Anda di halaman 1dari 122

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING

PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS


(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Oleh :
BUDI ASYANTO
106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING


PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS
(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :
BUDI ASYANTO
106091002917

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H

ii

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN LOAD BALANCING


PADA CLUSTERING WEB SERVER MENGGUNAKAN LVS
(STUDI KASUS : WEB SERVER LEMIGAS)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
BUDI ASYANTO
106091002917

Menyetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

Herlino Nanang, M.T.


NIP. 197312092005011002

Wahyudi, M.T.
NIP. 197609042009101001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika,

Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T.


NIP.19710522 200604 1 002

iii

PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada
Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus: Web Server
LEMIGAS). Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 1 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) program studi Teknik
Informatika.
Jakarta, Mei 2011
Menyetujui,
Penguji I

Penguji II

Arini, M.T.
NIP. 19760131 200901 2 001

Andrew Fiade, M.Kom.


NIP. 19820811 200912 1 004

Pembimbing I

Pembimbing II

Herlino Nanang, M.T.


NIP. 19731209 200501 1 002

Wahyudi, M.T.
NIP. 19760904 200910 1 001
Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Ketua Prodi Teknik Informatika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis.


NIP. 19680117 200112 1 001

Yusuf Durrachman, M.Sc, M.I.T.


NIP. 19710522 200604 1 002

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR


HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.

JAKARTA,

MEI 2011

BUDI ASYANTO

ABSTRAK

BUDI ASYANTO, Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada Clustering


Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server LEMIGAS), dibawah
bimbingan HERLINO NANANG, M.T. dan WAHYUDI, M.T.
Dengan bertambahnya jumlah pengguna yang melakukan akses terhadap
website Lemigas membuat beban kerja server menjadi meningkat. Dalam
penelitian ini bermaksud untuk melakukan perancangan dan pembuatan load
balancing pada clustering web server Lemigas. Sistem ini diharapkan mampu
meratakan beban kerja pada web server serta memberikan ketersediaan serta
meminimalkan waktu tanggap terhadap web server Lemigas. Dalam melakukan
penelitian ini, Penulis menggunakan PPDIOO Network Life Cycle sebagai metode
pengembangan sistemnya. Berdasarkan pengujian menggunakan parameter
throughput dan waktu respon didapatkan bahwa penggunaan server LVS lebih
baik dibandingkan dengan server tunggal. Perancangan dan pembuatan sistem ini
pada akhirnya diharapkan sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam
peningkatan pelayanan akses terhadap website Lemigas.
Kata Kunci: Load Balancing, Clustering, Web Server, LVS, PPDIOO Network
Life Cycle.
Jumlah Halaman : V Bab + xvii Halaman + 85 Halaman + 24 Gambar +
6 Tabel + Daftar Pustaka + 8 Lampiran
Jumlah Daftar Pustaka : 24 Sumber (Tahun 1999 Tahun 2011)

vi

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul Perancangan dan Pembuatan Load Balancing Pada
Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus : Web Server Lemigas),
yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1
pada Program Studi Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka
yang berdedikasi tinggi diantaranya:
1.

Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi


Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii

3.

Bapak Herlino Nanang, M.T., Bapak Wahyudi, M.T., selaku dosen


pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di
tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini.

4.

Ibu Arini, M.T., Bapak Andrew Fiade, M.Kom., selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukkan serta bimbingan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.

5.

Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin


penulis sebutkan satu persatu.

6.

Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan
kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta,

Mei 2011

Penulis

Budi Asyanto

viii

Teruntuk
Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah
mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam
menyelesaikan skripsi ini.
1. Teruntuk Ibu tercinta, Ibu Admi dan Bapak tercinta, Bapak Rasikin.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunanNya kepada mereka. Amin.
2. Teruntuk Adikku, Rusli Riyanto. Ayo kuliah untuk hidup yang lebih
baik.
3. Teruntuk kekasih tersayang, Rizki Mauliya Ulfah yang senantiasa
memberikan semangat dan perhatian yang tak henti kepada penulis.
4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Andy Fibrianto dan Anjar
Prayogo. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.
5. Teruntuk teman-teman seperjuangan TI UIN 2006 khususnya TI B
Networking 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua
kenangan terindahnya.
6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

ix

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul .................. .............................................................................. ii
Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Lembar Pernyataan .......................................................................................... v
Abstrak ............................................................................................................ vi
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Teruntuk ......... ................................................................................................ ix
Daftar Isi ......................................................................................................... x
Daftar Gambar. ................................................................................................ xiv
Daftar Tabel ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................... 2
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................ 3
1.4.1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4.2. Manfaat Penelitian ................................................................... 3

1.5. Metodologi Penelitian ...................................................................... 4


1.5.1. Metodologi Pengumpulan Data ............................................... 4
1.5.2. Metodologi Pengembangan Sistem ......................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan ....................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8


2.1. Pengertian Perancangan .................................................................... 8
2.2. Web Server ...................................................................................... 8
2.3. Apache ............................................................................................. 9
2.4. Jaringan Komputer ........................................................................... 10
2.4.1. Pengertian Jaringan Komputer ............................................... 10
2.4.2. Macam Jaringan Komputer .................................................... 10
2.5. Protokol ............................................................................................. 11
2.5.1. Model Protokol Jaringan ........................................................ 11
2.6. Protokol HTTP ................................................................... 19
2.7. Konsep Clustering ........................................................................... 19
2.7.1. Cluster Service ....................................................................... 21
2.8. Load Balancing ................................................................................ 22
2.9. Sistem Operasi Ubuntu 10.04 ........................................................... 25
2.9.1. Mekanisme Eksekusi Perintah Di Linux ............................... 26
2.10. Shell Dan Kernel Linux ................................................................... 27
2.11. Linux Virtual Server ........................................................................ 28
2.11.1. Arsitektur LVS-NAT .......................................................... 30

xi

2.11.2. Algoritma Penjadwalan Pada LVS ..................................... 34


2.12. Ipvsadm ............................................................................................ 36
2.13. Drupal ............................................................................................. 37
2.14. Replikasi .......................................................................................... 38
2.15. Iptables ............................................................................................. 40
2.16. IP Public dan IP Private .................................................................. 42
2.17. Perangkat Lunak Siege ..................................................................... 43
2.18. Studi Literatur .................................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47


3.1. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 47
3.2. Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 53


4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PPPTMGB LEMIGAS ...................... 53
4.2. Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS .................................. 55
4.3. Visi Dan Misi PPPTMGB LEMIGAS .......................................... 56
4.4. Sekilas Tentang Teknologi Pada PPPTMGB LEMIGAS ............. 57
4.5. Topologi Jaringan Di PPPTMGB LEMIGAS ............................... 62
4.6. Peta Wilayah PPPTMGB LEMIGAS ............................................ 63
4.7. Tahap Prepare ................................................................................. 63
4.8. Tahap Plan ....................................................................................... 64
4.8.1. Perencanaan Infrastruktur ..................................................... 64

xii

4.8.2. Komponen Pendukung .......................................................... 65


4.9. Tahap Design ................................................................................... 66
4.10. Tahap Implement .............................................................................. 66
4.11. Tahap Operate ................................................................................. 68
4.12. Tahap Opimize ................................................................................. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 81


5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 81
5.2. Saran ................................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83


LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP ................ 18
Gambar 2.2 Konsep Load Balancing .................................................................. 24
Gambar 2.3 Skema LVS-Direct Routing ........................................................... 30
Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling ................................................................... 31
Gambar 2.5 Skema LVS-NAT ............................................................................ 33
Gambar 2.6 Skema replikasi .............................................................................. 38
Gambar 2.7 Skema replikasi master-master ...................................................... 39
Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables ........................................................ 41
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian PPDIOO Network Life Cycle ...................... 49
Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ............................................. 52
Gambar 4.1 Struktur Organisasi LEMIGAS Menurut Permen 030 ................... 55
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Fungsional Menurut SK Balitbang ................ 56
Gambar 4.3 Layout LAN LEMIGAS ................................................................ 62
Gambar 4.4 Topologi Jaringan Server LEMIGAS ............................................ 62
Gambar 4.5 Denah Komplek Perkantoran LEMIGAS ...................................... 63
Gambar 4.6 Topologi Load Balancing .............................................................. 66
Gambar 4.7 Hasil Pembagian Beban Dari Tabel Virtual Service ...................... 69
Gambar 4.8 Hasil Capture Melalui Tcpdump ................................................... 69
Gambar 4.8 Keterangan Pada Master Pada Server 1 ......................................... 70
Gambar 4.9 Keterangan Pada Master Pada Server 2 ......................................... 70
xiv

Gambar 4.10 Status Slave Pada Server 1 ........................................................... 71


Gambar 4.11 Status Slave Pada Server 2 ........................................................... 71
Gambar 4.12 Hasil Tes Replikasi Pada Server 1 ............................................... 72
Gambar 4.13 Hasil Tes Replikasi Pada Server 2 ............................................... 72
Gambar 4.14 Hasil Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan
Server LVS ................................................................................... 74
Gambar 4.15 Hasil Perbandingan Waktu Respon Server Tunggal Terhadap
Server LVS ................................................................................... 76
Gambar 4.16 Perbandingan Throughput Pada Server Tunggal Dan Server
LVS ..... ......................................................................................... 78
Gambar 4.17 Perbandingan waktu respon server tunggal terhadap server
LVS ..... ......................................................................................... 79

xv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia informasi hingga saat ini semakin berkembang
dengan cepat. Perkembangan pesat teknologi internet dapat dicerminkan oleh
meningkatnya jumlah pengguna internet yang menjadikan sebagai media
penyampaian informasi.
Di dalam jaringan komputer, server mempunyai peran penting dalam
mengatur para client agar dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Dengan makin bertambahnya jumlah client yang mengakses, server akan
semakin bertambah bebannya.
Website yang dimiliki Lemigas digunakan sebagai media penyampaian
informasi kepada pegawai. Saat ini Lemigas hanya memiliki satu server yang
menyediakan servis http. Dengan semakin meningkatnya penggunaan website
di lingkungan Lemigas, server tunggal yang digunakan semakin meningkat
bebannya. Pada saat yang sama pengguna mengharapkan peningkatan
ketersediaan dan meminimalkan waktu tanggap dari web server. Salah satu
cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan
load balancing pada web server yang melayani permintaan dari pengguna
sehingga memanfaatkan server secara efektif dengan meratakan beban kepada
server yang ada. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk

membuat penelitian dengan judul Perancangan dan Pembuatan Load


Balancing pada Clustering Web Server Menggunakan LVS (Studi Kasus :
Web Server LEMIGAS).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sebuah sistem yang dapat memberikan ketersediaan
pada sebuah web server.
2. Bagaimana hasil analisa dari penggunaan web server LVS dengan web
server tunggal menggunakan parameter pengujian throughput dan waktu
respon.
1.3 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Load Balancing hanya pada web server dan berada di luar konteks
computing seperti perhitungan menggunakan perangkat lunak Matlab.
2. Load Balancing memakai metode NAT (Network Address Translation).
3. Protokol yang digunakan dalam penelitian adalah protokol HTTP.
4. Dalam penelitian ini masih menggunakan IPV4.
5. Tidak membahas segi keamanan pada sistem seperti hacking pada server.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1.4.1

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Memahami tentang Load Balancing dan Clustering web server
dalam memberikan reabilitas, skalabilitas dan ketersediaan.
2. Menganalisa kinerja web server dengan diterapkannya sistem load
balancing dalam memberikan layanan.

1.4.2

Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
b. Bertambahnya wawasan dan pengalaman penulis tentang ilmu
jaringan dan hal lainnya yang berkaitan dengan metodologi
penulisan tugas akhir ini.
2. Bagi perusahaan
Sebagai salah satu alternatif cara yang dilakukan dalam
peningkatan pelayanan akses terhadap sebuah website.
3. Bagi masyarakat umum
Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi
informasi yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
civitas akademika kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
khususnya.

1.5 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam penulisan bagian metodologi
penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode
pengembangan sistem.
1.5.1

Metode Pengumpulan Data


Merupakan metode yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian dan menjadikannya informasi yang akan digunakan untuk


mengetahui permasalahan yang dihadapi.
1. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan
judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan mencari
referensi artikel serta ebook dari internet.
2. Studi Lapangan
a.

Observasi
Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan
oleh penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu pada PPPTMGB
LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk
Raya Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari
bulan Juli hingga bulan September 2010.

b. Wawancara
Dalam memperoleh data, penulis melakukan proses tanya jawab
secara langsung kepada kepala Urusan Telematika.

3.

Studi Literatur
Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan
literature sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal
maupun skripsi yang mempunyai topik yang mendekati dengan topik
yang dibahas penulis.

1.5.2

Metode Pengembangan Sistem


Penelitian menggunakan PPDIOO Network Lifecycle sebagai acuan

dalam membuat Tugas Akhir ini (Teare, 2008).


Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahap dalam PPDIOO :
a. Prepare : Melakukan analisa terhadap masalah yang ada yaitu bagaimana
membuat sebuah load balancing pada web server model cluster yang dapat
meratakan beban diantara server dengan menggunakan metode NAT.
b. Plan : Merencanakan kebutuhan sistem yang akan dibuat dan diharapkan
dapat memberikan gambaran seutuhnya terhadap kebutuhan yang ada.
c. Design : Bentuk desainnya adalah berdasarkan rancangan penelitian
dimana terdapat user, linux director sebagai load balancer, dan dua web
server yang menyediakan servis http.
d. Implement : Pada tahap ini menerapakan semua yang telah direcanakan dan
di desain. Dalam tahap ini melinkupi instalasi serta konfigurasi terhadap
rancangan topologi, Load Balacing serta Clustering web server.

e. Operate : Dalam tahap ini perlunya pemantauan terhadap web server agar
berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap infrastruktur
hardware untuk di uji apakah berhasil atau tidak load balancing bekerja
pada web server yang dibuat secara cluster.
f. Optimize : Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan
yang perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem agar dapat berjalan
dengan baik.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian dalam ini dalam 5
(lima) Bab, yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya
penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan,
manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan yang
merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai
panduan dasar dalam penelitian ini.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan serta
langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang
dilakukan.
6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini akan membahas tentang perancangan serta pengujian
terhadap web server yang dibuat menggunakan parameter yang
telah ditentukan.

BAB V

PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil uji coba serta analisa
yang dilakukan serta saran-saran yang dibutuhkan untuk
pengembangan lebih lanjut.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Perancangan
Perancangan merupakan penghubung antara spesifikasi kebutuhan dan

implementasi. Perancangan merupakan rekayasa representasi yang berarti


terhadap sesuatu yang ingin dibangun. Hasil perancangan harus dapat ditelusuri
sampai ke spesifikasi kebutuhan dan dapat diukur kualitasnya berdasarkan
kriteria-kriteria rancangan yang bagus. Perancangan menekankan pada solusi
logik mengenai cara sistem memenuhi kebutuhan (Hariyanto, 2004)
2.2

Web Server
Web server adalah server yang mampu menangani web atau permintaan

HTTP (Ario, 2004). Web server menunggu permintaan dari client yang
menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozilla,
dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web
server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya
berupa data yang diinginkan kembali ke browser.

2.3

Apache
Apache merupakan web server yang paling banyak dipergunakan di

Internet. Program ini pertama kali didesain untuk sistem operasi lingkungan
UNIX.

Namun

demikian,

pada

beberapa

versi

berikutnya

Apache

mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT. Saat ini


Apache dipergunakan secara luas, dikarenakan programnya yang bersifat
gratis, dengan kinerja yang relative stabil. Setiap orang dapat memberikan
kontribusi dalam mengembangkan programnya yang dikomunikasikan lewat
mailing list.
Apache mempunyai program pendukung yang memberikan layanan
yang cukup lengkap bagi para penggunanya, antara lain :
1. Kontrol Akses, control ini dapat dijalankan berdasarkan nama host atau
nomor IP.
2. CGI (Common Gateway Interface), yang paling terkenal untuk digunakan
adalah perl (Practical Extractionn and Report Langguage), didukung oleh
Apache dengan menempatkannya sebagai modul (mod_perl).
3. PHP (Personal Home Page/PHP Hypertext processor), program dengan
metode semacam CGI, yang memproses teks dan bekerja di server. Pache
mendukung PHP dengan menempatkannya juga sebagai salah satu
modulnya (mod_php) yang membuat kinerja PHP menjadi lebih baik.
4. SSI atau Server Side Includes.(Ahmad Sofyan : 2000)

2.4

Jaringan Komputer

2.4.1

Pengertian Jaringan Komputer


Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung

satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media


komunikasi sehingga dapat menggunakan sumber daya bersama seperti
harddisk, printer, dan sumber informasi lainnya (Iwan Rijayana : 2005).
2.4.2

Macam Jaringan Komputer


Berdasarkan luasnya jangkauan, jaringan komunikasi data dapat

dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :


1. Workgroup, yaitu jaringan yang menghubungkan beberapa computer
dalam jumlah sedikit dalam sebuah ruangan.
2. Local Area Network/LAN, yaitu seatu jaringan komunikasi data yang luas
jangkauannya meliputi area lokal tertentu. Misal jaringan komunikasi data
di suatu gedung.
3. Metropolitan Area Network/MAN, suatu jaringan komunikasi data yang
luas jangkauannya meliputi area dalam suatu kota. Misalnya jaringan
komunikasi data di kota Jakarta.
4. Wide Area Network/WAN, yaitu suatu jaringan komunikasi data yang luas
jangkauannya meliputi antar kota atau antar Negara. Missal jaringan
komunikasi data pada Internet (Edhy Sutanta : 2005).

10

2.5

Protokol
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi

yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data,
informasi dan fungsi lainnya yang harus dipenuhi oleh pengirim (transmitter)
dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat berjalan degan benar. Selain
itu, protokol juga berfungsi agar computer yang berada dalam jaringan
berkomunikasi dengan bahasa yang sama. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam protokol adalah :
1. Syntax, merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan
dalam pengkodean sinyal.
2. Semantic, digunakan untuk mengetahui maksud informasi yang dikirim
dan membetulkan kesalahan yagn terjadi dari informasi tersebut.
3. Timing, digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data. (Sukmaaji,
2008)
2.5.1

Model Protokol Jaringan


Menurut Sukmaaji dalam bukunya Jaringan Komputer (2008)

Terdapat dua macam bentuk model protokol jaringan yang ada saat ini yaitu :

11

1. Protokol Jaringan Model OSI


OSI dalah singkatan dari Open System Interconnection. OSI
dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization).
Protokol ini di bagi menjadi bebrapa lapis atau layer. Setiap lapis protokol
akan diikuti oleh lapis protokol yang lebih rendah berikutnya untuk
melaksanakan fungsi yang lebih sederhana. Setiap lapis protokol yang
lebih rendah memberikan layanan bagi lapis diatasnya. Perubahan yang
terjadi pada lapis tidak mempengaruhi lapis lainnya.
Setiap layer dalam OSI memberikan layanan sebagai berikut :
a. Application layer
Layer ini bertanggung jawab memberikan layanan aplikasi bagi
para pemakai akhir atau end users, misalnya aplikasi FTP, HTTP atau
SMTP.
b. Presentation layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang ditransmisikan oleh
aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
Protokol yang berada pada level ini dalah perangkat lunak redirector
seperti, Workstations, Remote Desktop Protokol dan Network Shell
(Virtual Network Computing atau VNC). Lapisan ini juga melakukan
koding dan konversi data misalnya format data untuk image dan sound
(JPG, MPEG, TIF, WAV dan lainnya), konversi EBCDIC-ASCII,
kompresi dan enkripsi.

12

c. Session layer
Layer ini membuka, merawat, mengendalikan, dan mlakukan
terminasi hubungan antar simpul. Lapisan application dan presentation
melakukan request dan menunggu respon yang dikoordinasikan oleh
lapisan di atasnya missal :
1. RPC (Remote Procedure Call)
2. Protokol yang mengeksekusi program pada computer remote dan
memberikan nilai balik kepada computer local sebagai hasil
eksekusi tersebut.
3. Netbios API, merupakan interface pemrograman dari layer
application.
4. NFS (Network File System)
5. SQL (Structured Query Langguage)
d. Transport layer
Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman source-todestination (end-to-end) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Service-point addressing
Layer ini tidak hanya menangani pengiriman source-todestination dari computer satu ke computer lainnya, namun lebih
spesifik pada pengiriman jenis message untuk aplikasi yang
berlainan. Dengan demikian setiap message yang berlainan aplikasi
harus memiliki alam tersendiri yang disebut service point address

13

atau yang lebih umum disebut dengan port address (port 80 =


WWW, port 25 = SMTP).
2. Segmentation dan reassembly
Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim.
Setiap segmen memiliki sequence number yang berguna bagi
lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segmen yang
terpecah menjadi message yang utuh.
3. Connection control
Pada layer ini mengatur dua kondisi yaitu connectionless dan
connection-oriented.
4. Flow control
Sama halnya dengan lapisan data link, lapisan ini bertugas
untuk melakukan control aliran. Bedanya dengan data link adalah
dilakukan untuk end-to-end.
5. Error control
Tugasnya sama dengan tugas error control pada lapisan data
link, namun berorientasi end-to-end.
e. Network layer
Pada layer ini terjadi proses pendefinisian alamat logis (logical
addressing), kemudian mengkombinasikan multiple data link menjadi
satu internetwork. Tugas pokok layer ini adalah sebagai berikut :

14

1. Logical addressing
Pengalamatan secara logis yang di-tambahkan pada header
lapisan network. Pada jaringan TCP/IP pengalamatan logis ini
popular denga sebutan IP Address.
2. Routing
Hubungan antar jaringan yang membentuk internetwork
membutuhkan metode jalur alamat agar paket dapat ditransfer dari
satu device yang berasal dari jaringan satu menuju device lain pada
jaringan yang lain. Protokol routing misalnya Border Gateway
Protokol (BGP), Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing
Informa-tion Protokol (RIP).
f. Data link layer
Layer ini bertanggung jawab terhadap pengiriman paket-paket
(pada lapis yang lebih rendah). Tugas utama layer ini adalah :
1. Flamming
Membagi bit stream yang diterima dari lapisan network
menjadi unit-unit data yang disebut frame.
2. Physical addressing
Mendefinisikan identitas pengirim dan/atau penerima yang
ditambahkan dalam header.
3. Flow control
Melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate
atau laju bit stream berlebih atau berkurang.
15

4. Error control
Penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame
yang gagal.
5. Communication control
Menentukan device yang harus dikendalikan pada saat
tertentu jika ada dua koneksi yang sama.
g. Physical layer
Pada layer ini melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit
stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui
spesifikasi mekanikal dan elektrikal dari media transmisi serta
antamukanya.
Lapisan fisik pada LAN antalain :
a. Ethernet/IEEE 802.3.
b. 100-Mbps Ethernet.
c. 1000-Mbps Ethernet.
d. Fiber Distributed Digital Interface (FDDI) 100 Mbps.
e. Token Ring/IEEE 802.5.
Sedangkan pada WAN adalah :
a. Serial Interface (asyn dan sync)
b. High Speed Serial Interface (HSSI)
c. X.21 (Jaringan X.25)

16

2. Protokol Jaringan Model TCP/IP


Struktur protokol model TCP/IP dikembangkan oleh DARPA (US
Defense Advance Research Project) hampir sama dengan OSI layer,
TCP/IP Layer juga dibagi-bagi menjadi beberapa lapis kumpulan protokol
yang bertingkat. Lapisan TCP/IP dari bawah ke atas adalah sebagai
berikut:
1. Network Interface Layer/Physical Layer
Bertanggung jawab mengirim dan menerima data kedan dari
media fisik. Media fisiknya dapat berupa Ethernet, token ring, kabel,
serat optic, frame relay atau gelombang radio. Protokol pada layer ini
harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadidata digital yang
dimnegerti computer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.
2.

Internet Layer/Network Layer


Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam
proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat
tiga macam protokol, yaitu, IP, ARP, dan ICMP.

3.

Transport Layer
Berisi protokol yang gertanggung jawab untuk mengadakan
komunikasi antara dua computer, kedua protokol tersebt adalahTCP
(Transmission Control Protokol) dan UDP (User Datagram Protokol).
Protokol ini bertugas mengaturkomunikasi antara host dan pengecekan
kesalahan. Data dibagi kedalam beberapa paket yang dikirimkan ke
lapisan internet dengan sebuah header yang mengandung alamat
17

tujuan atau sumber dan checksum. Pada penerima checksum akan


diperiksa apakah paket tersebut ada yang hilang di perjalanan.
4. Application Layer
Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan
TCP/IP ini. Lapisan ini melayani permintaan pemakai untuk mengirim
dan mnerima data. Data ini kemudian disampaikan ke lapisan
transport unutk diproses lebih lanjut.
Model OSI

Model TCP/IP

Layer 7

Aplications

Layer 6

Presentation

Layer 5

Session

Layer 4

Transport

Transport (TCP)

Layer 3

Network

Internet (IP)

Layer 2

Data Link

Aplication
(FTP
Atau aplikasi
lainnya)

Network
Interface
Layer 1

Physical

Gambar 2.1 Perbandingan antara model OSI dengan Model TCP/IP.


