SKRIPSI
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
Karyawan
Dengan
Moderasi
Keadilan
: 0901025257
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
Program Study
: S1 Manajemen
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
HARI
: Sabtu
TANGGAL
: 16 November 2013
TIM PENGUJI :
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
RIWAYAT HIDUP
Yunita Dahlia Fajarwati lahir pada tanggal 05 Juni 1991 di Samarinda,
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Juremi dan Ibu Surtinah.
Memulai pendidikan taman kanak-kanak di TK Lestari Samarinda dan lulus tahun
1997, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 006 di
Samarinda dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama melanjutkan lagi di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Samarinda dan lulus pada tahun
2006. Kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8
Samarinda dan berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2009.
Melanjutkan Pendidikan Akademis pada tahun 2009 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Mulawarman Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dengan program
studi Strata S1 manajemen Reguler dengan Konsentrasi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Pada tahun 2012 melakukan program Kuliah Kerja Nyata angkatan
XXXVIII di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Samarinda.
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan
limpahan rahmatNya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan
kita, yang akhirnya penulis dapat menyelesaikan Studi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Mulawarman.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.
2.
3.
Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Mintarti, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan I, Ibu
Hj. Yana Ulfah, SE, M.Si, Ak selaku pembantu Dekan II dan Bapak
Drs. Adi Wijaya, M.Si selaku Pembantu Dekan III.
4.
5.
Ibu Dr. Tetra Hidayati, SE.,M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Triana
Fitriastuti, SE.,M.Sc selaku Pembimbing II yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis mulai dari awal skripsi, persiapan selama
penelitian hingga penyusunan skripsi. Terima kasih yang terdalam
kepada beliau ibu dosen insipirasiku selama ini yang bersedia dan
dengan sabar membimbing hingga penyusunan skripsi ini selesai dan
sangat membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
6.
7.
9.
Buat Ibu Maryam Nadir, SE., M.Si yang selalu memberikan dukungan
dan banyak masukan serta bantuannya dalam pengadaan ujian
pendadaran.
10.
dan
memberikan
doa,
serta
memotivasi
dalam
12.
13.
Penulis
ABSTRACT
Yunita Dahlia Fajarwati. This study purpose to re-examine the effect of
transformational leadership, organizational commitment and job satisfaction
with organizational justice as moderating variable to employee PT United
Tractors Tbk Samarinda, PT Bank Tabungan Negara Cabang Samarinda,
Kantor Dinas Perindustrian and Perdagangan Kota Samarinda and Badan
Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Supervised by : Mrs. Tetra Hidayati and
Mrs. Triana Fitriastuti.
The Samples of this research are employee of PT United Tractors Tbk
Samarinda, PT Bank Tabungan Negara Cabang Samarinda, Kantor Dinas
Perindustrian and Perdagangan Kota Samarinda and Badan Arsip Daerah Provinsi
Kalimantan Timur with purposive sampling method. The amount of the respondent of
this research is 80 persons.
Using method of data analysis multi linear regression analysis and
moderated regression analysis with satictical product and service solution (SPSS) 16
for windows. The results of the four hypothesis in this study shows that first
hypothesis, transformational leadership positive and significant influences to job
satisfaction, the second hypothesis, organizational commitment positive and
significant to job satisfaction, and the third hypothesis, organizational justice did not
succed to moderate transformational leadership to job satisfaction, and the fourth
hypothesis, organizational justice did not succed to moderate organizational
commitment to job satisfaction.
Keywords :
Transformational
Leadership,
Organizational
Organizational Justice and Job Satisfaction
Commitment,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
ii
iii
iv
vi
vii
ABSTRACT .........................................................................................................
xi
xiv
xviii
xix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
10
10
10
12
13
17
17
19
19
21
21
22
22
22
24
24
25
25
27
29
31
32
34
35
36
36
38
40
42
45
45
50
51
54
55
56
56
58
62
62
73
87
87
95
95
97
97
101
109
109
110
112
113
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
114
LAMPIRAN .......................................................................................................
119
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul
Halaman
3.1.
47
3.2.
54
4.1.
63
4.2
64
4.3.
4.4.
4.5.
64
65
65
4.6.
66
4.7.
67
4.8.
67
4.9.
68
4.10.
68
4.11.
4.12
69
70
4.13.
70
4.14.
71
4.15.
72
4.16.
72
4.17.
73
4.18.
74
4.19.
74
4.20.
75
4.21.
76
4.22.
76
4.23.
77
4.24.
77
4.25.
78
4.26.
79
4.27.
79
4.28.
80
4.29.
80
4.30.
81
4.31.
82
4.32.
82
4.33.
83
4.34.
83
4.35.
84
4.36.
85
4.37.
85
4.38.
86
4.39.
86
4.40.
88
4.41.
89
4.42.
90
4.43.
95
4.44.
96
4.45.
97
4.46.
99
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
Halaman
2.1.
15
2.2.
Kerangka Konsep.................................................................................
36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Judul
Halaman
Kuesioner ...................................................................................................119
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sumber daya manusia saat ini berperan penting dan dominan dalam aktivitas
perusahaan
cenderung
melakukan
berbagai
aktivitas
untuk
meningkatkan kinerja yang maksimal, tapi tidak terlepas dari tujuan utamanya
adalah kesejahteraan dan memajukan kemampuan karyawan itu sendiri karena
karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap
perusahaan. Sebaik mungkin sikap dan karakter positif seorang pimpinan dalam
perusahaan harus tetap menjaga serta membina sikap-sikap positif pula bagi
karyawan, agar dengan sikap positif tersebut karyawan dapat merasakan kepuasan
kerja.
Kepuasan
kerja
(job
satisfaction)
adalah
sikap
emosional
yang
situasi
masa
yang
akan
datang.
Gaya
kepemimpinan
transformasional merupakan salah satu faktor penentu kepuasan kerja. Avolio, et al.
(2000) dalam Silalahi (2007) menyatakan praktek kepemimpinan transformasional
terbukti mampu membawa perubahan yang lebih mendasar, seperti perubahan nilainilai, tujuan dan kebutuhan bawahan dan perubahan-perubahan tersebut berdampak
pada timbulnya komitmen karena terpenuhinya kebutuhan yang lebih tinggi. Faktorfaktor yang mempengaruhi kepemimpinan transformasional yaitu sikap, persepsi
dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin,
motivasi, kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering
terjadi dalam suatu organisasi (Podsakoff, et al. 1996).
Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan tertentu
pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin.
Judge dan Locke (1993) menegaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan salah
satu faktor penentu kepuasan kerja. Penerapan kepemimpinan transformasional
bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya.
Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang
diharapkan ini tentu mencakup upaya perubahan terhadap bawahan dan prinsipnya
memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan
kata lain kondisi seperti ini dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri
bawahan pada kepuasan dan peningkatan kerja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Koemiati (2002) dalam Yunita (2008) mengenai pengaruh
perilaku kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja bawahan pada
karyawan industri jasa pelayanan medis atau perawat pada 4 Rumah Sakit Umum.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja bawahan.
Selain kepemimpinan transformasional, faktor lain yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah kuatnya
pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Upaya
tersebut tidak lain untuk membangun komitmen yang digambarkan sebagai usaha
untuk menjalin hubungan jangka panjang. Karena tentu terlihat dengan individuindividu yang memiliki komitmen terhadap organisasi memiliki kemungkinan untuk
tetap bertahan di organisasi lebih tinggi ketimbang individu-individu yang tidak
keadilan
organisasional
sebagai
kondisi
pekerjaan
yang
et
al.
(2003)
mencatat
bahwa
sejauh
mana
seseorang
(organizational
justice)
sebagai
pemoderasi.
Adapun
yang
Perumusan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan
2.
3.
Apakah
keadilan
organisasional
(organizational
justice)
memoderasi
Apakah
keadilan
organisasional
(organizational
justice)
memoderasi
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang
dan
perumusan
masalah
yang
telah
2.
3.
4.
1.4.
Manfaat Penelitian
Sedangkan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak :
1.
Bagi Penulis
Penelitian ini adalah benar-benar proses penelitian dan pengalaman dalam
menerapkan teori-teori yang telah diterima di bangku kuliah.
2.
3.
Bagi Perusahaan
Penelitian ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan
atau instansi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan
transformasional,
komitmen
organisasi
dan
keadilan
organisasional
(organizational justice) serta kepuasan kerja karyawan pada saat ini maupun
di masa yang akan datang.
4.
Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau
untuk pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya serta
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dalam memahami
kepemimpinan
transformasional,
komitmen
organisasi
dan
keadilan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Dasar Teori
yang
menarik
untuk
dipahami
yaitu
gaya
kepemimpinan
Pemimpin
mengembangkan
dan
mengarahkan
potensi
dan
2.
3.
secara
individual,
melatih
dan
memberikan
saran-saran,
2.
3.
Mereka yakin pada orang-orang dan sangat peka terhadap kebutuhankebutuhan mereka.
4.
5.
6.
7.
dapat
2.
untuk
mengasumsikan
pertanyaan-pertanyaan
dan
melihat
fakta organisasi satu dengan lainnya sangat beragam sehingga ada banyak hal yang
mempengaruhi kepemimpinan. Tahap ini bukan hanya konsep kepemimpinan yang
digunakan mempunyai pengaruh besar tetapi juga keterampilan spontan dan teknis
yang banyak menentukan keberhasilan sebuah kepemimpinan mengingat fakta
organisasi
atau
perusahaan
tersebut
beragam
(Karim,
2009).
Untuk
Kemampuan
KEPEMIMPINAN
Jabatan
a.
Situasi
Faktor jabatan
Seorang pemimpin dalam berperilaku harus mengindahkan dalam posisi
mana pemimpin tersebut berada. Seorang perwira tinggi tentunya dalam
memberikan perintah sangat berbeda gayanya dengan seorang rector. Hal
ini terkait dengan aturan dan norma yang diberlakukan di masing-masing
organisasi. Satu hal yang perlu dipahami bahwa seorang pemimpin tidak
pernah bekerja dalam ruang vakum, tetapi pemimpin selalu berada dalam
lingkungan sosial yang dinamis. Dalam hal ini, pemimpin harus memiliki citra
tentang perilaku kepemimpinan yang digunakan sehingga sesuai dengan
situasi yang mnyertainya. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat memahami
konsep peranan (role consept). Selain itu seorang pemimpin harus tanggap
terhadap situasi eksternal. Dalam hal ini berupa tuntutan perilaku yang
berasal dari orang lain. Peristiwa ini disebut dengan harapan peranan (role
ekspektation).
c.
dan
potensinya
untuk
mentransformasikan
organisasi
dengan
transformasional
mampu
memberikan
solusi
dalam
dan
individualized
consideration.
Adapun
dimensi-dimensi
dari
2.
3.
4.
1.
2.
3.
dalam
menyelesaikan
permasalahan
yang
ada
menggunakan
2.2.
Komitmen Organisasi
karyawan
dengan
komitmen
normatif
yang
kuat
bertahan
pada
2.
3.
adalah sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam
upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi. Lebih lanjut dijelaskan,
bahwa komitmen merupakan suatu bentuk loyalitas yang lebih konkret yang dapat
dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggung
jawab dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan beberapa pengertian
tentang komitmen organisasi, secara garis besar dapat disimpukan bahwa komitmen
organisasi merupakan suatu keadaan dimana karyawan memihak dan peduli
terhadap organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara
keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Komitmen terhadap organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menunjukkan bahwa salah satu prediktor terhadap komitmen adalah masa kerja
(tenure) seseorang pada organisasi tertentu. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
2.
Adanya peluang investasi pribadi, yang berupa pikiran, tenaga dan waktu
untuk organisasi yang makin besar, sehingga makin sulit untuk meninggalkan
organisasi tersebut.
3.
4.
bahwa
individu
yang
mempunyai
komitmen
cenderung
2.
3.
2.3.
organisasi
(organizational
justice)
merupakan
istilah
yang
yang
berkaitan
dengan
kewajaran
hasil
atau
kewajaran
pengalokasian disebut dengan istilah keadilan distributif. Atau dengan kata lain
keadilan distributif mengacu pada kewajaran yang diterima (Greenberg, 1990). Isu
kedua dalam keadilan organisasi yaitu penilaian yang mengacu pada elemenelemen proses dan di istilahkan sebagai keadilan prosedural. Keadilan prosedural
mengacu pada kewajaran proses bagaimana suatu keputusan diambil (Konovsky,
2000). Selanjutnya isu ketiga yaitu penilaian terhadap kewajaran mengenai
hubungan antarpersonal yang disebut sebagai keadilan interaksional. Review
mengenai keadilan ketiga tipe keadilan seperti yang disebutkan diuraikan oleh
Cropanzano dan Greenberg 1997; Greenberg, 1990).
Folger dan Cropanzano (1998) dalam Parker dan Kohlmeyer (2005),
mendefinisikan
keadilan
organisasional
sebagai
kondisi
pekerjaan
yang
2.
secara
akurat,
misalnya
prosedur
yang
jelas
untuk
mempertimbangkan
pengaruh
pembuatan
keputusan
terhadap individu.
3.
Kepuasan Kerja
Porter mengukur
3.
b.
kerja
sehingga
karyawan
tidak
dapat
mengaktualisasikan
2.
Keamanan Kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik pada
karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi
perasaan karyawan selama bekerja.
3.
Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan kerja dan jarang orang
mengekspresikan
kepuasan
kerjanya
dengan
sejumlah
uang
yang
diperolehnya. Dalam penggajian dapat meliputi gaji, bonus, uang lembur dan
sebagainya.
4.
5.
Pengawasan (supervisi)
Bagi karyawan, supervisi dianggap sebagai fitur ayah dan sekaligus
atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.
6.
7.
Kondisi kerja
Termasuk di dalam kondisi kerja adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran,
kantin dan tempat parkIr.
8.
9.
Komunikasi
Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak
dipakai sebagai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya
kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui
pendapat atau prestasi karyawannya, sangat berperan dalam menimbulkan
rasa puas terhadap kerja.
10.
Fasilitas Kerja
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan merupakan standar
suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
yang berkaitan. Sedangkan Hulin, et. al. (1959) mengungkapkan lima dimensi yang
mencerminkan karakteristik penting tentang kerja yang ditanggapi karyawan secara
efektif,
yaitu
pekerjaan
itu
sendiri,
gaji,
kesempatan
promosi,
supervisi
(pengawasan) dan rekan kerja. Hal tersebut yang kemudian dijelaskan kembali oleh
Luthans (2006) mengenai dimensi terjadinya suatu kepuasan kerja dan merupakan
pengembangan dari ketiga dimensi sebelumnya, yakni :
1.
2.
Gaji
Gaji sebagai faktor multidimensi dalam kepuasan kerja merupakan sejumlah
upah atau uang yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang
sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam
organisasi. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan
dasar, tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat
yang lebih tinggi. Karyawan melihat gaji sebagai refleksi dari bagaimana
manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan. Jika
karyawan fleksibel dalam memilih jenis benefit yang mereka sukai dalam
sebuah paket total (rencana benefit fleksibel), maka ada peningkatan
signifikan dalam kepuasan benefit dan kepuasan kerja secara keseluruhan.
3.
Kesempatan Promosi
Kesempatan promosi adalah kesempatan untuk maju dalam berorganisasi,
sepertinya memiliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja. Hal ini
dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk yang berbeda dan memiliki
penghargaan seperti promosi atau dasar senioritas atau kinerja dan promosi
kenaikan gaji. Lingkungan kerja yang positif dan kesempatan untuk
berkembang secara intelektual dan memperluas keahlian dasar menjadi lebih
penting daripada kesempatan promosi.
4.
Pengawasan (supervisi)
Pengawasan merupakan kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan
teknis dan dukungan perilaku. Ada 2 (dua) dimensi gaya pengawasan yang
dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Yang pertama adalah berpusat pada
karyawan,
diukur
menurut
tingkat
dimana
penyelia
menggunakan
Rekan Kerja
Pada umumnya, rekan kerja yang kooperatif merupakan sumber kepuasan
kerja yang paling sederhana pada karyawan secara individu. Kelompok kerja,
terutama tim yang kuat bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan,
nasehat dan bantuan pada anggota individu. Karena kelompok kerja
memerlukan kesalingtergantungan antar anggota dalam menyelesaikan
pekerjaan. Kondisi seperti inilah efektif membuat pekerjaan menjadi lebih
Definsi Konsepsional
Menurut Snair (2008:275) istilah pemimpin transformasional yaitu membantu
kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas
jasa yang diterima karyawan dapat membeli kebutuhannya serta kombinasi antara
kepuasan di dalam pekerjaan dan diluar pekerjaan yang dicerminkan oleh sikap
emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya.
2.6.
Model Penelitian
Hubungan yang digambarkan dapat memberikan arah yang lebih jelas dari
penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa konsep agar tidak terjadi
salah pengertian (interpretasi) terhadap judul skripsi. Konsep ini dipergunakan
sebagai batasan agar tidak terjadi penyimpangan dari sasaran skripsi. Kerangka
Gambar 2.2.
Kerangka Konsep
Keadilan
Organisasional
(OrganizationalJustice)
(X3)
H3
Kepemimpinan
Transformasional (X1)
H1
Komitmen Organisasi
(X2)
2.7.
H4
H2
Pengembangan Hipotesis
sebaliknya
individu
yang
merasa
kurang
terpuaskan
dengan
apabila karyawan dalam suatu perusahaan atau instansi memiliki komitmen dalam
organisasi, maka dapat dipastikan karyawan dalam hal bekerja akan menjunjung
tinggi kedisiplinan dalam bekerja dan merasa memiliki terhadap perusahaan
tersebut.
Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
apabila pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan kebijakan organisasi
serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Ini tentu sejalan
dengan usaha dalam menumbuhkan komitmen organisasi dari diri karyawan. Jika
hal tersebut dapat terwujud seorang pemimpin dalam perusahaan atau instansi
nantinya dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaannya dan
meningkatkan kinerja karyawan dengan lebih efektif, akan tetapi sebaliknya jika
dalam perusahaan atau instansi pemimpin tidak dapat menerapkan segala peraturan
dan kebijakan dalam organisasi tersebut serta tidak dapat melimpahkan tugas dan
tanggung jawab dengan tepat, ini tentu rasa loyal terhadap organisasi akan
berkurang dan berdampak terhadap penurunan kepuasan kerja karyawan.
Cahyono dan Imam (2002) dalam Baihaqi (2010) menganalisis efek
komitmen organisasional dan komitmen professional pada kepuasan kerja para
akuntan yang dipekerjakan. Dengan menggunakan komitmen organisasional dan
komitmen professional sebagai prediktor kepuasan kerja, melaporkan secara
statistik adanya korelasi nyata antara komitmen organisasi dan komitmen profesi
dengan kepuasan kerja. Penelitian mengenai pengaruh komitmen terhadap
kepuasan kerja auditor pernah dilakukan olehTrisnaningsih (2003) dalam Baihaqi
(2010) dengan memusatkan penelitian pada kantor akuntan publik di Jawa Timur.
Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa komitmen organisasional dan
komitmen profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
kerja auditor.
H2:
terhadap
kepuasan
kerja
karyawan.
Selain
peran
kepemimpinan
organisasional
(organizationaljustice).
Penelitian
Pareke
(2003)
organisasi yang membuat karyawan bertahan dan loyal pada perusahaan, dukungan
lain dalam mencapai kepuasan kerja seorang karyawan dalam pekerjaannya tidak
lain apabila keadilan dalam organisasi pun diperhatikan. Keadilan organisasi
(organizational justice) merupakan persepsi individu terhadap adil atau tidaknya
perlakuan yang diterima dalam organisasi (Folger dan Konovsky, 1989).
