Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok versus kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam (pakhendrimengajarips.blogspot.com, 2011) interaksi didefenisikan sebagai
hal saling melakukan aksi, berhubungan dan mempengaruhi. Dengan demikian,
interaksi sosial adalah hubungan sosial (saling aksi atau mempengaruhi) yang
dinamis antara orang perseorangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan
kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.
Di dalam interaksi sosial terdapat bentuk kelompok sosial, bentuk interaksi
sosial dan fungsin dari interaksi sosial. Ada beberapa bentuk kelompok sosial antara
lain Tyad, Triad, In group, Out group, kelompok primer, kelompok sekunder,
Paguyuban, Patembayan, Formal group, Membership, Reference group, Kelompok
Okupasional dan Volunter. Di dalam kelompok sosial juga terdapat bentuk interaksi
sosial, ada yang asosiatif dan ada juga yang disasosiatf. Yang termasuk asosiatif
adalah kerja sama, akomodasi, akulturasi dan asimilasi. Sedangkan yang termasuk
disasosiatif meliputi persaingan, kotraversi dan pertentangan.
Untuk lebih jelasnya, maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
beberapa hal yang berkaitan dengan interaksi sosial seperti bentuk kelompok sosial,
bentuk interaksi sosila dan fungsi interaksi sosial.

Interaksi Sosial

Page 1

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apa sajakah bentuk-bentuk kelompok sosial?
b. Apa sajakah bentuk-bentuk interaksi sosial?
c. Apa fungsi interaksi sosial?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
a. Untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk kelompok sosiak.
b. Untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk interaksi sosial.
c. Untuk mengetahui dan memahami fungsi interaksi sosial.
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasaan dalam makalah ini tidak melebar maka perlu dibatasi dalam
pembahasaanya diantaranya bentuk-bentuk kelompok sosial, bentuk-bentuk
interaksi sosial dan fungsi interaksi sosial.

BAB II
PEMBAHASAAN

Interaksi Sosial

Page 2

2.1 Bentuk Kelompok Sosial


Pengertian

kelompok

sosial

menurut

beberapa

ahli

dalam

(Umamlikuk.blogspot. com, 2013) adalah sebagai berikut (1) Paul B. Horton,


kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling
berinteraksi, (2) Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara
timbal balik dan saling mempengaruhi, (3) Hendropuspito, kelompok sosial sebagai
suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan
peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama, (4) menurut George
Homans kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan,
interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang
terorganisasi dan berhubungan timbal balik, (5) menurut wikipedia, kelompok sosial
adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi.
Dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan sekumpulan manusia
yang memiliki persamaan ciri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara
berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya.
Ada beberapa bentuk kelompok sosial antara lain sebagai berikut:
a. Dyad
Dyad adalah kelompok masyarakat yang memiliki satu atau dua.
persamaan dalam kelompok teresebut. Contoh: kelompok usia 15 dan
memiliki pekerjaan sebagai pelajar. Mereka akan menjadi sebuah
kelompok masyarakat dengan kesamaan tersebut.
b. Triad
Triad adalah kelompok yang terbentuk dalam masyarakat dengan
memiliki persamaan yang lebih kompleks dibandingkan dengan dyad.

Interaksi Sosial

Page 3

Contoh : Kelompok masyarakat di atas 30 tahun yang berprofesi sebagai


manager di perusahaan asing dengan pendapatan diatas 19 juta per bulan
serta belum berkeluarga. Kelompok tersebut memiliki klasifikasi yang
sangat banyak dan sangat rumit.
c. In Group
In group adalah kelompok social di mana individu mengidentifikasikan
dirinya. Contoh: Seorang pelajar dari SMA Islam akan bergaya atau
berperilaku sebagaimana orang mengenal ciri dari SMA Islam tersebut.
Misalnya dengan menggunakan jilbab dan memakai rok panjang.
d. Out Group
Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai
lawan dari in group. Contoh:

Dalam pertandingan sepakbola antara

Padang dan Lampung, maka para pendukung tim Padang akan berkata
kami adalah pendukung tim Padang dan mereka pendukung tim
Lampung.
e. Kelompok Primer
Kelompok primer adalah kelompok social yang paling sederhana di
mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama yang sangat erat.
Contoh: Kelurga, dalam keluarga setiap anggota keluarga mengenal siapa
bapak, ibu, dan anak.
f. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang,
yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan
juga tidak langgeng. Contoh: Hubungan kontrak jual beli. Hubungan ini
hanya berlangsung pada saat kedua belah pihak sedang berada pada satu
kontrak saja dan pada saat kontrak mereka habis maka hubungan
keduanya biasa saja berakhir.
g. Paguyuban
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotaanggotanya diikat dengan hubungan batin yang murni dan bersifat

Interaksi Sosial

Page 4

alamiah serta kekal, yang berdasarkan pada rasa cinta dan rasa kesatuan
batin yang memang sudah dikodratkan dengan sifat yang nyata dan
organis. Contoh: Keluarga merupakan sebuah paguyuban yang sangat
nyata karena dalam keluarga selalu terjalin yang namanya ikatan batin
yang kuat dan didasarkan pada rasa cinta. Oleh karena itu, jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit maka orang- orang yang menjadi
bagian dari keluarga tersebut akan menjenguknya walaupun tempat
tinggal mereka saling berjauhan.
h. Patembayan
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya ada
pada jangka waktu yang pendek, yang merupakan suatu bentuk dalam
pikiran belaka. Contoh: Ikatan buruh yang ada di sebuah pabrik. Para
buruh yang bekerja di pabrik tersebut akan menjadi bagian dari
organisasi tersebut, namun jika buruh tersebut keluar dari pekerjaannya
sebagai buruh di pabrik tersebut maka ia tidak lagi menjadi bagian dari
ikatan buruh yang ada di pabrik tersebut.
i. Formal Gruop
Formal group adalah keadaan tata cara untuk memobilisasikan dan
mengkoordinasikan usaha- usaha, yang mencapai tujuan berdasarkan
bagian- bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Contoh: Organisasi
kepemudaan di suatu daerah. Organisasi tersebut memiliki paraturan
yang sangat jelas dan sengaja diciptakan untuk menumbuhkan rasa
kesatuan setiap pemuda yang ada di daerah tersebut. Apabila seseorang
melanggar peraturan yang ada, maka bukan sesuatu yang tidak mungkin
apabila orang tersebut akan mendapatkan sanksi yang telah disepakati
bersama.
j. Informal Group
Informal group adalah suatu kelompok yang tidak memiliki struktur
ataupun wadah organisasi tertentu dan jelas karena kelompok tersebut

Interaksi Sosial

Page 5

terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh


kepentingan dan pengalaman yang sama. Contoh: Kelompok arisan ibuibu yang tinggal di RT yang sama. Hal ini dapat terjadi karena seringnya
mereka bertemu dalam sebuah kesempatan dengan kepentingan yang
sama sehingga muncul ide untuk membuat kelompok arisan untuk RT
tersebut.
k. Membership Group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara
fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh: Seseorang yang
terdaftar menjadi member dari klub tersebut akan secara otomatis akan
ikut mengambil bagian dalam setiap acara yang diadakan oleh klub
tersebut yang membuat mereka mau atau tidak mau terlibat secara fisik
dalam acara yang diadakan tersebut.
l. Reference Group
Reference group adalah kelompok- kelompok sosial yang menjadi acuan
bagi seseorang yang bukan anggota kelompok tersebut untuk membentuk
pribadi dan perilakunya. Contoh : Seseorang yang tidak ikut dalam
anggota klub fitness, pada saat mereka melihat orang- orang yang
mengikuti klub fitness memiliki tubuh yang bagus akan merasa
terpancing untuk memiliki tubuh seperti orang yang ikut dalam klub
tersebut walaupun bukan dengan cara ikut dalam klub fitness juga.
m. Kelompok Okupasional
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin
memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena
anggotanya memiliki profesi yang sejenis. Contoh : PARFI merupakan
sebuah wadah bagi artis- artis perfilman yang ada di Indonesia.
Kelompok ini muncul karena adanya kesadaran oleh sekelompok orang

Interaksi Sosial

Page 6

akan pentingnya rasa saling mengenal dan rasa kesatuan antar pihakpihak yang terlibat dalam dunia perfilman.
n. Volunter
Volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepantingan bersama,
namun tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan diharapkan akan
memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat secara umum. Contoh: Seseorang yang terlibat
dalam kelompok tim sukarelawan pada saat terjadi tsunami di Aceh.
Kelompok ini tidak teridentifikasi oleh masyarakat namun kelompok ini
ada untuk membantu masyarakat dalam mencari sanak keluarga mereka
yang hilang karena tsunami.