(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/_zr2JioXNyY/SfK6d6tsCII/AAAAAAAAABs/uYo0mOLZuDU/s320/untitled3.
JPG)

18

2.6

Protokol HTTP
HTTP adalah tipe protokol meminta/menjawab, dimana client akan

membuka koneksi ke suatu server dan kemudian mengirimkan permintaan


menggunakan format spesifi. Server akan member tanggapan kemudian akan
menutup koneksi. HTTP memiliki kemampuan untuk mentransfer halaman
Web, gambar dan media lainnya yang dipergunakan oleh aplikasi Web. (Ario,
2004).
2.7 Konsep Clustering
Sebuah cluster terdiri dari dua atau lebih komputer (disebut node atau
anggota) yang bekerja sama untuk melakukan sebuah tugas.
Ada 4 (empat) jenis kelompok utama yaitu:
1.

Storage Cluster
Storage cluster menyediakan sistem berkas gambar yang konsisten
di server dalam sebuah cluster, yang memungkinkan server untuk secara
bersamaan membaca dan menulis ke sistem file tunggal bersama. Sebuah
storage cluster menyederhanakan administrasi penyimpanan dengan
membatasi instalasi dan patch aplikasi untuk satu sistem file. Juga,
dengan sistem file cluster, sebuah storage cluster menghilangkan
kebutuhan

untuk

salinan

data

yang

berlebihan

aplikasi

dan

menyederhanakan backup dan pemulihan bencana.

19

2.

High Availability Cluster


High availability cluster menyediakan ketersediaan pelayanan
yang berkelanjutan dengan menghilangkan single points of failure
(SPOF) dan memberikan layanan dari satu node cluster ke node yang lain
dalam kasus ketika sebuah node tidak berjalan. Biasanya, layanan dalam
high availability cluster membaca dan menulis. Oleh karena itu, high
availability cluster harus menjaga integritas data sebagai salah satu node
cluster mengambil alih kontrol suatu layanan dari cluster node lain.
Kegagalan node dalam high availability cluster tidak terlihat dari klien di
luar cluster. High availability cluster juga kadang-kadang disebut sebagai
failover cluster.

3.

Load Balancing Cluster


Load balancing cluster mengirimkan permintaan layanan jaringan
ke beberapa node cluster untuk menyeimbangkan beban permintaan di
antara node cluster. Load balancing menyediakan skalabilitas biaya yang
efektif karena jumlah node yang bisa diatur jumlahnya. Jika node dalam
sebuah cluster load balancing tidak bekerja, software load-balancing
mendeteksi kegagalan dan meneruskan permintaan untuk node cluster
yang lain. Node yang tidak atif dalam sebuah cluster load balancing
tidak terlihat dari klien di luar cluster.

20

4.

High Performance Cluster


High performace cluster menggunakan node cluster untuk
melakukan perhitungan secara bersamaan. Sebuah high performace
cluster memungkinkan aplikasi untuk bekerja secara paralel, sehingga
meningkatkan kinerja aplikasi. High performace cluster juga disebut
sebagai sebuah klaster komputasi atau komputasi grid. (Anonim : 2007)

2.7.1 Cluster Service


Cluster Service tidak bisa dilepaskan dari layanan load balancing,
dan mempunyai tujuan untuk pencegahan kegagalan layanan bagi pengguna
jaringan komputer bila salah satu sistem atau aplikasi yang ada dalam
jaringan komputer mengalami kegagalan. Biasanya setelah layanan load
balancing ini diimplementasikan maka cluster service juga diaplikasikan
untuk membuat cadangan sistem atau aplikasi yang berjalan dalam
jaringan komputer. Sebuah server farm dengan mengimplementasikan
layanan cluster akan meningkatkan faktor ketersediaan, reliablitas dan juga
kecepatan akses (Rijayana : 2005).
Web Server Cluster adalah sekelompok server independen yang
dikelola sebagai sistem tunggal untuk ketersediaan yang tinggi, pengelolaan
yang lebih mudah dan skalabilitas yang besar. (David Grant : 2000)

21

2.8

Load Balancing
Load Balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah

servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada
permintaan dari pemakai (Rijayana : 2005).
Secara umum, jika ada pengguna mengirimkan permintaan HTTP
untuk sebuah alamat web, permintaan diarahkan ke web server yang
ditentukan oleh Domain Name System (DNS). Semua permintaan akan
ditangani oleh mesin ini. Dalam load balancing, layanan dapat didistribusikan
dengan mengirim permintaan berikutnya ke server yang berbeda. Sehingga
dengan load balancing, permintaan untuk layanan pada sebuah server dapat
tersebar di hampir semua jumlah server yang disediakan (Bookman : 2003).
Load balancing pada web server berada di layer 4 yaitu untuk
mendistribusikan permintaan ke server pada lapisan transport, seperti TCP dan
UDP.
Dalam membuat sebuah load balancing dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
1. Balance, solusi yang simple dalam membuat sebuah load balancing
namun tidak dapat menjaga session pengguna.
2. Eddie Mission, merupakan penyempurnaan dari balance dengan dapat
menjaga session dari pengguna.
3. Enhanced DNS Server, pada metode ini harus memasang eddie mission
terlebih dahulu dalam membuat sebuah load balancing.

22

4. LVS (Linux Virtual Server), perangkat lunak yang dapat menangani load
balancing dengan beberapa metode. (Bookman : 2003)
Salah satu cara untuk membangun load balancing adalah menggunakan
Linux Virtual Server (LVS) yang menyediakan beberapa algoritma yang dapat
digunakan.
Load balancing berfungsi sebagai berikut :
1. Menerima trafik dari sebuah network misalnya trafik sebuah web dan
mengarahkannya ke server tertentu.
2. Melakukan pembagian trafik menjadi individual request dan menentukan
server mana yang akan menerima individual request tersebut.
3. Memantau server dengan menyakinkan bahwa server tersebut bertanggung
jawab terhadap trafik.
4. Memberikan redudansi dengan mengaktifkan server lebih dari satu unit
melalui mekanisme fail-over.
5. Menawarkan distribusi content seperti pembacaan URL, interconnecting
cookies, dan XML parsing (Bourke : 2001).
Load balancing bekerja dengan trafik yang diarahkan pada situs.
Dengan 1 (satu) URL, 1 (satu) alamat IP, dan load balancing digunakan untuk
mendistribusikannya dengan baik. Adapun manfaat dari load balancing adalah
sebagai berikut :
1. Menjamin Reliabilitias layanan berarti kepercayaan terhadap sebuah
sistem untuk dapat terus melayani pengguna dengan sebaik-baiknya.

23

Jaminan

realibilitas

memungkinkan

pengguna dapat

melakukan

pekerjaan sebaik-baiknya dengan lancar melalui layanan tersebut.


2. Skalabilitas dan ketersediaan. Jika dalam sebuah jaringan komputer jika
hanya terdapat satu buah server mempunyai pengertian terdapat satu
titik masalah. Seandainya tiba-tiba server itu mati maka layanan
terhadap pengguna akan terganggu. Dengan melakukan penambahan
server dan membentuk server farm maka skalabilitas akan meningkat
dan selain itu faktor ketersediaan juga akan meningkat (Rijayana : 2005).

Gambar 2.2 Konsep Load Balancing.


(Sumber : http://cloudleverage.com/img/load-balancing-traditional.jpg)
Alasan penggunaan load balancing dalam melakukan penelitian
dengan studi kasus pada web server di PPPTMGB LEMIGAS adalah :
1. Request yang diberikan ke server dapat diatur perkoneksi.
2. Ketika salah satu server down maka server yang lain dapat mengambil
alih koneksi yang lain.
3. Manajemen server lebih mudah tanpa harus mengganggu user dalam
mengakses layanan.

24

2.9

Sistem Operasi Ubuntu 10.04


Linux adalah sebuah program open source yang gratis di bawah lisensi

GNU, sistem operasi 32-64 bit, yang merupakan turunan dari Unix dan dapat
dijalankan pada berbagai macam platform perangkat keras mulai dari Intel
(x86), hingga prosessor RISC. Dengan adanya lisensi GNU (Gnu Not Unix)
kita dapat memperoleh program, lengkap dengan kode sumbernya (source
code). Tidak hanya itu, pendistribusiannya dapat dikopi sebanyak mungkin
atau bahkan mengubah kode sumbernya. Dan itu semua legal dibawah lisensi
(Ahmad Sofyan : 2000).
Sekarang telah berkembang banyak sekali distribusi linux atau lebih
dikenal dengan Distro. Distro Linux antara lain Slackware, Debian, RedHat
(Fedora), S.u.S.e, Caldera dan sebagainya. Distribusi tersebut menggunakan
kernel yang disetujui Linus Torvald sehingga menjamin kompabilitasnya.
Perbedaan diantara distribusi tersebut antara lain pada hal :
1. Paket-paket perangkat lunak yang disertakan di distribusi.
2. Struktur direktori.
3. Metode pemaketan perangkat lunak.
4. Inisialisasi sistem.
Ubuntu adalah suatu sistem operasi bebas dan open source yang
menggunakan Debian sebagai fondasinya dan dirilis secara berkala (setiap
enam bulan), fokus utama sistem operasi Ubuntu adalah para pengguna dan
kemudahan penggunaan (sesuai dengan "Just Work"

TM

) dan pada setiap rilis


25

Ubuntu akan memberikan perbaikan keamanan selama 18 bulan. Ubuntu


menyertakan lingkungan desktop Gnome / KDE / XFCE terbaru di setiap rilis
dan juga menyertakan beragam pilihan perangkat lunak untuk server dan
desktop yang semuanya dikemas ke dalam satu CD.
Ubuntu sendiri merupakan system operasi berbasis Debian Linux yang
dibuat dengan tujuan:
Selalu gratis atau tidak akan terdapat biaya lisensi.
Siap dipergunakan dalam kondisi stabil dengan siklus peluncuran yang
tetap, yaitu setiap 6 bulan.
Berprinsip pada pengembangan perangkat luak berkode terbuka (open
source).
2.9.1

Mekanisme Eksekusi Perintah di Linux


Sistem operasi ubuntu melibatkan banyak bagian untuk menyediakan

layanan. Contohnya adalah ls, yaitu perintah untuk mnampilkan isi direktori,
sama dengan dir pada MS-DOS. Contohnya adalah $ ls, $ adalah prompt dari
login shell yang sama dengan C:\> pada MS-DOS. Ketika pemakai
mengetikan ls meyebabkan keyboard driver menerima karakter yang
selanjutnya keyboard driver melewatkan ke shell. Shell mencari image
dieksekusi (executable image) yang bernama ls. Jika ditemukan image /bin/ls,
maka layanan kernel dipanggil untuk memuatkan image ls ke memori dan
mengeksekusinya. Image ls membuat panggilan ke sistem file di kernel untuk
menemukan file-file.
26

Sistem file dapat melakukan langkah berikut untuk mendapatkan


informasi mengenai isi direktori (daftar file), yaitu :
1. Menggunakan informasi cache sistem file.
2. Menggunakan disk device driver untuk membaca informasi dari disk.
3. Menyebabkan network device driver berukar informasi dengan remote
machine untuk menemukan rincian remote file yang diakses sistem (Linux
dapat mempunyai sistem file remote, di-mount secara remote melalui
NFS).
Saat informasi telah tersedia, ls menuliskan dan video driver
menampilkan di layar. Pada perintah yang sederhana sekalipun, sistem operasi
melibatkan kerja sama banyak fungsi untuk member layanan (Bambang :
2009).
2.10 Shell dan Kernel Linux
Shell merupakan aplikasi yang memungkinkan pemakai dapat
berkomunikasi dengan komputer. Tugas shell adalah membaca perintah yang
diberikan pemakai dan menterjemahkan perintah (Command intrepreter)
tersebut sebagai suatu permintaan dan meneruskan ke kernel. Pada prompt
shell pemakai member perintah dan kemudian shell langsung memberi respon.
Setelah itu shell akan menanti perintah lain dari pemakai. Penggunaan shell
seperti ini disebut penggunaan shell secara interaktif. Selain itu, shell juga
dapat member kemungkinan pemakai untuk membuat suatu prosedur atau
utilitas yang melibatkan sejumlah perintah yang tersedia pada linux. Kernel
27

merupakan aplikasi inti dari sistem Linux. Tugas yang dipegang oleh kernel
adalah :
1. Mengendalikan akses terhadap komputer.
2. Mengatur memori komputer.
3. Memelihara sistem file.
4. Mengalokasikan sumber daya computer di antara pemakai. (Wilfridus :
2008)
Kernel Linux merupakan sebuah perangkat lunak orisinil yang dibuat
oleh komunitas Linux. Kernel Linux yang pertama dipublikasikan adalah versi
0.01 oleh Linus pada tanggal 14 Maret 1991. Sistem berkas yang didukung
hanya sistem berkas Minix tetapi, kernel tersebut sudah mengimplementasikan
proses UNIX secara tepat. Kernel Linux terus dikembangakan hingga pada
bulan Juni 1996, Linux 2.0 dirilis dengan memiliki dua kemampuan baru yang
penting, yaitu: dukungan terhadap multiple architecture dan multiprocessor
architectures.
2.11 Linux Virtual Server.
Linux

Virtual

Server

adalah

sebuah

perangkat

lunak

yang

mengarahkan koneksi jaringan ke beberapa server yang memiliki beban kerja,


yang dapat digunakan untuk membangun layanan sangat scalable dan sangat
tersedia (Wensong : 1999). LVS menyalurkan session TCP dan UDP untuk
menyeimbangkan beban melalui beberapa real server. LVS sendiri berjalan
pada Linux, LVS dapat menyeimbangkan koneksi dari end-users dengan
28

system operasi apapun kepada real server selama menggunakan koneksi


HTTP ataupun UDP. Dalam LVS terdapat istilah yang digunakan antara lain :
1. Linux Director yaitu sebuah host dengan Linux dan LVS terinstal yang
menerima paket dari end user dan mengirimkannya ke real server.
2. End User yaitu host yang memulai koneksi untuk mendapatkan informasi
(client).
3. Real Sever yaitu server yang menerima koneksi dari linux director.
4. Virtual IP Address atau VIP yaitu alamat IP yang ditangani oleh Linux
director untuk menjalankan sebuah servis.
5. Real IP Address atau RIP merupakan alamat IP yang sebenarnya dari Real
Server (Mack : 2006).
Alasan mengapa menggunakan LVS dalam membuat peneltian ini
adalah:
1. LVS merupakan perangkat lunak bebas. (http://linuxvirtualserver.org)
2. Mempunyai beberapa metode yang dapat digunakan untuk implementasi.
3. Server yang dapat dibuat dapat menggunakan LAN maupun WAN (Zhang
: 1999)
4. Dapat menggunakan beberapa sistem operasi yang berbeda. (Zhang :
1999).