Pengaruh keadilan organisasional (organizational justice) pada kepuasan
kerja karyawan terlihat dalam teori kepuasan kerja yaitu adanya teori keadilan
(equity theory) yang mana bahwa karyawan akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung apakah karyawan tersebut merasakan adanya keadilan (equity)
(Sunyoto, 2012:27). Dalam teori ini perasaan equity dan inequity atas situasi,
diperoleh karyawan dengan cara membandingkan dirinya dengan karyawan lain
yang sekelas, sekantor dan pemerintah dipengaruhi oleh motivasi. Perbandingan
tersebut adalah sesuatu yang di anggap bernilai oleh seorang karyawan yang
diperoleh dari pekerjaannya seperti upah atau gaji, keuntungan sampingan, simbol,
status dan lain sebagainya. Jadi dapat dikatakan dalam teori ini jelas setiap
karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil
orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa
puas, tetapi sebaliknya bila perbandingan tidak seimbang tetapi menguntungkan
bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu
tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.Maka hal ini dapat terlihat komitmen
organisasi akan berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan apabila terdapat
keadilan
organisasional
(organizational
justice).
Penelitian
Pareke
(2003)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau
a.
perbedaan
karakter
bawahan.
Perilaku
tersebut
memerlukan
dari persepsi karyawan, yang mana dianggap sangat begitu penting mengenai adil
atau tidaknya tindakan dan keputusan yang dihasilkan suatu organisasi. Cropanzano
dan Folger dalam Yulianto (2006),dimensinya adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
3.
b.
Gaji
c.
Kesempatan promosi
d.
Pengawasan (supervisi)
e.
Rekan kerja
No
Variabel
1.
Kepemimpinan
Transformasion
al (X1)
Sumber Bass
(1985) dalam
Kaihatu dan
Rini (2007)
Dimensi
Pengaruh
Idealisme
Indikator/contoh
item pernyataan
Jumlah
Item
Pengukuran
8 item
Menggunakan
skala likert
dengan
rentang 1 s/d 5
pada masingmasing
indikator untuk
menyatakan
sangat tidak
setuju sampai
sangat setuju
Didalam benak
saya, atasan
adalah simbol
kesuksesan dan
prestasi.
Atasan
mendorong saya
untuk sukses.
Motivasi
Inspirasional
Stimulasi
Inspirasional
Konsiderasi
Individual
Ide-ide atasan
menjadikan saya
memikirkan
kembali
beberapa ide
saya, yang saya
piker sudah
sempurna.
Atasan
memberikan
penghargaan jika
saya bekerja
dengan baik.
Variabel
Dimensi
2.
Komitmen
Organisasi (X2)
Sumber
Meyer and
Allen (1990)
Komitmen
Afektif
(Affective
commitment)
Komitmen
Berkelanjutan
(Continuance
commitment)
Komitmen
Normatif
(Normative
commitment)
3.
Keadilan
Organisasional
(Organizational
Justice) (X3)
Sumber
Cropanzano
and Folger
dalam Yulianto
(2006)
Keadilan
Distributif
(Distributive
justice)
Keadilan
Prosedural
(Prrocedural
justice)
Keadilan
Interaksional
(Interactional
justice)
Indikator/contoh
item Pernyataan
Saya merasa
menjadi bagian
dari keluarga
pada organisasi
ini
Akan sangat
berat bagi saya
untuk
meninggalkan
organisasi ini
sekarang,
sekalipun saya
menginginkannya
Berpindah dari
organisasi satu
ke organisasi lain
tampaknya tidak
etis bagi saya.
Imbalan saya adil
dibandingkan
dengan pegawai
lain pada level
yang sama
Pengambil
keputusan
memiliki prosedur
formal yang
diberlakukan
konsisten untuk
semua orang dan
dari waktu ke
waktu.
Atasan
memperlakukan
pegawai dengan
baik dan penuh
pertimbangan.
Jumlah
Item
Pengukuran
15 item
Menggunakan
skala likert
dengan
rentang 1 s/d 5
pada masingmasing
indikator untuk
menyatakan
sangat tidak
setuju sampai
sangat setuju
17 item
Menggunakan
skala likert
dengan
rentang 1 s/d 5
pada masingmasing
indikator untuk
menyatakan
sangat tidak
setuju sampai
sangat setuju
Variabel
4.
Kepuasan kerja
(Y)
Sumber
Robbin (2006)
Dimensi
Kepuasan
terhadap
pembayaran
Kepuasan
terhadap
pekerjaan
Kepuasan
terhadap
peluang
promosi
Kepuasan
terhadap
penyelia
Kepuasan
terhadap
rekan sekerja
Indikator/contoh
item pernyataan
Saya puas
dengan
tunjangan yang
diberikan
perusahaan
terhadap saya.
Jumlah
item
Pengukuran
25 item
Menggunakan
skala likert
dengan
rentang 1 s/d 5
pada masingmasing
indikator untuk
menyatakan
sangat tidak
setuju sampai
sangat setuju
Pekerjaan saya
sangat menarik.
Saya puas
dengan tingkat
kemajuan saya
pada perusahaan
ini.
Para manajer
(supervisor)
tempat saya
bekerja selalu
memberikan
dukungan
terhadap saya.
Teman-teman
kerja saya sangat
kooperatif.
3.2.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain asosiatif klausal.
transformasional
dan
komitmen
organisasi
terhadap
adalah
transformasional,
variabel
komitmen
yang
digunakan
organisasi,
adalah
keadilan
kepemimpinan
organisasional
yang
diberikan.
Kuesioner
menggunakan
metode
survey
4.
5.
6.
7.
3.3.
dipelajari
dan kemudian
ditarik kesimpulannya
Sugiyono
(2010:61).
Berdasarkan uraian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh
karyawan yang ada di empat obyek yaitu PT. United Tractors Tbk Samarinda yang
berjumlah 300 orang,
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi Sugiyono (2010:62). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono (2010:68).
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah karyawan yang telah
bekerja tetap lebih dari 2 (dua) tahun karena ingin menguji teori melalui variabel
kepuasan
kerja
karyawan
yang
mana
dilihat
dari
segi
kepemimpinan
Keterangan :
n = sampel (karyawan tetap lebih dari 2 tahun yang dijadikan responden)
k = variabel penelitian yang digunakan
Berdasarkan rumus tersebut, maka penulis akan menggunakan sampel
sebanyak 80 responden, namun untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
kuesioner tidak kembali, rusak dan lain-lain, maka diambil sampel sebanyak 100
responden. Semua terdiri dari keseluruhan kuesioner mengenai kepemimpinan
transformasional, komitmen organisasi, keadilan organisasional (organizational
justice) dan kepuasan kerja. Setelah jumlah sampel yang akan diambil dari populasi
telah ditentukan, berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan jumlah sampel
diajukan pada PT. United Tractors Tbk Samarinda, PT. Bank Tabungan Negara
Cabang Samarinda, Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda
dan Instansi Pemerintahan Badan Arsip Daerah (BAD) Provinsi Kalimantan Timur,
yang didasarkan karyawan tetap dengan masa kerja lebih dari 2 tahun.
Tabel 3.2.Data Status dan Jumlah Karyawan
No
Objek
1.
PT. United
Tractors Tbk
Samarinda
2.
3.
4.
PT. Bank
Tabungan
Negara Cabang
Samarinda
Kantor Dinas
Perindustrian Dan
Perdagangan
Kota Samarinda
Badan Arsip
Daerah Provinsi
Kalimantan Timur
TOTAL
Jumlah
Karyawan
Karyawan
Tetap
Karyawan
Kontrak
Sampel
yang
diambil
300
180
120
20
76
61
15
20
65
60
20
54
54
20
495
355
140
80
(Karyawan)
3.4.
ini
merupakan
penelitian
survey
tertutup
karena
dalam
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data primer yang dihasilkan dalam
penelitian ini diperoleh langsung dari responden dengan memberikan kuesioner
yang didalamnya terdiri dari serangkaian pertanyaan lengkap dengan petunjuk
pengisiannya yang diserahakan/ dituju kepada karyawan selaku responden untuk
mendapatkan data mengenai kepemimpinan transformasional, komitmen organisasi,
keadilan organisasional (organizational justice) dan kepuasan kerja karyawan pada
pada PT. United Tractors Tbk Samarinda, PT Bank Tabungan Negara Cabang
Samarinda, Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda dan
Instansi Pemerintahan Badan Arsip Daerah (BAD) Provinsi Kalimantan Timur.
b.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak didapatkan secara langsung dari
responden. Data ini diperoleh dari data yang dimiliki oleh organisasi atau instansi,
pengumpulan data dari literatur-literatur, jurnal, penelitian terdahulu, majalah,
internet maupun teori yang relevan yang ada hubungannya dengan penelitian ini,
serta dengan data sekunder dapat melengkapi tugas peneliti dalam mendapatkan
gambaran umum pada obyek yang akan diteliti.
3.5.
yaitu
meengumpulkan
data
dengan
membagikan
daftar
transformasional,
komitmen
organisasi,
keadilan
2.
dari
hasil
penelitian
sebagai
usaha
untuk
3.6.1
Pengujian Instrumen
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menentukan sah atau valid tidaknya kuesioner.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur ketepatan dan kecermatan dalam
melakukan fungsi ukurnya. Artinya suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner (Ghozali, 2006:49). Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan
melalui Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan software SPSS 16.
Analisis
(unobservable), yang diperoleh dari indikator dan berupa skor faktor. Asumsi yang
mendasari dilakukan analisis faktor karena data matrik harus memiliki korelasi yang
cukup (sufficient correlation). Uji ini menyangkut uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan
Bartletts Test yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel.
Untuk dapat dilanjutkan kepada uji validitas, nilai KMO harus > 0.5.
b.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 Nunnally (1960)
dalam Ghozali (2006).
c.
Uji Pilot
Uji pilot ukuran sampel dibuat kecil sekitar 10 sampai 30 responden. Sasaran
pertama dari uji pilot adalah untuk meyakinkan bahwa item-item kuesioner telah
mencukupi dan dapat dipahami menurut responden. Ini dilakukan dengan cara
responden-responden diminta untuk mengomentari dan memberi masukan pada
kuesionernya. Sasaran kedua dari uji pilot adalah untuk penilaian reliabilitas awal
dari skala-skala. Sasaran lain dari uji pilot adalah untuk menentukan besarnya
sampel yang akan digunakan di penelitian utamanya (Hartono, 2008).
d.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
3.7.
Pengujian Hipotesis
Hasil pengumpulan data akan dihimpun setiap variabel sebagai suatu nilai
dari setiap responden dan dapat dihitung melalui program SPSS 16. Metode
penganlisaan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan
program SPSS 16 untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, apakah dapat
diterima atau ditolak.