2.2 Bentuk Interaksi Sosial


Pengertian interaksi sosial dalam (Belajar Psikologi.blogspot. com) adalah
hubungan timbal balik antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat. Hubungan timbal balik
tersebut disertai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi. Oleh karena itu syarat
utama terjadinya interaksi sosial adalah: (a) adanya kontak sosial antar kedua belah
pihak;

dan

(b)

adanya

komunikasi

sosial

antara

kedua

belah

pihak.

Sedangkan pengertian proses sosial adalah proses interaksi antar aspek atau unsur
sosial disepanjang aktivitas kehidupan manusia di masyarakat. Wujud dari aktivitas
proses sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial individu dan kelompok dalam kehidupan
sehari-hari dalam rangka pemenuhan beragam kebutuhan hidupnya. Diantara konsep
dasar dalam kajian tetang proses sosial adalah interaksi sosial. Berdasarkan
pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika
memenuhi

dua

syarat

di

bawah

ini,

yaitu

(1)

Kontak

sosial

adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya

Interaksi Sosial

Page 7

interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang
lain

meski

tidak

harus

bersentuhan

secara

fisik,

(2)

Komunikasi

artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Selain itu, interaksi sosial juga
dapat didefenisikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan
antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
Beberapa bentuk interaksi sosial menurut (haribudiyanto.files.wordpress.com,
2009) adalah interaksi asosiatif dan interaksi disasosiatif. Interaksi asosiatif meliputi:
a. Kerja Sama (cooperation)
Bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi
sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi
kepentingan atau kebutuhan bersama. Empat macam kerja sama yaitu:
kerja sama spontan; kerjasama yang timbul secara spontan, kerja sama
langsung; kerja sama karena adanya perintah atasan/penguasa, kerja
sama kontak; kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu
yang disetujui dalam jangka waktu tertentu, kerja sama tradisional;
kerjasama karena sistem tradisi yang kondusif. Kerja sama timbul karena
orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya)
dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan
bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan
lainnya. Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley kerja

Interaksi Sosial

Page 8

sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai


kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi
merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna.
b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi merupakan proses penyesuaian sosial dalam interaksi
antarindividu dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan. Tujuan
akomodasi mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau
permusuhan antarsuku atau antar negara, mencegah terjadinya ledakan
konflik yang mengarah pada benturan fisik, mengupayakan terjadinya
akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas dan
mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara
kelompok kesukuan atau ras. Akomodasi dapat berarti proses atau
keadaan.

Sebagai

proses,

akomodasi

merupakan

upaya-upaya

menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik atau pertikaian.


Sebagai keadaan, akomodasi merupakan keadaan di mana hubunganhubungan di antara unsur-unsur sosial dalam keselarasan dan
keseimbangan, sehingga warga masyarakat dapat dengan mudah
menyesuaikan dirinya dengan harapan-harapan atau tujuan-tujuan
masyarakat. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa akomodasi merupakan
istilah yang dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan keadaan
yang sama dengan pengertian adaptasi yang digunakan oleh para ahli
biologi untuk menggambarkan proses penyesuaian mahluk hidup dengan
lingkungan alam di mana ia hidup. Adapun tujuan dari akomodasi antara
lain (1) untuk mengurangi pertentangan antara orang-orang atau
kelompok-kelompok akibat perbedaan faham. Dalam hal ini akomodasi