29

2.11.1 Arsitektur LVS


1. LVS-Direct Routing
Teknik pengiriman permintaan Direct Routing ini menggunakan
alamat virtual IP yang sama dari real server dan director. Paket dari user
akan diteruskan langsung ke server yang

sebenarnya. IP paket tidak

dimodifikasi, sehingga real server harus dikonfigurasi untuk menerima lalu


lintas untuk alamat IP virtual server. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan paket filtering untuk mengarahkan lalu lintas yang dialamatkan
dari alamat IP virtual server ke port lokal. Sehingga real server dapat
mengirimkan balasan langsung kembali ke pengguna akhir. (Horman : 2004)

Gambar 2.3 Skema LVS-Direct Routing


30

(sumber: http://www.linuxvirtualserver.org/VS-DRouting.gif)
2. LVS-Tunneling
Pada LVS-Tunneling memungkinkan alamat paket ke alamat IP yang akan
diarahkan ke alamat lain, mungkin juga ke jaringan yang berbeda. Dalam
konteks layer 4 swithing, tunneling sangat mirip dengan direct routing,
kecuali ketika sebuah paket diteruskan akan dienkapsulasi ke dalam
sebuah paket alamat IP, tidak hanya memanipulasi frame Ethernet.
Keuntungan dari metode ini adalah real server bisa berada di jaringan
yang berbeda.

Gambar 2.4 Skema LVS-Tunneling


(sumber: http://www.linuxvirtualserver.org/VS-IPTunneling.gif)
31

3. LVS-NAT
NAT atau Network Address Translation yaitu sebuah metode yang
memanipulasi alamat ip dan nomor port baik berasal dari sumber maupun
tujuannya. Alamat ip publik disamarkan untuk digunakan oleh alamat ip privat
agar bisa berhubungan dengan internet. Linux Director dan real server
dihubungkan oleh switch. Real server biasanya menjalankan layanan yang
sama dan mempunyai layanan yang isinya sama (Maman : 2007).
Cara kerja LVS-NAT seperti yang ada di gambar 2.6 adalah sebagai
berikut :
1. Ketika user mengakses layanan yang disediakan oleh server. Maka paket
yang dikirmkan akan sampai ke director.
2. Director lalu akan memilih server berdasarkan penjadwalan dan menulis
ulang alamat tujuan paket ke alamat IP real server lelu meneruskannya ke
real server.
3. Ketika korespondensi

server terhadap

proses permintaan dan

balasan

sesuai dengan permintaan, maka dikirimkan ke director.


4. Director menulis ulang alamat dari paket balasan ke alamat IP dari real
server dan kemudian mengembalikan paket ke user. (Horman : 2004)

32

Gambar 2.5 Skema LVS-NAT


(sumber : http://www.linuxvirtualserver.org/VS-NAT.gif)
Alasan penggunaan NAT dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Real server dapat berjalan pada beberapa sistem operasi yang mendukung
protokol TCP/IP.
2. Real server dapat menggunakan alamat IP private.
3. Hanya menggunakan 1 (satu) alamat IP Publik.

33

2.11.2 Algoritma Penjadwalan Pada LVS


Linux director perlu menerapkan algoritma jadwal tertentu pada LVS.
Beberapa algoritma penjadwalan (sceduling algorithm) dalam LVS, antara
lain sebagai berikut :
1. Round-Robin adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan koneksi
jaringan

pada

sebuah

model

Round-Robin.

Penjadwalan

ini

memberlakukan semua real server sama menurut jumlah koneksi dan


waktu respon. Kelemahannya adalah membutuhkan peramalan beban
(load) yang akurat untuk setiap request agar algoritma ini bisa berjalan
dengan efektif.
2. Weighted Round-Robin adalah algoritma yang didasari dari Round-Robin
scheduling. Algoritma ini memperlakukan real server dengan kapasitas
proses yang berbeda berdasarkan bobot masing-masing server.
3. Least Connection adalah algoritma untuk mengarahkan koneksi baru ke
real server dengan koneksi aktif yang paling sedikit. Penjadwalan ini
merupakan penjadwalan yang dinamik, karena memerlukan perhitungan
koneksi aktif untuk masing-masing real server secara dinamik.
4. Weighted Least Connection adalah kumpulan algoritma penjadwalan least
connection, dimana dapat ditentukan bobot kinerja pada masing-masing
real server. Server yang memiliki nilai bobot yang lebih tinggi akan
menerima persentase yang lebih besar dari koneksi-koneksi aktif pada satu
waktu.
34

5. Source Hashing adalah algoritma yang berfungsi untuk mengarahkan


client ke real server yang sama, mengembangkan inisialisasi yang
digunakan oleh Squid. Keuntungan algoritma ini adalah dapat memastikan
bahwa client menggunakan real server.
6. Destination Hashing adalah algoritma yang hampir sama dengan Source
Hashing scheduling, namun menggunakan table hash pada alamat tujuan
sebagai ganti dari alamat asal yang sama.
7. Locality-Based

Least-Connection

merupakan

penjadwalan

yang

mengarahkan beban ke serveryang mempunyai beban sedikit.


8. Locality-Based Least-Connection with replication merupakan penjadwalan
yang bertujuan peyeimbang beban IP, biasanya untuk cache server.
9. Shortest Expected Delay merupakan penjadwalan yang mengatur beban ke
delay yang terpendek dari sebuah server.
10. Never

Queue

merupakan

penjadwalan

yang

mengatur

ketika

ada idle server yang tersedia, pekerjaan akan dikirim ke server idle. Ketika
tidak ada server idle akan menggunakan penjadwalan Shortest Expected
Delay.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan algoritma penjadwalan
weighted round robin, dengan alasan :
1. Pada penjadwalan ini memberikan nilai bobot yang digunakan dalam
menangani request yang datang ke server.
2. Algoritma ini mudah untuk menambah koneksi ke server-server sehingga
dapat melayani lebih banyak request.
35

2.12 Ipvsadm
Ipvsadm digunakan untuk mengatur, memelihara atau memeriksa tabel
server virtual pada kernel Linux. Linux Virtual Server dapat digunakan untuk
membangun layanan jaringan terukur berdasarkan cluster dari dua atau lebih
node. Fitur yang didukung termasuk dua protokol (TCP dan UDP), tiga
metode packet-forwarding (NAT, tunneling, dan direct routing), dan delapan
algoritma load balancing (round robin, weighted round robin, leastconnection,

weighted

least-connection,

locality-based

least-connection,

locality-based least-connection with replication, destination-hashing, and


source-hashing).(http://linux.die.net/man/8/ipvsadm).
Instalasi Ipvsadm dilakukan pada Linux director. Pada linux director
tidak terdapat web server. Linux director seakan-akan hanya sebagai pembagi
beban (load balance) untuk service http yang diberikan oleh web server yang
berada di belakang load balancer.

36

2.13 Drupal
Drupal adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen konten yang
bebas dan terbuka yang didistribusikan dibawah lisensi GPL. Pengembangan
dan perawatannya dilakukan oleh ribuan komunitas pengguna dan
pengembang di seluruh dunia. Drupal dapat diunduh secara bebas dan dapat
digunakan secara bebas juga, sehingga memungkinkan setiap orang baik
secara individu maupun komunitas untuk mempublikasi, mengatur dan
mengorganisir berbagai jenis dari isi atau konten yang berada pada website.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Drupal).
Beberapa keunggulan Drupal adalah sebagai berikut :
1. Memiliki fasilitas update otomatis. Fasilitas ini bisa diatur agar
memberitahu administrator jika ada update untuk modul-modul yang
digunakan.
2. Drupal memiliki memiliki ukuran yang jauh lebih ringan dibanding
dengan cms lainnya. Sehingga dengan ukurannya yang kecil sangat cocok
bagi yang memiliki ukuran hosting yang kecil.
3. Drupal memiliki modul yang handal. Modul pada drupal dapat membuat
modifikasi website drupal tanpa koding.
4. Perkembangan development yang cepat. Para developer Drupal selalu
menambahkan banyak fitur baru disetiap rilis versinya (Widijanuarto :
2010)
37

2.14 Replikasi
Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy semua perubahan
yang dibuat pada server (disebut master) ke server lain (disebut slave) untuk
menghindari kehilangan data jika master mengalami crash dan memiliki
salinan dari server utama. (Charless Bell, 2010)

Gambar 2.6 Skema replikasi


(Sumber : http://www.clusterdb.com/wpcontent/uploads/2010/10/master_slave.jpg )
Replikasi antara server di MySQL didasarkan pada mekanisme log
biner (binary

log). Jika salah satu beroperasi sebagai master menulis

pembaruan data dan pembaruan tersebut tercatat ke log biner. Informasi yang
ada di log biner disimpan dalam format log yang berbeda sesuai dengan
database perubahan yang dicatat. Kemudian slave dikonfigurasi untuk
membaca log biner dari master dan melakukan perubahan log biner yang ada
di master ke database pada slave.(Anonim : 2011)

38

Gambar 2.7 Skema replikasi master-master


(sumber : http://www.lefred.be/blog/images/mysql_replication.png)
Replikasi master-master merupakan replikasi mysql dimana terdapat 2
(dua) server, dimana server pertama bertindak sebagai master dan juga slave
begitu juga dengan server kedua sehingga terdapat dua master dan dua slave.
Dua server tersebut akan melakukan sinkronisasi log biner dalam melakukan
replikasi.
Keuntungan replikasi tergantung dari jenis replikasi tetapi pada
umumnya replikasi mendukung ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun
diperlukan.
Adapun keuntungan lainnya adalah :
1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini
sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang
39

sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi


laporan.
2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses
analisis database secara online, data smarts atau data warehouse.
3. Memungkinkan otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan
meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan
perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi.
4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan
menggunakan aplikasi berbasis Web .
5. Meningkatkan kinerja pembacaan.
6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal
ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan
pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat
didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan
kebutuhan masing-masing unit atau pengguna.
7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server. (Anonim
: 2007)
2.15 Iptables
IPTABLES merupakan salah satu tools firewall default pada system
operasi linux. IPTABLES ini bekerja baik di kernel 2.4.x-2.6.x sedangkan
untuk kernel 2.2.x masih mengguakan ipchains. Perintah iptables digunakan

40

untuk mengelola, memaintain, menginspeksi rule-rule IP paket filter dalam


kernel linux. (Onno W. Purbo, 2008)

Gambar 2.8 Diagram Paket pada IPTables


(Sumber : http://translate.googleusercontent.com/Quick_HOWTO_%20_Ch14_%20_Linux_Firewalls_Using_iptables_files/Iptab
les.gif)

41

2.16 IP Public dan IP Private


IP

Public

adalah istilah

IP

address

yang digunakan untuk

mengidentifikasi host di internet global. IP private merupakan IP address


yang

digunakan

untuk

internet

lokal

dan

tidak

dapat

digunakan

berkomunikasi dengan host di internet global.


Pengalokasian IP untuk jaringan Internet Private didefinisikan di RFC
1918 (Addresse Allocation for Private Internet). Internet Assigned Numbers
Authority (IANA) menetapkn ada tiga blok IP address yang bisa digunakan
untuk jaringan internet local sebagai berikut.
Tabel 2.1 Alokasi alamat IP private
Alamat Ip Private
10.0.0.0

Hingga

10.255.255.255

172.16.0.0

Hingga

172.16.255.255

192.168.0.0

Hingga

192.168.255.255

Jadi, saat menggunakan kelas A, range-nya adalah 10.xxx.xxx.xxx.


