Anda di halaman 1dari 69

Prof. Dr. A. Harsono Soepardjo, M. Eng.

FMIPA UI
2014

Energi Fosil dan Krisis Energi


Salah satu strategi pengembangan energi nasional adalah meningkatkan
pengembangan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Hal tersebut
sejalan dengan Kebijaksanaan Energi Nasional (KEN) yang
memprioritaskan pemanfaatan energi non eksport untuk memenuhi
kebutuhan energi dalam negeri . Sedangkan energi eksport khususnya
minyak bumi dan gas bumi tetap masih memegang peranan penting
sebagai sumber devisa Negara untuk menunjang pembangunan
nasional.

Energi Fosil dan Krisis Energi


Sejauh ini minyak merupakan sumber energi utama di Indonesia.
Pemakaiannya terus meningkat baik untuk komoditi eksport yang
menghasilkan devisa maupun untuk memenuhi kebutuhan energi dalam
negeri, sementara cadangannya terbatas sehingga pengelolaannya harus
dilakukan seefisien mungkin. Oleh karena itu ketergantungan akan minyak
bumi untuk jangka panjang tidak dapat dipertahankan lagi. Untuk itu perlu
ditingkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Energi baru dan
terbarukan adalah energi yang pada umumnya sumber daya non fosil yang
dapat diperbaharui atau bisa dikelola dengan baik, maka sumberdayanya tidak
akan habis. Sumber energi yang termasuk dalam energi baru dan terbarukan
adalah, energi panas bumi, energi air, energi surya, energi angin, energi
biomasa/biogas, energi samudera, fuel cell ( sel bahan bakar ) dan energi
nuklir.

Energi Fosil dan Krisis Energi


Energy Resources

ENERGY RESOURCE

NUCLEAR

COAL

FUSION

BIOGASBIOMASS

FOSSIL

FISION

OIL

HYDRO

GAS

GEOTHERMAL

THERMAL

SOLAR

WIND

PHOTOVOLTAIC

Energi Fosil dan Krisis Energi


Indonesia
1970
Oil
Coal
Gas

2013
Oil
Coal
Gas

:2%
:3%

World reserves
: 0.2 %
: 0,6 %
: 1,7 %

Energi Fosil dan Krisis Energi


1998
Fossil Energy
Oil

Coal
Gas

price

Energi Fosil dan Krisis Energi


New and Renewable Energy

Nuclear
Fision
Fusion

Geothermal

Biomass/biogas

Hydro

Solar

Wind

Energi Fosil dan Krisis Energi


NEW AND RENEWABLE ENERGY

NUCLEAR

FUSION

BIOGAS/
BIOMASS

FISION

HYDRO

GEOTHERMAL

THERMAL

SOLAR

WIND

PHOTOVOLTAIC

Energi Fosil dan Krisis Energi


Konversi Energi Listrik

Energi Fosil dan Krisis Energi


Electricity

Java-Bali : 22,000 MW

Jakarta
PLN

: 5600 MW
: support 60 %

: 78,8 % KK
Industri
Tranportasi

Rumah tangga

: 44,2 %
: 40,6 %
: 11,4 %

Energi Fosil dan Krisis Energi


President Decree No.5/2006

CURRENT ENERGY MIX (1 billion BOE)


National (Primary) Energy Mix
Geothermal,
1.32%

Hydro Power,
3.11%

National Energy Mix 2025 (3 billion BOE)


