JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNHAS
JURNAL ILMIAH
IMPLEMENTASI PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) UNTUK
PENGHEMATAN JUMLAH PAJAK PENGHASILAN PADA
PT.
SEMEN BOSOWA MAROS
NURJANNAH
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2.6.3
Adanya perubahan tarif pajak dari UU No. 17 Tahun 2000 menjadi UU No. 36
Tahun 2008, membantu kita menciptakan peluang untuk melakukan tax
planning lewat perubahan tersebut. Perubahan tersebut adalah :
Tarif PPh No. 36 Tahun 2008
a) WP Orang Pribadi : 0 50 juta
5%
50 250 juta
10%
250 500 juta
25%
500 juta
30%
b) WP Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 %
Tarif PPh Pasal 31 E
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan
50miliar mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan
atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan4,8 miliar.
Penghitungan PPh terutang berdasarkan Pasal 31E dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000, maka penghitungan
PPhterutang yaitu sebagai berikut:
PPh terutang = 50% X 28% X seluruh Penghasilan Kena Pajak
b. Jika peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000 sampai dengan
Rp 50.000.000.000, maka penghitungan PPh terutang yaitu sebagai berikut:
PPh Terutang =(50% X 28%) X Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran
bruto yang memperoleh fasilitas + 28% X Penghasilan Kena Pajak dari bagian
peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas yaitu:
(Rp 4.800.000.000 / Peredaran bruto) X Penghasilan Kena Pajak
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis
deskriptif kuantitatif tanpa menggunakan analisis statistik, yaitu
menganalisis, mengumpulkan dan melihat Implementasi Perencanaan Pajak (Tax
Planning) untuk Penghematan jumlah Pajak Penghasilan pada PT.Semen Bosowa
Maros. Adapun langkah-langkahnya yaitu:
1. Pengumpulan data yang diperlukan (laporan laba/rugi komersial tahun 2010,
laporan laba/rugi fiskal tahun 2010, neraca tahun 2010, daftar aktiva tetap tahun
2010, dan kebijakan-kebijakan perusahaan).
2. Evaluasi terhadap koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan dengan
memahami prosedur dan kebijakan yang berlaku di perusahaan terkait dengan
perpajakan.
3. Memeriksa sumber-sumber penghasilan perusahaan kemudian membuat tax
planning atas penghasilan perusahaan dengan cara memaksimalkan
penghasilan yang dikecualikan.
4. Membuat tax planning terhadap biaya-biaya umum dan operasional perusahaan
dengan cara memaksimalkan biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang
(biaya fiskal) dan meminimalkan biaya yang tidak diperkenankan
sebagai
pengurang.
5. Melakukan pemilihan metode-metode akuntansi yang sesuai dengan peraturan
perpajakan.
4. Pembahasan
4.1 Implementasi Perencanaan Pajak dalam Perusahaan
4.1.1 Kebijakan-kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perusahaan dalam
Perhitungan PPh Terhutang
a.
b.
c.
d.
Dari data yang diperoleh dari perusahaan, sumber penghasilan perusahaan PT.
Semen Bosowa Maros adalah penjualan semen.Dalam pelaksanaan tax planning
perusahaan dapat memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan dan dikenakan PPh
Final. Berdasarkan sumber penghasilan yang ada dalam perusahaan tidak terdapat
Meminimalkan
Biaya
yang
Tidak
a. Biaya Makan/Minum
Perusahaan tidak memberiakan uang makan siang ataupun tunjangan beras
kepada karyawan, terapi perusahaan memberikan makan dan minum bersama
bagi karyawan.
b. Transportasi Karyawan
Untuk transportasi karyawan perusahaan menyediakan bus untuk transportasi
pegawai yang berkantor di pabrik yang berada di Kabupaten Maros. Sedangkan
untuk pegawai yang berkantor di Makassar diberikan transportasi yang
dimasukkan langsung ke dalam gaji karyawan.
c. Tunjangan Asuransi
Keputusan perusahaan untuk membayar premi asuransi karyawannya sesuai
aturan dari pemerintah mengenai premi asuransi Jamsostek yang mewajibkan
pemberi kerja menanggung premi asuransi karyawan.
d. Biaya Perbaikan dan Penyusutan Kendaraan
Perusahaan menyediakan kendaraan dinas yang disediakan direktur pemasaran.
Biaya perbaikan/pemeliharaan/penyusutan kendaraan yang dipakai oleh
direktur, tidak dapat dikurangkan seluruhnya sebagai biaya perawatan dan
penyusutan kendaraan dalam laporan laba rugi perusahaan. Dalam tahun 2010,
perusahaan telah menyediakan dana sebesar Rp. 87.747.105,00 untuk biaya
pemeliharaan kendaraan dinas.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pihak yang dipungut PPh pasal
22 dalam pelaksanaan tax planning, yaitu mengoptimalkan kredit pajak yang
bersifat final. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengoptimakan kredit
pajak adalah :
a. Inventarisir transaksi-transaksi yang dipungut PPh pasal 22 yang bersifat final.
b. Pastikan bahwa dokumen yang menjadi dasar pengkreditan (SSP atau Bukti
Pungut) telah diterima dan telah diisi dengan benar.
c. Arsipkan dengan baik SSP atau bukti ungut tersebut
d. Pastikan bahwa SSP atau bukti pungut telah dkreditkan dalam SPT Tahunan.
4.2 Strategi Perencanaan Pajak(Tax Planning)untuk Penghematan Jumlah Pajak
Penghasilan yang Dilakukan oleh PT. Semen Bosowa Maros dengan Undangundang yan Berlaku
4.2.1
a. Biaya Makanan/Minum
Perusahaan tidak memberikan uang makan siang ataupun tunjangan beras
kepada karyawan, tetapi perusahaan memberikan makan dan minuman bersama
bagi karyawan.
b. Transportasi Karyawan
Untuk transportasi karyawan perusahan menyediakan bus untuk transportasi
pegawai yang berkantor di pabrik yang berada di Kabupaten Maros. Sedangkan
untuk pegawai yang berkantor di Makassar diberikan transportasi yang
dimasukkan langsung ke dalam gaji karyawan.
c. Tunjangan Asuransi
Untuk premi yang ditanggung perusahaan, menurut UU PPh No.36 Tahun 2008
pasal 6 ayat (1) huruf a, pembayarn tersebut boleh dibebankan dalam
Penghasilan Kena pajak perusahaan dan bagi karyawan yang bersangkutan,
menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 57/PJ/2009 tentang
Objek Pajak PPh pasal 21, adalah penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
Premi yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, menurut Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 57/PJ/2009 tentang pengurangan yang
diperbolehkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak PPh pasal 21
dihitung sebagai pengurang penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.
d. Biaya Perbaikan dan Penyusutan Kendaraan
Perusahaan menyediakan kendaraan dinas yang disediakan direktur
pemasaran. Biaya perbaikan/pemeliharaan/penyusutan kendaraan yang
dipakai oleh direktur, tidak dapat dikurangkan seluruhnya sebagai biaya
perawatan dan penyusutan kendaraan dalam laporan laba rugi perusahaan.
Jumlah biaya yang dapat dibiayakan hanya 50% karena sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 220/PJ/2002 pasal 3 ayat (2),
biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dapat
dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya
pemeliharaan atau perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan.
4.2.2
Metode Penyusutan
Rp 99.944.788,00
Rp (33.785.961,00)
Rp (46.863.734,00)
Rp 19.295.093,00
Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan adalah Rp 13.671.331.435,00
Setelah penerapan tax planning
PPh terhutang tahun 2010 :
25% x Rp 53.952.697.838,00= Rp 13.488.174.460,00
Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan :
Penyusutan Aset Tetap x 25%
Penyisihan Piutang tak tertagih x 25%
Kewajiban Estimasi Imbalan Pasca Kerja x 25%
Rp 99.944.788,00
Rp (33.785.961,00)
Rp (46.863.734,00)
Rp 19.295.093,00
Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan adalah Rp 13.468.879.367,00