Interaksi Sosial

Page 9

diarahkan untuk memperoleh kesepakatan baru dari faham-faham yang


berbeda, (2) untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara
waktu, (3) untuk memungkinkan dilangsungkannya kerjasama di antara
individu-individu atau kelompok-kelompok yang karena faktor psikologi
atau kebudayaan menjadi terpisah satu dari lainnya, (4) mengusahakan
peleburan antara kelompok-kelompok yang sebelumnya terpisah.
Adapun bentuk-bentuk akomodasi antara lain (1) kompromi: pihak yang
bertikai saling mengurangi tuntutan, (2) toleransi: saling menghargai,
menghormati, membiarkan di antara pihak-pihak yang sebenarnya saling
berbeda, (3) konsiliasi: usaha yang bersifat kelembagaan untuk
mempertemukan pihak-pihak yang bertikai sehingga dicapai kesepakatan
bersama, dan (3) koersi: keadaan tanpa konflik karena terpaksa; akibat
dari berbedanya secara tajam kedudukan atau kekuatan di antara fihakfihak yang berbeda, misalnya antara buruhmajikan, orangtua-anak,
pemimpin-pengikut, (4) arbitrasi: penyelesaian konflik melalui pihak
ketiga yang berwenang untuk mengambil keputusan penyelesaian, (5)
stalemate: perang dingin, yakni keadaan seimbang tanpa konflik karena
yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang, (6) displacement:
menghindari konflik dengan mengalihkan perhatian, (7) ajudikasi:
penyelesaian konflik melalui proses hukum
c. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga
masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai
milik bersama. Asimilasi akan terjadi apabila: (1) dua kelompok yang
berbeda kebudayaan,(2) individu/warga kelompok saling bertemu dan
bergaul intensif dalam waktu yang lama,(3) terjadi kontak kebudayaan
(akulturasi) yang memungkinkan dua kelompok yang berbeda itu saling
mengadopsi (meminjam) unsur-unsur kebudayaan, (4) cara hidup dan

Interaksi Sosial

Page 10

kebudayaan dua kelompok itu saling menyesuaikan diri sehingga


masing-masing mengalami perubahan dan (5) kelompok-kelompok
tersebut melebur membentuk kelompok baru dengan cara hidup dan
kebudayaan baru yang berbeda dari kelompok asal.
d. Akulturasi (acculturation)
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

Di bawah ini beberapa

faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu proses Akulturasi


diantaranya: faktor Intern, antara lain: (1) bertambah dan berkurangnya
penduduk, (2) adnya penemuan baru seperti penemuan ide atau alat baru
yang sebelumnya belum pernah ada serta penyempurnaan penemuan
baru. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan
kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota
masyarakat,

(3)

konflik

yang

terjadi

dalam

masyarakat,

(4)

pemberontakan atau revolusi. Selain faktor interen, juga terdapat faktor


eksteren seperti perubahan alam, peperangan dan pengaruh kebudayaan
lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya),
asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang
sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Interaksi disosiatif meliputi berikut ini:
a. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Bentukbentuk persaingan antara lain (1) Persaingan ekonomi timbul karena
terbatasnya

persediaan

dibandingkan

dengan

jumlah

konsumen,

(2) Persaingan kebudayaan: dapat menyangkut persaingan bidang

Interaksi Sosial

Page 11

keagamaan, pendidikan, (3) Persaingan kedudukan dan peranan: di


dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan
untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan
serta peranan terpandang, (4) Persaingan ras: merupakan persaingan di
bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat
dibanding

unsur-unsur

kebudayaan

lainnya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi


seperti sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang
pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh
mereka yang bersaing dan sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas
dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu
pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
b. Kontraversi
Kontraversi merupakan bentuk proses sosial yang berada di antara
persaingan

dan

pertentangan

atau

konflik.

Bentuk-bentuk kontraversi: (1) kontraversi umum : penolakan,


keengganan,

pengacauan

rencana,

dan

kekerasan,

(2) kontraversi sederhana : memaki, mencerca, memfitnah, &dan


menyangkal pihak lain, (3) kontraversi intensif : penghasutan,
penyebaran

desas-desus,

dan

mengecewakan

pihak

lain,

(4) kontraversi rahasia : mengumumkan rahasia pihak lain dan


berkhianat, (5) kontraversi taktis : intimidasi dan provokasi. Menurut
Leopold Von Wiesse dan Howard Becker, proses kontravensi itu
bertingkat-tingkat hingga semakin hebat dan hampir mendekati bentuk
persaingan dan konflik. Ada lima tingkatan kontravensi, yaitu general
contravention,
misterious

Interaksi Sosial

medial

contravention,

contravention,

dan

Page 12

intensive
tactical

contra

vention,

contravention.

