TES FUNGSI HATI

(TFH)

A.A. WIRADEWI LESTARI

KEGUNAAN
TFH
1. DETEKSI KELAINAN FUNGSI
2. MENENTUKAN PENYEBAB ( DX SPESIFIK )
3. BERAT PENYAKIT ( PROGNOSIS )
4. EVALUASI TERAPI

KETERBATASAN
TFH
1. TIDAK ADANYA SPESIFISITAS
2. FUNGSI METABOLIK HATI BERANEKA
RAGAM
3. KAPASITAS CADANGAN BESAR

SEKELOMPOK TEST

MACAM-MACAM TFH :
1. BILIRUBIN DARAH
(DIREK/INDIREK)
2. BILIRUBIN URINE
3. UROBILIN URINE
4. ALBUMIN, GLOBULIN
5. KERUSAKAN SEL HATI (SGOT/AST
DAN
SGPT/ALT)
6. ALP
7. GGT
8. AFP

KEGUNAAN TFH
1. GANGGUAN FH
A. - UPTAKE
- KONJUGASI
- EKSKRESI
B. SINTESIS
2. KERUSAKAN SEL
3. KOLESTASIS
4. ETIOLOGI
5

RES
SDM YG IMMATURE DALAM
SUTUL, MYOGLOBIN,
CYTOCHROME CATALASE.

GLOB.
HEME
FE
CO
BILIVERDIN
BILIRUBIN ~

BILI)

ACID

HB

y&z
HATI

ALBUMIN (UNCONJUGATED

KONJUGASI DGN GLUCURONIC

GINJAL
CONJUGATED BILI.
URINE

TINJA

KUMAN
UROBILINOGEN
(STERCOBILINOGEN)

USUS

2. BILIRUBIN URINE
( + ) SELALU KELAINAN FAAL
HATI
DX DINI HEPATITIS VIRUS ( + )
SEBELUM IKTERUS
SEBELUM BILI TOTAL

BILI DIREK

PADA FASE PENYEMBUHAN ( - )

SEBELUM BILI SERUM NORMAL
7

3. UROBILIN URINE

PADA :
PRODUKSI BILI
KONSTIPASI
GANGGUAN FAAL HATI YANG
MENGGANGGU EHC.

PADA :
OBSTRUKSI SAL. EMPEDU
- INTRA HEP.
- EXTRA HEP.
FLORA USUS
DIARE
GANGGUAN FAAL GINJAL.
ARTI
PENTING
PADA
PENDERITA
IKTERUS UROBILI ( -) OBSTRUKSI .
8

5. KERUSAKAN SEL HATI

NEKROSIS OLEH KARENA TOKSIN ENZYM

TRANSAMINASE
HEPATITIS VIRUS TRANSAMINASE
CHOLESTASIS, SIROSIS TRANSAMINASE

YANG BANYAK DIPAKAI :

SGOT ( Serum Glutamic Oxalocetic Transaminase ) =

AST ( Aspartate Transaminase )

JANTUNG, HATI, OTOT-OTOT SKELET,
GINJAL, PANKREAS.
SGPT ( Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) =
ALT ( Alanine Transaminase )
HATI, JANTUNG, GINJAL, OTOT SKELET.
9

MEMBEDAKAN PENYAKIT HEPATOBILIAIR

> 10 x

BATAS ATAS NORMAL

KERUSAKAN SEL HATI AKUT.

< 10 x BATAS ATAS NORMAL

KERUSAKAN SEL HATI
MENAHUN, KOLESTASIS,
PENYAKIT HATI INFILTRATIF.

10

BILA TIDAK TERLALU TINGGI

SERING DIPAKAI RATIO SGOT / SGPT
( DE RITIS )
<
>

1
KERUSAKAN
1
KERUSAKAN
SIROSIS

DASAR
SGPT
SGOT

HATI
HATI

AKUT.
MENAHUN /

TEORI :
KERUSAKAN MEMBRAN.
KERUSAKAN ORGANEL.
11

6. ALKALI PHOSPHATASE
( ALP )

JARINGAN : TULANG, USUS

HALUS, HATI, PLACENTA.
PADA ANAK 2 3 X DEWASA.

INDIKATOR YANG PEKA

KOLESTASIS

INTRA HEP.
EXTRA HEP.

PENYAKIT HATI INFILTRATIF O.K. TUMOR/

GARNULOME.

KOLESTASIS BIASANYA > 3 x BATAS ATAS

NORMAL.
12

JUGA PADA KEADAAN BUKAN

PENYAKIT HATI.
(PENYAKIT PAGET, METASTASE
TUMOR- TULANG, HODGKIN TK. I
& II, PYELONEPHRITIS AKUT )

13

7. GAMMA GLUTAMYL
TRANSPEPTIDASE
(GGT)

TERDAPAT
PADA
JARINGAN
HATI,
SISTEM EMPEDU DAN GINJAL.
INDIKATOR PEKA KOLESTASIS
TIDAK SPESIFIK OLEH KARENA

PADA :
PENYAKIT NEUROLOGIK
POST INFARK MIOKARD.
OBAT YANG MERANGSANG PROD.
ENZIM (ANTICONVULSANT,
BARBITURAT, ALKOHOL)
14

8. FETOPROTEIN
(AFP)

JAR. HATI EMBRIONAL,

YOLKSEC & USUS JANIN

TERDAPAT DALAM SERUM BAYI SAMPAI

UMUR 6 MINGGU.

