Askp Go
Askp Go
Oleh :
1. I Putu Adi Suwandana
08.321.0188
08.321.0189
08.321.0192
08.321.0195
08.321.0196
08.321.0201
08.321.0210
08.321.0212
08.321.0214
08.321.0219
Definisi/Pengertian
Gonorrhea adalah sejenis Penyakit Kelamin yang berjangkit melalui hubungan
kelamin. Ia disebabkan oleh jangkitan bakteria Neisseria Gonorrhoeae, yaitu sejenis
bakteria
yang
hidup
dan
mudah
membiak
dengan
cepat
di
dalam
saluran pembiakan/peranakan seperti pangkal rahim (cervix), rahim (uterus), and tiub
fallopian (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran kencing (urine canal) bagi
wanita dan lelaki. Bakteria ini juga boleh membiak di dalam mulut, kerongkong, mata
dan dubur.
II.
Epidemiologi/insiden kasus
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit
menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik,
termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun terdapat 1 juta
penduduk terinfeksi gonore. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20
sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun.
III.
Etiologi/penyebab
- Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat
patogen.
- Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid
atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas.
IV.
Faktor predisposisi
Hubungan seksual baik melalui anal, oral, genital, homoseks, heteroseks.
Kurang menjaga kebersihan diri.
Kurang pengetahuan.
V.
Patofisiologi
Bakteri Neisseria
Meningitidis
Gonnorrhoeae
Cattarhalis
Pathogen
Tipe 1
Komensal
Tipe 2
Tipe 3
Tipe 4
Kontak seksual
Genito genital
Pharyngis sicca
orogenital
Uretris servisitis
manual
anogenital
orofaringitis
proktitis
Manifestasi klinis
- Disuria
- Nyeri saat ereksi
- Nyeri punggung bawah
Nyeri
resti perub
Pola
Seksualitas
- rasa gatal
- panas di bag kelamin & kulit
- lesi, macula
- cemas akan
penularan
penyakit
kerusakan integritas
kulit
ansietas
Kurang pengetahuan
Komplikasi
Pria
- Tysonotis
- Parauretris
- Epididimitis
- Prostatitis dst
wanita
- polisakarida
- parauretritis
- keluar duh tubuh
- bartholenitis
kadang disertai darah
- salpingitis
- konjungtivitis, dsb
perubahan pola
Eliminasi urin
VI. Klasifikasi
Gonore terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat virulen, serta
tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen, vili akan melekat pada
mucosa epitel dan akan menimbulkan reaksi sedang.
VII. Gejala klinis
Pada pria:
- Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
- Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika
berkemih
- Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
- Retensi urin akibat inflamasi prostat
- Keluarnya nanah dari penis.
Pada wanita:
- Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
- Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimto
matis)
- Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
- Nyeri ketika berkemih
- Keluarnya cairan dari vagina
- Demam
- Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita
gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari
rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja
terbungkus oleh lendir dan nanah.
VIII.
Pemeriksaan fisik
TTV
IX.
Pemeriksaan diagnostik/Penunjang
Kultur
Tes Thomson
Pewarnaan Gram
Tes Fermentasi
Tes oksidasi
Tes Serologis
X. Prognosis
Rentan terhadap penyakit radang panggul, kemungkinan kemandulan, infeksi mata pada
bayi yang dilahirkan, bayi prematur, cacat pada bayi, kematian pada bayi, memudahkan
penularan HIV
XI. Therapy/tindakan penanganan
Pasien yang mengidap gonorhoe harus diatasi dengan tindakan medis. Namun, harus disertai
vitalitas tubuh yang kuat. Biasanya pengobatan dengan suntikan tunggal atau dosis tungal
ceftriaxona yang diminum. Jika infeksi menular melalui darah biasanya pasien dirawat
untuk mendapat obat antibiotika melalui suntikan intravena.
XII. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak
strain yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih
tetap merupakan pengobatan pilihan.
o Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
o Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang
peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
o Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
Pilihan utama dan kedua adalah Siprofloksasin 500mg dan Ofloksasin 400mg. Berbagai
rejimen yang dapat diberikan adalah :
- Sifloksasin *500mg per oral, atau
- Ofloksasin * 400mg per oral, atau
- Seftriakson * 250mg injeksi intramuskular, atau
- Spektinomisin 2 gram injeksi intramuskular,
Dikombinasikan dengan
- Doksisiklin 2x100mg, selama 7 hari, atau
-Netrasiklin 4x500mg, selama 7 hari, atau
-Eritromisin 4x500mg, selama 7 hari
Untuk daerah dengan insidens galur Neisseria gonorrhoeae penghasil penicilinase (NGPP)
rendah, pilihan utamanya adalah penisilin G prokain akua 4,8juta unit + 1 gr probenesid.
Obat lain yang dapat dipakai antara lain :
- Ampicilin 3,5 gr + 1 gr probenesid , atau
- Amoksisilin 3gr + 1 gr probnesid.
Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat diberikan salah satu obat dibawah ini :
- Siprofloksasin * 500 mg / hari per oral, selama 5 hari
- Ofloksasin * 400 mg / hari per oral , selama5 hari
- Seftriakson 250 mg / hari , injeksi intramuskular , selama 3 hari
- Kanamisin 2 g injeksi intarmuskular, selama 3 hari
- Spektinomisin 2 g/ hari , injeksi intarmuskular, selam 3 hari
Dikontraindikasikan untuk wanita hamil, menyusui, dan anak-anak berusia kurang dari 12
tahun.
2. Nonmedikamentosa
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelsakan tentang :
- bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplokasinya.
- pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
- cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.
- hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat dihindarkan
- cara- cara menghindari infeksi PMS di masa depan.
Pengobatan pada pasangan seksual tetapnya.
XIII.
Diit
NS (nasi)
XIV.
Komplikasi
Apabila gonorrhea tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan mengenai sendi,
katup jantung atau otak. Konsekuensi yang paling umum dari gonorrhea adalah Pelvic
Inflammatory Disease (PID), yaitu infeksi serius pada organ reproduksi wanita, yang dapat
menyebabkan infertilitas. Selain itu, kerusakan yang terjadi dapat menghambat perjalanan sel
telur yang sudah dibuahi ke rahim. Apabila ini terjadi, sebagai akibatnya sel telur ini
berkembang biak di dalam saluran falopii atau yang disebut kehamilan di luar kandungan, suatu
hal yang dapat mengancam nyawa sang ibu apabila tidak terditeksi secara dini. Seorang wanita
yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya kepada bayinya ketika sang bayi melalui jalan
lahir. Pada kebanyakan kasus dimana Ibu mengidap gonorrhea, mata bayi ditetesi obat untuk
mencegah infeksi gonococcus yang dapat menyebabkan kebutaan. Karena adanya resiko infeksi
Ibu dan bayi, biasanya dokter menyarankan agar ibu hamil menjalani tes gonorrhea setidaknya
sekali selama kehamilannya. Sedangkan pada pria, apabila tidak ditangani secara serius
gonorrhea dapat menyebabkan impotensi.
Komplikasi pada pria:
- Prostatitis
- Cowperitis
- Vesikulitis seminalis
- Epididimitis
- Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior
Komplikasi pada wanita:
- Komplikasi uretra
- Bartholinitus
- Endometritis dan metritis
- Salphingitis
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
pasien mengatakan gatal
pasien mengatakan panas dibagian pendahuluan
pasien mengatakan nyeri saat kencing
pasien mengatakan keluar nanah yang kadang disertai darah saat kencing
pasien mengatakan nyeri saat ereksi
pada wanita pasien mengatakan terkadang sering kencing
pasien mengatakan nyeri punggung bawah
pasien mengatakan kencing tersendat-sendat
b. Data Objektif
uretitis
orifisum uretra eksternum eritematosa
edematosa
ektropion
duh tubuh yang mukopurulen
bau busuk pada area genetalia
lesi, makula
2. Diagnosa dan Intervensi
Nyeri b.d reaksi infeksi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
- Mengenali faktor penyebab
Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
Tujuan:
Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
- Bahaya penyakit menular
- Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
- Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
- Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindarinya.
Harga diri rendah b.d penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif
untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
- Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
- Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
- Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
Intervensi:
a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan,
pekerjaan)
d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi
`3. evaluasi
mencegah atau menurunkan resiko terjadinya penyebaran infeksi
mengontrol nyeri dan mengusahakan kenyamanan pasien
mempertahankan haluaran dan masukan urine
kerusakan integritas kulit tidak terjadi
tidak terjadi perubahan seksualitas
menunjukan rentan normal dari perasaan dan berkurangnya rasa takut dan cemas
mengungkapkan pemahaman tentang kondisi prognosis dan tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapus: Jakarta.
http://www.geogle.com
http://makalah_kesehatan_online.blogspot.com/2009/01/gonore_kencing_nanah.html.
Jundul.wordpress.com/2008/11/20
www.betitajakarta.com/u_ind/berita_detail
alamandacorner.com/showthread.php
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medical Bedah.Jakarta :EGC
Sylvia & Lorraine.2006.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2.Jakarta :EGC