Range kelas B adalah 172.16.xxx.xxx dan kelas C adalah 192.168.xxx.xxx
(Catatan: xxx adalah angka-angka yang bisa anda gunakan). Blok-blok IP
tersebut dapat digunakan bebas oleh siapa saya untuk membuka jaringan
local. IP Private juga termasuk dalam kelompok loopback device dari
127.0.0.0 sampai 127.255.255.255 (untuk keperluan internal operating
system).(Yani : 2008)

42

2.17 Perangkat Lunak Siege


Siege merupakan penguji beban http dan utilitas benchmarking.
Perangkat lunak ini telah dirancang untuk digunakan para pengembang web
untuk mengukur kinerja web yang dibuatnya. Hal ini memungkinkan para
pengguna melakukan akses terhadap sebuah server yang dikonfigurasi berapa
banyak pengguna dalam sebuah simulasi yang bersamaan.
Siege ditulis untuk GNU/Linux dan telah berhasil di AIX, BSD, HP-UX
dan Solaris. Ini harus dikompile pada kebanyakan varian sistem UNIX. Siege
tidak dirancang untuk windows namun dapat menguji sebuah server http
windows (http://www.joedog.org/index/siege-home).
2.18 Studi Literatur
Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya terdapat
beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis, diantaranya adalah:
1.

Analisis Load Balancing Dengan Menggunakan Aplikasi Web Sebagai


Pengontrol Konfigurasi. (Dede Danuria, 2010)
Pada Penuliasn Tugas Akhir ini dilakukan analisis terhadap Load
Balancing pada web server SUDIN KOMINMAS Jakarta Selatan
menggunakan web interaktif, dimana dalam melakukan penelitian
menggunakan pemrograman PHP dalam membuat web dan untuk
konfigurasi virtual server menggunakan aplikasi web interkatif yang

43

digunakan oleh administrator. Sehingga memudahkan dalam melakukan


konfigurasi pada director.
Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
a.

Belum adanya pengujian terhadap server LVS maupun server


Tunggal dengan menggunakan beberapa parameter.

b.

Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.


Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan

tugas akhir ini adalah penggunaan web interaktif dalam mengatur


konfigurasi virtual server membantu administrator dalam melakukan
konfigurasi.
2.

Komparasi Algoritma Penjadwalan Pada Layanan Terdistribusi Load


Balancing LVS Via NAT. (Abdul Haris Nasution, 2011)
Pada skripsi ini dilakukan penelitian perbandingan beberapa
algoritma penjadwalan pada linux virtual server terdapat yang dapat
mempengaruhi kinerja sistem LVS, performansi tiap algoritma tersebut
dapat diamati dengan membandingakan antar algoritma terhadap
parameter meliputi throughput, request loss, CPU utilization, dan
waktu respon sehingga didapatkan algoritma penjadwalan terbaik pada
implementasi load balancing LVS via NAT.
Kekurangan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:

44

a.

Dalam melakukan penelitian masih menggunakan perangkat lunak


Virtual Box untuk director maupun real server.

b.

Penggunaan load balancing hanya pada jaringan LAN.


Adapun kelebihan yang dapat dilihat oleh penulis dalam penulisan

tugas akhir ini adalah hasil analisa disimpulkan bahwa panjadwalan


weighted round robin merupakan penjadwalan yang terbaik. Sehingga
hasil kesimpulan ini menjadi acuan penulis dalam menggunakan
algoritma penjadwalan weigthed round robin sebagai penjadwalan yang
digunakan pada penelitian ini.
3.

Penerapan Pengolahan Paralel Model Cluster Sebagai Web Server.


(Maman Somantri dan Ari Darmariyadi, Teknologi Elektro Vol. 6 No. 1
Januari Juni 2007).
Pengolahan paralel merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk meningkatkan kecepatan pengolahan data dengan melakukan
lebih dari satu pengolahan data tersebut secara bersamaan. Salah satu
bentuk pengolahan paralel adalah model cluster. Pengolahan paralel
model cluster ini akan digunakan untuk mengolah data Web, dengan
membangun server Web yang di-cluster. Cluster server Web ini
menggunakan

teknologi

Linux

Virtual Server

(LVS) yang dapat

dilakukan dengan NAT, IP tunneling, dan direct routing yang memiliki


empat algoritma penjadwalan. Pada penelitian ini akan digunakan
teknologi

LVS

untuk

membuat

cluster

Web

Server

dengan

menggunakan NAT, diterapkannya teknologi Network File System,


45

dan

Network

Block

Device

yang

digunakan sebagai media

penyimpanan dalam jaringan.. Dalam pengujian sistem cluster ini,


pertama

dilakukan

pengujian jaringan yang digunakan untuk

mengetahui kinerja sistem, dan pengujian sistem cluster dalam mengolah


data Web dengan perangkat lunak WebBench dan script benchmark.
4.

Uji Coba Linux Virtual Serverr Dalam Aplikasi Web WALRUS


Experiment (Dwi Handoko, Tri Sampurno, Andi Tepe. Proceedings,
Komputer dan Sistem Intelejen (KOMMIT2004) 24-25 Agustus 2004).
Dalam penelitian ini, penggunaan LVS diharapkan dapat meningkatkan
performansi dari server. LVS diimplementasikan pada kernel Linux.
Dalam penelitian inii dilaporkan uji coba atas aplikasi LVS dengan
menggunakan metode NAT dalam aplikasi web (WALRUS - Web
Apllication on Linux Virtual Server). Dari hasil uji coba terlihat LVSNAT dapat meningkatkan performasi untuk aplikasi web khususnya yang
memerlukanproses tambahan pada server.

46

47

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Metode Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

metode dalam melakukan pengumpulan data, diantaranya :


1. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku atau ebook
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Untuk melihat
referensi selengkapnya terdapat pada halaman daftar pustaka.
2. Studi Lapangan
a.

Observasi
Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yang dilakukan oleh

penulis, tempat dan waktu pelaksanaannya yaitu

pada PPPTMGB

LEMIGAS, Urusan Telematika Sub Bidang Afiliasi, jalan Cileduk Raya


Kav. 109, Cipulir Kebayoran Lama-Jakarta Selatan. Mulai dari tanggal 1
Juli hingga 30 September 2010.

b.

Wawancara
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan

wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat. Wawancara


dilakukan kepada Ibu Indah Musi Indria Dewi, selaku kepala Urusan
Telematika LEMIGAS.
3.

Studi Literatur
Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan literature
sejenis yang digunakan baik berasal dari jurnal-jurnal maupun skripsi yang
mempunyai topik yang mendekati dengan topik yang dibahas penulis.
Studi literatur dapat di lihat pada bab 2 (dua) subbab 2.18.

3.2

Metodologi Pengembangan Sistem


Dalam malakukan penelitian, penulis menggunakan PPDIOO Network

Lifecycle.

48

Gambar 3.1 Metodologi penelitian PPDIOO Network Life Cycle.


(Sumber : Teare, 2008)
1.

Prepare
Dalam model pengembangan sistem PPDIOO fase pertama dimulai
dari fase prepare. Pada fase ini dilakukan proses perumusan masalah,
mengidentifikasi konsep dari sistem yang akan diimplementasikan, jenis
dan tipe penerapannya, serta komponen pendukung sehingga spesifikasi
kebutuhan sistem dapat diperjelas.

49

2.

Plan
Untuk tahap selanjutnya adalah tahap plan. Penulis melakukan
perencanaan dalam membuat rincian spesifikasi dalam membuat load
balancing. Dalam penelitian ini terdapat perencanaan dalam membuat
infrastruktur dan komponen pendukung yang akan dikonfigurasi.

3.

Design
Dalam tahap ini, membuat disain dari penelitian yang berdasarkan
pada rancangan penelitian dimana terdapat user, linux director sebagai
load balancer, dan dua buah server yang menyediakan servis http.

4.

Implement
Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi, pada tahap ini
menerapakan semua yang telah direcanakan. Dalam tahap ini melinkupi
instalasi serta konfigurasi terhadap rancangan topologi, Load Balancing
serta Clustering web server.

5.

Operate
Dalam tahap ini diperlukan adanya pemantauan terhadap web
server agar berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap
infrastruktur hardware. Proses pengujian termasuk dalam fase ini, dalam
melakukan pengujian menggunakan parameter yang ditentukan terhadap
Load Balancing dan sejumlah komponen pendukung agar dipastikan
50

sudah berjalan dengan baik dan benar dan sudah menjawab permasalahan
yang telah dirumuskan.
6.

Optimize
Tahap ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan yang
perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem agar dapat berjalan
dengan baik. Perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan terhadap web
server termasuk dalam fase ini.

51

Gambar 3.2 Kerangka berpikir dalam penelitian

52

53

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya PPPTMGB LEMIGAS


PPPTMGB LEMIGAS yang pada awalnya disebut sebagai Lembaga
Minyak dan Gas Bumi, berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor
17/M/Migas/65 tanggal 11 Juni 1965 dan Surat Keputusan Menteri Migas
Nomor 208a/M/Migas/65 dengan memiliki 3 tugas pokok yaitu Riset,
Pendidikan dan Pelatihan, serta Dokumentasi dan Publikasi di bidang
perminyakan. Latar belakang berdirinya Lembaga Minyak dan Gas Bumi
adalah karena hampir semua pengetahuan, data dan tenaga ahli di bidang
perminyakan dikuasai atau menjadi monopoli perusahaan-perusahaan asing,
sedangkan lapangan maupun cadangan minyak dan gas bumi merupakan milik
negara.
Pemerintah menyadari bahwa kebutuhan atas minyak dan gas bumi akan
berkembang dengan pesat, dimana hal ini harus disikapi dengan kemajuan
kemampuan teknis ilmiah serta teknologi, agar minyak dan gas bumi benarbenar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Seiring dengan berkembangnya industri minyak dan gas bumi di dunia, para
pendiri Lembaga Minyak dan Gas Bumi telah mempelajari dari pihak-pihak

luar atas kebutuhan suatu lembaga yang melakukan penelitian dan


pengembangan di bidang minyak dan gas bumi untuk disesuaikan dan
diterapkan. Maka sejak tahun 1977, Lembaga Minyak dan Gas Bumi berubah
nama menjadi PPTMGB LEMIGAS berdasarkan Keputusan Menteri
Pertambangan Nomor 646 Tahun 1977, tanggal 26 Desember 1977 yang
kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
Nomor 1092 Tahun 1984, tanggal 5 Nopember 1984, PPTMGB LEMIGAS
menjadi PPPTMGB LEMIGAS.
PPPTMGB LEMIGAS menjamin bahwa dalam menghasilkan jasa
litbang selalu berupaya memenuhi persyaratan standart dan kepuasan
pelanggan, melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap keefektifan sistem
manajemen mutu, serta memastikan bahwa seluruh personel berperan aktif
dan bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran mutu sesuai fungsinya,
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 21.K/12/BLM/2003 tentang Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Manajemen Mutu Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS yang
berdasarkan SNI 19-9001-2001atau ISO 9001:2000. Sedangkan untuk system
mutu Peralatan Laboratorium saat ini LEMIGAS telah terakreditasi dengan
SNI 19-17025 atau ISO 17025:1999
Untuk memenuhi perioritas tertinggi dalam pelaksanaan operasional,
maka LEMIGAS telah menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan

54

Keselamatan Kerja (SMK3) yang mengacu pada standard internasional


OHSAS 18001:1999 yang diperoleh dari TUV Internasional- Indonesia.
4.2. Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS

BAGIAN
TATA USAHA

BIDANG
SARANA
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

BIDANG
ROGRAM

BIDANG
AFILIASI

SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN

SUBBIDANG
PENGEMBANGAN
SARANA

SUBBIDANG
PENYIAPAN
RENCANA

SUBBIDANG
AFILIASI JASA
TEKNOLOGI

SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN
RUMAH TANGGA

SUBBIDANG
PENGOPERASIAN
SARANA

SUBBIDANG
ANALISI DAN
EVALUASI

SUBBIDANG
INFORMASI DAN
PUBLIKASI

KELOMPOK
FUNGSIONAL

Gambar 4.1 Struktur organisasi LEMIGAS menurut Permen 030.


(Sumber : Manajemen LEMIGAS)

55

Gambar 4.2 Struktur organisasi Fungsional menurut SK Balitbang


(Sumber : Manajemen LEMIGAS)
4.3. Visi dan Misi PPPTMGB LEMIGAS

Visi

Terwujudnya Lemigas sebagai lembaga litbang yang unggul,


profesional, bertaraf internasional di bidang Migas.