Ada tiga cara dalam menguji regresi dengan variabel moderasi yaitu uji
interaksi, uji nilai selisih mutlak dan uji residual. Dalam penelitian ini menggunakan
uji interaksi dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
(perkalian dua atau lebih variabel independen). Metode ini membutuhkan dua buah
persamaan regresi, yaitu efek utama dan efek moderasi sebagai berikut :
1.
Dimana :
Y = Kepuasan Kerja (Y)
a = Konstanta
X1= Kepemimpinan Transformasional
X2= Komitmen Organisasi
1=Koefisien regresi untuk variabel kepemimpinantransformasional
2=Koefisien regresi untuk variabel komitmen organisasi
e =Kesalahan residu (error).
2.
Dimana :
Y = Kepuasan Kerja
a = Konstanta
(1)
b.
Uji t (Parsial)
Pengujian ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT United Tractors Tbk
UT
BTN
DESPRINDAG
BAD
25
25
25
25
25
25
25
23
25
25
25
23
25
25
25
23
Berikut
ini
adalah
hasil
kuesioner
mengenai
deskripsi
responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja karyawan di PT
United Tractors Tbk Samarinda, PT Bank Tabungan Negara Samarinda, Kantor
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda dan Badan Arsip Daerah
Provinsi Kalimantan Timur.
4.1.1. Jenis Kelamin
Secara rinci gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dillihat
pada Tabel 4.2 berikut ini :
Frekuensi
Persentase (100%)
Laki-laki
Perempuan
16
4
80 %
20 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
Laki-laki
Perempuan
13
7
65 %
35 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
Laki-laki
Perempuan
13
7
65 %
35 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
Laki-laki
Perempuan
14
6
70 %
30 %
Jumlah
20
100 %
malam. Sehingga rata-rata bagian tersebut ditangani oleh karyawan berjenis kelamin
laki-laki.
4.1.2. Usia Responden
Secara rinci gambaran responden berdasarkan usia responden dapat dillihat
pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 : Usia Karyawan PT United Tractors Tbk Samarinda
Usia
Frekuensi
Persentase (100%)
20 30 Tahun
31 40 Tahun
14
1
70 %
5%
41 50 Tahun
25 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
20 30 Tahun
31 40 Tahun
20
0
100 %
0%
41 50 Tahun
0%
Jumlah
20
100 %
baik secara fisiknya atau tenaga dan semangat kerjanya yang cukup tinggi.
Sehingga rata-rata karyawan yang bekerja berusia 20-30 tahun.
Tabel 4.8 : Usia Karyawan Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota
Samarinda
Usia
Frekuensi
Persentase (100%)
20 30 Tahun
31 40 Tahun
7
11
35 %
55 %
41 50 Tahun
10 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
20 30 Tahun
31 40 Tahun
3
6
15 %
30 %
41 50 Tahun
35 %
> 51 tahun
20 %
Jumlah
20
Persentase (100%)
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
SLTA sederajat
DII
13
1
65 %
5%
DIII
20 %
S1
10 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
DII
DIII
2
3
10 %
15 %
S1
15
75 %
Jumlah
20
100 %
pekerjaan yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh karyawan yang kurang
pengalaman, apalagi karyawan yang berpendidikan tidak terlalu tinggi. Sehingga hal
ini wajar karyawan didominasi oleh tingkat pendidikan S1 karena selain memiliki
pengetahuan yang luas dibutuhkan pula keahlian khususnya dalam bidang
pelayanan.
Tabel
4.12
Dinas
Perindustrian
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (100%)
SLTA sederajat
DIII
2
1
10 %
5 %
S1
14
70 %
S2
15 %
Jumlah
20
100 %
Dan
Frekuensi
Persentase (100%)
SLTA sederajat
DIII
3
4
15 %
20 %
S1
40 %
S2
25 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
2 7 Tahun
8 13 Tahun
12
2
60 %
10 %
14 19 Tahun
5%
20 25 Tahun
25 %
Jumlah
20
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
2 7 Tahun
8 13 Tahun
20
0
100 %
0%
14 19 Tahun
0%
20 25 Tahun
0%
Jumlah
150
100 %
Frekuensi
Persentase (100%)
2 7 Tahun
8 13 Tahun
5
12
25 %
60 %
14 19 Tahun
15 %
Jumlah
20
100 %
tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 60 %. Hal ini wajar dikarenakan dengan
masa kerja karyawan 8-13 tahun selain memahami pekerjaan yang dilaksanakan
tentu memiliki banyak pengalaman yang nantinya sebagai bekal penunjang dalam
bekerja.
Tabel 4.17 : Masa Kerja Karyawan Badan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan
Timur
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase (100%)
2 7 Tahun
8 13 Tahun
2
4
10 %
20 %
14 19 Tahun
25 %
20 25 Tahun
30 %
>26 Tahun
15 %
Jumlah
20
100 %
Hasil Kuesioner
Berdasarkan hasil penelitian dengan menyebarkan kuisioner pada karyawan
yang disebar di 4 (empat) objek yaitu PT United Tractors Tbk Samarinda, PT Bank
Tabungan
Negara
Cabang
Samarinda,
Kantor
Dinas
Perindustrian
Dan
Perdagangan Kota Samarinda dan Badan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Timur,
maka berikut ini dapat diketahui rekapitulasi jawaban responden terhadap
pernyataan dari tiap variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
4.2.1
a.
Pengaruh Idealisme
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
12
67
1
0
0
80
15 %
83,75 %
1,25 %
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
16
63
1
0
0
80
20 %
78,75 %
1,25 %
0
0
100
Motivasi Inspirasional
Pengaruh insipirasional berkaitan dengan pemimpin yang optimis, memiliki
standar tinggi bagi karyawan, motivasi dan dan menginspirasi karyawan untuk
melebihi harapan motivasional awal melalui dukungan emosional dan daya tarik
emosional.
Tabel 4.20 : Atasan mendorong untuk sukses
No
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
23
56
1
0
0
80
28,75 %
70 %
1,25 %
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Stimulasi Intelektual
Stimulasi intelektual berkaitan dengan pemimpin yang mendorong karyawan
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
16
64
0
0
0
80
20 %
80 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
atasan
menggunakan
penalaran
dan
kepercayaan
diri
dalam
Konsiderasi Individual
Konsiderasi
individual
berkaitan
dengan
pemimpin
yang
mampu
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
15
65
0
0
0
80
18,75 %
81,25 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
a.
Tabel 4.23 : Merasa menjadi bagian dari keluarga pada organisasi ini
No
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
19
61
0
0
0
80
23,75 %
76,25 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
14
65
1
0
0
80
17,5 %
81,25 %
1,25 %
0
0
100
komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus
dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Anggota organisasi dengan
komitmen berkelanjutan yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi
karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut
sehingga anggota organisasi tidak akan meninggalkan organisasinya.
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
13
67
0
0
0
80
16,25 %
83,75 %
0
0
0
100
berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan komitmen normatif yang tinggi
akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada
dalam organisasi tersebut dan merasa memilikinya sehingga karyawan akan enggan
untuk meninggalkan organisasinya.
Tabel 4.26 : Berpindah dari organisasi satu ke organisasi lain tidak etis bagi
karyawan
No
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
6
74
0
0
0
80
7.5 %
92,5 %
0
0
0
100
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
14
66
0
0
0
80
17,5 %
82,5 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
a.
seseorang sebagai hasil dari keputusan alokasi, misalnya standar gaji. Dengan kata
lain, apabila keadilan distributif berjalan dengan baik, diberikan jumlahnya secara
wajar atau adil maka karyawan akan terus bertahan pada perusahaan, karena
merasa dirinya telah diperlakukan dengan adil dari hasil yang diterima sehingga
karyawan akan enggan untuk meninggalkan perusahaan.
Tabel 4.28 : Imbalan sesuai dengan prestasi kerja
No
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
12
68
0
0
0
80
15 %
85 %
0
0
0
100
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
10
70
0
0
0
80
12,5 %
87,5 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
suatu alokasi, misalnya bagaimana suatu proses penentuan gaji itu ditempuh, adil
atau tidak. Dengan kata lain, apabila keadilan prosedural berjalan dengan baik dan
menunjukkan pada kejujuran atau kewajaran dari proses di mana suatu keputusan
dibuat seperti dari jumlah suara karyawan maka karyawan akan terus bertahan pada
perusahaan, karena merasa dirinya telah diperlakukan dengan adil dalam proses
penempuhan gaji tersebut sehingga karyawan merasa tenang dan enggan untuk
meninggalkan perusahaan.
Tabel 4.30 : Keputusan yang diambil memperhatikan etika dan norma yang
berlaku
No
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
17
63
0
0
0
80
21,25 %
78,75 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
8
72
0
0
0
80
10 %
90 %
0
0
0
100
Angka
5
4
3
2
1
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
8
71
1
0
0
80
10 %
88,75 %
1,25 %
0
0
100
a.
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
18
62
0
0
0
80
22,5 %
77,5 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
24
56
0
0
0
80
30 %
70 %
0
0
0
100
atau tingkat pembayaran yang diterima dan dirasakan oleh karyawan dalam suatu
perusahaan. Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima serta bagaimana gaji tersebut diberikan. Upah dan gaji diakui merupakan
faktor yang signifikan terhadap kepuasan kerja.
