persetujuan dan pengadaan obat yang dibutuhkan tetapi tidak tersedia atau tidak
termasuk dalam daftar obat rumah sakit, SPO alur proses mendapatkan obat saat
farmasi tutup atau persediaan obat terkunci, Sosialisasi SPO kepada seluruh staf
terkait, Penyimpanan obat dalam kondisi yang sesuai bagi stabilitas produk,
Pelabelan secara akurat terhadap obatobatan dan bahan kimia yang digunakan
untuk menyiapkan obat, dengan menyebutkan isi, tanggal kadaluwarsa, dan
peringatan, Pembuatan sistem yang mendukung penyaluran obat secara akurat,
Pembuatan sistem yang mendukung penyaluran obat secara tepat waktu, Verifikasi
jenis obat berdasarkan resep atau pesanan, Verifikasi jumlah dan dosis obat
berdasarkan resep atau pesanan, Verifikasi rute pemberian obat berdasarkan resep
atau pesanan obat, Pemberian obat sesuai yang diresepkan dan pencatatannya
dalam status pasien, Pemberian obat secara tepat waktu, Kerjasama dalam
melakukan monitoring (MPO, 2012).
6. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi RS
Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan: Pelayanan; Sumber Daya
Manusia; Peralatan; Sarana dan Prasarana; dan Administrasi dan Manajemen
(Permenkes 340, 2010).
INDIKATOR
KELAS A
- Fasilitas
& -4
PMDS,
5
pelayanan
PSPM,
12
medik
PMSL,
13
PMSS
- Bed
- Min 400 buah
- Perawat : bed - 1 : 1
- PMD
- 18 dr umum &
4 drg
- PMSD
- 6 dr. spesialis
- PSPM
- 3 dr. spesialis
- PMSL
- 3 dr. spesialis
- PMSS
-2
dr
subspsesialis
KELAS B
-4
PMSD,
4
PSPM,
8
PMSL,
2
PMSS
- Min 200 buah
-1:1
- 12 dr umum &
3 drg
- 3 dr. Spesialis
- 2 dr. Spesialis
- 1 dr. spesialis
- 1 dr Subspes.
KELAS C
-4
PMSD,
PSPM
KELAS D
4 - 2 PMSD
- Min 50 buah
-2:3
- 4 dr umum &
1 drg
-1
dr.
Spesialis
- Unknown
- Unknown
- Unknown
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340,
Klasifikasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
2. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417,
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
3. Anonim, 2013, Pedoman Tata Laksana Survey Akreditasi Rumah Sakit Edisi II,
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta
4. Anonim, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012,
Akreditasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
5. Supriyantoro, dkk.,2011, Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi I, Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta
1. Mahasiswa mampu mengetahui lembaga, tujuan, dan fungsi akreditasi
Rumah Sakit
Lembaga akreditasi selain KARS adalah JCI (Joint Commission International)
yaitu suatu lembaga independen Luar Negeri yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan sebagai pelaksana Akreditasi Internasional (Anonim, 2013).
Tujuan : meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. meningkatkan keselamatan
pasien Rumah Sakit, meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber
daya manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi dan mendukung
program Pemerintah di bidang kesehatan (Anonim, 2012).
Fungsi : menjamin mutu pelayanan RS, meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap Rumah Sakit, meningkatkan keselamatan dan kesehatan pasien. Selain itu
fungsinya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pembimbingan dan
pelatihan serta monitoring dan evaluasi pada bidang akreditasi RS nerdasarkan
peraturan perundang-undangan dan perkembangan akreditasi RS secara
internasional (Anonim, 2013)
2. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur, hasil akreditasi RS, dan masa
berlaku akreditasi.
Prosedur :
Persiapan akreditasi (dokumentasi yang diperlukan, pemenuhan standar, penilaian,
dan penilaian mandiri), bimbingan akreditasi ( proses pembinaan dalam rangka
meningkatkan kinerja, pelaksanaan ( KARS akan membentuk kelompok kerja
berdasarkan buku akreditasi, survey akreditasi dan penetapan status ), kegiatan
setelah akreditasi.
Hasil akreditasi
Dasar : 4 chapters dan setiap chapters memenuhi persyaratan 80% , dan 11
chapters lainnya masing-masing memenuhi syarat 20%.
Madya : 8 chapters dan setiap chapters memenuhi persyaratan 80% , dan 7
chapters lainnya masing-masing memenuhi syarat 20%.
Utama : 12 chapters dan setiap chapters memenuhi persyaratan 80% , dan 3
chapters lainnya masing-masing memenuhi syarat 20%.
Paripurna : semua chapters dan setiap chapters memenuhi persyaratan 80%
(Anonim, 2012).
Masa berlaku :
Dalam UU No 44 tentang Rumah Sakit pasal 40 dengan sangat jelas dikatakan
bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib melakukan
akreditasi secara berkala minimal sekali dalam tiga tahun dan dalam hal ini,
pemerintah menunjuk suatu lembaga independen yaitu Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) untuk melakukan proses akreditasi Rumah Sakit di Indonesia (Anonim,
2009).
3. Mahasiswa mampu mengetahui penilaian Akreditasi RS
a. Standar penilaian akreditasi RS :
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
Tujuan dari SKP adalah mempromosikan peningkatan mutu dalam kaitannya
dengan keselamatan pasien. Sasaran di dalamnya menyoroti permasalahan
utama dalam sistem layanan kesehatan dan juga memberikan solusi yang
terbukti secara evidence based dan berdasar consensus internasional untuk
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan keselamatan pasien.