Misi
o Meningkatkan peran Lemigas dalam memberikan masukan kepada
pemerintah

guna

meningkatkan

iklim

yang

kondusif

bagi

pengembangan industri Migas.


56

o Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah


bagi pelanggan.
o Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk
andalan.
o Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi,
koordinasi serta penerapan sistem manajemen secara konsisten.
4.4. Sekilas Tentang Teknologi pada PPPTMGB LEMIGAS
Lemigas telah berkiprah dalam penelitian dan pengembangan teknologi
minyak dan gas bumi lebih dari 40 tahun. Hingga saat ini Lemigas memiliki
lebih dari 60 laboratorium untuk menunjang penelitian di sektor hulu maupun
hilir. Untuk kemudahan administrasi dan efisiensi kerja, pengelolaan
laboratorium tersebut dibagi dalam kelompok besar yaitu:

1. Eksplorasi

KPRT Eksplorasi mengelola 17 laboratorium untuk mendukung aktifitas


penelitian eksplorasi migas. Daftar laboratorium tersebut adalah sebagai
berikut:
Foraminifera
Nano Plankton
Palinologi
Komputasi
57

Petrograpi
SEM-X Ray
Core storage
Remote Sensing
Sistem Informasi Geografis
Topography
Geokimia Dasar
Molekul
Model dan Pengembangan
Seismic
Potensial
Geokomputasi

2. Eksploitasi

Laboratorium di KPRT EKsploitasi digunakan untuk melakukan pengujian


perconto pemboran hingga untuk kepentingan penelitian EOR. Sering
terjadi semua laboratorium bersinergi untuk mendapatkan hasil penelitian
yang maksimal.

Laboratorium yang ada di lingkungan KPRT Eksploitasi adalah:


CBM
CT SCAN
58

Drilling Material
Drilling Technology
Production Technology
Production test Equipment
Routine Core
Integrated Special Core
Rock Machines
PVT
Gas Flooding
Thermal & Chemical Flooding

3. Proses

Laboratorium di KPRT Proses dirancang untuk kepentingan pengujian


perconto fluida pada kondisi permukaan, termasuk aspek lingkungan.
Pengembangan Proses dan Uji Aktifitas
Preparasi Karakteristik Katalis
Kimia Umum dan Limbah
Spektroskopi
Kromatographi
Microbiologi
Bioproses

59

4. Aplikasi Produk

Laboratorium di KPRT Aplikasi Produk dirancang untuk menguji material


produkmigas seperti pelumas, mesin, maupun bahan bakar minyak dan
gas.
Unjuk Kerja Pelumas
Semi Unjuk Kerja Pelumas
Fisika Kimia Industri Pelumas
Fisika Kimia Pelumas
Fisika Kimia Otomotif Pelumas

5. Gas

Laboratorium di KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas,


termasuk transmisinya.
Korosi
Uji Tabung
Kromatografi Gas
Sifat Fisika dan Kimia Gas
Hidrat Gas
Transmisi dan Distribusi
60

Uji Pipa
Konversi Gas
Tekno Komputasi Ekonomi

6. Kalibrasi

Laboratorium di KPRT Gas dirancang untuk kepentingan penelitian gas,


termasuk transmisinya.
Korosi
Uji Tabung
Kromatografi Gas
Sifat Fisika dan Kimia Gas
Hidrat Gas
Transmisi dan Distribusi
Uji Pipa
Konversi Gas
Tekno Komputasi Ekonomi

61

4.5. Topologi Jaringan di PPPTMGB LEMIGAS

Gambar 4.3 Layout LAN LEMIGAS

Gambar 4.4 Topologi jaringan server LEMIGAS

62

4.6. Peta Wilayah PPPTMGB LEMIGAS

Gambar 4.5 Denah komplek perkantoran LEMIGAS.


(Sumber : Manajemen LEMIGAS)
4.7. Tahap Prepare
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap kebutuhan dan permasalahan
yang muncul agar mendapatkan solusi yang tepat. Pada tahap ini dilakukan
identifikasi permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana membuat
sistem load balancing dapat bekerja pada clustering web server yang
menyediakan servis http. Penulis akan menggunakan cms drupal sebagai web
server, sehingga penggunaan replikasi mysql pada database web server drupal
sebatas untuk mereplikasi data informasi website diantara dua buah server.

63

4.8.

Tahap Plan
Setelah melakukan persiapan, penulis melakukan perencanaan dalam

membuat rincian spesifikasi dalam membuat load balancing. Dalam penelitian


ini terdapat perencanaan dalam membuat infrastruktur dan komponen
pendukung yang akan dikonfigurasi.
4.8.1. Perencanaan Infrastruktur
Pada subbab ini penulis akan melakukan penyusunan terhadap
perangkat yang akan digunakan selama melakukan penelitian yaitu :
Tabel 4.1 Kebutuhan minimum server
Hard Drive Space
Prosessor

300 MHz

RAM

128 megabytes

Base System

Base System

500 megabytes

1 gigabytes

Tabel 4.2 Infrastuktur jaringan


No

Item

Spesifikasi

Jumlah

Real Server 1

Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80


GB, RAM 512 MB, Realtek NIC

Real Server 2

Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80


GB, RAM 512 MB, Realtek NIC

Director

Intel Pentium 4 3.2 GHZ, Seagate 80


GB, RAM 512 MB, Realtek NIC

Kabel UTP
Straight 3 M

Belden

Switch

5 port

1
64

Tabel 4.3 Daftar Alamat IP


Perangkat

Interface

Alamat IP

Subnet Mask

Alamat
Gateway

Real Server 1

Eth0

192.168.1.20

255.255.255.0

192.168.1.10

Real Server 2

Eth0

192.168.1.30

255.255.255.0

192.168.1.10

Eth0

192.168.1.10

255.255.255.0

ppp0

DHCP
Indosatm2

DHCP
Indosatm2

DHCP
Indosatm2

ppp0

DHCP
SMART

DHCP
SMART

DHCP
SMART

Director

4.8.2. Komponen Pendukung


Selanjutnya adalah membuat spesifikasi perangkat lunak dari
komponen pendukung yang akan dibutuhkan dapat dilihat pada table 4.4.
Tabel 4.4 Daftar perangkat lunak yang digunakan sebagai komponen
pendukung
No

Nama Paket

Sumber

Fungsi

Linux Ubuntu 10.04

www.kambing.ui.ac.id

Sistem Operasi

Ipvsadm

Repositories Ubuntu
10.04

Apache2

Repositories Ubuntu
10.04

Aplikasi untuk
virtual service
Aplikasi untuk
membuat web
server
65

Phpmyadmin

Repositories Ubuntu
10.04

CMS Drupal

www.drupal.org/projects

4.9.

Aplikasi untuk
mengatur
database
Aplikasi untuk
membuat web

Tahap Design
Pada tahap ini desain topologi yang digunakan dalam membuat

rancangan penelitian dengan topologi sebagai berikut :

Gambar 4.6 Topologi load balancing


4.10.

Tahap Implement
Tahap ini melakukan implementasi terhadap rancangan yang telah

dibuat. Pada tahap ini penulis membagi tahap implementasi menjadi beberapa
bagian yaitu :
a.

Instalasi Sistem Operasi


Penulis menginstalasi system operasi yang nantinya akan
digunakan dalam proses penelitian. Pada mesin director, real server 1
66

dan real server 2 menggunakan sistem operasi Ubuntu 10.04 Dan untuk
client menggunakan sistem operasi Microsoft Windows Vista serta
Ubuntu 10.04. Untuk langkah-langkah proses instalasi dapat dilihat di
halaman Lampiran 1.
b.

Konfigurasi Ip Address
Untuk konfigurasi Ip Address pada masing-masing real server dan
director dapat dilihat pada tabel 4.2.

c.

Instalasi HTTP (Web Server)


Penulis menggunakan Apache2 untuk aplikasi web server. Untuk
proses instalasi web server Apache dapat dilihat di Lampiran 2.

d. Instalasi PHPMYADMIN
Untuk pengunaan database terkait penggunaan CMS Drupal,
penulis menggunakan Phpmyadmin. Untuk proses instalasinya dapat
dilihat di Lampiran 3.
e.

Instalasi Drupal
Untuk penggunaan website penulis menggunakan CMS Drupal,
dimana dalam proses instasinya dapat dilihat di lampiran 4

f.

Instalasi IPVSADM

67

Untuk mengatur dan melihat tabel virtual server pada kernel


ubuntu penulis menggunakan package IPVSADM. Untuk proses
pengunduhan dan instalasi dapat dilihat di Lampiran 5.
g.

Konfigurasi Replication MYSQL


Setelah Phpmyadmin berhasil di install, selanjutnya adalah
mereplikasi mysql untuk database yang digunakan pada web CMS
Drupal. Untuk proses konfigurasinya dapat dilihat di Lampiran 6.

4.11.

Tahap Operate
Dalam tahap ini, pengujian termasuk dalam lingkup tahap ini. Hal ini

karena sistem yang sudah dibangun akan di uji untuk menjamin apakah sistem
yang

dibangun

dapat

berjalan

sesuai

dengan

kebutuhan.

Pengujian

menggunakan perangkat lunak Siege. Berikut adalah pengujian yang dilakukan


dalam penelitian.
a.

Pengujian Pembagian Beban


Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah director telah
melakukan pembagian beban secara baik. Penulis menggunakan tcpdump
untuk melakukan capture paket yang lewat dari pengguna ke director.
Dengan menggunakan penjadwalan weighted round robin, bobot untuk
real server 1 (RS1) adalah 100 sedangkan untuk real server 2 (RS2)
adalah. Dari 200 request yang dikirmkan terdapat 100 dari koneksi RS1

68

dan 100 dari RS2 dan dapat dilihat dari tabel virtual service pada gambar
4.7.

Gambar 4.7 Hasil pembagian beban dari tabel virtual service.

Gambar 4.8 Hasil capture melalui tcpdump


Dari gambar 4.8 dapat dilketahui bahwa request dari alamat ip
PersDocsisJkt17-179.link.net.id yang ke director diarahkan ke salah satu
real server yaitu Real Server 2 dengan hostname-nya adalah ubuntudua.
Dan juga diarahkan ke salah satu server kembali yaitu Real Server 1
dengan hostname-nya adalah ubuntusatu. Sehingga terlihat

beban

request yang menuju server dibagi ke masing-masing real server yang


ada.

69

b.

Pengujian Replikasi
Pengujian replikasi dilakukan pada kedua server. Keterangan pada
gambar 4.8 akan berada di gambar 4.10. Sama halnya dengan keterangan
gambar 4.9 yang akan berada di gambar 4.11. hal ini menandakan proses
replikasi telah berjalan dikedua mesin server karena status pada masingmasing real server adalah waiting for master to send event. Selanjutnya
pada gambar 4.12 dan gambar 4.13 menunjukan data yang ditulis
melalui server 1 akan tereplikasi di server 2, begitu pula sebaliknya.

Gambar 4.8 Keterangan pada master pada server 1.

Gambar 4.9 Keterangan pada master pada server 2.

70

Gambar 4.10 Status slave pada server 1.

Gambar 4.11 Status slave pada server 2.

71

Gambar 4.12 Hasil tes replikasi pada server 1

Gambar 4.13 Hasil tes replikasi pada server 2.


72

c.

Pengujian Throughput
Dalam pengujian ini dilakukan pengukuran throughput pada server
tunggal maupun server LVS. Throughput digunakan untuk mengetahui
kemampuan web server dalam memberikan layanan secara benar
terhadap request yang datang secara bersamaan. Pengujian ini
menggunakan simulasi 50 (lima puluh) user dengan koneksi bersamaan
yang mengirimkan 500 (lima ratus) hingga 2500 (dua ribu lima ratus)
request. Dalam melakukan pengujian penulis menggunakan perangkat
lunak siege.
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa pada server tunggal memiliki nilai rata-rata
throughput sebesar 0.1 Mbps atau 10 Kbps baik menggunakan provider
smart maupun indosatm2. Sedangkan untuk server LVS pada tabel 4.6
memiliki nilai rata-rata throughput sebesar 0.2 Mbps atau 20 Kbps. Hasil
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.16 yang menunjukan grafik
perbandingan.

SMART

500 request

1000 request

73

1500 request

2000 request

2500 request

500 request

1000 request

1500 request

2000 request

INDOSATM2

2500 request

Gambar 4.14 Hasil perbandingan server tunggal mengunakan 2 provider


yang berbeda.