Tabel 4.35 : Puas dengan gaji yang diterima dalam tanggung jawab pekerjaan
No
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
4
76
0
0
0
80
5%
95 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
7
73
0
0
0
80
8,75 %
91,25 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
6
74
0
0
0
80
7,5 %
92,5 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
7
73
0
0
0
80
8,75 %
91,25 %
0
0
0
100
Kategori jawaban
Angka
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Jumlah
Sumber : Data Primer yang diolah, 2013
1
2
3
4
5
Frekuensi
jawaban
Persentase ( % )
13
67
0
0
0
80
16,25 %
83,75 %
0
0
0
100
Pengujian Instrumen
dengan bantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16 for
windows. Uji validitas ini dilakukan dengan melibatkan 30 responden. Responden
yang dilibatkan dalam uji validitas ini tidak termasuk responden yang dilakukan
penelitian yaitu 80 responden karyawan yang disebar di 4 (empat) objek yaitu PT
United Tractors Tbk Samarinda, PT Bank Tabungan Negara Cabang Samarinda,
Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Samarinda dan Badan Arsip
Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang digunakan dalam penelitian.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat dilihat dengan uji Kaiser Meyer
Olkin (KMO) dan Bartletts Test yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi
antar variabel. KMO yang tinggi berarti akan membuat semakin valid item
pertanyaan dan semakin homogen variabel-variabel yang di ukur. Nilai yang bisa
digunakan adalah >0,5. Nilai KMO yang semakin tinggi ( >0,5) berarti korelasi antara
pasangan-pasangan variabel dapat dijelaskan oleh variabel lain yang dengan begitu
analisis faktor dapat digunakan dengan nilai signifikansi <0,05 agar variabel dapat
diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam analisis faktor, indikator masingmasing konstruk harus memiliki nilai component matrix yang signifikan terhadap
konstruknya yaitu >0,4 yang berarti variabel dengan nilai signifikansi >0,4 bahwa
variabel tersebut reliabel terhadap setiap konstruknya dan tidak menjadi bagian dari
konstruk lain (Hidayat, 2011:187). Hasil uji validitas terdapat pada tabel 4.40 sebagai
berikut :
Approx. Chi-Square
Df
.602
753.528
231
Sig.
.000
Tabel 4.40 diatas menunjukkan nilai KMO MSA sebesar 0.602 lebih besar
dari 0,5 yang berarti bahwa setiap butir pernyataan di setiap variabel tersebut dapat
digunakan sebagai prediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain dan dengan begitu
variabel tersebut dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
X1.1
.950
X1.2
.938
X1.4
.962
X1.6
.921
X1.7
.923
X2.8
.919
X2.9
.834
X2.10
.839
X2.12
.804
X2.13
.922
X3.7
.901
X3.8
.612
X3.15
.792
X3.16
.833
X3.17
.949
Y.7
.942
Y.10
.841
Y.12
.913
Y.13
.882
Y.14
.900
Y.16
.938
Y.17
.817
Indikator
Pengaruh
inspirasional
Kepemimipinan
transformasional
Stimulasi
intelaktual
Konsiderasi
individual
Butir
No.
Pernyataan
Atasan mengembangkan
cara-cara untuk mendorong
apa-apa yang benar-benar
penting diperhatikan.
Atasan memberikan
perhatian pribadi kepada
saya jika membutuhkan
perhatian.
Indikator
Butir
No.
1
Komitmen
Afektif
Komitmen
Organisasi
Komitmen
Berkelanjutan
Komitmen
Normatif
Pernyataan
Perusahaan ini memiliki
arti yang sangat besar bagi
saya.
Saya merasakan masalah
yang ada dalam
perusahaan adalah
masalah saya juga.
Saya membanggakan
perusahaan ini kepada
orang lain diluar
perusahaan.
Saya khawatir terhadap
apa yang mungkin terjadi
jika sayaberhenti dari
pekerjaan saya tanpa
memiliki pekerjaan lain
yang serupa.
Sangat berat bagi saya
untuk meninggalkan
perusahaan ini sekarang,
sekalipun saya
menginginkannya.
Banyak hal dalam
kehidupan saya akan
terganggu jika saya
memutuskan ingin
meninggalkan perusahaan
ini sekarang.
Terlalu merugikan saya
untuk meninggalkan
perusahaan saat ini.
11
12
15
Indikator
Keadilan
Distributif
Keadilan
Organisasional
Keadilan
Prosedural
Butir
No.
2
Secara keseluruhan,
imbalan yang diterima
adalah adil.
Pengambil keputusan
memiliki prosedur formal
yang diberlakukan
konsisten untuk semua
orang dan dari waktu ke
waktu.
Pengambil keputusan
terbebas dari kepentingan
yang menguntungkan
kelompok atau individu
tertentu.
Pengambil keputusan
didasarkan pada informasi
yang akurat dan lengkap.
10
11
14
Keadilan
Interaksional
Pernyataan
15
Atasan memberikan
umpan balik segera atas
keputusannya dan
implikasi-implikasi yang
menyertainya.
16
Atasan menggunakan
kriteria konsisten dalam
mengambil keputusan
yang berhubungan dengan
karyawan.
Indikator
Butir
No.
3
Kepuasan
Terhadap
Pekerjaan
Kepuasan
kerja
Kepuasan
Terhadap
Pembayaran
Kepuasan
Terhadap
Peluang
Promosi
Pernyataan
Saya merasa sesuai dengan
tanggung jawab dalam
pekerjaan saya.
Saya merasa sedikit
mencapai keberhasilan
dalam pekerjaan saya.
10
12
13
14
15
Indikator
Butir
No.
18
Kepuasan
Terhadap
Penyelia
Kepuasan
Terhadap
Rekan Sekerja
19
Pernyataan
Para manajer (supervisor)
tempat saya bekerja selalu
memberikan kebebasan
terhadap saya dalam
mengambil keputusan
yang bertanggung jawab.
Para manajer (atasan)
tempat saya bekerja tidak
pernah mau
mendengarkan saya.
20
21
23
24
25
Cronbach Alpha
0,968
0,931
0,880
0,962
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan tabel 4.43 dapat diketahui bahwa nilai Crobanbach Alpha dari
seluruh variabel yang diujikan nilainya sudah diatas 0,60 maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini lolos dalam uji reliabilitas dan dinyatakan
reliabel.
4.4.
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara vaiabel
bebas. Deteksi multikolinearitas dengan melihat tolerance dan lawannya VIF. Nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF= 1/tolerance) dan
menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai yang umum dipakai adalah nilai
tolerance 0.10 atau sama dengan VIF diatas 10. Tingkat kolinearitas yang dapat
ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolinearitas 0.95
(Ghozali, 2006:96). Pengujian variabel moderasi menggunakan uji interaksi memiliki
kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen,
untuk menghindari terjadi multikolinearitas maka dilakukan centering data terlebih
dahulu. Hasil uji multikolinearitas pada model regresi dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.44 : Hasil Uji Multikolinearitas
Persamaan
No.
Variabel
Tolerance
VIF
Ket.
Kep. Transformasional
0,857
1,167
Bebas
Keadilan Organisasional
0,857
1,167
Multikol
Kep. Transformasional
0,773
1,294
Bebas
Keadilan Organisasional
0,593
1,687
Multikol
Interaksi Kep.Transformasional*
Keadilan Organisasional
0,728
1,374
Komitmen Organisasi
0,951
1,052
Bebas
Keadilan Organisasional
0,951
1,052
Multikol
Komitmen Organisasi
0,838
1,194
Bebas
Keadilan Organisasional
0,686
1,458
Multikol
Interaksi Komitmen
Organisasi*Keadilan
Organisasional
0,793
1,261
Tabel 4.44 dapat diketahui bahwa syarat untuk lolos dari uji multikolinearitas
sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai tolerance
kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95% dan nilai VIF (Varian Inflation Factor) yang tidak lebih dari 10.
Maka dari itu dapat disimpulkan setelah dilakukan centering data tidak menunjukkan
adanya mmultikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
4.5.
Pengujian Hipotesis
4.5.1
(MRA) dan dalam persamaan regresinya terdapat interaksi dengan dua persamaan
yaitu efek utama dan efek interaksi. Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SPSS 16, selanjutnya ringkasan hasil data dapat di lihat pada tabel 4.45 berikut :
0,377
0,237
F (p < 0,05)
F Change (p < 0,05)
13,936
13,936
0,000
0,000
R
2
R
Tahap 2 Interaksi :
Kep.Transformasional
Keadilan Organisasional
Interaksi Kep.Transformasional*
Keadilan Organisasional
0,266
0,247
0,410
0,059
0,074
3,550
0,450
0,624
0,001
0,654
0,534
F (p < 0,05)
F Change (p < 0,05)
7,062
7,062
0,000
0,000
0,218
0,187
R
2
R
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Kepuasan Kerja
t
3,571
2,250
Sig
0,001
0,027
Tabel 4.45 di atas, dari hasil perhitungan regresi diketahui bahwa pada efek
utama diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,266 hal ini berarti 26,6 %
variabel lain dari kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan
transformasional dan keadilan organisasional. Sedangkan sisanya 73,4 % dijelaskan
oleh variabel lain diluar model. Pada efek interaksi diperoleh koefisien determinasi
(R2) yang diperoleh sebesar 0,218. Hal ini berarti 21,8 % variabel kepuasan kerja
dapat dijelaskan oleh variabel independen kepemimpinan transformasional, keadilan
organisasional dan variabel interaksi kepemimpinan transformasional dengan
keadilan organisasional dan 78,2 % dijelaskan oleh sebab-sebab diluar model.
Hasil perhitungan dari uji Anova atau uji F pada tabel 4.45 didapat nilai F
hitung pada efek utama sebesar 13,936 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena
tingkat signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi variabel kepuasan kerja. Nilai F hitung pada efek interaksi
sebesar 7,062 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.45 uji t efek utama menunjukkan
bahwa koefisien parameter variabel kepemimpinan transformasional sebesar 0,377
dengan signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, berarti secara parsial
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif secara signifikan terhadap
kepuasan kerja, dengan demikian hipotesis 1 (H1) diduga kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan kerja,
terbukti atau diterima. Uji t pada efek interaksi menunjukkan variabel interaksi
kepemimpinan transformasional*keadilan organisasional yang merupakan interaksi
antara kepemimpinan transformasional dan keadilan organisasional memberikan
nilai koefisien parameter sebesar 0,074 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,534.
Tingkat signifikansi lebih dari 0,05 hal ini berarti variabel interaksi tidak signifikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keadilan organisasional bukanlah
variabel moderasi sehingga hipotesis 3 (H3) yang diajukan diduga keadilan
organisasional
memoderasi
terhadap
kepemimpinan
transformasional
pada
(1)
(3)
Keterangan :
Y
= Kepuasan Kerja
X1
= Kepemimpinan Tranformasional
X3
= Keadilan Organisasional
X1*X3
nnnnnn
Interaksi
Kepemimpinan
Organisasional.
