Anda di halaman 1dari 5

tidak mampu melaksanakannya seperti gugup.

takut, camas, dan lain-lain-

nya. Bila saat tertentu diberiken kesempatan untuk tampil dalam suatu
kegiatan dengan penuh keyakinan melaksanakan kesempatan tersebut

dengan sebaik-baiknya.
e. Memiliki harapan realistic terhadap diri sendiri
Dalam menghadapi ketlidupan ini, individu memiliki harapani,a-vita,tujuan hidup_ yang realistis sesuai keadaan diri sendiri tan W his
membandingkan atau melihat orang lain.Ketika haran tersebut tidak
menjadi kenyataan, is tetap-mepjnggR ihsecara ositif terhadap- arapan,
cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai dengan memahami sepenuhnya

terhadap situasi yang dihadapan saat ini. la mampu untuk membangkitkan s


semangat yang, lebih baik dalam meraih harapan, cita-cita, dan tujuan
hidupnya tanpa mempersilahkan diri sendiri atau situasi yang menjadi
penyebab tidak terpenuhinya harapan tersebut.

B, Komunikasi Dalam Keluarga


1. Pengertian Komunikasi Dalam Keluarga

Setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami perkembangan


dalam ketiga lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
Berdasarkan reality dan peranan ketiga lembaga ini, oleh ahli pendidikan
Indonesia Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan

22

sebagai tripusat pendidikan. Artinya, tiga pusat pendidikan yang secara


bertahap dan terpadu mengemban tanggung jawab bagi generasi mudanya.

Orientasi kelembagaan tripusat pendidikan bersifat wajar (alamiah) sesuai


dengan kenyataandalam tata kehidupan dan kebudayaan manusia:
Salah satu tripusat pendidikan yang terbentuk berdasar kan rasa suka rela dan
cinta-kasih yang asasi antara dua subjek manusia (suami-istri). Merurut Abu
Ahmadi (2002:234), "Keluarga adalah merupakan satu kesatuan sosial yang

terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa yang terikat dalam
perkawinan",

Yasin

Musthofa .(2007:52) mengatakan "Keluarga adalah

sebagai suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau
darah yang secara khusus mencakup ayah dan ibu (orang tua) serta anak".
Dikemukakan pula oleh prayitno (2004:245), bahwa "Keluarga merupakan

satuan persekutuan hidup antara dua individu (suami-iitri) yang terikat oleh
perkawinan yang sah yang paling mendasar merupakan pangkal kehidupan
bermasyarakat". Menurut Undang-Undang Perkawinan Bab II Tentang DasarDasar
Perkawinan Pasal 2 Tahun 1974 dijelaskan, "Perkawinan menurut

hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaaqon
gholiidhan untuk"mentaati perintah Alloh dan bertujuan mewujudkan rumah
tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah".

23

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga


adalah unit sosial yang terkecil terdiri dari suarni-istri dan anak yang terkait
perkawinan yang sah dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat.
Adapun beberapa pengertian komunikasi dapat dikemukakan sebagai-berikut.

Menurut Jalaludin' Rakhmat (2005:4), bahwa ada enam pengertian


komunikasi, yaitu:
a) penyampaian, perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain

seperti daidm sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang


suara;
b) penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme;
c) pesan yang disampaikan;
d) proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain

melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan;

e) pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga

perubahan `cl`alain satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada


wilayah lain;
f) pesan pasien,kepada pemberi terapi dalam psikoterapis

Husaini Usman

(2006:346) mengatakan "Komunikasi adalah proses

penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik

langsung maupun tidak langsung, secara tertulis,. lisan maupun bahasa


isyarat".
Dikemukakan oleli' Onong Uchjana Effendy (2007:14) bahwa "Komunikasi
adalah keterlibatan dua orang atau lebih dalam suatu interaksi, komunikator
menjadi suatu pesan, lalu menyampaikan kepada kornunikan, dan kornunikan

mengawasandi pesan tersebut".

24

Dijelaskan pula oleh Wirawan


r

(2006:126). "Komunikasi adalah proses

mentransmisikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan".

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi dan keluarga yang telah


dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam keluarga
adalah proses interaksi atau proses pengiriman pesan antar anggota keluarga

(ayah, ibu, dan anak) baik secara verbal maupun nonverbal yang terlibat
langsung multi ' arch guna menciptakan lingkungan keluarga yang kkondusif

dan keselarasari'htibutgan.
2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi, dalam Keluarga
Menurut Husaini Usman (2006:346), tujuan komunikasi dalarn keluarga,

antara lain:
P

a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial

b. Menyampaikan atau menerima informasi


c. Menyampailcan.dan mengswab pertanyaan

d. Mengubah pfkiran (pola pikir), perasaan, dan tindakan


e. Mengubah keadaan sosial
f Ada dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial adalah
komunikasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan kutipan di atas, bahwa komunikasi dalam keluarga memiliki
tujuan yang kompleks, di antaranya meningkatkan kemampuan menajerial dan

hubungan sosial ` menyampaikan, menerima informasi, dan menjawab


;
pertanyaan, mengubah pola pikir, keadaan sosial, dan pengambilan keputusan.

25

Adapun fungsi komunikasi dalam keluarga, di antaranya:


a. Membantu perkembangan intelektual dan sosial;
b. Identitas atau jati diri terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan
anggota keluarga.

c. Mengembangkan kesehatan mental


d. Pengakuan atau tanggapan dari anggota keluarga
e. Untuk mendukung dan Baling menolong antaranggota keluarga,

f. Memecahkan konflik dan bentuk masalah-masalah pribadi dalam


keluarga;
g. Membina keakraban dan saling membutuhkan antaranggota keluarga
(Supratiknya, 2001:9).
Dari kutipan di atas, fungsi komunikasi keluarga adalah membina hubungan
antaranggota keluarga untuk mencapai kebahagiaan hidup dalam keluarga.
3. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi
Ada beberapa hal yang menjadi penghambat atau penghalang dalam proses
komunikasi. Penghambat tersebut dikenal dengan istilah barrier, noises, atau

bottle neck communication. Dalam komunikasi dikenal hambatan


psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, dan
pengetahuan. Hambatan fisik misalnya kelelahari, sakit, keterbatasan panca

indera atau
cacat tubuh.

Komunikasi bisa juga dihambat oleh kultur/budaya seperti perbedaan adat


istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan, dan nilai-nilai panutan. Tanda
setuju di Indonesia dengan menganggukan kepada. Sebaliknya, di India
menanggukkan kepala berarti tidak setuju (Husaini Usman, 2006:353),

26

Anda mungkin juga menyukai