74

Tabel 4.5 Hasil perbandingan server tunggal mengunakan 2 provider


yang berbeda.
Smart
Jumlah
Request

Waktu

Ketersediaan

Waktu
Respon

Throughput

500

103.15 Detik

100%

1.03 Detik

10 KB/Detik

1000

189.32 Detik

100%

0.95 Detik

10 KB/Detik

1500

283.15 Detik

100%

0.94 Detik

10 KB/Detik

2000

380.62 Detik

100%

0.95 Detik

10 KB/Detik

2500

509.17 Detik

100%

1.02 Detik

10 KB/Detik

0.978 Detik

10 KB/Detik

Rata-Rata

Indosatm2
Jumlah
Request

Waktu

Ketersediaan

Waktu
Respon

Throughput

500

99.70 Detik

100%

1.00 Detik

10 KB/Detik

1000

192.04 Detik

100%

0.96 Detik

10 KB/Detik

1500

271.59 Detik

100%

0.90 Detik

10 KB/Detik

2000

388.86 Detik

100%

0.97 Detik

10 KB/Detik

2500

513.61 Detik

100%

1.03 Detik

10 KB/Detik

0.972 Detik

10 KB/Detik

Rata-Rata

SMART

500 request

1000 request

75

1500 request

2000 request

2500 request

500 request

1000 request

1500 request

2000 request

INDOSATM2

2500 request

Gambar 4.15 Hasil perbandingan server LVS mengunakan 2 provider


yang berbeda.

76

Tabel 4.6 Hasil perbandingan server LVS mengunakan 2 provider yang


berbeda.
Smart
Jumlah
Request

Waktu

Ketersediaan

Waktu
Respon

Throughput

500

55.72 Detik

100%

0.55 Detik

20 KB/Detik

1000

111.84 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

1500

167.15 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

2000

222.77 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

2500

278.36 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

0.558 Detik

20 KB/Detik

Rata-Rata

Indosatm2
Jumlah
Request

Waktu

Ketersediaan

Waktu
Respon

Throughput

500

57.04 Detik

100%

0.57 Detik

20 KB/Detik

1000

113.21 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

1500

169.82 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

2000

226.74 Detik

100%

0.56 Detik

20 KB/Detik

2500

282.86 Detik

100%

0.57 Detik

20 KB/Detik

0.564 Detik

20 KB/Detik

Rata-Rata

77

Gambar 4.16 Perbandingan Throughput pada server tunggal dan server


LVS
d.

Pengujian Waktu Respon


Pengujian dilakukan untuk mengetahui waktu respon terhadap request
yang datang. Dalam melakukan pengujian penulis menggunakan
perangkat lunak siege. Hasil pengujian yang ditunjukan tabel 4.5 dapat
diketahui bahwa ketika menggunakan simulasi 50 (lima puluh) user
dengan koneksi bersamaan yang mengirimkan 500 (lima ratus) hingga
2500 (dua ribu lima ratus) request, maka waktu respon sistem dengan
server tunggal membutuhkan waktu rata-rata 0.978 detik menggunakan
provider smart dan untuk provider indosatm2 dibutuhkan waktu 0.972
detik untuk menyelesaikan permintaan yang datang. Sedangkan server

78

LVS memiliki waktu respon yang lebih singkat dibandingkan dengan


server tunggal yaitu rata-rata adalah 0.558 detik untuk provider smart
dan 0.564 untuk provider indosatm2. Hal itu ditunjukan pada tabel 4.6.
Dalam melayani request yang datang, server LVS dipengaruhi oleh
keberadaan load balancer dan dua buah real server di dalamnya.
Director memiliki algoritma penjadwalan sehingga dapat meneruskan
request yang datang kepada real server sesuai dengan kondisi real server
di dalamnya sehingga kerja sistem tidak berat dan request yang datang
bisa dengan cepat untuk dilayani.

Gambar 4.17 Perbandingan waktu respon server tunggal terhadap server


LVS

79

4.12.

Tahap Optimize
Pada tahap terakhir dari PPDIOO ini, pemeliharaan meliputi perawatan

serta aktifitas pemeliharaan terhadap sistem yang telah dibangun. Dalam tahap
pemeliharaan ini terdapat beberapa proses diantaranya proses pengelolaan dan
proses perawatan yang dilakukan untuk bertujuan melakukan penyesuaian dari
perangkat keras baik dari mesin director dan real server agar dapat
beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan sistem jaringan komputer,
seperti penambahan RAM, peningkatan kapasitas dari media penyimpanan
dan lain sebagainya.

80

81

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Dari penelitian dan penulisan yang telah penulis uraikan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan server LVS dapat meningkatkan nilai throughput
dibandingkan dengan menggunakan server tunggal dimana pada
server tunggal mempunyai nilai throughput sebesar 10 Kbps
sedangkan untuk server LVS mempunyai nilai sebesar 20 Kbps
baik menggunakan provider smart maupun indosatm2, dapat dilihat
pada gambar 4.16.
2. Waktu respon yang dihasilkan oleh server LVS lebih cepat
dibandingkan dengan server tunggal dengan rata-rata server
tunggal adalah 0.972 detik sedangkan untuk server LVS sebesar
0.564 detik untuk provider indosatm2 dan rata-rata server tunggal
adalah 0.978 detik sedangkan untuk server LVS sebesar 0.558 detik
untuk provider smart, dapat dilihat pada gambar 4.17.
3. Load balancing terbukti dapat menjadi salah satu solusi yang dapat
menciptakan sebuah sistem yang memberikan ketersediaan layanan

bagi sebuah web server, dapat dilihat dari hasil yang ditunjukan
dari pengujian terhadap server tunggal dengan server LVS.
5.2

Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai Linux Virtual Server dengan
menggunakan IPV6.
2. Perlunya pengembangan lebih lanjut untuk pelayanan service yang
berbeda selain http, misalnya ftp server.

82

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Kebutuhan Minimum Server .............................................................. 64
Tabel 4.2 Infrastuktur Jaringan .......................................................................... 64
Tabel 4.3 Daftar Alamat IP ................................................................................ 65
Tabel 4.4 Daftar Perangkat Lunak Yang Digunakan Sebagai Komponen
Pendukung ......................................................................................... 65
Tabel 4.5 Hasil Perbandingan Server Tunggal Mengunakan 2 Provider Yang
Berbeda .............................................................................................. 75
Tabel 4.6 Hasil Perbandingan Server LVS Mengunakan 2 Provider Yang
Berbeda .............................................................................................. 77

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. MySQL Replication. Cisco Systems. USA


Anonim. 2007. AS 400.
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/AS400/AS400_B1/04Re
plikasirev.pdf
Bourke, Tony. 2001. Server Load Balancing. OReilly. USA
Bookman, Charles. 2003. Linux Clustering: Building and Maintaining Linux
Clusters. New Riders Publishing. USA
Charles Bell, Mats Kindahl, and Lars Thalmann Bell, 2010. MySQL High
Availability. OReilly Media. USA
Grant, David. 2000.Web Server Clustering.
http://technet.microsoft.com/en-us/library/bb742600.aspx
Hariyanto, Bambang, 2009, Sistem Operasi, Informatika, Bandung.
Horman, Simon,2004, Linux Virtual Server Tutorial.
http://www.ultramonkey.org/
Kusumo, Ario Suryo. 2004. Buku Latihan Visual Basic .Net. Elex Media
Komputindo. Jakarta
Mack, Joseph. 2006. LVS-mini-HOWTO. GPL
Maman Somantri dan Darmariyadi. 2007. Penerapan Pengolahan Paralell Model
Cluster Sebagai Web Server. Teknologi Elektro : 41.
Onno W. Purbo. 2008.Panduan Mudah Merakit+Menginstal Server Linux. Andi.
Bandung
83

Rijayana, Iwan. 2005. Teknologi Load Balancing Untuk Mengatasi Beban Server.
Yogyakarta : Jurnal SNATI.
Sofyan, Ahmad, 2000, Server Linux : Membangun Linux sebagai Internet/Intranet
Server. Nurul Fikri Computer & Statistics, Jakarta.
Sutanta, Edhy, 2005, Pengantar Teknologi Informasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sukmaaji. 2008. Jaringan Komputer. Informatika. Bandung
Teare, Diane. 2008. Designing for Cisco Internetwork Solutions (DESGN). Cisco
Press. USA
Wilfridus Bambang T.H, Bernard R. Suteja dan Ahmad Ashari, 2008, Linux
System Administrator, Informatika, Bandung.
Yani, Ahmad. 2008. Panduan Membangun Jaringan Komputer. Kawan Pustaka.
Jakarta
Zhang, Wensong, 1999. Linux Virtual Server for Scalable Network Service,
Widijanuarto, Alexius Sayo. 2010. Membangun Blog Cantik dengan Drupal. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Website Wikipedia Indonesia
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Drupal
Diakses: [06 Oktober 2010, 10.35]
Website IPVSADM
Tersedia: http://linux.die.net/man/8/ipvsadm
Diakses: [12 Desember 2010, 15.14]
Website Siege
Tersedia : http://www.joedog.org/index/siege-home
84

Diakses : [3 April 2011, 9.35]

85

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 (Surat Keterangan Riset)


LAMPIRAN 2 (Instalasi Ubuntu 10.04)
LAMPIRAN 3 (Instalasi Apache)
LAMPIRAN 4 (Instalasi Phpmyadmin)
LAMPIRAN 5 (Instalasi Drupal)
LAMPIRAN 6 (Konfigurasi Replikasi)
LAMPIRAN 7 (Hasil Wawancara)
LAMPIRAN 8 (Tampilan Web)

xvii

LAMPIRAN 2
Instalasi Ubuntu 10.04
1. Pilih Bahasa Inggris (English) pada menu Bahasa
2. Pilih Region Other, kemudian pilih Asia lalu pilih Indonesia
3. Pada langkah pendeteksian keyboard layout, pilih No saja.
4. Kemudian pilih keyboard layout yang sering kita gunakan (english)
5. Berikan hostname komputer sesuai dengan nama :
a. Untuk director adalah ubuntudirector
b. Untuk Real Server 1 adalah ubuntusatu
c. Untuk Real Server 2 adalah ubuntudua
6. Langkah selanjutnya memulai proses partisi. Harddisk terbagi 2, 1 untuk
partisi primer dan 1 untuk partisi swap.
7. Pilih partisi primary sebagai partisi root, dengan format sistem ext4.
8. Pilih partisi swap untuk swap area.
9. Setelah selesai dengan proses partisi, akan muncul kotak verifikasi akhir
untuk konfirmasi apakah yakin pembagian partisi sudah benar. Pilih Yes
untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Pilih No untuk kembali mempartisi.
10. Pilih timezone sesuai dengan daerah waktu yang anda tempati. Daerah
waktu ini tergantung dengan negara yang anda pilih sebelumnya. Untuk
penelitian ini adalah Jakarta.
11. Langkah terakhir, berikan username dan password yaitu :
a. Untuk director adalah ubuntudirector dan password adalah riset
b. Untuk Real Server 1 adalah ubuntusatu dan password adalah riset
c. Untuk Real Server 2 adalah ubuntudua dan password adalah riset
12. Silahkan tunggu sampai selesai proses instalasi, kemudian sistem dapat
digunakan.

LAMPIRAN 3
Instalasi Apache
1. Instal Apache dengan mengetikkan perintah dibawah ini melalui terminal:
sudo apt-get install apache2 apache2-doc apache2-mpmprefork apache2-utils apache2-suexec libexpat1 ssl-cert
2. Selanjutnya adalah melakukan instalasi PHP dengan mengetikkan perintah
berikut di terminal :
sudo apt-get install libapache2-mod-php5 libapache2-modruby libapache2-mod-python php5 php5-common php5-curl
php5-dev php5-gd php5-idn php-pear php5-imagick php5imap php5-mcrypt php5-memcache php5-mhash php5-ming
php5-mysql php5-pspell php5-recode php5-snmp php5-sqlite
php5-tidy php5-xmlrpc php5-xsl
3. Lalu melakukan instalasi MySQL dengan perintah berikut yang di ketik di
terminal :
sudo apt-get install mysql-server mysql-client libmysqlclient15dev
Selanjutnya dalah melakukan konfigurasi pada web server Apache
#Konfigurasi Web Server Apache:
1. Edit file /etc/apache2/sites-enabled/000-default, kemudian lakukan
perubahan pada bagian:
<Directory /var/www/>
Options Indexes FollowSymLinks MultiViews
AllowOverride None (menjadi All)
Order allow,deny
allow from all
</Directory>
2. Selanjutnya mengaktifkan module rewrite, dapat menggunakan perintah
berikut yang diketikkan pada terminal :
sudo a2enmod rewrite
sehingga akan muncul keterangan sebagai berikut :

Module rewrite installed; run /etc/init.d/apache2 force-reload


to enable.
3. Kemudian lakukan proses restart pada web server apache untuk
mengaktifkan perubahan yang sudah dilakukan dengan mengetikkan
perintah berikut di terminal :
sudo /etc/init.d/apache2 restart
4. Selanjutnya buka browser di komputer client dan ketikkan alamat ip
masing-masing server.