(Presidential Decree No. 5/2006)
Oil, 20%

Natural Gas,
28.57%

Biofuel
, 5%

Gas, 30%

RE, 17%

Oil, 51.66%
Coal, 15.34%

Coal, 33%

Geotherm
Biomass,
al, 5%
Nuclear,
Hydro
Solar
Coal
Energy,
Liquefacti Wind
on 2%

Energi Nuklir
Kebutuhan energi nasional dari tahun ke tahun semakin

meningkat terutama kebutuhan energi listrik. Peningkatan


tersebut sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi, laju
pertumbuhan penduduk dan pesatnya perkembangan sector
industri. Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional tidak
cukup hanya mengandalkan sumber energi yang ada, karena
sumber energi kita sudah banyak terkuras selama beberapa
tahun terakhir. Untuk itu perlu mencari sumber sumber energi
alternatife yang lain yang cukup potensial untuk
menggantikannya, misalnya energi baru dan terbarukan. Energi
nuklir adalah energi baru yang perlu dipertimbangkan, karena
energi ini bisa menghasilkan energi yang dalam order yang besar
sampai ribuan megawatt, tetapi harus memperhatikan beberapa
aspek, antara lain dari aspek keselamatan, aspek social, aspek
ekonomi, aspek teknis, aspek sumber daya manusia dan aspek
teknologinya..

Energi Nuklir
Program energi nuklir biasanya harus melalui beberapa

tahapan yang terencana dan dilaksanakan secara


berkesinambungan. Kegiatan kegiatan tersebut antara lain,
perencanaan proyek/kegiatan pra proyek, implementasi
proyek, manufacturing peralatan dan komponen,
konstruksi, komisioning serta operasi dan perawatan.
Disamping kegiatan utama diperlukan juga kegiatan
pendukung yang lain, misalnya kegiatan penelitian /studi
pengembangan teknologi nuklir, kegiatan/studi daur ulang
bahan baker nuklir, pengaturan/perijinan dalam bidang
nuklir serta pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga harus
melibatkan beberapa institusi pemerintah, Universitas,
organisasi social, LSM, dll.

Energi Nuklir
Sebetulnya sejak tahun 1972 proyek studi energi nuklir

sudah dipikirkan oleh badan pemerintah yang


berkompeten dibidang ini yaitu BATAN sampai hal hal
yang ditulis diatas, hanya saja masih banyak kendalanya
untuk diimplementasikan antara lain; sosialisasi terhadap
masyarakat belum merata, besarnya investasi masih tinggi,
pelibatan institusi pemerintah/Universitas/LSM belum
maksimal, kemungkinan memakai sumber energi yang lain
juga masih ada.
Dari studi energi mix yang kami lakukan energi nuklir
tidak dimasukkan, karena perlu data data histories yang
pernah ada di Indonesia yang tidak tersedia. Oleh karena
itu pada studi disini pemakaian energi nuklir untuk yang
akan datang sifatnya hanya suatu asumsi asumsi saja.

Energi Nuklir
Berdasarkan informasi pemasok PLTN besarnya biaya

modal/investasi pada tahun 1992 untuk PLTN konvensional


berbagai jenis dan ukuran ( 600 1000 MW ) berkisar antara
1530 2200 US$/kW. Sedangkan biaya pembangkit tergantung
kapasitasnya, kapasitas 600 MW biayanya berkisar 55,2 61,2
mills/kWh, kapasitas 900 MW biayanya berkisar 47,4 56,4
mills/kWh.
Dari beberapa studi harga bahan baker hasilnya bervariasi,
NEWJEC 1992 sebesar 5,9 6,6 mills/kWh, BATAN 1992 sebesar
15 mills/kWh, dan Krebs et. Al/Siemens 1993 sebesar 11,2
mills/kWh, sedangkan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar
77 US$/kW.

Energi Nuklir Fusi

Energi Nuklir Fusi

Energi Fusi Nuklir

Energi Fusi Nuklir

Energi Nuklir Fisi

Energi Nuklir Fisi

Energi Geotermal
Sebagai daerah vulkanik, wilayah Indonesia sebagian besar kaya akan

sumber energi panasbumi. Jalur gunung berapi membentang di


Indonesia dari ujung pulau Sumatera sepanjang pulau Jawa-Bali, NTT,
NTB menuju kepulauan Banda, Halmahera dan pulau Sulawesi.
Panjang jalur tersebut lebih dari 7500 km dengan lebar berkisar antara
50 km sampai 200 km dengan jumlah gunung api baik yang aktif
maupun yang sudah tidak aktif berjumlah 150 buah. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan disepanjang jalur tersebut terdapat 217
daerah prospek panasbumi.

Energi Geotermal
Potensi energi panasbumi total adalah 19.658 MW dengan rincian di

pulau Jawa 8.100 MW, pulau Sumatera 4.885 MW dan sisanya tersebar
di pulau Sulawesi dan kepulauan lainya. Sumber panasbumi yang
sudah dimanfaatkan saat ini adalah 803 MW. Biasanya data data energi
panasbumi dapat dikelompokkan ke dalam data energi cadangan dan
energi sumber.
Biaya investasi ada dua macam, yang pertama biaya eksplorasi dan
pengembangan sebesar 500 1000 US$/kW, sedangkan yang kedua
biaya pembangkit sebesar 1500 US$/kW (kapasitas 15 MW), 1200
US$/kW (kapasitas 30 MW) dan 910 US$/kW (kapasitas 55 MW).
Untuk biaya energi dari panasbumi adalah 3-5 cent/kWh.

Energi Geotermal

Energi Geotermal

Sel Bahan Bakar ( Fuel Cell )


Bahan baku utama sebagai sumber energi sel bahan baker adalah gas

hydrogen, gas hydrogen dapat langsung digunakan dalam


pembangkitan energi listrik dan mempunyai kerapatan energi yang
tinggi. Perbandingan beberapa bahan baku fuel cell dan batere
konvensional dapat dilihat pada table berikut.
Beberapa alternatif bahan baku seperti methane, air laut, air tawar, dan
unsure unsure yang mengandung hydrogen dapat pula digunakan
namun diperlukan system pemurnian sehingga menambah jumlah cost
system pembangkitnya.
Dilihat dari peralatan maka material utama system pembangkit pada
fuel cell adalah fuel cell stack, merupakan bahan khusus yang belum
dapat diproduksi local. Komponen mekanis dan pendukungnya masih
dimungkinkan dibuat local. Teknologi pembangkit ini masih sangat
baru, juga di luar negeri masih merupakan R&D.
Biaya investasi belum bisa diketahui karena masih banyak penelitian
yang sangat bervariasi yang belum bisa dipakai sebagai patokan.

Fuel Syntetic

Fuel Syntetic

Fuel Syntetic

Fuel Syntetic

Coal Generation

Coal Generation

Coal Generation

Energi Air
Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan Pembangkit

Listrik Tenaga Air, hal tersebut disebabkan kondisi topografi Indonesia


banyak bergunung gunung dan berbukit bukit serta dialiri oleh banyak
sungai dan daerah daerah tertentu mempunyai danau/waduk yang
cukup potensial sebagai sumber energi air.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang
sudah terbukti (proven), tidak merusak lingkungan, menunjang
diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan,
menunjang program pengurangan pemanfaatan BBM dan sebagian
besar memakai kandungan local.
Besar potensi energi air di Indonesia adalah 74.976 MW, sebanyak
70.776 MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar
3.105,76 MW sebagian besar berada di pulau Jawa.

Energi Air
Pembangunan setiap jenis pembangkit listrik didasarkan pada

kelayakan teknis dan ekonomis dari pusat listrik serta hasil studi
analisa mengenai dampak lingkungan. Sebagai pertimbangan adalah
tersedianya sumber energi tertentu, adanya kebutuhan (permintaan)
energi listrik, biaya pembangkitan rendah, serta karakteristik spesifik
dari setiap jenis pembangkit untuk pendukung beban dasar (base load)
atau beban puncak (peak load)
Sumber energi air tersebar di daerah daerah di seluruh Indonesia
sehingga dengan membangun PLTA di daerah daerah berarti potensi
energi setempat bisa termanfaatkan dengan baik. Untuk daerah yang
mempunyai waduk maka daerah tersebut akan mendapatkan dampak
positif yang luas, dan keuntungan tambahan misalnya waduk dipakai
untuk pariwisata, olah raga air, pengendalian banjir, sumber air
minum, sumber air tanah, sumber air irigasi dan sebagainya.