STANDAR BERFOKUS PADA PASIEN (Patient-centered Standards)
Akses kepada Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) , Hak Pasien
dan Keluarga (HPK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP),
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat
(MPO), Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
STANDAR
BERFOKUS
PADA
MANAJEMEN
(Management-centered
Standards)
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan
(TKP), Manajemen Fasilitas dan Keamanan (MFK)
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS), Manajemen Komunikasi dan
Informasi (MKI)
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK),
Penanggulangan HIV/AIDS, Penanggulangan TB ( Anonim, 2013)
b. IFRS dalam akreditasi
Pada IFRS maka poin penilaian dilihat dari SOP, dokumentasi dll dari proses
seleksi, pengadaan obat, penyimpanan, pemesanan/peresepan, pencatatan,
dispensing dan monitoring. Selain itu dilengkapi dengan melihat MPO yaitu :
MPO 1: Organisasi dan Manajemen yaitu penggunaan obat di RS sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku dan diorganisir untuk memenuhi
kebutuhan pasien
MPO 2: Seleksi dan pengadaan yaitu obat dengan cara seleksi yang benar,
digunakan untuk peresepan atau pemesanan, ada di stok atau siap tersedia.
MPO 3: penyimpanan yaitu obat disimpan dengan baik dan aman.
MPO 4: pemesanan dan pencatatan yaitu peresepan, pemesanan, dan
pencatatan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur
MPO 5: persiapan dan penyaluran yaitu obat dipersiapkan dan dikeluarkan
dalam lingkungan yang aman dan bersih
MPO 6: pemberian yaitu RS mengidentifikasi petugas yang kompeten yang
diijinkan untuk memberikan obat
MPO 7: pemantauan yaitu efek obat terhadap pasien dimonitor.
Dokumen diperlukan: Laporan indikator klinis, manajerial yang ditetapkan
pimpinan RS, Root Cause Analysis (RCA) pada setiap kejadian cedera dan nyaris
cedera, assesmen resiko secara proaktif, pedoman/panduan praktik klinik dan
clinical pathways untuk menjelaskan pedoman dan alur asuhan yang dipakai,
Komite Mutu/Tim KPRS (Supriyantoro, dkk.,2011).
c. Penilaian akreditasi RS
Penilaian dilihat dari regulasi (SK, pedoman, SPO, program) dan bukti
implementasi
(wawancara
pasien
dan
staf,
observasi,
dokumentasi,
pelaksanaan). Masing-masing poin penilaian akan diskor dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tercapai penuh
: skor 10 dari segala aspek yang ditetapkan selalu
dilakukan.
Tercapai sebagian : skor 5 standar hanya dilakukan kadang-kadang saja.
Tidak tercapai
: Skor 0 standar tidak pernah melakukan.
Tidak dapat diterapkan : tidak dilakukan scoring karena RS tidak menerapkan
standar yang ditetapkan (Anonim , 2013)
d. Dokumen yang diperlukan untuk mengajukan akreditasi kembali.
Semua dokumen yang ditentukan oleh KARS yaitu 4 standar penilaian seperti
penjelasan diatas (3a). Untuk mempertahankan akreditasi maka akan dilakukan
verifikasi dari pihak KARS (Anonim, 2012).
4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang metode penilaian akreditasi.
Metode telusur adalah metode evaluasi yang digunakan dalam menelusuri sistem
pelayanan RS secara efektif diikuti mencari bukti-bukti implementasi mutu pelayanan
dan keselamatan pada pelayanan pasien yang dirawat di RS.
Macam-macam:
e. Telusur individual: mengevaluasi pelayanan pasien di RS (kriteria pasien dengan
diagnosis 5 besar, terkait program MDGs, sistem telusur, pasien program silang
(kontrol)).
f. Telusur sistem: data, manajemen obat, pencegahan dan pengendalian infeksi.
g. Telusur program spesifik: lanjutan temuan pada telusur, fokus pada masalah atau
topik spesifik terkait keselamatan, dan integrasi laboratorium.
h. Telusur lingkungan: menilai kepatuhan pelaksanakan standar manajemen
lingkungan dan manajemen kedaruratan (Anonim, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
6. Anonim, 2009, Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
7. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417,
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
8. Anonim, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012,
Akreditasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
9. Anonim, 2013, Pedoman Tata Laksana Survey Akreditasi Rumah Sakit Edisi II,
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta
10.Supriyantoro, dkk.,2011, Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi I, Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.
1. Mengetahui fungsi KARS
Perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pembimbingan dan pelatihan serta
monitoring dan evaluasi dalam bidang akreditasi rumah sakit di indonesia
sesuai peraturan perundang-undangan dan mengikuti standar secara
internasional(1).
2. Mengetahui tipe-tipe RS di Indonesia
Klasifikasi rumah sakit umum berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan :
a) Rumah sakit umum kelas A
(4)
f.
metode
SIM masih manual
Kualitas jasa pelayanan
kefarmasian
Tidak terdapat
formularium
Medication
Error
Obat ED
material
man
Metode
Banyak obat ED
Medication error
Machine/tools
10.
Man
(13)
DAFTAR ISI