FMIPA UI
2014
ENERGY RESOURCE
NUCLEAR
COAL
FUSION
BIOGASBIOMASS
FOSSIL
FISION
OIL
HYDRO
GAS
GEOTHERMAL
THERMAL
SOLAR
WIND
PHOTOVOLTAIC
2013
Oil
Coal
Gas
:2%
:3%
World reserves
: 0.2 %
: 0,6 %
: 1,7 %
Coal
Gas
price
Nuclear
Fision
Fusion
Geothermal
Biomass/biogas
Hydro
Solar
Wind
NUCLEAR
FUSION
BIOGAS/
BIOMASS
FISION
HYDRO
GEOTHERMAL
THERMAL
SOLAR
WIND
PHOTOVOLTAIC
Java-Bali : 22,000 MW
Jakarta
PLN
: 5600 MW
: support 60 %
: 78,8 % KK
Industri
Tranportasi
Rumah tangga
: 44,2 %
: 40,6 %
: 11,4 %
Hydro Power,
3.11%
Natural Gas,
28.57%
Biofuel
, 5%
Gas, 30%
RE, 17%
Oil, 51.66%
Coal, 15.34%
Coal, 33%
Geotherm
Biomass,
al, 5%
Nuclear,
Hydro
Solar
Coal
Energy,
Liquefacti Wind
on 2%
Energi Nuklir
Kebutuhan energi nasional dari tahun ke tahun semakin
Energi Nuklir
Program energi nuklir biasanya harus melalui beberapa
Energi Nuklir
Sebetulnya sejak tahun 1972 proyek studi energi nuklir
Energi Nuklir
Berdasarkan informasi pemasok PLTN besarnya biaya
Energi Geotermal
Sebagai daerah vulkanik, wilayah Indonesia sebagian besar kaya akan
Energi Geotermal
Potensi energi panasbumi total adalah 19.658 MW dengan rincian di
pulau Jawa 8.100 MW, pulau Sumatera 4.885 MW dan sisanya tersebar
di pulau Sulawesi dan kepulauan lainya. Sumber panasbumi yang
sudah dimanfaatkan saat ini adalah 803 MW. Biasanya data data energi
panasbumi dapat dikelompokkan ke dalam data energi cadangan dan
energi sumber.
Biaya investasi ada dua macam, yang pertama biaya eksplorasi dan
pengembangan sebesar 500 1000 US$/kW, sedangkan yang kedua
biaya pembangkit sebesar 1500 US$/kW (kapasitas 15 MW), 1200
US$/kW (kapasitas 30 MW) dan 910 US$/kW (kapasitas 55 MW).
Untuk biaya energi dari panasbumi adalah 3-5 cent/kWh.
Energi Geotermal
Energi Geotermal
Fuel Syntetic
Fuel Syntetic
Fuel Syntetic
Fuel Syntetic
Coal Generation
Coal Generation
Coal Generation
Energi Air
Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan Pembangkit
Energi Air
Pembangunan setiap jenis pembangkit listrik didasarkan pada
kelayakan teknis dan ekonomis dari pusat listrik serta hasil studi
analisa mengenai dampak lingkungan. Sebagai pertimbangan adalah
tersedianya sumber energi tertentu, adanya kebutuhan (permintaan)
energi listrik, biaya pembangkitan rendah, serta karakteristik spesifik
dari setiap jenis pembangkit untuk pendukung beban dasar (base load)
atau beban puncak (peak load)
Sumber energi air tersebar di daerah daerah di seluruh Indonesia
sehingga dengan membangun PLTA di daerah daerah berarti potensi
energi setempat bisa termanfaatkan dengan baik. Untuk daerah yang
mempunyai waduk maka daerah tersebut akan mendapatkan dampak
positif yang luas, dan keuntungan tambahan misalnya waduk dipakai
untuk pariwisata, olah raga air, pengendalian banjir, sumber air
minum, sumber air tanah, sumber air irigasi dan sebagainya.
Energi Air
Selain PLTA, energi mikrohidro (PLTMH) yang mempunyai kapasitas
Energi Air
Energi Samudra
Energi samudera ada tiga macam yaitu energi panas laut, energi
Energi Samudra
Potensi energi panas laut di Indonesia bisa menghasilkan
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
Energi Samudra
kotoran hewan misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga dijumpai
di seluruh propinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda beda.
Pemanfaatan energi biomassa dan biogas di seluruh Indonesia sekitar 167,7
MW yang berasal dari limbah tebu dan biogas sebesar 9,26 MW yang
dihasilkan dari proses gasifikasi.
Pada tahun 1995 Departemen Pertambangan dan Energi melaporkan dalam
Rencana Umum Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan bahwa
produksi etanol sebagai bahan baku tetes mencapai 35-42 juta liter/tahun.
Jumlah tersebut akan mencapai 81 juta liter/tahun bila seluruh produksi
tetes digunakan untuk membuat etanol. Saat ini sebagian dari produksi
tetes tebu Indonesia di eksport ke luar negeri, dan sebagian lagi
dimanfaatkan untuk keperluan keperluan industri selain etanol.
Biaya investasi biomassa adalah berkisar antara 900 US$/kW 1400US$/kW
dan biaya energinya adalah Rp 75,-/kW Rp 250,-/kW.
Energi Angin
Kecepatan angin rata-rata tahunan di Indonesia berkisar antara 2
Energi Angin
Energi Angin
Energi Angin
Energi Angin
Energi Angin
kWh/m , dan lama penyinaran lebih kurang 12 jam dalam satu hari,
maka sangat potensial sekali untuk dikembangkan energi surya. Energi
surya ada dua macam yaitu energi surya fotovoltaik ( menghasilkan
listrik ) dan energi surya termal ( menghasilkan panas ). Pemanfaatan
surya fotovoltaik terutama untuk penyediaan listrik perdesaan, pompa
air, TV, telekomunikasi, kulkas untuk klinik perdesaan,dll.
Pemanfaatan surya fotovoltaik sampai saat ini sebesar kurang lebih 6
MW , hal ini termasuk baik proyek penelitian/perconcohan maupun
solar home system ( SHS ). Sedangkan untuk surya termal belum ada
data yang rinci karena masih dalam skala laboratorium dan pemanas
air yang dipasang secara individu di rumah rumah juga tidak ada
datanya.
Biaya investasi yang diperlukan ada dua yaitu biaya investasi modul
sebesar 3,5 5,0 US$/Wp dan biaya investasi system sebesar 7,0 10,0
US$/Wp, sedangkan biaya energi berkisar Rp 1000,- - Rp 1500,-/kWh.
SEKIAN