PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan
kemajuan
tehnologi
di
abad
ini,
kematian
yang
saat
ini
di
negara
yang
maju,
penyakit
sistem
B. Analisis Masalah
Laki-laki 54 tahun.
Sesak nafas saat aktifitas ringan.
Batuk berdahak merah muda.
Berdebar-debar, sukar tidur, kencing berkurang.
Pernah menderita penyakit yang sama.
Kumat-kumatan sejak 1 bulan.
Pemeriksaan fisik : tekanan darah 180/100 mmHg, heart rate
120x/menit, respiratory rate 32x/menit, suhu badan 36,50 C, JVP tidak
meningkat.
Inspeksi : ictus kordis bergeser ke lateral bawah.
Palpasi : iktus kordus di SIC VI 2 cm lateral linea medioclavicularis.
Perkusi : Batas jantung kanan di SIC V parasternal kanan.
Auskultasi : Bunyi jantung 1 meningkat, bunyi jantung 2 normal, bising
pansistolik di apeks dan menjalar ke lateral, irama gallop positif. Paru :
vesikuler, ronkhi basal halus.
Pemeriksaan abdomen : tidak ada hepatomegali dan ascites.
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14 g/dL, serum ureum: 65, serum
kreatinin: 1.4.
EKG : LVH, LAH.
Foto polos : CTR 0,60, apeks ke lateral bawah, kardiomegali, pinggang
jantung menonjol.
Analisis gas darah: asidosis metabolik terkompensasi.
Dari skenario di atas didapatkan masalah-masalah, yaitu :
a)
b)
c)
e)
C. Tujuan Penulisan
a)
d.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
boleh
terlalu
tinggi,
sehingga
menimbulkan
beban
kerja
sekuncup adalah volume darah yang dipompa per denyut jantung yang
didapatkan dari pengurangan volume diastolik akhir (EDV) dengan
volume sistolik akhir (ESV). Volume sekuncup ini terutama dipengaruhi
oleh besarnya aliran balik vena ke jantung. Volume sekuncup akan
meningkat jika terjadi pengisian ventrikel (EDV) juga meningkat. Selain
itu, volume sekuncup juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas simpatis
yang akan meningkatkan kontraktilitas jantung yang mengacu kepada
kekuatan
kontraksi
pada
setiap
volume
diastolik
akhir.
Selain
faktor
intrinsik
(berupa
perubahan
metabolik
lokal
dan
Histamin
merupakan
mediator
kimiawi
lokal
yang
menyebabkan
adanya
retensi
garam
dan
air
dan
B.
HIPERTENSI
Hipertensi adalah tekanan arteri yang tinggi dan abnormal pada
sirkulasi sistemik dengan nilai sistole minimal 140 dan diastole 90.
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : 1. primer :
hipertensi yang belum jelas penyebabnya; 2. sekunder : hipertensi
yang disebabkan oleh penyakit lain. Sebagian besar pasien hipertensi
termasuk kategori primer (90%). Berikut kriteria hipertensi.6
Kategori
Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
< 130
< 85
130 139
85 89
Stadium 1
140 159
90 99
Stadium 2
160 179
100 109
Stadium 3
180 209
110 119
Stadium 4
> 210
> 120
Normal
Normal Tinggi
Hipertensi
PATOFISIOLOGI
Berdasarkan hukun ohm tekanan darah arteri = Curah jantung (CO)
x Resistensi Perifer Total (TPR). Maka jika ada peningkatan pada CO
dan TPR, tekanan arteri akan meningkat. Contoh peningkatan CO
adalah pada perangsangan jantung yang berlebihan oleh katekolamin,
sedangkan peningkatan TPR pada perangsangan angiotensin II pada
arteri.3,4
ANAMNESIS7,4
1.
2.
3.
Pola makan
4.
Riwayat keluarga.
5.
Sosial ekonomi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM7,4
1.
2.
PENATALAKSANAAN
1.
Bed rest.
2.
3.
Medika mentosa :
4.
Terapi komplikasi
apopleksi cerebri
retinopati hipertensi
5.
KRISIS HIPERTENSI
Gagal jantung kongestif dimaksud adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh
berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh, disertai
hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena.1
ETIOLOGI3
1.Kelainan otot jantung
2.Ateriosklerosis koroner
3.Hipertensi sistemik atau pulmonal
4.Peradangan atau degeneratif
5.Faktor sistemik : tirotoksikosis, hipokisa, anemia, asidosis dan ketidakseimbangan
elektrolit.
