PETUNJUK PRAKTIKUM
MATA KULIAH
BIOLOGI DASAR I
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Semester Gasal 2013/2014
Penyusun:
Ardhini R Maharning, MSc, PhD
Yulia Sistina, MSc, PhD
Waktu
Acara Praktikum
Substansi
Tempat
Asistensi Praktikum
Acara 4. Mekanisme
Evolusi 1: Gene Pool (4%)
Responsi (3%)
- Membedakan sel
prokariotik dari sel
eukariotik
- Membedakan sel
hewan dari sel
tumbuhan
- Menyusun hipotesis
(eksperimen)
- Mengamati aktivitas
sel membran plasma
(hipertonik dan
hipotonik)
- Menyusun research
question
- Mengambil data alel
dalam populasi
- Membahas frekuensi
alel
- Menyusun research
question
- Mengenali
perkerabatan
organisme
Teori dan pengamatan
Memahami konsepkonsep melalui tayangan
animasi, latihan dan
diskusi
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Lab.
Pengajaran I
Kompetensi Praktikum
No Kompetensi Praktikum
Acara
1.
Asistensi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mekanisme Evolusi 1
dan 2: Gene Pool; dan
Perkerabatan
Organisme
Mekanisme Teori
Evolusi 1 dan 2: Gene
Pool; Perkerabatan
Organisme
Tutorial
Discovery Science
Discovery science, disebut juga sains deskriptif, mendeskripsikan struktur alamiah
dan prosesnya seakurat mungkin melalui observasi yang cermat dan analisis data.
Sebagai contoh, menyusun pemahaman tentang struktur sel dan database genome dari
berbagai spesies dilakukan melalui pendekatan discovery science.
Tipe Data. Observasi adalah penggunaan indra untuk memeperoleh informasi, secara
langsung atau tidak langsung menggunakan bantuan peralatan seperti mikroskop (untuk
memperjelas indra). Observasi yang didokumentasikan disebut data. Dengan kata lain,
data adalah komponen infromasi yang menjadi dasar dari investigasi ilmiah.
Istilah data memberikan konotasi angka, namun data juga bersifat kualitatif dalam
bentuk rekaman deskripsi dan bukan ukuran dalam angka. Sebagai contoh, Jane Goodall
menghabiskan beberapa dekade untuk merekam observasi yang dilakukannya pada
tingkah laku simpanse selama penelitian lapangan di hutan Gambia, Africa. Jane juga
mendokumentasikan observasinya dalam bentuk foto dan film. Bersamaan dengan
pengambilan data kualitatif ini, Jane juga mengumpulkan data kuantitatif dalam
pengamatan tingkah laku simpanse.
Induksi dalam Discovery Science. Discovery science dapat mengarahkan
pengambilan kesimpulan berdasarkan logika yang disebut induksi. Melalui induksi,
generalisasi diambil berdasarkan sejumlah besar observasi yang bersifat spesifik. Sebagai
contoh, semua organisme tersusun atas sel, yang generalisasinya didasarkan pada
penemuan para biolog selama dua abad terhadap spesimen biologi yang diamati dibawah
mikroskop. Observasi yang cermat dan teliti serta analisis data dari discovery science
bersama dengan induksi merupakan dasar terhadap pemahaman tentang alam.
Hypothesis-based Science
Observasi dan induksi dari discovery science memotivasi para ilmuwan dalam
mencari penjelasan dan penyebab terjadinya suatu fenomena alam. Sebagai contoh,
apakah yang menyebabkan akar tanaman tumbuh ke bawah sedangkan batang tumbuh ke
atas? Di dalam sains, investigasi pada umumnya memerlukan penyusunan dan pengujian
hipotesis.
Peran hipotesis dalam investigasi ilmiah. Di dalam sains, hipotesis adalah
jawaban tentatif terhadap sebuah pertanyaan yang berkerangka jelas. Hipotesis pada
umumnya merupakan dugaan terpelajar yang didasarkan pada pengalaman dan data yang
disediakan oleh discovery science. Hipotesis ilmiah mengarah pada prediksi yang bisa
diuji dengan cara melakukan tambahan observasi atau melakukan eksperimen.
