Prasasti calcutta
Dosen Pengampu: Drs. Sinyamin, M.Pd
: E / 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATARBELAKANG
Manusia adalah makhluk yang kompleks,kekompleksitas
manusia itu tiada taranya dimuka bumi. Manusia lebih
rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh
lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Tapi
manusia memliki keunikannya. Bagaimana pun sulitnya atau
pun hambatannya,Manusia ternyata tidak pernah berhenti
berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.Apa kah bahsa sengketa prasati itu benar dari jawa ?
2.Bagaimana prasasti merupakan syair?
3.Dimana prasati diukir ?
4 .Apa dimaksud dengan prasasti Calcutta?
C.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
tersebut
BAB 11
Pembahasan
Prasasti Calcutta
[ Erlangga dari penanggungan ]
Prasasti ini yang mula-mula disimpan di Museum Calcutta di India diketemukan
pada batu yang ditulis pada dua sisi. Sudah dapat dipastikan bahwa batu tersebut
dibawa ke Calcutta dari Jawa pada zaman Sir Stamford Raffles. Oleh karena ditulis
dengan tulisan Jawa Kuno, prasasti Calcutta itu telah diabaikan di Museum Calcutta.
Tidak ada seorangpun yang mengira bahwa bahasa dari salah satu prasasti
Calcutta, itu adalah bahasa Sansakerta murni, sedangkan yang lainnya adalah bukan
bahasa aslinya Jawa.
Waktu Dr. K.F. Halle mendengar mengenai batu itu, beliau memperoleh
gambar dari dua prasasti Calcutta itu dan beliau kirim ke Prof. Dr. R.A. Kern.
Setelah diuraikan, Kern berpendapat berdasarkan kepada tokoh yang dirayakan pada
prasasti Calcutta ini, prasasti Sankrit ini merupakan suatu catatan sejarah yang sangat
penting. Bagian tengah dari prasasti Calcutta itu sebagian terhapus oleh cuaca dan
huruf-hurufnya terlalu kabur.
Terdapat keanehan yang luar biasa bahwa di antara garis-garis terlihat bekas
semacam huruf. Di India ada contoh-contoh dimana prasasti Calcutta diukir pada
batu-batu lama. Akan tetapi untuk catatan semacam ini sebagai penghormatan
terhadap raja Erlangga, kita tidak mengharapkan dipakainya sebuah batu prasasti
Calcutta yang lama.
Tinggi batu adalah 1.24 meter, dan lebarnya 0.95 di sebelah atas dan 0.86 di
sebelah bawah. Prasasti Calcutta , ini terdiri atas 37 garis tulisan. Dengan
perkecualian kata S w a s t i pada permulaannya, seluruh prasasti Calcutta merupakan
syair dalam bahasa Sansakerta dan berisi 34 bait dari berbagai matra (irama). Hurufhurufnya memperlihatkan tulisan tangan yang trampi, dalam bahasa Jawa (Kawi).
Konsonannya (huruf mati) kadang-kadang dirangkap sesudahnya dan kadang-kadang
tidak. (misalnya, k i r t i atau k i r t t i ; p u r w a atau purwwa). Tidak terdapat a
n u s w a r a yang tampak pada batu yang sama dan tanda yang sama telah dipakai
untuk o dan ou di tengah-tengah.
Dalam menilai syair-syair yang cukup dapat dipuji pada prasasti ini kita harus
ingat bahwa pengarangnya menggubah suatu tulisan berisi puji-pujian (panegyric)
terhadap Erlangga (atau Airlangga) dan bukan menulis suatu sejarah. Pengarang
menceritakan perbuatan-perbuatan raja dengan cara yang cukup untuk mengingatkan
teman-temannya yang hidup sezaman kepada fakta-fakta yang mereka sudah ketahui
akan tetapi dianggap tidak cukup untuk generasi yang kemudian. Peristiwa-peristiwa
pada zaman pemerintahan Erlangga masih tetap kabur bagi kita. Akan tetapi masih
sangat penting dan tidak melebihi nilainya bila dibandingkan dengan catatan-catatan
lain yang kita miliki sekarang ini.
para Brahmana agar seluruh negara menyerah. Beliau mengadakan perang dengan
pangeran-pangeran tetangganya dan dalam tahun Saka 954 beliau membunuh seorang
puteri yang seperti raksasa besarnya
Dari Selatan beliau kembali dengan barang rampasan. Beliau menggulingkan raja
Barat yang bernama Wijaya, dalam bulan Badhra, tahun Saka 957.
Wijaya dibunuh secara curang oleh pasukan-pasukan beliau sendiri, dan dalam bulan Kartika
tahun yang sama, Erlangga mengambil gelar maharaja Jawa.
Dalam kesempurnaan sukses, beliau memutuskan untuk membangun sebuah pertapaan
dekat gunung Pugawat yang sama kemegahannya dengan istana Indra.
Syair berakhir dengan doa agar pemerintahan Raja dapat terus berlangsung makmur. Pada
pinggir batu yang lain adalah gubahan dalam bahasa Kawi yang memberikan kepada kita
beberapa pandangan tambahan.
BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
prasasti Sankrit ini merupakan suatu catatan sejarah yang sangat penting.
Bagian tengah dari prasasti itu sebagian terhapus oleh cuaca dan huruf-hurufnya
terlalu kabur.
Dari prasasti ini kita ketahui bahwa Erlangga dari sisi ibu adalah keturunan SriIsanatunga (Sindok), seorang raja Jawa, dan bahwa ibu Erlangga adalah Mahendratta,
puteri raja Sri-Makuta-wamsa- wardhana yang ibunya adalah puteri Sri Isanatungaa.
Dalam Mpu Sindok (Isanatunga) kita mengenal kakek buyut Erlangga. Tahun
Saka 913 sekarang diterima sebagai hari lahir Erlangga. Pada tahun 957 tahun Saka
913 beliau mencapai puncak kejayaan kekuasaan dan kemashuran beliau
E. SARAN
Sebagai calon konselor-mahasiswa program studi Bimbingan dan konselingsudah ari berbagai seharusnya kita mengggusai tentang teori-teori prasasti Calcuta
ddalam dari berbagai orieontasi dan pendekatan
Materi dalam makalah ini harapkan dapat mengatarkan calon konselor
untuk menguasai landasan keilmuan dalam menjalankan pratek prasasti tersebut atau
dalam menjalankan tugas-tugas profesional
Dengan menguasai teori-teori kepribadian,diharapkan para konselor dapat
bekrja dengan cara yang lebih efektif dan efeksien,serta menghindarkan konselor
untuk bekerja dengan cara-cara yang tidak ilmiah dan tidak disertai dengan dasar
keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA