayu

Mata gergaji kayu

21

Mata serutan kayu

Kandungan C = 0.9 1.1%


Digunakan untuk bahan pembuatan
Mata pahat besi

21

Pelubang (pumcher)

Tap

Snei

21

Bahan pembuat poros

Kandungan C = 1.1 1.4%


Digunakan untuk bahan pembuatan :

Silet

21

Gergaji besi

Kikir

21

Tap

21

Snei.

21

Anda mungkin juga menyukai