LAMPIRAN 4
Instalasi PHPMYADMIN
#Perintah untuk melakukan instalasi Phpmyadmin adalah :
sudo apt-get install phpmyadmin
#Masukkan passwordnya yaitu riset.
#Setelah selasai melakukan konfigurasi periksa menggunakan browser melalui
komputer lain dengan menggetikkan :
http://alamat-ip-masing-masing-real-server/phpmyadmin.
#Atau mengetikkan perintah :
mysql u root -priset

LAMPIRAN 5
Instalasi Drupal
1. Sebelumnya buat database menggunakan phpMyAdmin. Nama database
ikan dan user yang menjalankan database adalah admin.
2. Lalu ekstrak Drupal ke root direktori web server Ubuntu di /var/www/,
menggunakan perintah : tar -zxvf drupal-6.19.tar.gz -C /var/www/ yang
diketikkan di terminal.
3. Selanjutnya maka source tersebut akan diekstrak dalam direktori
/var/www/drupal-6.19.
4. Kemudian untuk mempermudah, lakukan perubahan nama direktori
dengan mengetikkan perintah berikut yang diketikkan di terminal : mv
/var/www/drupal-6.19 /var/www/drupal
5. Dari
direktori
/var/www/drupal
jalankan
perintah
sites/default/default.settings.php
sites/default/settings.php
membuat file konfigurasi untuk Drupal.

cp
untuk

6. Selanjutnya merubah permission file dari sites/default/settings.php agar


dapat ditulisi oleh web server dengan mengetikkan perintah : chmod o+w
sites/default/settings.php
7. Demikian juga agar direktori files dapat dibuat secara otomatis pada saat
instalasi, rubah permission sites/default agar dapat ditulisi oleh web server
dengan menggetikkan perintah : chmod o+w sites/default

LAMPIRAN 6
Konfigurasi IPVSADM
Konfigurasi ini dilakukan pada Linux Director
# Untuk mengaktifkan enable ip forwarding ketikkan perintah :
echo "1" > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
atau dapat menggubahnya melalui :
/etc/sysctl.conf, dan set parameter net.ipv4.ip_forward=1
# Selanjutnya melakukan setting enable ip masquerade dengan menggetikkan
perintah :
iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.1.0/24 -o eth0 -j
MASQUERADE
# Untuk melakukan set ipvsadm ketikkan perintah :
ipvsadm -A -t Ip publik:80 -s wrr
ipvsadm -a -t Ip publik:80 -r 192.168.0.20:80 -m -w 5
ipvsadm -a -t Ip publik:80 -r 192.168.0.30:80 -m -w 5
# Untuk menyimpan hasil konfigurasi tersebut ketikkan perintah :
ipvsadm Sn
#Untuk melihat tabel virtual service menggunakan perintah
watch -n1 ipvsadm ln

LAMPIRAN 6
Konfigurasi Replikasi
Berikut adalah langkah-langkah dalam mereplikasi database mysql pada sistem
operasi ubuntu 10.04 dengan konsep Master-To-Master
1. Pada Real Server 1 yang nantinya akan digunakan sebagai Master1/Slave2
menggunakan IP Address 192.168.1.20 dan Real Server 2 yang digunakan
sebagai Master2/Slave1 menggunakan IP Address 192.168.1.30.
2. Pada Real Server 1 dan Real Server 2 sudah terdapat database yang
sebelumnya telah digunakan sebagai clustering web server.
3. Mengkonfigurasikan Real Server 1 yang bertindak sebagai Master1/Slave2.
Untuk konfigurasi Master1
Pada Master1 username yang digunakan adalah slave_user dan pasaword
riset.
a. Buka konsol terminal, lalu logi sebagai root.
b. Buka file my.cnf dengan perintah :
gedit /etc/mysql/my.cnf

c. Untuk mengaktifkan perintah, hilangkan tanda komentar (#) pada baris


yang akan diaktifkan.
d. Selanjutnya setup lokasi file log-bin, nama database dalam penelitian ini
adalah ayam dan id-server Master1/Slave2 adalah 1. Perintahnya adalah :
log-bin = /var/log/mysql/mysql-bin.log
binlog-do-db=ayam
server-id=1

e. Setelah itu restart mysql menggunakan perintah : service mysql restart


f. Setelah itu masuk ke dalam mysql dengan perintah di terminal :

mysql -u root priset

ketika connect ke MySQL maka prompt-nya akan berubah dari $ (atau #)


menjadi mysql> .
g. Selanjutnya membuat user baru database MySQL yang akan diberi hak
untuk melakukan replikasi. Caranya dengan mengetikan :
mysql> GRANT REPLICATION SLAVE ON *.* TO slave_user@% IDENTIFIED
BY riset;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;

h. Setelah itu ketik perintah :


mysql> USE ayam;
mysql> FLUSH TABLES WITH READ LOCK;
mysql> SHOW MASTER STATUS;

P
Perintah tersebut digunakan untuk mengetahui binary log dari database
yang ingin di replikasi.
Maka akan muncul output seperti ini :

+++++
| File
| Position | Binlog_Do_DB | Binlog_Ignore_DB |
+++++
| mysql-bin.000003 |
98 | ayam
|
|
+++++
1 row in set (0.00 sec)

Yang perlu di ingat adalah File dan position dari binary log tersebut yaitu
file mysql-bin.000003 dan position 98.

i. Setelah itu jalankan perintah :


mysql> UNLOCK TABLES;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;
mysql> exit;

j. Setelah itu buka PHPMYADMIN dan eksport database ayam ke dalam


format .zip.
Untuk konfigurasi Slave2
k. Buka file my.cnf dengan perintah :
gedit /etc/mysql/my.cnf

l. Untuk mengaktifkan perintah, hilangkan tanda komentar (#) pada baris


yang akan diaktifkan.
m. Selanjutnya lakukan konfigurasi file my.cnf, sesuai dengan konfigurasi
jaringan dan Master 1 sebelumnya dengan mengetikan :
server-id=2
master-host=192.168.1.30
master-user=slave2_user
master-password=riset
master-connect-retry=60
replicate-do-db=ayam

n. Restart MySQL agar konfigurasi baru bisa berjalan dengan mengetikan


perintah di konsol terminal :
service mysql restart

o. Setelah melakukan restart masuk ke dalam mysql dengan mengetikan


perintah di terminal :
mysql -u root priset

p. Setelah masuk ketikan perintah :


q.

mysql> SLAVE STOP;


mysql> CHANGE MASTER TO MASTER_HOST=192.168.1.30,
MASTER_USER=slave2_user, MASTER_PASSWORD=riset,
MASTER_LOG_FILE=mysql-bin.000005, MASTER_LOG_POS=106;
mysql> START SLAVE;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;
mysql> exit;

4. Mengkonfigurasikan server yang bertindak sebagai Master2/Slave1.


Untuk konfigurasi Master2
Pada Master1 username yang digunakan adalah slave_user dan pasaword
riset.
a. Buka konsol terminal, lalu logi sebagai root.
b. Buka file my.cnf dengan perintah :
gedit /etc/mysql/my.cnf

c. Untuk mengaktifkan perintah, hilangkan tanda komentar (#) pada baris


yang akan diaktifkan.
d. Selanjutnya setup lokasi file log-bin, nama database dalam penelitian ini
adalah ayam dan id-server Master1/Slave2 adalah 2. Perintahnya adalah :
log-bin = /var/log/mysql/mysql-bin.log
binlog-do-db=ayam
server-id=2

e. Setelah itu restart mysql menggunakan perintah : service mysql restart


f. Setelah itu masuk ke dalam mysql dengan perintah di terminal :
mysql -u root priset

ketika connect ke MySQL maka prompt-nya akan berubah dari $ (atau #)


menjadi mysql> .
g. Selanjutnya membuat user baru database MySQL yang akan diberi hak
untuk melakukan replikasi. Caranya dengan mengetikan :
mysql> GRANT REPLICATION SLAVE ON *.* TO slave2_user@%
IDENTIFIED BY riset;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;

h. Setelah itu ketik perintah :


mysql> USE ayam;
mysql> FLUSH TABLES WITH READ LOCK;
mysql> SHOW MASTER STATUS;

P
Perintah tersebut digunakan untuk mengetahui binary log dari database
yang ingin di replikasi.
Maka akan muncul output seperti ini :

+++++
| File
| Position | Binlog_Do_DB | Binlog_Ignore_DB |
+++++
| mysql-bin.000005 |
106 | ayam
|
|
+++++
1 row in set (0.00 sec)

Yang perlu di ingat adalah File dan position dari binary log tersebut yaitu
file mysql-bin.000005 dan position 106.
i. Setelah itu jalankan perintah :
mysql> UNLOCK TABLES;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;
mysql> exit;

Untuk konfigurasi Slave1


a. Buka phpmyadmin, lalu masuk ke database ayam.
b. Setelah itu drop semua database yang di miliki oleh ayam, kemudian
import database milik Real Server 1.
c. Setelah sukses kemudian buka konsol terminal, lalu logi sebagai root.
d. Buka file my.cnf dengan perintah :
gedit /etc/mysql/my.cnf

e. Untuk mengaktifkan perintah, hilangkan tanda komentar (#) pada baris


yang akan diaktifkan.
f. Selanjutnya lakukan konfigurasi file my.cnf, sesuai dengan konfigurasi
jaringan dan Master 1 sebelumnya dengan mengetikan :

server-id=2
master-host=192.168.1.20
master-user=slave_user
master-password=riset
master-connect-retry=60
replicate-do-db=ayam

g. Restart MySQL agar konfigurasi baru bisa berjalan dengan mengetikan


perintah di konsol terminal :
service mysql restart

h. Setelah melakukan restart masuk ke dalam mysql dengan mengetikan


perintah di terminal :
mysql -u root priset

i. Setelah masuk ketikan perintah :


mysql> SLAVE STOP;
mysql> CHANGE MASTER TO MASTER_HOST=192.168.1.20,
MASTER_USER=slave_user, MASTER_PASSWORD=riset,
MASTER_LOG_FILE=mysql-bin.000003, MASTER_LOG_POS=98;
mysql> START SLAVE;
mysql> FLUSH PRIVILEGES;
mysql> exit;

Setelah itu tes koneksi antar Master1/Slave2 dan Master2/Slave1 dengan


mengetikan :
Untuk Master1/Slave2
Untuk mnegecek koneksi slave2
mysql>SHOW SLAVE STATUS \G

Koneksi sukses bila tidak terjadi error maka status adalah waiting to master.
Untuk Master2/Slave1
Untuk mnegecek koneksi slave1
mysql>SHOW SLAVE STATUS \G

Koneksi sukses bila tidak terjadi error maka status adalah waiting to master.
Dan pada Slave IO Running maupun Slave SQL Running adalah YES

LAMPIRAN 7
Hasil Wawancara
Narasumber : Ibu Indah Musi Indria Dewi (Kepala Urusan Telematika)
PPPTMGB LEMIGAS Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan.
1. Penulis : Di gedung ini terdapat berapa server yang digunakan sebagai web ?
Narasumber : Hanya terdapat 1 web server.
2. Penulis : Di gedung ini terdapat berapa server yang digunakan sebagai web ?
Narasumber : Hanya terdapat 1 web server.
3. Penulis : Apakah dapat saya simpulkan bahwa webserver Lemigas merupakan
server tunggal ?
Narasumber : Bisa dikatakan demikian karena kita memang hanyya
menggunakan 1 (satu) web server .
4. Penulis : Berapakah jumlah client yang berada di Lemigas ini ?
Narasumber : Jumlah client sama dengan jumlah pegawai yang ada di
Lemigas yaitu 850 orang.
5. Penulis : Sistem operasi apakah yang digunakan sebagai web server dan juga
yang digunakan oleh client ?
Narasumber : Untuk web server menggunakan linux fedora 8 dan untuk client
beragam dari system operasi milik Microsoft mulai dari Windows XP
Professional, Windows Vista dan Windows Seven.
6. Penulis : Berada dimanakah web server Lemigas ?
Narasumber : Web server berada di Gedung urusan Telematika.

7. Penulis : Apakah pernah terjadi permasalahan yang timbul akibat penggunaan


server tunggal tersebut ?
Narasumber : Pernah terjadi, apalagi ketika jumlah client yang mengakses
web meningkat.
8. Penulis : Permasalahan apa yang timbul ?
Narasumber : Pengaksesan web menjadi lambat.
9. Penulis : Dari pemasalahan tersebut apakah sudah ada suatu penanganan
terhadap masalah tersebut ?
Narasumber : Hingga saat ini belum ada, dari segi teknis kami melakukan
reboot sistem.
10. Penulis : Apakah yang ibu harapkan sebagai Kepala Urusan Telematika
untuk permasalahan tersebut ?
Narasumber : Saya mengharapkan adanya sebuah sistem yang mampu
menangani permasalahan tersebut.

LAMPIRAN 8
Tampilan Web
1. Tampilan Home

2. Tampilan 7 Program

3. Tampilan Cerita Sukses

4. Tampilan Fasilitas

5. Tampilan Publikasi

6. Tampilan Tentang Kami

Anda mungkin juga menyukai