Energi Air
Selain PLTA, energi mikrohidro (PLTMH) yang mempunyai kapasitas

antara 200 KW sampai dengan 5000 KW potensinya adalah 458,75


MW, sangat layak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
listrik di daerah perdesaan di pedalaman yang terpencil ataupun
perdesaan dipulau-pulau kecil dengan daerah aliran sungai yang
sempit.
Biaya investasi untuk pengembangan pembangkit listrik mikrohidro
relative lebih murah dibandingkan dengan biaya investasi pembangkit
listrik tenaga air (PLTA), hal ini disebabkan karena adanya
penyederhanaan standart kontruksi yang disesuaikan dengan kondisi
perdesaan.
Biaya investasi PLTMH adalah sebesar lebih kurang 2000 US$/kW,
sedangkan biaya energi dengan kapasitas pembangkit 20 kW (rata rata
yang dipakai di desa) adalah Rp 194,-/kWh.

Energi Air

Energi Samudra
Energi samudera ada tiga macam yaitu energi panas laut, energi

pasang surut, dan energi gelombang. Di Indonesia potensi


energi samudera sangat besar karena Indonesia adalah Negara
kepulauan yang terdiri dari 13.466 pulau dan garis pantai
sepanjang 99.093 km dan terdiri dari laut dalam dan laut
dangkal.
Prinsip energi panas laut yaitu dengan menggunakan beda
temperature antara temperature di permukaan laut dan
temperature di dasar laut, energi pasang surut dengan
menggunakan prinsip beda ketinggian antara laut pasang
terbesar dan laut surut terkecil, sedangkan energi gelombang
adalah dengan menggunakan prinsip besar ketinggian
gelombang, dan panjang gelombang. Dengan prinsip prinsip
diatas maka dengan menggunakan turbin akan dihasilkan energi
listrik.

Energi Samudra
Potensi energi panas laut di Indonesia bisa menghasilkan

daya sekitar 240.000 MW, sedangkan untuk energi pasang


surut dan energi gelombang masih sulit di prediksi karena
mash banyak ragam penelitian yang belum bisa di data
secara rinci.
Ketiga energi samudera diatas di Indonesia masih belum
terimplementasikan karena masih banyak factor sehingga
sampai saat ini masih taraf wacana dan penelitian
penelitian.
Biaya investasi belum bisa diketahui di Indonesia tetapi
berdasarkan uji coba di beberapa Negara industri maju
adalah berkisar antara 9 cent/kWh 15 cent/kWh.

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Samudra

Energi Biomassa / Biogas

Energi Biomassa/ Biogas


Biomassa merupakan sumber energi primer yng sangat potensial di

Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi


hutan tropika. Biomassa bisa diubah menjadi listrik atau panas dengan
proses teknologi yang sudah mapan. Selain biomassa seperti kayu, dari
kegiatan industri pengolahan hutan, pertanian dan perkebunan,
limbah biomassa yang sangat besar jumlahnya pada saat ini juga belum
dimanfaatkan dengan baik.
Munisipal Solid Waste (MSW) di kota kota besar merupakan limbah
kota yang utamanya adalah berupa biomassa, menjadi masalah yang
serius karena mengganggu lingkungan adalah potensi energi yang bisa
dimanfaatkan dengan baik.
Limbah biomassa padat dari sector kehutanan, pertanian, dan
perkebunan adalah limbah pertama yang paling berpotensi
dibandingkan misalnya limbah limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa,
kelapa sawit dan tebu. Besarnya potensi limbah biomassa padat
diseluruh Indonesia adalah 49.807,43 MW.