Kita semua menggunakan hipotesis dalam memecahkan masalah sehari-hari.
Sebagai contoh, senter Anda tidak menyala pada saat Anda butuhkan karena terjadi
pemadaman listrik pada malam hari (observasi). Pertanyaannya adalah:
Mengapa senternya tidak menyala?
Terdapat dua hipoteses berdasarkan pengalaman Anda yaitu
(1) batu baterai di dalam senter tersebut sudah mati,
(2) lampu pada senter sudah mati.
Tiap-tiap hipotesis tersebut mengandung prediksi yang bisa diuji dengan percobaan.
Hipotesis batu baterai mati memprediksi jika batu baterai diganti maka masalah akan
terpecahkan. Figure 1.24 menyajikan diagram dari investigasi senter. Hypothesis-based
science berawal dari kecenderungan manusia untuk memecahkan masalah dengan trial
dan error.
Deduksi: Logika dalam hypothesis based science (Jika.....maka). Suatu tipe logika
yang disebut deduksi dibangun di dalam hypothesis-based science. Deduksi berlawanan
dengan induksi. Dalam deduksi, logika mengalir dari arah yang berlawanan, dari umum
(general) ke spesifik. Sebagai contoh,
jika seluruh organisme tersusun dari sel-sel (premise 1),
dan manusia adalah organisme (premise 2),
maka manusia tersusun tas sel-sel (prediksi deduktif tentang kasus spesifik).
Didalam hypothesis-based science, deduksi pada umumnya mengambil bentuk prediksi
dari hasil suatu eksperimen atau observasi yang akan didapatkan apabila premise yang
diajukan benar. Hipotesis kemudian diuji dengan eksperimen atau observasi untuk
melihat jika hasilnya seperti yang diprediksikan. Pengujian deduksi ini mengambil
bentuk logika If... Then (Jika... Maka). Dalam kasus senter diatas, hipothesis yang
disusun lengkap menjadi: Jika hipotesis batu baterai mati adalah benar dan Anda
mengganti batu baterai dengan yang baru, maka senter akan menyala.
Acara 1. Mikroskop
Walaupun Anda bekerja berkelompok, Anda bertanggung jawab
atas pekerjaan dan tugas Anda sendiri.
Pergunakanlah kalimat yang Anda susun sendiri untuk menghindari plagiasi
Mikroskop
Mikroskop adalah alat laboratorium yang paling banyak dikenal dan digunakan,
namun sedikit sekali yang mengetahui tentang mikroskop. Terdapat bermacam-macam
jenis mikroskop tetapi mikroskop yang digunakan dalam praktikum di laboratorium
adalah mikroskop cahaya yang disebut juga mikroskop bright-field atau mikroskop
gabungan. Mikroskop cahaya yang pertama kali dikembangkan hanya terdiri atas
rangkaian lensa yang saling berdekatan. Sekarang rangkaian lensa tersebut telah
dikembangkan dengan menggabungkan beberapa lensa yang letaknya memiliki jarak satu
sama lain sehingga disebut compound microscope.