TERDETEKSI PADA :
40 80 % HEPATOMA
1/3 TERATOBLASTOMA
15

INTERPRETASI. TFH

BILI

1.
2.

PRODUKSI
EKSKRESI
- KERUSAKAN HEPATOSELULER
- KOLESTASIS

ALT KERUSAKAN HEPATOSELULER

- HEPATITIS
- OBSTRUKSI YANG LAMA
- SIROSIS
- INFILTRASI
16

ALP

KOLESTASIS

OBSTRUKSI
SIROSIS
INFILTRASI

GT

KOLESTASIS
INDUKSI ENZIM

ALB GANGGUAN FUNGSI

HEPATOSELULER BERAT
( SIROSIS, KEGAGALAN HATI ).

GLOBULIN

SIROSIS
HEPATITIS KRONIK
17

GANGGUAN HATI
KLASIFIKASI :
-

KONGINETAL

HEPATITIS

SIROSIS

ANOKSIA

INFILTRASI

18

HIPERBILIRUBINEMIA
IKTERUS
SERING
MERUPAKAN
MANIFESTASI
KLINIK
DINI
PENYAKIT
HEPATOBILIER,
TIDAK
SELALU

PATOLOGIS HATI.
PATOLOGIS HATI DAPAT TANPA IKTERUS
DIBAGI :
1. PREHEPATIK
2. HEPATIK ( PENYAKIT HEPATOSELULER )
3. POST HEPATIK (KOLESTASIS
OBSTRUKSI)
SERING
TUMPANG
TINDIH
DIANTARA
19
KETIGA BENTUK.

1. IKTERUS PREHEPATIK
SEBAB :
1. PRODUKSI BILI
2. HIPERBILIRUBINEMIA
KONGENITAL

20

2. IKTERUS HEPATOSELULER
BENTUK MURNI OLEH KARENA
KERUSAKAN SEL HATI
( HEPATITIS ), TETAPI DAPAT TERJADI
PADA GANGGUAN KONJUGASI ATAU
OBSTRUKSI INTRA HEPATIK ( SIROSIS,
SPACE OCCUPYING LESIONS ).

21

3. IKTERUS POSTHEPATIK
( KOLESTASIS )
ALP
BILI N /
( TERGANTUNG BERATNYA OBSTRUKSI )

22

HEPATITIS

1. AKUT
- VIRUS
- HEPATOTOKSIN
ALKOHOL, PARASETAMOL
2. KRONIK
- KRONIK AKTIF
- KRONIK PERSISTEN

23

S I R O SI S

COMPENSATED PHASE

GANGGUAN TFH MIN.

ACTIVE PHASE :
- NEKROSIS PROGRESIF
( ALT )
- FIBROSIS KOLESTASIS
( ALP , BILI )
DECOMPENSATED PHASE :

ABNORMAL TRANSAMINASE BERAT

HIPO ALBUMIN
HIPERBILIRUBIN

( GAGAL HATI )

24

PENYAKIT HATI
ALKOHOLIK
TERGANTUNG

LAMA

JUMLAH
PEMAKAIAN ALKOHOL YANG BANYAK
1. PERUBAHAN ENZIM PLASMA TANPA
PENYAKIT HATI
2. PERLEMAKAN HATI +
HEPATOMEGALI
3. HEPATITIS ALKOHOLIK
4. SIROSIS ( 10% )
25

CONDITION ASSOCIATED WITH NASH

Acquired conditions
- Obesity
- Diabetes mellitus
- Hyperlipidemia
- Rapid weight loss
- Total parenteral nutrition

Other conditions
- Drugs
- Small bowel diverticulum
with bacterial overgrowth

Surgical procedures
- Extensive small bowel reserction
- Jejunoileal bypass
- Gastropexy for weight reduction
26

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Laboratorium untuk membedakan
jaundice :
Penyakit
Urine
Stoo
Bilirubin
l
serum
Bilirub Urobi
Direk Indire
in
linoge
k
n

Hepatitis
virus

N/

Intrahepati
k
kolestasis

N/

Puca
t

Sirosis

N/

N
<
>
indire direk
k
27

<2% = low
2% 7% = intermediate
8% = high

28

Indonesia High Prevalence of

Hepatitis B & C
Reported : around 30 million people suffer
from the diseases.
50 % (15.000.000) chronic liver disease
10 % menjadi liver fibrosis, liver cancer
1.500.000 people have a risk for liver cancer
13 out of 33 provinces in Indonesia are of high
prevalence of hepatitis; Central Sulawesi and
East Nusa Tenggara being on top of the list.
29

30