Energi Biomassa/ Biogas


Selain limbah biomassa padat energi biogas bisa dihasilkan dari limbah

kotoran hewan misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga dijumpai
di seluruh propinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda beda.
Pemanfaatan energi biomassa dan biogas di seluruh Indonesia sekitar 167,7
MW yang berasal dari limbah tebu dan biogas sebesar 9,26 MW yang
dihasilkan dari proses gasifikasi.
Pada tahun 1995 Departemen Pertambangan dan Energi melaporkan dalam
Rencana Umum Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan bahwa
produksi etanol sebagai bahan baku tetes mencapai 35-42 juta liter/tahun.
Jumlah tersebut akan mencapai 81 juta liter/tahun bila seluruh produksi
tetes digunakan untuk membuat etanol. Saat ini sebagian dari produksi
tetes tebu Indonesia di eksport ke luar negeri, dan sebagian lagi
dimanfaatkan untuk keperluan keperluan industri selain etanol.
Biaya investasi biomassa adalah berkisar antara 900 US$/kW 1400US$/kW
dan biaya energinya adalah Rp 75,-/kW Rp 250,-/kW.

Energi Angin
Kecepatan angin rata-rata tahunan di Indonesia berkisar antara 2

m/det hingga 6 m/det dan dengan mengambil nilai minimal untuk


pemanfaatan adalah 3 m/det, potensi ini dapat dimanfaatkan untuk
skala kecil 50 watt 10 kW dan skala menengah antara 10 kW 100
kW. Dari keluaran energi angin yang didapat maka ada dua macam
pemanfaatan energi angin yaitu energi angin mekanik dan energi angin
elektrik. Energi angin mekanik misalnya untuk memompa air, aerasi
tambak udang, sedangkan energi angin elektrtik misalnya untuk
penerangan rumah, pompa air, televisi, radio, dll.
Ada beberapa daerah di Indonesia yang potensial kecepatan anginnya
terutama di daerah Indonesia bagian timur NTT, NTB dan daerah
daerah pantai tertentu di Indonesia mempunyai kecepatan angina
melebihi 5 m/det.
Energi angin yang sudah terpasang di seluruh Indonesia adalah 0,38
MW, yang pemanfaatannya relative masih dalam pilot proyek.
Biaya investasi energi angin masih relatif tinggi yaitu 3 US$/watt, dan
biaya energinya adalah Rp 2000,- - Rp 2500,-/kWh.

Energi Angin

Energi Angin

Energi Angin

Energi Angin

Energi Angin

Energi Sel Surya


Indonesia mempunyai radiasi matahari harian rata-rata sebesar 4,8

kWh/m , dan lama penyinaran lebih kurang 12 jam dalam satu hari,
maka sangat potensial sekali untuk dikembangkan energi surya. Energi
surya ada dua macam yaitu energi surya fotovoltaik ( menghasilkan
listrik ) dan energi surya termal ( menghasilkan panas ). Pemanfaatan
surya fotovoltaik terutama untuk penyediaan listrik perdesaan, pompa
air, TV, telekomunikasi, kulkas untuk klinik perdesaan,dll.
Pemanfaatan surya fotovoltaik sampai saat ini sebesar kurang lebih 6
MW , hal ini termasuk baik proyek penelitian/perconcohan maupun
solar home system ( SHS ). Sedangkan untuk surya termal belum ada
data yang rinci karena masih dalam skala laboratorium dan pemanas
air yang dipasang secara individu di rumah rumah juga tidak ada
datanya.
Biaya investasi yang diperlukan ada dua yaitu biaya investasi modul
sebesar 3,5 5,0 US$/Wp dan biaya investasi system sebesar 7,0 10,0
US$/Wp, sedangkan biaya energi berkisar Rp 1000,- - Rp 1500,-/kWh.

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Sel Surya

Energi Solar Thermal

Energi Solar Thermal

Energi Solar Thermal

Energi Solar Thermal

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai