PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah menjadi kesepakatan para ahli kesehatan masyarakat bahwa
sasaran atau klien dari kesehatan masyarakat adalah bukan individu, melainkan
kelompok, komunitas atau masyarakat yang sehat. Kelompok atau komunitas ini
berada dalam suatu setting atau tatanan, misalnya: sekolah, wilayah administrasi
pemerintahan, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, dan sebagainya. Di
samping itu ada tatanan institusi pelayanan, tempat kerja, dan sebagainya. Tujuan
utama kesehatan masyarakat adalah mencegah agar masyarakat di berbagai
tatanan tersebut mampu mencegah terjadinya penyakit, masalah, kesehatan, dan
kecelakaan, serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.
Salah satu tatanan yang sangat penting yang mempunyai jangkauan luas
adalah tatanan atau tempat kerja. Implementasi kesehatan masyarakat di tempat
kerja yang selanjutnya disebut Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat
dengan K3 sangat penting. Bukan hanya karena populasinya sangat benar, tetapi
tempat kerja terutama perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan
masyarakat sehari-hari, berpotensi untuk menimbuilkan gangguan kesehatan
masyarakat. Di samping itu, tatanan tempat kerja terutama industri merupakan
jantung perekonomian mayarakat dewasa ini mengalami perubahan yang cepat
yang mau tidak mau akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya
kesehatan.
Perubahan yang nyata dalam tatanan ekonomi dunia sekarang ini adalah
terjadinya proses globalisasi di segala aspek kehidupan ekonomi, dimana batasbatas antarnegara makin transparan dan kabur. Hal ini berpengaruh terhadap
sistem perdagangan dunia, persaingan dunia makin keras dan arus barang
produksi antarkawasanmakin meningkat. Standar dan norma-norma global
menjadi persyaratan utama para praktisi industri antarnegara untuk tetap mampu
meningkatkan daya saing, menciptakan nilai-nilai unggul, meningkatkan efisiensi
dan menekan biaya produksi serta kualitas barang produksi.
Barang hasil produksiyang diekspor harus memenuhi standar yang berlaku
di pasaran internasional. Oleh karena itu terbentuklah International Standard
Organoization (ISO) dengan tujuan meningkatkan mutu produksi, manutu
1
lingkungan dan mutu manusia yang terlibat dalam produksi itu. Tenaga kerja yang
dalam hal ini termasuk dari bagian yang terkena dampak globalisasi juga
diharapkan dapat meningkatkan daya saing, mampu bekerja secara produktif dan
bekerja sesuai dengan prosedur sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti kecelakaan.
Sebagai gambaran, saat ini ILO mengestimasikan terdapat 125 juta kasus
cedera serius dengan lebih sebulan absen kerja yang sebagaian besar
menyebabkan penurunan kapasitas kerja. Selama tahun 2000 saja di Indonesia
tercatat 66.367 kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal 4.142 orang
(Kompas, 17 September 2002). Kejadian kecelakaan walau bagaimana pun
kecilnya akan berdampak pada kualitas produksi. Pemerintah dalam hal ini
melalui Permenaker No Per05/Men/1996 mengeluarkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3 bagi industri di Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi ini.
Meskipun demikian, maksud baik pemerintah ini tidak langsung diterima
secara otomatis oleh berbagai pihak yang justru menjadi target pelaksana
peraturan tersebut . Terbukti dari hasil penilaian audit SMK3 yang dilaksanakan
pada lebih 2000 perusahaan yang ada di Indonesia, hanya 21 perusahaan saja yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa rumusan
masalah, yaitu :
1. Apa pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Bagimana sistem manajemen dari keselamatan dan kesehatan kerja?
3. Bagaimana penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja?
C. Tujuan Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa jurusan keperawatan
dapat mengerti dan memahami tentang :
1. Pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Sistem manajemen dari keselamtan dan kesehatan kerja.
3. Penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini kami susun dengan sistematika dasar yaitu sebagai berikut :
BAB I
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkembangan pesat industry mendorong penggunaan mesin, peralatan
kerja dan bahan kimia dalam proses produksi semakin meningkat. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat memberikan kemudahan dalam proses produksi,
meningkatnya produktivitas kerja, dan meningkatnya jumlah tenaga kerja. Dengan
demikian, banyak pula masalah ketenagakerjaan yang timbul termasuk dalamnya
masalah masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Seperti meningkatnya
jumlah ragam sumber bahaya ditempat kerja, peningkatan jumlah maupun
keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan.
1. Batasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan ialah suatu kondisi yang bebas dari risiko yang
relative sangat kecil dibawah tingkatan tertentu. Sedangkan risiko adalah
tingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan
kecelakaan dan derajat intensitas bahaya tersebut (HIPSMI,1994). The
joint ILOA / VHO committee on Ocupational Health tahun 1990
menetapkan batasan dan tujuan kesehatan kerja sbb :
a. Memberikan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan ke
tingkat yang setinggi tingginya, baik fisik. Menal, maupun
kesejahteraan sosial masyarakat pekerja di semua lapangan pekerajaan
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh kegiatan atau kondisi lingkungan kerjanya
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
factor-fakor yang membahayakaan kesehatan
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerja yag
sesuai kemampuan fisik dan psikis.
Sedangkan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan,
datang tiba-tiba dan tidak terduga, yang dapat menyebabkan kerugian pada
manusia, perusahaan dan masyarakat serta lingkungan. Kecelakaan akibat
kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja di
perusahaan (Sumamur, 1986). Hubungan kerja disini berarti bahwa
kecelakaan terjadi karena pekerja atau pada waktu melaksanakan
1-10-30-600, yang
yang
didokumentasikan
akan
memudahkan
dalam
kegiatan
yang
kegiatan
Serikat
dengan
tokohnya
Frank
Bird
mengembangkan
yng
menimbulkan
cedera
atau
kejadian
yang
tidak
Komitmen &
Kebijakan
Manajemen
Pengukuran &
Evaluasi
Perencanaan
SMK 3
Penerapan SMK3
yang
mempunyai
tanggung
jawab,
11
tingkat
risiko
yang
merupakan
tolok
ukur
12
atau
tidak
menggunakan
peralatan
yang
menimbulkan risiko.
Substitusi Peralatan atau Material, dengan melakukan
desain ulang terhadap peralatan apabila eliminasi tidak
mnungkin dilakukan.
Substitusi Metode, apabila kedua langkah diatas tidak
mungkin dilakukan maka pengendalian dilakukan dengan
jalan mengubah atau merekayasa metode atau peralatan
Kecil 64 kriteria
perusahaan
0-59%
60-84%
Tindakan hukum
Bendera perak
Tindakan hukum
Bendera perak
Tindakan hukum
Bendera perak
15
85-100%
Sertifikat
Bendera emas
Sertifikat
Sertifikat
Bendera emas
Sertifikat
Sertifikat
Bendera emas
Sertifikat
16
17
19
2012.
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja.
Available
at
20