Secara prinsip mikroskop cahaya terdiri atas :
-
kondenser yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada spesimen yang diamati
meja benda berfungsi untuk meletakkan spesimen
diafragma
lensa obyektif yaitu lensa yang menghadap spesimen
lensa okuler yaitu lensa yang menghadap mata pengamat
tombol penggeser spesimen
tombol makrometer
tombol mikrometer
Kemampuan lensa atau sistem optik mikroskop dalam menunjukkan detail obyek
yang berdekatan satu sama lain disebut kemampuan resolusi. Kemampuan resolusi mata
normal tanpa alat bantu adalah 0.1 mm. Mikroskop cahaya memiliki kemampuan resolusi
hingga 0,1 m. Hal ini berarti dua titik berjarak 0,1 m dapat dibedakan oleh mikroskop
sebagai dua titik. Dengan kata lain kekuatan resolusi (D) mikroskop cahaya tersebut
adalah 0,1 m. Besarnya D tergantung pada komponen fisik lensa mikroskop (yang
terbuat dari gelas pada mikroskop cahaya), numerical aperture (NA), dan panjang
gelombang () penyinaran yang digunakan. Jika NA meningkat karena pengaruh sudut
masuknya cahaya oleh lensa gelas maka kemampuan lensa mengumpulkan sinar, juga
meningkat.
menggunakan elektron sebagai ganti sinar untuk menghasilkan gambaran spesimen yang
dibesarkan.
Mikroskop cahaya, tergantung jenis dan kemampuannya, dapat membesarkan
obyek 1000 kali atau tertinggi 2000 kali. Mikroskop elektron dapat membesarkan
spesimen 100 000 hingga 200 000 kali. Spesimen yang dapat diamati di bawah
mikroskop cahaya harus tipis, agar sinar dapat menembus spesimen yang diamati. Ketika
sinar menembus spesimen, sistem optik mikroskop akan meneruskan dan/atau
mengubahnya sesuai dengan indek biasnya sehingga dihasilkan kontras yang
menunjukkan detail spesimen yang diperbesar gambarannya oleh sistem optik mikroskop.
Perbesaran mikroskop ditunjukkan oleh kemampuan lensa-lensa pembesar yang
menyusun mikroskop. Jadi kemampuan mikroskop membesarkan obyek adalah
perbesaran atau penambahan penampakan ukuran obyek dilihat dengan mikroskop
dibandingkan dengan ukuran aslinya dilihat tanpa mikroskop.
Sebagai akibat kemampuan membesarkan, luas area lapang pandang atau luas
area yang dapat diamati mata pada satu lapang pandang menjadi terpengaruh. Semakin
tinggi suatu perbesaran maka semakin sempit pula area lapang pandang mata dalam satu
pengamatan.
Mikroskop cahaya tidak dapat menghasilkan kontras yang baik pada spesimen
segar dan oleh karena itu untuk memperoleh kontras yang lebih baik digunakan pewarna
jaringan spesimen. Mikroskop cahaya adalah alat yang baik untuk membesarkan dan
mengamati detail obyek yang perlu diamati.
10
Catatan Penting
1. Gunakan perbesaran yang paling lemah terlebih dahulu
2. Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah bayangan terbalik
3. Jika jarak antara lensa dengan obyek terlalu dekat, maka berhati-hatilah dalam
mencari fokus. karena dapat memecahkan kaca penutup maupun obyek pengamatan
4. Nyalakan lampu pada mikroskop sesuai kebutuhan.
11
Tujuan umum dari acara ini adalah bahwa mahasiswa dapat membedakan dua tipe
sel berdasarkan strukturnya, serta membedakan sel hewan dari sel tumbuhan Adapun
tujuan khususnya adalah agar mahasiswa dapat (i) mengenal berbagai macam bentuk sel,
dan (ii) menyebutkan bagian-bagian sel yang terlihat, dan mampu mengamati perbedaan
antara sel prokariot dan sel eukariot
sel tumbuhan memiliki organel khusus kloroplast yang melakukan fotosintesis. Banyak
pula sel tumbuhan yang memiliki vakuola sentral yang besar, sebagian lagi memiliki satu
atau lebih vakuola yang lebih kecil. Salah satu fungsi vakuola ini adalah melakukan
fungsi seperti lisosom pada sel hewan. Struktur lain yang hanya terdapat pada sel
tumbuhan adalah dinding sel, dan plasmodesmata.
13
Membran Sel
Semua sel dibungkus oleh membran fosfolipid dan protein merupakan komponen
utama dari membran sel walaupun karbohidrat juga merupakan komponen penting. Fluid
mosaic model menjelaskan bahwa membran sel berbentuk cairan dan memiliki mosaik
protein yang bervariasi yang menyisip atau menempel pada lapisan ganda (bilayer)
fosfolipid.
Membran sel bukan merupakan lembaran statis dari molekul-molekul yang
menetap pada suatu tempat. Keutuhan sebuah membran dipertahankan oleh adanya
interaksi hidrofobik. Sebagian besar lipid dan beberapa jenis protein dalam membran
dapat berpindah secara lateral maupun secara transversal walaupun sangat jarang terjadi.
Perpindahan secara lateral dari fosfolipid dalam membran sel terjadi dengan sangat cepat.
Fosfolipid berpindah posisi selama 107 kali per detik (berarti dapat berpindah sekitar 2
um, seperti panjang bakteria, dalam 1 detik). Protein pada membran sel berukuran lebih
besar daripada lipid membran sel sehingga bergerak lebih lambat (sebagian besar protein
membran adalah menetap).
Membran harus berbentuk cairan agar dapat berfungsi dengan baik. Jika membran
membeku, permeabilitasnya berubah dan protein enzim pada membran menjadi tidak
aktif. Komposisi lipid dalam membran sel dapat berubah sebagai bentuk penyesuaian
terhadap perubahan cuaca. Sebagai contoh, pada tumbuhan yang toleran cuaca dingin,
prosentasi fosfolipid tak jenuh meningkat pada saat musim gugur dimana temperatur
menurun (suatu bentuk adaptasi yang melindungi membran memadat).
Membran memiliki sekumpulan protein yang tertanam pada cairan matriks lipid
bilayer. Lebih dari 50 macam protein ditemukan pada membran sel darah merah.
Fosfolipid memang merupakan materi membran tetapi proteinlah yang menentukan
sebagian besar dari fungsi membran. Sel yang berbeda memiliki kelompok protein
membran yang berlainan. Terdapat dua kelompok protein membran yaitu protein integral
dan protein peripheral. Protein integral menembus bagian hidrofobik dari lipid bilayer
pada membran sedangkan protein peripheral hanya melekat secara lepas pada permukaan
membran.
14
15
16
Tujuan dari praktikum ini adalah bahwa mahasiswa dapat menyusun perkerabatan
organisme dan memutuskan urutan kemunculan organisme dengan menggunakan metode
yang paling sederhana.
Radiasi Adaptif
Radiasi adaptif adalah hasil akhir dari suatu proses evolusi, dimana bentuk nenek
moyang menjadi beragam sejalan dengan penyebarannya dan beradaptasi pada habitat
yang luas dan beragam. Salah satu spesies dari nenek moyang tersebut hidup pada
lingkungan baru dan berkembang; dan selama periode waktu tertentu spesies baru dapat
terbentuk. Beberapa individu dari spesies baru ini mampu berpindah pada habitat baru
sehingga memungkinkan terbentuknya spesies yang lebih baru lagi.
Kelompok moluska merupakan contoh yang paling baik bagi terjadinya radiasi
adaptif. Moluska memiliki cara hidup yang bervariasi seperti membenamkan diri dalam
pasir, berenang di laut, merangkak di antara batu-batu dan bersembunyi di bawahnya,
menangkap ikan, menyerang paus dan hidup sebagai parasit pada sea urchin. Berjuta-juta
tahun yang lalu, organisme pertama yang dikenal sebagai moluska muncul. Organisme
ini memiliki tubuh kecil, merangkak, dan diduga hidup dengan memakan algae yang
tumbuh di batu-batuan. Dari organisme awal ini terjadi evolusi dengan beberapa arah
(disebut garis radiasi). Tiga kelompok utama adalah (i) bivalvia, (ii) gastropoda, dan (iii)
chepalopoda.
Pohon Filogenetik
Pada praktikum ini akan digambarkan suatu rekonstruksi pohon filogenetik
menggunakan unweighted pair group method with arithmetic mean (UPGMA) yang
merupakan metode paling simpel. Sebagai contoh, akan digunakan data sekuen asam
amino dari protein yang terdapat pada spesies yang akan dibuat pohon filogenetiknya.
Data lain seperti sekuen nukleotida gen juga dapat digunakan dalam metode ini.
Metode UPGMA dilakukan dengan menghitung jumlah perbedaan yang terdapat
dalam karakter (seperti sekuen asam amino dari protein tertentu) di antara suatu
kelompok spesies. Perbedaan-perbedaan ini kemudian digunakan untuk merekonstruksi
pohon filogenetik dimana spesies dengan perbedaan yang paling sedikit dikelompokkan
lebih dekat daripada spesies-spesies yang memiliki lebih banyak perbedaan.
Untuk memberi gambaran, diambil contoh sekuen asam amino enzim X dari
empat spesies (A, B, C, dan D). Perbedaan asam amino enzim antar spesies disajikan
pada Tabel 6.1.
17
A
B
C
D
2
5
7
Spesies
B
7
9
14
Pada contoh di atas terdapat 2 perbedaan asam amino antara protein X spesies A
dan B, 5 perbedaan antara A dan C, dan seterusnya. Dalam menyusun pohon filogenetik,
perbedaan tersebut diterjemahkan menjadi ukuran jarak antar spesies pada pohon
filogenetik. Dua spesies pertama yang dikelompokkan dalam contoh di atas adalah yang
memiliki perbedaan paling kecil, yaitu antara spesies A dan B (2 perbedaan). Notasi yang
digunakan untuk menyatakan nilai perbedaan antara A dan B adalah dAB. Pada pohon
filogenetik, titik cabang diletakkan antara A dan B pada jarak dAB/2 (lihat Gambar 6.1a).
A dan B kemudian dianggap sebagai unit kelompok tunggal, yang kemudian
dibandingkan dengan C dan D. Jarak AB dari C atau jarak AB dari D dihitung dengan
mengambil rata-rata perbedaan A dan B dari C, dan rata-rata perbedaan A dan B dari D
d(AB)C = (dAC + dBC)/2
d(AB)D = (dAD + dBD)/2
Diketahui perbedaan antara A dan C adalah 5, dan perbedaan antara B dan C adalah 7,
maka
d(AB)C = (5 + 7)/2 = 6
Diketahui perbedaan antara A dan D adalah 7, dan perbedaan antara B dan D adalah 9,
maka
d(AB)D = (7 + 9)/2 = 8
Penghitungan di atas menunjukkan bahwa dibandingkan dengan D, C lebih dekat
dengan kluster AB (6), sehingga C menjadi spesies berikutnya pada pohon filogenetik.
ABC kemudian membentuk kluster baru, yang dianggap sebagai unit tunggal. Panjang
cabang C didapatkan dengan menghitung
d(AB)C/2 = 6/2 = 3
Jadi, tiap-tiap cabang memiliki panjang 3 unit.
Langkah terakhir konstruksi pohon filogenetik adalah menambahkan cabang
untuk spesies D. Panjang cabang D dihitung dengan cara (lihat Gambar 6.1c):
d(ABC)D = [(dAD + dBD + dCD)/3]/2
d(ABC)D = [(7 + 9 + 14)/3]/2 = 5
18
1
2
2
3
C
5
D
(b). d(AB)C
(c). d(ABC)D
(a). dAB
Gambar 6.1. Diagram konstruksi pohon filogenetik menggunakan metode UPGMA
19
LAMPIRAN
1. Gambar untuk Acara 1. Mikroskop
20
21
22
Mantle
Coelom
Hinge area
Gut
Heart
Digestive
gland
Adductor
muscle
Anus
Mouth
Excurrent
siphon
Shell
Palp
Foot
Water
flow
Mantle
cavity
Gonad
Gill
Incurrent
siphon
23
24
25