MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Strategic Cost Management
Program Studi Maksi-PPAk
Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Dosen : Dr. Rita Yuniarti, S.E.,M.M.,Ak.CA
OLEH
ADHITIA YUDISTHIRA NPM. 161402004
CITRA KHARISMA UTAMI NPM. 161402008
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang Activity Based
Management and Process Controldengan lancar.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih Dr. Rita Yuniarti,
S.E.,M.M.,Ak.CA yang telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada temanteman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
5
6
7
8
9
13
14
20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu
konsep atau sistem yang terintegrasi di dalam suatu proses bisnis yang memiliki
tujuan utama yakni meningkatkan customer value.
ABM memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan metode
Activity Based Costing ( ABC ) bagi manajemen, karena manajemen diberikan
arahan bukan sekedar untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas untuk
mendapatkan harga pokok produksi yang tepat saja akan tetapi manajemen
diberikan pula bagaimana agar proses bisnis yang berlangsung dapat bertahan
lama. Untuk itu, ABM memberikan penekanan-penekanan terhadap perbaikan
proses bisnis yang berlangsung secara terus menerus atau berkelanjutan
Memperbaiki berbagai proses berarti memperbaiki cara berbagai aktivitas
yang terkait, jadi manajemen berbagai aktivitas bukan biaya adalah kunci
keberhasilan pengendalian bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
perbaikan yang berkelanjutan. Perwujudan dari berbagai aktivitas tersebut adalah
hal penting untuk perbaikan perhitungan biaya dan pengendalian yang lebih baik
mengarah pada pandangan baru atas berbagai proses bisnis yang disebut sebagai
manajemen berdasarkan manajemen aktivitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi
Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan
aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan perhatian
manajemen pada aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan dan laba yang
dicapai dengan menyediakan nilai ini (Hansen dan Mowen, 2004 : 487).
Menurut Mulyadi (2001; 614), manajemen berbasis aktivitas adalah
pendekatan pengelolaan terpadu dan bersistem terhadap aktivitas dengan tujuan
untuk meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value
tersebut.
Sedangkan menurut Supriyono (1999; 354), manajemen berbasis aktivitas
(MBA) adalah suatu disiplin (sistem yang luas dan pendekatan yang terintegrasi)
yang memusatkan perhatian manajemen pada aktivitas aktivitas dengan tujuan
untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen dan laba yang diperoleh
dari penyediaan nilai tersebut.
Dari definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan ABM adalah suatu
konsep manajemen yang berfokus terhadap pengelolaan aktivitas secara
terintegrasi dan sistematis pada aktivitas bisnis yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai konsumen dan Laba.
Saat ini didalam suatu proses bisnis terjadi suatu transformasi pemegang
kendali bisnis dari produsen ke konsumen. Hal tersebut menyebabkan posisi
konsumen menjadi lebih penting dan bernilai. Di dalam konsep tradisional proses
produksi suatu barang atau jasa di bagi ke dalam beberapa divisi-divisi kecil
dengan harapan lebih efektif dan efisien sehingga barang atau jasa sampai ke
tangan konsumen dengan kondisi lebih berkualitas. Namun, pada kenyataannya
dengan konsep tradisional tersebut membuat barang atau jasa sampai ke tangan
konsumen dengan kondisi kurang berkualitas karena manajemen kurang
memperhatikan proses produksi secara keseluruhan. Oleh karena itu, ABM
berperan bagi manajemen agar memberikan perhatian terhadap proses produksi
tidak secara parsial namun secara menyeluruh agar barang dan jasa yang
dihasilkan lebih memiliki nilai di mata konsumen.
2.2
Dimensi ABM
Dimensi biaya
SUMBER
DAYA
Dimensi Proses
Analisis
penggerak
an
( mengapa
AKTIVITAS
(APA?)
UKURAN
KINERJA
( Seberapa
PRODUK&
PELANGG
AN
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan
untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana disebutkan pada
gambar di atas, yaitu sumber biaya ditelusu ri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan.
Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing(ABC), didasarkan pada
ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC
generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk
yang terdiri atas dua tahap yaitu: (1) melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan
(2) membebankan biaya pada produk
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan
dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan
biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan
berkelanjutan.
Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja
mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup : (a)
analisis penyebab biaya, (b) analisis aktivitas-aktivitas, dan (c) evaluasi kinerja
dengan menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan
informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan
hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses adalah
serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu.
2.3
diserahkan ke konsumen. Oleh karena itu, dapat digunakan untuk mencapai laba
ekstra dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen
dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi
biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber
daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus
manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan
kompetitif (Blocher, 2007; 239)
Continous Improvement
Continuous improvement berarti pencarian cara-cara untuk meningkatkan
merupakan
sumber-sumber
ekonomi
yang
dibutuhkan
dalam
b.
Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap aktivitas?
c.
d.
a.
b.
10
Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan barang
jadi dari satu dept. ke departemen lain.
a.
Activity elimination
Memfokuskan pada Aktivitas tidak bernilai tambah, dengan mengidentifikasikan
kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
b.
Activity selection
Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda disebabkan kerena srtategi yang
saling bersaing. Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas
yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
c.
Activity reduction
11
Activity sharing
Peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan skala ekonomi, khususnya
dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost driver tanpa meningkatkan biaya
aktivitasnya.
3.
a.
Waktu
b.
c.
-
Efisiensi
Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan
2.6
Aktivitas
Aktivitas dalam konteks akuntansi biaya adalah serangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan proses bisnis , yakni proses produksi suatu barang atau jasa.
Aktivitas tersebut menggambarkan secara keseluruhan penggunaan sumber daya
12
2.Apa
keluaran
aktivitas?
3.Seberapa
baik
aktivitas
dilaksanakan .
Akivitas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu aktivitas bernilai
tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Kedua aktivitas ini biasanya terjadi
pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa.
a. Aktivitas Bernilai Tambah
Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang diharuskan untuk
melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat memuaskan bagi para
konsumennya (Supriyono, 1999; 377).
Aktivitas dapat dikelompokkan kedalam aktivitas bernilai tambah apabila
secara bersamaan memenuhi ketiga kondisi berikut ini (Hansen dan Mowen,
2006; 489):
1.Aktivitas yang menghasilkan perubahan,
2.Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya, dan
3.Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan
b. Aktivitas Tidak Bernilaitambah
Menurut Supriyono (2003; 377), aktivitas tidak bernilai tambah adalah
aktivitas-aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu namun tidak
efisien dan dapat disempurnakan.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006; 490), aktivitas tidak bernilai
tambah adalah semua aktivitas selain aktivitas yang sangat penting untuk
dipertahankan dalam bisnis, sehingga dianggap sebagai aktivitas yang tidak
diperlukan.
13
standar harga ( standar price SP ). Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung
sebagai perbedaan anatara output aktual tingkat aktivitas (activity quantity AQ)
dan tingkat bernilai tambah ( SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ- SQ) SP
Dimana, SQ = Tingkat keluaran bernilai tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ = Kuantitas actual dari keluaran aktivitas yang digunakan atau kuantitas
actual dari kapasitas aktivitas yang diperoleh.
b.
proses yang ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan ke dalam
pengurangan biaya tak bernilai tambah. Pengelolaan proses pengurangan biaya ini
dipenuhi melalui pengulangan penggunaan dua subsiklus utama : 1). Siklus
perbaikan berkelanjutan atau kaizaen dan 2). Siklus pemeliharaan. Siklus kaizen
didefinisikan dengan urutan rencana->lakukan->periksa->bertindak (plan-do15
pemeliharaan
mengikuti
aturan
standar-lakukan-periksa-bertindak
Benchmarking
Langkah ini menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk
e.
terhadap biaya aktivitas. Dalam kenyataanya, paling sedikit 90 persen atau lebih
biaya yang berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap
pengembangan dari daur hidup produk. Daur hidup produk secara sederhana
adalah waktu keberadaan produk, dari pengkonsepan hingga tidak terpakai. Biaya
daur hidup adalah semua biaya yang berhubungan dengan produk keseluruhan
daur hidupnya.
Karena kepuasan total pelanggan telah menjadi isu vital dalam persiapan
bisnis baru , biaya hidup keseluruhan telah menjadi fokus utama dari manajemen
biaya daur hidup. Biaya hidup keseluruhan adalah biaya daur hidup suatu produk
plus biaya pasca pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan,
pemeliharaan
dan
pembuangan.
Penghitungan
biaya
hidup
keseluruhan
16
2)
Biaya manufaktur,
3)
Biaya logistik,
4)
pada pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat
khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target
adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap
pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang
diinginkan. Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dapat tercapai, maka
manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan biaya aktual
ke biaya target. Menemukan penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari
penghitungan biaya target.
Tiga metode penurunan biaya yang secara khusus digunakan, adalah :
1). Rekayasa berlawanan, 2). Analisis nilai , 3). Perbaikan proses.
17
18
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan
berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang
kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis
aktivitas, dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis
volume proses dengan konsep perbaikan lanjutan. Kinerja aktivitas dievaluasi
dengan menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran
biaya yang digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakan informasi
penting untuk manajer. Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan para manajer
untuk membuat keputusan penentuan harga, keputusan bauran pelanggan, dan
keputusan yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih baik, sehingga dapat
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2004. Cost Management: Accounting
and Control, Fifth Edition, Ohio: South-Western College Publishing.
Supriyono, R.A. 1999. Allan. Majemen Biaya. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta
21