Transformasional*Keadilan
0,395
0,292
F (p < 0,05)
F Change (p < 0,05)
15,903
15,903
0,000
0,000
R
2
R
Tahap 2 Interaksi :
Komitmen Organisasi
Keadilan Organisasional
Interaksi Komitmen Organisasi*
Keadilan Organisasional
0,292
0,274
0,412
0,050
0,170
3,790
0,414
1,522
0,000
0,680
0,132
F (p < 0,05)
F Change (p < 0,05)
8,420
8,420
0,000
0,000
0,249
0,220
R
2
R
Kepuasan Kerja
t
4,015
2,973
Sig
0,000
0,004
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.46 uji t efek utama menunjukkan
bahwa parameter variabel komitmen organisasi sebesar 0,395 dengan siginifikansi
0,000 lebih kecil dari 0,05, berarti secara parsial komitmen organisasi berpengaruh
positif secara signifikan terhadap kepuasan kerja, dengan demikian hipotesis 2 (H2)
diduga komitmen organisasi berpengaruh positif
kepuasan kerja, terbukti atau diterima. Uji t pada efek interaksi menunjukkan
variabel interaksi komitmen organisasi*keadilan organisasional yang merupakan
reaksi antara komitmen organisasi dan keadilan organisasional memberikan nilai
koefisien parameter sebesar 0,170 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,132.
Tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 hal ini berarti variabel interaksi tidak
signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keadilan organisasional
bukanlah variabel moderasi sehingga hipotesis 4 (H4) yang diajukan diduga
keadilan organisasional memoderasi terhadap komitmen organisasi pada kepuasan
kerja Tidak terbukti atau ditolak.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan dengan efek utama (1) dan
efek interaksi (2) sebagai berikut :
Y = 0,395X2 + 0,292X3
(2)
(4)
Keterangan :
4.6
= Kepuasan Kerja
X2
= Komitmen Organisasi
X3
= Keadilan Organisasional
X2*X3
Pembahasan
secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) dapat diterima. Hal ini
dapat ditunjukkan semakin tinggi timbal balik yakni dukungan perubahan serta
semangat dari seorang pemimpin pada karyawan dalam pengarahan kerja maka
kemampuan karyawan dan perusahaan tentu mengalami peningkatan kemajuan ini
akan berdampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan, akan tetapi sebaliknya
jika tidak ada dukungan perubahan dari pemimpin pada karyawan dalam
pengarahan kerja baik kemampuan dari karyawan atau perusahaan tentu
mengalami penurunan dan tentu akan menurunnya kepuasan kerja. Hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Koemiati (2002) dalam Yunita
(2008) mengenai pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional terhadap
kepuasan kerja bawahan pada karyawan industri jasa pelayanan medis atau
perawat pada 4 Rumah Sakit Umum, bahwa kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja bawahan.
Berdasarkan hasil analisis bahwa kepemimpinan transformasional yang
dialami oleh karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja. Hal ini terjadi karena kepemimpinan transformasional dilihat sebagai pemimpin
yang mengupayakan
adanya rasa keinginan lebih yang timbul dari diri seorang pemimpin untuk
meningkatkan kesadaran karyawan tanpa adanya tuntutan apapun, ini tentu seorang
karyawan bisa lebih bersemangat, termotivasi terhadap pekerjaannya sehingga
karyawan merasa mampu akan kemampuan yang sebenarnya ada dalam dirinya.
Apabila dalam hal ini seorang pemimpin mampu menjelaskan dan melakukan
perubahan karyawan terhadap nilai dan pentingnya tugas pekerjaan mereka dapat
dipastikan karyawan dapat berkembang untuk mencapai kinerja dengan tingkat yang
lebih tinggi lagi sehingga secara menyeluruh baik itu dalam peningkatan karyawan
ataupun dalam merefleksikan tujuan bersama dapat tercapai.
perusahaan.
Karyawan
yang
memiliki
dasar
komitmen
yang
tinggi
akan
membuktikan loyalitas dalam diri karyawan dengan dibuktikan semangat kerja dan
dedikasi kerja yang tinggi dalam perusahaan. Apabila seorang karyawan dalam hal
ini mampu bertahan dan membuktikan loyalitasnya jelas hal utama akan lebih
menambah dan menumbuhkan komitmen yang tinggi dalam diri karyawan, tentu jika
pernyataan demikian terus
Keadilan
Organisasional
Terhadap
Kepemimpinan
inspirasional
dimana
pemimpin
optimis
memotivasi
dan
selalu
mendorong
dan
membangkitkan
kebutuhan
bawahan
dan
dalam
kebijakan
untuk
mendukung
profesionalisme.
Dengan
lain
terdapat
mengklasifikasikan
teori
menjadi
ERG
tiga
yang
diungkapkan
kelompok
kebutuhan
oleh
inti
Alderfer
yaitu
yang
eksistensi
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hasil dari angket kuesioner
Negara
Cabang
Samarinda,
Kantor
Dinas
Perindustrian
Dan
Perdagangan Kota Samarinda dan Badan Arsip Daerah Provinsi Kalimantan Timur
dengan kriteria yang peneliti ambil adalah masa kerja karyawan yang telah bekerja
tetap lebih dari 2 (dua) tahun. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas dan
reliabilitas,
uji
asumsi
klasik,
analisis
regresi
berganda
dan
moderating
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka
diajukan beberapa saran serta implikasi yang dapat ditetapkan di beberapa instansi
baik itu Pemerintah, Swasta maupun di lembaga perbankan khususnya mengenai
kepuasan kerja karyawan, antara lain :
1.
Variabel
kepemimpinan
transformasional
dan
komitmen
organisasi
kepuasan
kerja
karyawan
dan
begitupun
sebaliknya.
berjalan
dengan
baik,
dimana
seorang
pemimpin
mampu
meningkatkan kepuasan kerja karena mampu memberikan perubahanperubahan pada karyawan seperti kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi ini tentu akan semakin
meningkatnya pula komitmen karyawan terhadap organisasi, sebab dengan
pencerminan tipe pemimpin tersebut dapat membuat karyawan semakin
yakin, gairah kerja semakin kuat dan loyal pada perusahaan karena merasa
nyaman akan kebutuhan yang dapat diterapkan dari seorang pemimpin.
Artinya tidak hanya kebutuhan materi dalam bentuk gaji atau bonus saja
yang diberikan dari suatu instansi atau perusahaan akan tetapi keinginan dan
harapan untuk berkembang pun dapat terpenuhi. Apabila dalam hal ini
oleh
organisasional
karyawan.
tidak
Dalam
mendorong
penelitian
ini
kepemimpinan
walaupun
keadilan
transformasional
dan
5.3.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Disisi lain
keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi
sumber ide dan masukan agar mendekati kesempurnaan penelitian bagi penelitian
yang akan datang. Beberapa keterbatasan dan kelemahan dari penelitian ini antara
lain meliputi :
1.
2.
komitmen
organisasi,
keadilan
organisasional
dan
kepuasan kerja.
3.
4.
Masing-masing
instansi
dalam
memberikan informasi
masih
belum
lain meliputi :
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, J., Meyer. 1990. The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance
and Normative Commitment to the Organization, Journal of Occupational
Psychology, 91 1 18.
Anikmah. 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Survei Pada PT. Jati Agung Arsitama Grogol
Sukoharjo). [Skripsi] Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area
Yogyakarta). [Skripsi] Universitas Diponegoro, Semarang.
Burns, JM. 1978. Leadership. New York: Harper - Row.
Bass, Bernard M. 2000. The Future of Leadership in Learning Organizations, The
Journal of Leadership Studies, 7 (3) 18 40.
Cropanzano, R., Byrne,Z.S., Bobocel, D.R & Rupp, D.E. 2001. Original Contribution:
Moral Virtues, Fairness Heuristics, Social Entities and Other Denizens of
Organizational Justice, Journal of Vacational Behavior, 58 164 209.
Cropanzano, R., & Greenberg, J. 1997. Progress in Organizational Justice:
Tunneling Through the Maze. In C.L. Cooper & I.T. Robertson (Eds),
International Review of Industrial and Organizational Psychology, 12 617
372.
Cropanzano, R., Prehar, C.A., & Chen, P.Y.2000. Using Social Exchange Theory to
Distinguish Procedural From Interactional Justice. Group & Organization
Management, 27 324 351.
Darmawan, H. Didit. 2013. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama.
Pena Semesta. Surabaya.
Daromes, Fransiskus Eduardus. 2006. Pengaruh Keadilan Organisasional Terhadap
Intensitas Turnover Auditor Pada Kantor Akuntan Publik DI Indonesia.
[Tesis] Universitas Diponegoro, Semarang.
Dvir, T.,D.Eden,B.J. Avolio & B. Shamir. 2002. Impact of Transformational
Leadership on Follower Development and Performance : A Field
Experiment, Academy of Management Journal, 45 (4) 735 744.
Folger, R & Konovsky, M.A. 1989. Effect of Procedural Justice and Distributive
Justice On Reactions to Pay Raise Decisions, Academy of Management
Journal, 32 (1) 130.
Fuadi, Anis. 2007. Pengaruh Stress Terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya
Terhadap Komitmen Perawat pada Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah di Yogyakarta. [Skripsi], tidak dipublikasikan. Fakultas
Ekonomi UPN Veteran, Yogyakarta.
Murphy, S.M, Wayney, S.J, Liden, R.C, and Erdogan, B. 2003. Understanding Social
Loafing : The Role of Justice Perceptions and Exchange Relationship.
Human Relations, 56 (1) : 61 84.
Nahusona, Hilda CF, Rahardjo, Mudji, Rahardjo, Susilo Toto. 2004. Analisis FaktorFaktor yang Berpengaruh Terhadap Keinginan Karyawan untuk Pindah:
Studi Kasus Pada PT. Bank Papua, Jurnal Studi Manajemen dan
Organisasi1 (2) Juli : 63 82.
Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Cetakan Ketujuh. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Pareke, F.JS. 2003. Pengaruh Keadilan Distributif dan Prosedural terhadap
Komitmen Organisasional. Media Ekonomi dan Bisnis, 15 (1) : 40 53.
Parker, R.J & Kohlmeyer,J.M. 2005. Organizational Justice and Turnover in Public
Accountant Firms : A Research Note. Accounting, Organizations and
Society 30 : 357 369.
Podsakoff, P, Mackenzie, S.B, and Bommer, W.H. 1996. Transformational Leader
Behaviour and Substitutes for Leadership as Determinants of employee
Satisfaction, Commitment, Trust and Organizational Citizenship
Behaviours. Journal of Management, 22 (2) : 259 298.
Robbins, Stephen, P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. PT. Indeks
Gramedia. Jakarta.
Silalahi, Betty Yuliani. 2007. Kontribusi Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan
Budaya Organisasi Dengan Motivasi Kerja Karyawan PT. X. Jurnal
Penelitian Psikologi, 12 (2) Desember : 147 156.
Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan, Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Snair, Scott, Ph.D. 2008. The Complete Ideals Guide Motivational Leadership, Edisi
Pertama. Prenada. Jakarta.
Sugiarti, Dewi Lingga. 2007. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja Pada PT Perkebunan
Nusantara VIII Kebun Pasir Malang. [Skripsi] Universitas Islam Bandung.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan ketujuh belas. Alfabeta.
Bandung.
Sunyoto, Danang. 2012. Teori, Kuesioner dan Analisis Data Sumber Daya Manusia
(Praktisi Penelitian), Cetakan Pertama. CAPS. Yogyakarta.
Suyanto. 2010. Pengaruh Keadilan Prosedur Evaluasi Kinerja Terhadap Kepuasan
Kerja Melalui Outcome Based Effect dan Non Outcome Based Effect (Studi
SKPD di Lampung), http://yantometro.blogspot.com/2010/01/pengaruhkeadilan-prosedur-evaluasi.html, diakses tanggal 1 September 2013.
Witasari,
KUESIONER
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
Lampiran
: 1 set kuesioner
Hal
Dengan Hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana
di
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Mulawarman,
saya
bermaksud
Hormat Saya,
KUESIONER PENELITIAN
I.
IDENTITAS RESPONDEN
Berilah centang pada kolom kotak pilihan jawaban yang paling sesuai menurut
Bapak/Ibu pada jawaban yang tersedia.
a. Unit Kerja
: ..
b. Jenis Kelamin :
( ) Laki-laki ( )Perempuan
c. Usia
d. Pendidikan
e. Masa Kerja
:(
(
(
(
:
(
:(
(
(
(
(
)
)
)
)
20-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
> 51 tahun
) SLTA ( ) DI
) 2-7 tahun
) 8-13 tahun
) 14-19 tahun
) 20-25 tahun
) > 26 tahun
( ) DII
( ) DIII
( ) S1
( ) S2
d.
STS
TS
: Tidak Setuju
: Ragu-ragu
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
PERNYATAAN
STS
1.
2.
3.
4.
5.
Ide-ide
atasan
menjadikan
saya
memikirkan kembali beberapa ide saya,
yang saya piker sudah sempurna.
6.
7.
8.
TS
SS
PERNYATAAN
STS
1.
2.
3.
ini
TS
SS
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
untuk
PERNYATAAN
STS
TS
SS
1.
2.
3.
4.
5.
Imbalan
adil
dibandingkan
dengan
karyawan lain pada level yang sama.
6.
7.
8.
9.
10.
Upaya
melibatkan
pihak-pihak
berkepentingan dalam proses pengambilan
keputusan.
11.
12.
13
14.
Atasan
menunjukkan
terhadap hak-hak karyawan.
15.
perhatiannya
16.
17.
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan atau bawahan terhadap
segala sesuatu pekerjaan yang diberikan kepadanya, sehingga karyawan dapat
memandang hasil tersebut baik bersifat positif maupun negatif bagi dirinya.
Robbin (2003).
NO.
PERNYATAAN
STS
1.
2.
3.
4.
Saya
merasa
sedikit
mencapai
keberhasilan dalam pekerjaan saya.
5.
6.
7.
8.
Perusahaan
memberikan
gaji
dan
tunjangan lebih baik daripada pesaing.
9.
10.
Kenaikan gaji
perusahaan ini.
11.
jarang
dilakukan
pada
TS
SS
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
di
perusahaan
X2.8
X2.9
X2.10
X2.12
X2.13
X2
Z(X2)
20
-0.73
22
1.05
20
-0.73
20
-0.73
22
1.05
20
-0.73
21
0.16
20
-0.73
23
1.94
10
20
-0.73
11
20
-0.73
12
22
1.05
13
20
-0.73
14
20
-0.73
15
20
-0.73
16
20
-0.73
17
22
1.05
18
20
-0.73
19
20
-0.73
20
20
-0.73
21
20
-0.73
22
20
-0.73
23
20
-0.73
24
22
1.05
25
22
1.05
26
20
-0.73
27
22
1.05
28
20
-0.73
29
20
-0.73
30
22
1.05
31
20
-0.73
32
20
-0.73
33
22
1.05
34
22
1.05
35
21
0.16
36
20
-0.73
37
20
-0.73
38
22
1.05
39
40
NO
41
3
4
4
4
Sambungan Halaman Sebelumnya
X2.8 X2.9
X2.10
X2.12
X2.13
5
4
4
4
4
23
1.94
19
-1.63
21
Z(X2)
0.16
X2
42
22
1.05
43
20
-0.73
44
20
-0.73
45
20
-0.73
46
20
-0.73
47
20
-0.73
48
20
-0.73
49
20
-0.73
50
20
-0.73
51
20
-0.73
52
20
-0.73
53
21
0.16
54
20
-0.73
55
20
-0.73
56
22
1.05
57
20
-0.73
58
21
0.16
59
20
-0.73
60
20
-0.73
61
22
1.05
62
20
-0.73
63
20
-0.73
64
22
1.05
65
21
0.16
66
22
1.05
67
21
0.16
68
20
-0.73
69
20
-0.73
70
24
2.83
71
20
-0.73
72
22
1.05
73
22
1.05
74
23
1.94
75
21
0.16
76
23
1.94
77
21
0.16
78
24
2.83
79
20
-0.73
80
22
1.05
X3.7
X3.8
X3.15
X3.16
X3.17
X3
Z(X3)
20
-0.57
22
1.13
20
-0.57
20
-0.57
21
0.28
21
0.28
21
0.28
20
-0.57
20
-0.57
10
20
-0.57
11
20
-0.57
12
20
-0.57
13
20
-0.57
14
20
-0.57
15
20
-0.57
16
20
-0.57
17
23
1.97
18
20
-0.57
19
21
0.28
20
20
-0.57
21
20
-0.57
22
20
-0.57
23
20
-0.57
24
21
0.28
25
20
-0.57
26
20
-0.57
27
20
-0.57
28
22
1.13
29
20
-0.57
30
20
-0.57
31
20
-0.57
32
20
-0.57
33
24
2.82
34
23
1.97
35
20
-0.57
36
22
1.13
37
20
-0.57
38
20
-0.57
39
20
-0.57
40
20
-0.57
X3.7
X3.8
X3.15
X3.16
X3.17
X3
Z(X3)
41
23
1.97
42
20
-0.57
43
20
-0.57
44
20
-0.57
45
20
-0.57
46
23
1.97
47
20
-0.57
48
20
-0.57
49
20
-0.57
50
22
1.13
51
20
-0.57
52
20
-0.57
53
20
-0.57
54
20
-0.57
55
20
-0.57
56
22
1.13
57
20
-0.57
58
21
0.28
59
22
1.13
60
22
1.13
61
20
-0.57
62
21
0.28
63
19
-1.42
64
20
-0.57
65
21
0.28
66
21
0.28
67
20
-0.57
68
20
-0.57
69
20
-0.57
70
24
2.82
71
21
0.28
72
20
-0.57
73
20
-0.57
74
22
1.13
75
20
-0.57
76
20
-0.57
77
23
1.97
78
25
3.67
79
20
-0.57
80
21
0.28
Y.7
Y.10
Y.12
Y.13
Y.14
Y.16
Y.17
Z(Y)
28
-0.80
29
0.01
28
-0.80
31
1.63
28
-0.80
28
-0.80
28
-0.80
28
-0.80
28
-0.80
10
31
1.63
11
28
-0.80
12
30
0.82
13
28
-0.80
14
29
0.01
15
28
-0.80
16
29
0.01
17
28
-0.80
18
30
0.82
19
30
0.82
20
28
-0.80
21
28
-0.80
22
28
-0.80
23
28
-0.80
24
28
-0.80
25
30
0.82
26
28
-0.80
27
28
-0.80
28
28
-0.80
29
29
0.01
30
28
-0.80
31
29
0.01
32
29
0.01
33
32
2.43
34
31
1.63
35
29
0.01
36
29
0.01
37
28
-0.80
38
30
0.82
39
29
0.01
40
28
-0.80
Y.7
Y.10
Y.12
Y.13
Y.14
Y.16
Y.17
Z(Y)
41
29
0.01
42
30
0.82
43
32
2.43
44
28
-0.80
45
28
-0.80
46
28
-0.80
47
30
0.82
48
29
0.01
49
28
-0.80
50
29
0.01
51
28
-0.80
52
28
-0.80
53
29
0.01
54
29
0.01
55
28
-0.80
56
30
0.82
57
28
-0.80
58
29
0.01
59
28
-0.80
60
28
-0.80
61
28
-0.80
62
28
-0.80
63
29
0.01
64
29
0.01
65
28
-0.80
66
32
2.43
67
28
-0.80
68
28
-0.80
69
28
-0.80
70
32
2.43
71
30
0.82
72
30
0.82
73
30
0.82
74
31
1.63
75
30
0.82
76
32
2.43
77
29
0.01
78
32
2.43
79
28
-0.80
80
29
0.01
.602
Approx. Chi-Square
753.528
df
231
Sig.
.000
Component Matrixa
Component
1
X1.1
2
.338
.887
X1.2
.886
X1.4
.917
X1.6
.865
X1.7
.900
X2.8
.556
-.408
X2.9
.566
.608
X2.10
.595
.534
X2.12
.554
-.469
.380
X2.13
.580
-.416
.579
X3.7
.755
.457
X3.8
.659
X3.15
.505
X3.16
.822
X3.17
.777
Y.7
.824
.332
Y.10
.745
.350
Y.12
.886
Y.13
.790
Y.14
.835
Y.16
.920
Y.17
.721
.582
.681
.532
-.371
X1.1
.950
X1.2
.938
X1.4
.962
X1.6
.921
X1.7
.923
X2.8
.919
X2.9
.834
X2.10
.839
X2.12
.804
X2.13
.922
X3.7
.901
X3.8
.612
X3.15
.792
X3.16
.833
X3.17
.949
Y.7
.942
Y.10
.841
Y.12
.913
Y.13
.882
Y.14
.900
Y.16
.938
Y.17
.817
Valid
30
100.0
.0
30
100.0
Excluded
Total
Cronbach's Alpha
.966
N of Items
.968
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
X1.1
3.53
.776
30
X1.2
3.43
.679
30
X1.4
3.40
.675
30
X1.6
3.53
.776
30
X1.7
3.30
.750
30
X1.2
X1.4
X1.6
X1.7
X1.1
1.000
.921
.896
.828
.842
X1.2
.921
1.000
.888
.790
.820
X1.4
.896
.888
1.000
.896
.845
X1.6
.828
.790
.896
1.000
.842
X1.7
.842
.820
.845
.842
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1
13.67
7.333
.924
.885
.955
X1.2
13.77
7.909
.904
.873
.959
X1.4
13.80
7.821
.939
.895
.954
X1.6
13.67
7.471
.883
.833
.962
X1.7
13.90
7.610
.882
.783
.962
Scale Statistics
Mean
17.20
Variance
11.821
Std. Deviation
3.438
N of Items
5
Valid
30
100.0
.0
30
100.0
Excluded
Total
Cronbach's Alpha
.931
N of Items
.931
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
X2.8
3.43
.728
30
X2.9
3.53
.776
30
X2.10
3.57
.728
30
X2.12
3.53
.776
30
X2.13
3.47
.776
30
X2.9
X2.10
X2.12
X2.13
X2.8
1.000
.798
.692
.737
.850
X2.9
.798
1.000
.667
.542
.775
X2.10
.692
.667
1.000
.728
.737
X2.12
.737
.542
.728
1.000
.775
X2.13
.850
.775
.737
.775
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.8
14.10
7.266
.873
.796
.904
X2.9
14.00
7.379
.769
.720
.924
X2.10
13.97
7.551
.786
.642
.921
X2.12
14.00
7.379
.769
.709
.924
X2.13
14.07
6.961
.894
.809
.900
Scale Statistics
Mean
17.53
Variance
11.223
Std. Deviation
3.350
N of Items
5
Valid
30
100.0
.0
30
100.0
Excluded
Total
Cronbach's Alpha
.866
N of Items
.880
Item Statistics
Mean
X3.7
X3.8
X3.15
X3.16
X3.17
Std. Deviation
4.00
4.00
3.93
4.13
4.07
.587
.587
.521
.346
.521
30
30
30
30
30
X3.8
1.000
.400
.676
.679
.902
.400
1.000
.225
.679
.451
X3.15
.676
.225
1.000
.434
.780
X3.16
X3.17
.679
.679
.434
1.000
.715
.902
.451
.780
.715
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
X3.7
X3.8
X3.15
X3.16
X3.17
16.13
16.13
16.20
16.00
16.07
2.533
3.085
2.993
3.310
2.616
.812
.468
.628
.767
.895
Scale Statistics
Mean
20.13
Variance
4.395
Std. Deviation
2.097
N of Items
5
.819
.474
.644
.689
.890
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.803
.898
.852
.837
.783
Valid
30
100.0
.0
30
100.0
Excluded
Total
Cronbach's
Alpha
.962
N of Items
.962
Item Statistics
Mean
Y.7
Y.10
Y.12
Y.13
Y.14
Y.16
Y.17
Std. Deviation
3.90
3.90
3.90
3.90
3.87
3.87
3.83
.481
.403
.481
.481
.507
.507
.461
30
30
30
30
30
30
30
Y.10
1.000
.838
.851
.851
.792
.933
.700
.838
1.000
.659
.838
.608
.777
.650
Y.12
Y.13
.851
.659
1.000
.851
.933
.933
.700
Y.14
.851
.838
.851
1.000
.792
.792
.545
.792
.608
.933
.792
1.000
.866
.786
Y.16
.933
.777
.933
.792
.866
1.000
.786
Y.17
.700
.650
.700
.545
.786
.786
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Y.7
Y.10
Y.12
Y.13
Y.14
Y.16
Y.17
23.27
23.27
23.27
23.27
23.30
23.30
23.33
6.547
7.168
6.547
6.685
6.493
6.355
6.989
.920
.793
.920
.855
.885
.949
.754
Scale Statistics
Mean
27.17
Variance
9.040
Std. Deviation
3.007
N of Items
7
.944
.949
.984
.972
.933
.985
.844
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.952
.962
.952
.957
.955
.950
.965
Variables Entered
Variables Removed
Keadilan_Organisasional,
a
Kepemimpinan_Transformasional
Method
. Enter
.516
R
Adjusted R Std. Error of R Square
F
Square Square
the Estimate Change Change
a
.226
.247
.230
df1
.266 13.936
Sig. F
Change
df2
2
77
.000
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.475
.737
Residual
4.075
77
.053
Total
5.550
79
Sig.
13.936
.000
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
1.983
.407
Kepemimpinan_Transformasional
.300
.084
Keadilan_Organisasional
.208
.093
Beta
Collinearity
Statistics
t
Sig.
Tolerance
4.876
.000
.377
3.571
.001
.857 1.167
.237
2.250
.027
.857 1.167
Correlations
Covariances
Keadilan_Organisasional
KepemimpinanTra
nsformasional
Keadilan_Organisasional
1.000
-.378
Kepemimpinan_Transformasional
-.378
1.000
.009
-.003
-.003
.007
Model
Keadilan_Organisasional
Kepemimpinan_Transformasional
VIF
CollinearityDiagnostics
Variance Proportions
Condition
Kepemimpinan
Eigenvalue
Index
(Constant) Transformasional
Model
Dimension
2.994
1.000
.00
.00
.00
.004
28.285
.06
92
.39
.003
33.916
.94
.08
.61
Keadilan_Organisasional
Variables Entered
Variables
Removed
Keadilan_Organisasional,
a
Komitmen_Organisasi
Method
. Enter
.541
R Square
Adjusted R
Square
.292
.274
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change
.226
F
Change
.292
df1
15.903
Sig. F
Change
df2
2
77
.000
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.622
.811
Residual
3.928
77
.051
Total
5.550
79
Sig.
15.903
.000
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
1.414
.473
Komitmen_Organisasi
.395
.098
Keadilan_Organisasional
.257
.086
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
2.992
.004
.395
4.015
.000
.951
1.052
.292
2.973
.004
.951
1.052
Keadilan_Organisasional
Correlations
Covariances
Komitmen_Organisasi
Keadilan_Organisasional
1.000
-.221
Komitmen_Organisasi
-.221
1.000
.007
-.002
-.002
.010
Keadilan_Organisasional
Komitmen_Organisasi
Variance Proportions
Model
Condition
Dimension Eigenvalue Index
2.994
1.000
.00
.00
.00
.004
28.210
.02
.41
.80
.002
40.015
.98
.59
.20
(Constant)
Komitmen_Organisasi
Keadilan_Organisasional
Variables Entered
Variables Removed
Method
Moderat1, Kepemimpinan_Transformasional,
Keadilan_Organisasionala
. Enter
R
Adjusted R Std. Error of
Square
Square
the Estimate
R
a
.467
.218
.187
R Square
Change
.964
F Change
.218
df1
df2
7.062
Sig. F Change
76
.000
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
19.704
6.568
Residual
70.684
76
.930
Total
90.387
79
Sig.
.000a
7.062
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
-.062
.129
Kepemimpinan_Transformasional
.380
.107
Keadilan_Organisasional
.054
.121
Moderat1
.044
.071
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-.479
.633
.410
3.550
.001
.773
1.294
.059
.450
.654
.593
1.687
.074
.624
.534
.728
1.374
Moderat1
Correlations
Moderat1
Kepemimpinan_Transformasional
cent.x3
.033
-.484
.033
1.000
-.432
-.484
-.432
1.000
Moderat1
.005
.000
-.004
Kepemimpinan_Transformasional
.000
.011
-.006
-.004
-.006
.015
Keadilan_Organisasional
Covariances
cent.x1
1.000
Keadilan_Organisasional
a. Dependent Variable: cent. y
CollinearityDiagnosticsa
Variance Proportions
Model
Dimension
Eigenvalue
1.710
1.000
.00
.15
.14
.08
1.326
1.136
.33
.01
.01
.16
.657
1.613
.15
.68
.09
.17
.307
2.360
.52
.16
.76
.59
Condition Index
(Constant)
cent.x1
cent.x3
Moderat1
Variables Entered
Variables Removed
Method
Moderat2,
Komitmen_Organisasi,
Keadilan_Organisasionala
. Enter
R
Square
.499a
.249
.220
R Square
Change
.945
F
Change
.249
df1
8.420
Sig. F
Change
df2
3
76
.000
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
22.548
7.516
Residual
67.839
76
.893
Total
90.387
79
Sig.
.000a
8.420
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
-.059
.121
Komitmen_Organisasi
.392
.103
Keadilan_Organisasional
.046
.110
Moderat2
.095
.062
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
-.490
.626
.412
3.790
.000
.838
1.194
.050
.414
.680
.686
1.458
.170
1.522
.132
.793
1.261
Moderat2
Correlations
Moderat2
Komitmen_Organisasi
Keadilan_Organisasional
Covariances
Moderat2
Komitmen_Organisasi
Keadilan_Organisasional
VIF
cent.x2
cent.x3
1.000
.008
.008
1.000
-.426
-.368
-.426
-.368
1.000
.004
5.382E-5
-.003
5.382E-5
.011
-.004
-.003
-.004
.012
CollinearityDiagnosticsa
Variance Proportions
Model
Dimensi
on
1.643
1.000
.03
.17
.18
.06
1.291
1.128
.32
.01
.00
.26
.685
1.548
.20
.72
.10
.12
.381
2.075
.45
.11
.72
.56
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
cent.x2
cent.x3
Moderat2