PATOFISIOLOGI3
1.Bila curah jantung berkurang sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila gagal maka volume
sekuncup akan beradaptasi untuk mempertahankan curah jantung.
2.Pada gagal jantung terjadi kerusakan dan kekakuan serabut otot
jantung sehingga curah jantung normal tidak dapat dipertahankan.
KLASIFIKASI1,2
1.GAGAL JANTUNG KIRI
2.GAGAL JANTUNG KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
1.Gagal jantung kiri disebabkan oleh penyakit jantung
koroner, penyakit katup aorta dan mitral serta hipertensi
2.Gagal jantung kiri berdampak pada :
- Paru
- Ginjal
- Otak
GAGAL JANTUNG KANAN
1.Penyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan
gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral yang menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sirkulasi paru.
2.Gagal jantung kanan dapat berdampak pada :
- Hati
- Ginjal
- Jaringan subkutis
- Otak
- Sistem Aliran aorta
MANIFESTASI KLINIS7
Gejala yang muncul sesuai dengan gejala jantung kiri diikuti gagal jantung kanan dapat
terjadinya di dada karana peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda tanda gejala gagal jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan
bising akibat regurgitasi mitral
Gagal Jantung Kiri
a. Dispneu
b. Orthopneu
c. Paroksimal Nokturnal Dyspneu
d. Batuk
e. Mudah lelah
f. Gelisah dan cemas
Gagal Jantung Kanan
a. Pitting edema
b. Hepatomegali
c. Anoreksia
d. Nokturia
e. Kelemahan
PEMERIKSAAN DIANOSTIK7
1Pada EKG ditemukan hipertropi ventrikel kiri, kelainan gelombang ST dan T
2.Dari foto torax terdapat pembesaran jantung dan bendungan paru.
3.Pada ekhokardiografi terlihat pembesaran dan disfungsi ventrikel kiri, kelainan
bergerak katup mitral saat diastolik.
4.Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
PENATALAKSANAAN7
- Diuretik dapat menurunkan tekanan dan volume pulmonal sehingga
gejala akan berkurang. Mengingat banyak penderita tergantung pada
meningkatnya tekanan pengisian untuk mempertahankan isi sekuncup
yang adekwat maka harus dihindari pemakaian diuretik berlebihan
sebab bisa menimbulkan keadaan curah jantung yang rendah.
Azotemia akibat diuretik bisa ditemukan pada gagal jantung diastolik.
anamnesis,
penunjang
pada
hasil
penderita
pemeriksaan
tersebut,
fisik,
dan
kemungkinan
sistem
saraf
simpatis
akan
meningkatkan
permeabilitas
Ca2+
membran.
Hal
tersebut
filtrasi
dan
meningkatkan
reabsorbsi.
Peningkatan
untuk
mensekresi
renin.
Kemudian
renin
korteks
adrenal
akan
mensekresi
aldosteron.
Aldosteron
H2O.
Hasil
akhir
semua
proses
tersebut
adalah
stadium
awal
neurohormonal
gagal
tersebut
jantung,
memang
semua
mekanisme
bermanfaat.
Akan
afterload
tetap
terjadi.
Sel-sel
ventrikel
semakin
regurgitasi
mitral
fungsional
(terdengar
sebagai
bising
oleh
pembentukan
oksigenasi
asam
di
arteri
dalam
berkurang
darah
akibat
dan
adanya
peningkatan
penurunan
ion
pasien
ditemukan
adanya
asidosis
metabolik
dan
penambahan
bikobarbonat
baru
ke
dalam
cairan
untuk
meningkatkan
kontraktilitas
jantung.
Terapi
non-
mengurangi atau
2.
B. Saran
1.
dan
berhenti
merokok
untuk
membantu
penurunan
secara
teratur
guna
mengontrol
tekanan
darahnya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Between
1988
1994
and
1999
2004.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/52/5/818.
7. Hermawan, Guntur. 2008. BED SIDE TEACHING. Surakarta : Kesuma
http://febrianfn.wordpress.com/2009/03/14/hipertensi-dan-gagal-jantung/