(a)

General

contravention,

contohnya

penolakan,

keengganan,

perlawanan, tindakan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,


perbuatan

kekerasan,

dan

mengacaukan

rencana

pihak

lain.

(b) Medial contravention, contohnya menyangkal pernyataan orang lain


di muka umum, memaki-maki orang lain, mencerca, memfitnah dengan
melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan seterusnya.
(c) Intensive contravention, contohnya menghasut, menyebarkan desasdesus,

mengecewakan

pihak

lain,

dan

lain

sebagainya.

(d) Misterious contravention, contohnya membuka rahasia pihak lain


pada

pihak

ketiga,

berkhianat,

dan

lain-lain.

(e) Tactical contravention, contohnya mengejutkan lawan, mengganggu


atau

membingungkan

pihak

lawan

secara

sembunyi.

Kita mengenal tiga tipe kontravensi, yaitu kontravensi antar generasi,


kontravensi

antarkelompok,

dan

kontravensi

jenis

kelamin.

(1) Kontravensi antar generasi, misalnya perbedaan pendapat antara


golongan tua dengan golongan muda mengenai masuknya unsur-unsur
budaya asing, (2) Kontravensi antar kelompok, misalnya perbedaan
kepentingan antara golongan mayoritas dan golongan minoritas.
(3) Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara
golongan pria dan perempuan tentang cuti hamil dan melahirkan.
c. Pertentangan
Pertentangan merupakan proses sosial antar perorangan atau kelompok
masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan
yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang
pemisah diantara mereka. HIreraksi sosial dalam bentuk pertentangan
atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang
mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai

Interaksi Sosial

Page 13

sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya


pertentangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut
dapat bersifat sementara atau terus-menerus.
2.3 Fungsi Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif)
mempunyai fungsi positif antara lain:
a. Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudah
terwujud;
b. Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara
integratif;
c. Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam
kehidupan kelompok;
d. Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu
dalam proses-sproses sosialnya; dan
e. Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju
masyarakat madani (masyarakat beradab).
Dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk persaingan atau
kompetisi (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain:
1. Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat
kompetitif;
2. Sebagai media tersalurkannya keinginan, kepentingan serta nilai-nilai
yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian secara baik oleh mereka
yang bersaing;
3. Merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran yang
4.

sesuai dengan kemampuan/ keahliannya; dan


Sebagai alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya
menghasilkan

pembagian

kerja

yang

efektif.

Demikian juga, dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk


konflik (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, yaitu:
a. Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang atau
kelompok ke arah yang lebih baik;

Interaksi Sosial

Page 14

b. Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas ingroup


dalam kehidupan kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial merupakan sekumpulan manusia yang memiliki persamaan
ciri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya. Adapun bentuk kelompok sosial
antara lain (1) Dyad adalah kelompok masyarakat yang memiliki satu atau dua, (2)
Triad kelompok yang terbentuk dalam masyarakat dengan memiliki persamaan yang
lebih kompleks, (3) In group adalah kelompok social di mana individu
mengidentifikasikan dirinya, (4) Out group adalah kelompok sosial yang oleh
individu diartikan sebagai lawan dari in grou, (5) Kelompok primer adalah kelompok
social yang paling sederhana di mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja
sama yang sangat erat, (6) Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana
anggota- anggotanya diikat dengan hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah
serta kekal, (7) Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya ada
pada jangka waktu yang, (8) Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul
karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan. Adapun bentuk interaksi sosial
meliputi interaksi asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif terdiri atas kerja sama,
akulturasi, akomodasi, asimilasi. Sedangkan yang termasuk disasosiatif meliputi
persaingan, kontraversi dan pertentangan. Fungsi dari interaksi sosial adalah agar
manusia menjadi orang yang bermasyarakat, saling melengkapi satu sama lain.
3.2 Saran

Interaksi Sosial

Page 15

Pada penyajian makalah ini kurang sepurna.Oleh karena itu, mohon saran
dan kritik membangun dari pembaca agar penulis bisa menjadi lebih baik dalam
penulisan selanjutnya.

Interaksi Sosial

Page 16

Anda mungkin juga menyukai